32. Lain-Lain

【1】

Muwatha' Malik 1374: Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Yahya berkata: telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah Al Anshari] dari [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa: "Ya Allah, berkahilah mereka dalam timbangan-timbangan mereka, berkahilah sha' dan mud mereka." yaitu penduduk Madinah.

【2】

Muwatha' Malik 1375: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] berkata: "Dahulu jika orang-orang melihat awal musim buah, mereka membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengambilnya, beliau berdoa: "Ya Allah, berkahilah buah-buah kami, berkahilah Madinah kami, berkahilah kami dalam takaran kami dan berkahilah kami dalam mud kami. Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim adalah hamba-Mu, kekasih-Mu dan Nabi-Mu. Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu dan Nabi-mu. Ibrahim berdoa kepada-Mu untuk Makkah dan aku berdoa kepada-Mu untuk Madinah seperti apa yang dia doakan untuk Makkah." Kemudian beliau mendoakan seorang anak yang paling kecil yang beliau lihat, lalu beliau memberi anak itu dari buah tersebut.

【3】

Muwatha' Malik 1376: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Qathan bin Wahb bin 'Umair bin Al Ajda'] bahwa [Yuhannas] mantan budak Zubair bin Awwam mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah duduk di samping Abdullah bin Umar ketika terjadi fitnah, kemudian budak wanitanya datang dan mengucapkan salam kepadanya. Setelah itu budak tersebut berkata: "Aku ingin keluar wahai Abu Abdurrahman, waktu kini sudah semakin berat dan sulit bagi kami." [Abdullah bin Umar] berkata kepadanya: "Duduklah bodoh, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Tidaklah seseorang bersabar atas besar dan kerasnya (kehidupan di Madinah), kecuali saya akan memberinya syafa'at atau saksi pada Hari Kiamat'."

【4】

Muwatha' Malik 1377: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah] berkata: seorang badui membaiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam atas Islam, lalu orang badui itu terkena demam di Madinah. Badui itu kemudian menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Ya Rasulullah, batalkanlah baiatku." Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menolaknya. Badui itu mendatangi beliau lagi dan berkata: "Batalkanlah baiatku." Beliau tetap menolaknya. Maka pergilah orang badui itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: "Sesungguhnya Madinah ini seperti al kir: menghilangkan kotorannya dan meninggalkan aroma semerbaknya."

【5】

Muwatha' Malik 1378: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] ia berkata: Aku mendengar [Abu Al Hubab Sa'id bin Yasar] berkata: Aku mendengar [Abu Hurairah] berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku diperintahkan (untuk mendiami) sebuah kampung yang mencakup desa-desa lain, mereka menyebutnya Yatsrib, ia adalah kota yang akan menyingkirkan orang-orang sebagaimana al kir menghilangkan kotoran besi."

【6】

Muwatha' Malik 1379: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seseorang keluar dari Madinah karena membencinya, kecuali Allah akan menggantikan bagi (Madinah) yang lebih baik dari orang tersebut."

【7】

Muwatha' Malik 1380: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] dari [Abdullah bin Az-Zubair] dari [Sufyan bin Abu Zuhair] berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Negeri Yaman akan ditaklukkan lalu datanglah suatu kaum kepada mereka, mengusir penduduknya, dan pergilah mereka dengan keluarga-keluarga mereka bersama orang-orang yang mengikutinya padahal Madinah lebih baik bagi mereka jika saja mereka tahu. Negeri Syam akan ditaklukkan lalu datanglah suatu kaum kepada mereka, mengusir penduduknya, dan pergilah mereka dengan keluarga-keluarga mereka bersama orang-orang yang mengikutinya, padahal Madinah lebih baik bagi mereka andai mereka tahu. Negeri Iraq akan ditaklukkan, lalu datanglah suatu kaum kepada mereka, mengusir penduduknya, dan pergilah mereka dengan keluarga-keluarga mereka bersama orang-orang yang mengikutinya, padahal Madinah lebih baik bagi mereka andai mereka tahu."

【8】

Muwatha' Malik 1381: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ibnu Himas] dari [Pamannya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh Madinah akan di tinggalkan dengan segala apa yang terbaik di dalamnya hingga masuklah seekor anjing atau serigala. lalu hewan itu mengencingi pada sebagian tiang-tiang masjid atau mimbarnya." Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, untuk siapakah buah-buahan pada masa itu?" Beliau bersabda: "Untuk burung-burung dan hewan buas."

【9】

Muwatha' Malik 1382: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari ['Amru] mantan budak Al Muthallib, dari [Anas bin Malik] berkata: "Saat gunung uhud terlihat oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Ini adalah gunung, yang dia mencintai kami dan kamipun mencintainya. Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Makkah, maka aku mengharamkan apa yang ada di antara dua gunungnya (Madinah) ."

【10】

Muwatha' Malik 1383: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Musayyab] dari [Abu Hurairah] berkata: "Seandainya aku melihat kijang (di padang rumput) sedang mencari makan di Madinah maka aku tidak akan membuatnya kabur, karena Rasulullah bersabda: 'Apa yang ada di antara dua gunungnya adalah Haram'."

【11】

Muwatha' Malik 1384: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yunus bin Yusuf] dari ['Atha bin Yasar] dari [Abu Ayub Al Anshari] bahwasanya ia pernah mendapati beberapa anak yang menggiring dan mengusir seekor serigala." Malik berkata: "Aku tidak mengetahui kecuali Abu Hurairah mengatakan: 'Apakah ini dilakukan di wilayah haramnya (Madinah) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam? '

【12】

Muwatha' Malik 1385: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari [Aisyah] Ummul Mukminin, ia berkata: "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, Abu Bakar dan Bilal diserang panas." Aisyah berkata: "Lalu aku menemui keduanya. Aku berkata: 'Wahai ayahku, bagaimana kabarmu? Wahai Bilal bagaimana kabarmu? '" dia menambahkan: "Jika Abu Bakar diserang demam, dia selalu berkata: 'Setiap jiwa bangun di pagi hari pada keluarganya, padahal kematian lebih dekat dari tali sandalnya.' Adapun Bilal jika sembuh dari demamnya, dia mengangkat suaranya dan berkata: 'Duhai, seandainya ada yang mendengarkan syairku, akankah aku tinggal malam ini di suatu lembah dan di sekelilingku pohon idkhir dan pohon jalil. Dan akankah aku mendatangi suatu hari, air Majinnah ataukah nampak bagiku Syamah dan Thafil." Aisyah berkata: "Aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengabarkan kepada beliau. Beliau lalu berdoa: "Ya Allah, jadikanlah kami cinta kepada Madinah sebagaimana kecintaan kami kepada Makkah, atau lebihkan cinta kami padanya. Berkahilah kami dalam Sha' kami dan mud kami, dan pindahkanlah demamnya menuju Juhfah, " Malik berkata: telah menceritakan kepadaku Yahya bin Sa'id bahwa Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Amir bin Fuhairah berkata: "Saya telah melihat kematian sebelum merasakannya, sesungguhnya kematian seorang pengecut adalah dari atasnya."

【13】

Muwatha' Malik 1386: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nu'aim bin Abdullah Al Mujmir] dari [Abu Hurairah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Di setiap lorong-lorong Madinah ada malaikat sehingga penyakit Tha'un tidak bisa masuk, begitu juga Dajjal."

【14】

Muwatha' Malik 1387: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Isma'il bin Abu Hakim] bahwa ia pernah mendengar [Umar bin Abdul Aziz] berkata: "Salah satu sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang terakhir adalah: "Semoga Allah membinasakan orang Yahudi dan Nasrani. Mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid. Tidak akan ada dua agama di Tanah Arab."

【15】

Muwatha' Malik 1388: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan berkumpul dua agama di jazirah Arab." Malik berkata: [Ibnu Syihab] berkata: [Umar bin Al Khaththab] menyelidiki tentang itu hingga dia yakin bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan berkumpul dua agama di jazirah Arab." lalu dia mengusir Yahudi Khaibar.

【16】

Muwatha' Malik 1389: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] berkata: "Saat gunung uhud terlihat oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Ini adalah gunung yang mencintai kami dan kamipun mencintainya."

【17】

Muwatha' Malik 1390: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] bahwa [Aslam] bekas budak Umar bin Khattab, mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah mengunjungi Abdullah bin 'Ayasy Al Makhzumy. Ketika sedang di jalanan Makkah ia melihatnya membawa perasan nabids. Aslam lalu berkata kepadanya: "Ini adalah minuman yang disukai Umar bin Khattab." Maka Abdullah bin 'Ayasy mengambil segelas besar dan membawanya kepada Umar bin Khattab. Umar kemudian meletakkannya pada tangan dan mendekatkannya ke mulut, lalu mengangkat kepalanya seraya berkata: "Sungguh ini adalah minuman yang enak." Umar kemudian minum dan memberikannya kepada seorang laki-laki yang ada di sisi kanannya. Ketika Abdullah beranjak pergi, [Umar bin Al Khaththab] memanggilnya dan bertanya: "Apakah engkau yang mengatakan bahwa Makkah lebih baik daripada Madinah?" [Abdullah] berkata: Maka aku menjawab: 'Itu adalah tanah haram Allah, Dia yang menjamin keamanannya, dan di dalamnya juga ada rumah-Nya'. Umar berkata: "Aku tidak mengatakan bahwa dalam rumah Allah dan tanah haram-Nya ada suatu (kemuliaan) ." kemudian Umar bertanya: 'Apakah engkau yang mengatakan bahwa Makkah lebih baik daripada Madinah? ' maka aku menjawab: 'Itu adalah tanah haram Allah, Dia yang menjamin keamanannya, dan di dalamnya ada rumah-Nya." Umar lalu berkata lagi: 'Aku tidak mengatakan bahwa dalam rumah Allah dan tanah Haram-Nya ada suatu (kemuliaan) ." Setelah itu ia pun pergi."

【18】

Muwatha' Malik 1391: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al khattab] dari [Abdullah bin Abdullah bin Al Harits bin Naufal] dari [Abdullah bin 'Abbas] berkata: "Umar bin Khattab berangkat ke Syam, maka ketika sampai suatu daerah yang bernama Sargha, para komandan pasukan: Abu Ubaidah bin Jarrah dan para sahabat, menemuinya dan mengabarkan bahwa wilayah Syam telah terjangkit wahab penyakit. Ibnu Abbas berkata: "Lalu [Umar bin Al Khaththab] berkata: 'Panggilkan untukku orang-orang muhajirin yang pertama-tama." Lalu dipanggillah para sahabat tersebut, kemudian Umar bermusyawarah dan mengabrkan kepada mereka bahwa wilayah Syam telah terjangkit wabah penyakit. Merekapun berselisih pendapat, sebagian dari mereka berkata: 'Engkau telah keluar untuk suatu keperluan, kami berpendapat bahwa engkau tidak perlu menarik diri." Dan sebagian lain berkata: 'Engkau bersama sebagian manusia dan beberapa sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam! Kami berpendapat agar engkau tidak menghadapkan mereka dengan wabah ini." Umar berkata: 'Keluarlah kalian, ' dia berkata: 'Panggilkan untukku orang-orang Anshar'. Aku memanggil mereka, dan diapun bermusyawarah dengan mereka, sedangkan mereka berpendapat seperti halnya orang-orang Muhajirin dan berbeda pendapat seperti halnya mereka. Umar berkata: 'keluarlah kalian, ' dia berkata: 'Panggilkan untukku siapa saja di sini yang dulu sesepuh-sesepuh Quraisy dan telah berhijrah ketika Fathul Makkah.' Aku memanggilnya dan tidak ada yang berselisih dari mereka kecuali dua orang. Mereka berkata: 'Kami berpendapat agar engkau kembali membawa orang-orang dan tidak menghadapkan mereka kepada wabah ini.' Umar menyeru kepada manusia: 'Sesungguhnya aku akan bangun pagi di atas pelana, bagunlah kalian pagi hari di atasnya, ' Abu Ubaidah bertanya: 'Apakah engkau akan lari dari takdir Allah? ' maka Umar menjawab: 'Kalau saja yang berkata bukan kamu, Wahai Abu 'Ubaidah! Ya, kami lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain. Bagaimana pendapatmu, jika kamu memiliki unta kemudian tiba di sebuah lembah yang mempunyai dua daerah, yang satu subur dan yang lainnya kering, tahukah kamu jika kamu membawanya ke tempat yang subur, niscaya kamu telah membawanya dengan takdir Allah. Apabila kamu membawanya ke tempat yang kering, maka kamu membawanya dengan takdir Allah juga.' Kemudian datanglah [Abdurrahman bin Auf], dia tidak hadir karena ada keperluan. Dia berkata: "Saya memiliki kabar tentang ini dari Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Jika kalian mendengar suatu negeri terjangkit wabah, maka janganlah kalian menuju ke sana, namun jika dia menjangkiti suatu negeri dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dan lari darinya." (Ibnu 'Abbas RA) berkata: "Lalu Umar memuji Allah kemudian pergi."

【19】

Muwatha' Malik 1392: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Muhammad bin Al Munkadir] dan dari [Salim Abu Nadlr] mantan budak 'Umar bin 'Ubaidullah dari ['Amir bin Abu Waqqas] dari Bapaknya, bahwasanya Ia mendengar Bapaknya bertanya kepada Usamah bin Zaid: "Apa yang kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang penyakit tha'un?" [Usamah] menjawab: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tha'un adalah siksaan yang dikirim Allah kepada sekelompok orang dari Bani Isra`il, atau kepada orang-orang sebelum kalian. Jika kalian mendengarnya berada di suatu negeri maka janganlah kalian memasukinya. Dan jika penyakit itu berada di negeri yang kalian tinggali, maka janganlah kalian keluar melarikan diri darinya." Malik berkata: Abu Nadlr berkata: "Tidak ada yang mengeluarkan kalian kecuali (karena ingin) kabur darinya."

【20】

Muwatha' Malik 1393: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abdullah bin 'Amir bin Rabi'ah] bahwa Umar bin Khattab keluar menuju Syam, ketika dia sampai di Sargha, terdengar kabar bahwa wabah penyakit menyebar di Syam. Lalu [Abdurrahman bin Auf] mengabarinya bahwa Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian mendengar (wabah) di suatu daerah maka janganlah kalian memasukinya. Jika (wabah itu) berada di suatu negeri, dan kalian berada di dalamnya maka janganlah kalian keluar melarikan diri darinya." Lalu Umar bin Khattab meninggalkan Sargha. Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] bahwa Umar bin Khattab kembali bersama orang-orang meninggalkan Sargha karena perkataan Abdurrahman bin Auf.

【21】

Muwatha' Malik 1394: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Adam dan Musa saling beradu argumen, lalu Adam mengalahkan Musa. Musa berkata kepadanya: "Engkau adalah Adam, orang yang telah menyesatkan manusia dan mengeluarkan mereka dari surga! ' Lalu Adam bertanya kepada Musa: 'Engkau adalah Musa, orang yang Allah telah memberinya ilmu tentang segala sesuatu, dan seorang manusia yang dipilih atas manusia dengan risalah-Nya? ' Musa menjawab: "Benar." Adam lalu berkata: 'Apakah engkau akan mencelaku atas perkara yang telah ditakdirkan kepadaku, sebelum aku diciptakan'."

【22】

Muwatha' Malik 1395: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Zaid bin Abu Unaisah] dari [Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al Khattab] Bahwasanya ia mengabarkan kepadanya, dari [Muslim bin Yasar Al Juhani] bahwa [Umar bin Khattab] ditanya ayat ini: '(Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan) " (Qs. Al A'raf: 172) Umar berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang ayat ini, maka beliau menjawab: "Sesungguhnya Allah Tabaraka Wa Ta'ala menciptakan Adam lalu mengusap punggungnya dengan tangan kanan-nya, Allah mengeluarkan darinya beberapa keturunan. Kemudian Dia berfirman: 'Aku ciptakan mereka untuk surga dan mereka beramal dengan amalan ahli surga.' Kemudian Allah kembali mengusap punggung Adam dan mengeluarkan darinya keturunan. Kemudian Allah berfirman: 'Aku ciptakan mereka untuk neraka, dan mereka beramal dengan amalan ahli neraka.' Seorang laki-laki lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu untuk apa kita beramal?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Allah jika menciptakan hamba dari ahli surga, maka Dia memperkerjakannya dengan amalan ahli surga, sehingga ia mati di atas amalan ahli surga, dan kemudian Rabbnya memasukkannya ke surga. Dan jika menciptakan hamba ahli neraka, maka Dia memperkerjakannya dengan amalan ahli neraka hingga dia mati di atas amalan-amalan ahli neraka. Lalu Rabbnya memasukkannya ke neraka." Telah menceritakan kepadaku dari Malik telah sampai kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya: Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya."

【23】

Muwatha' Malik 1396: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Ziyad bin Sa'ad] dari ['Amr bin Muslim] dari [Thawus Al Yamani] berkata: "Aku mendapati beberapa sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Segala sesuatu terjadi dengan takdir." Thawus berkata: "Dan aku juga mendengar [Abdullah bin Umar] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Segala sesuatu terjadi dengan takdir hingga kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan kelemahan."

【24】

Muwatha' Malik 1397: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ziyad bin Sa'ad] dari [Amru bin Dinar] berkata: "Aku mendengar [Abdullah bin Zubair] berkata dalam khutbahnya: "Allah itu adalah Maha Memberi Petunjuk dan Maha Memberi Fitnah."

【25】

Muwatha' Malik 1398: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari pamannya [Abu Suhail bin Malik] berkata: "Aku berjalan bersama Umar bin Abdul Aziz, lalu dia bertanya: "Apa pendapatmu tentang orang-orang Qadariyah?" Aku menjawab: "Menurutku anda harus meminta mereka untuk bertaubat, jika mereka bertaubat (engkau terima), namun jika tidak maka engkau hunuskan pedangmu untuk mereka." [Umar bin Abdul Aziz] berkata: "Itu juga pendapatku." Malik berkata: "Itu juga pendapatku."

【26】

Muwatha' Malik 1399: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah seorang wanita meminta talak atas saudarinya sesama perempuan agar ia bisa 'mengosongkan piringnya' dan menikah, karena baginya apa yang telah ditakdirkan untuknya."

【27】

Muwatha' Malik 1400: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yazid bin Ziyad] dari [Muhammad bin Ka'b Al Qurazhi] berkata: " [Mu'awiyah bin Abu Sufyan] berkata di atas mimbar: "Wahai manusia. Sesungguhnya tidak ada yang mampu menghalangi apa yang telah Allah berikan. Tidak ada yang dapat memberi apa yang telah Allah larang. Tidak ada gunanya kekayaan orang yang memiliki kekayaan. Barangsiapa dikehendaki Allah mendapatkan kebaikan, niscaya Allah akan memahamkannya perkara agama." kemudian Mu'awiyah mengatakan, "Aku mendengar kata-kata tersebut dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di atas tempat ini."

【28】

Muwatha' Malik 1401: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Zubair] dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata: "Tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diberi dua pilihan antara dua perkara, kecuali akan mengambil yang paling ringan di antara keduanya selama bukan dosa. Jika itu suatu dosa, maka beliau adalah orang yang paling jauh darinya. Dan tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membalas untuk dirinya sendiri, kecuali jika kehormatan Allah dihinakan maka beliau akan membalasnya karena Allah."

【29】

Muwatha' Malik 1402: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Di antara tanda baiknya keIslaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya."

【30】

Muwatha' Malik 1403: Telah menceritakan kepadaku Malik dari pamannya [Abu Suhail bin Malik] dari [Ayahnya] dari [Ka'b Al Ahbari] ia berkata: "Jika kalian ingin tahu apa yang diperoleh seorang hamba di sisi Rabbnya, maka lihatlah pujian baik yang mengiringinya."

【31】

Muwatha' Malik 1404: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] berkata: "Telah sampai kabar kepadaku bahwa seseorang dengan kebaikan akhlaknya akan bisa menyamai derajat orang yang shalat di malam hari dan orang yang kehausan di siang hari (berpuasa) ."

【32】

Muwatha' Malik 1405: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] ia berkata: "Aku mendengar [Sa'id bin Musayyab] berkata: 'Maukah kalian kuberitahu dengan kebaikan yang lebih banyak daripada shalat dan zakat?" mereka menjawab, "Tentu." Sa'id berkata: "Memperbaiki hubungan sesama dan jauhilah amarah karena itu adalah perusak dan pencabut agama."

【33】

Muwatha' Malik 1406: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Salamah bin Shafwan bin Salamah Az Zuraqi] dari [Zaid bin Thalhah bin Rukanah] dia memarfu'kan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu."

【34】

Muwatha' Malik 1407: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melewati seseorang yang sedang menasehati saudaranya yang pemalu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda: "biarkanlah ia, karena malu adalah bagian dari iman."

【35】

Muwatha' Malik 1408: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin Abdurrahman bin Auf] berkata: "Seorang laki-laki menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Rasulullah, ajari aku kalimat-kalimat yang bisa aku jadikan pegangan dalam hidup, namun jangan terlalu banyak hingga aku melupakannya! " Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kamu marah."

【36】

Muwatha' Malik 1409: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Musayyab] dari [Abu Hurairah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang kuat bukanlah kuat dalam perkelahian. Namun orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan jiwanya ketika marah."

【37】

Muwatha' Malik 1410: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Atha` bin Yazid Al Laitsi] dari [Abu Ayyub Al Anshari] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih tiga malam. Mereka bertemu, lantas masing-masing membuang muka. Yang paling baik di antara keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam."

【38】

Muwatha' Malik 1411: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian saling benci, saling dengki, saling memusuhi, namun jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam." Malik berkata: "Aku tidaklah menganggap tadabur selain berpalingnya seseorang dari saudaranya yang muslim lalu kamu palingkan wajahmu darinya."

【39】

Muwatha' Malik 1412: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jauhilah oleh kalian prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta pembicaraan. Janganlah kalian saling memata-matai, saling mencari aib orang lain, saling berlomba-lomba mencari kemewahan dunia, saling dengki, saling memusuhi, dan saling memutuskan. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara."

【40】

Muwatha' Malik 1413: Telah menceritakan kepadaku Malik dari ['Atha bin Abu Muslim Abdullah Al Khurasani] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hendaklah kalian saling berjabat tangan, niscaya maka akan hilanglah kedengkian. Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya akan saling mencintai dan menghilanglah permusuhan."

【41】

Muwatha' Malik 1414: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pintu-pintu surga dibuka pada hari senin dan kamis, maka setiap hamba muslim yang tidak menyekutukan Allah akan diampuni kecuali seorang laki-laki yang ada permusuhan dengan saudaranya. Lalu dikatakan: 'Tangguhkan untuk keduanya hingga mereka damai, tangguhkan untuk keduanya hingga mereka damai'."

【42】

Muwatha' Malik 1415: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Muslim bin Abu Maryam] dari [Abu Shalih As Saman] dari [Abu Hurairah] berkata: "Amalan-amalan manusia akan diperlihatkan dua kali dalam sepekan: hari senin dan kamis. Kemudian setiap orang mukmin akan diampuni dosanya kecuali seorang hamba yang bermusuhan dengan saudaranya, lalu dikatakan 'tinggalkan keduanya hingga mereka kembali' atau 'tinggalkan mereka berdua sampai mereka kembali'."

【43】

Muwatha' Malik 1416: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Jabir bin Abdullah Al Anshari] berkata: "Kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam Perang Bani Anmar." Jabir berkata: "Ketika aku duduk di bawah pohon, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang. Aku lalu berkata: 'Wahai Rasulullah, kemarilah berteduh di bawah pohon.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas turun, sementara aku bangkit dan menuju karung milik kami. Aku merogoh sesuatu di dalamnya, dan aku mendapatkan mentimun kecil. Mentimun itu kemudian aku belah dan aku berikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bertanya: "Dari mana ini?" Jabir berkata: "Aku menjawab: 'Wahai Rasulullah, kami membawanya dari Madinah." Jabir melanjutkan, "Kami memiliki seorang teman, dan kami menyiapkan bekal untuk ia bawa saat mengembalakan hewan tunggangan kami." Jabir berkata: "Aku persiapkan bekal itu untuknya, kemudian dia berbalik dan pergi saat zhuhur dengan mengenakan dua buah kain yang telah usang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu melihatnya dan bertanya: 'Apakah dia memiliki dua pakaian lagi selain ini? ' aku menjawab: "Benar, wahai Rasulullah! Ia punya dua kain di tasnya yang aku berikan untuknya." Beliau bersabda: 'Panggillah dia dan suruh dia mengenakannya." Aku lalu memanggil dan menyuruhnya memakai kain tersebut. Sahabatku itu kemudian berpaling dan pergi." Jabir berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah menebas lehernya. Bukankah itu lebih baik baginya?" Sahabatku mendengar ucapan Rasulullah tersebut, lalu ia berkata: "Wahai Rasulullah, apakah ini di jalan Allah? ' Beliau menjawabnya: "Di jalan Allah." Jabir berkata: "Kemudian sahabatku terbunuh di jalan Allah." Telah menceritakan kepadaku Malik telah sampai kabar kepadanya bahwa Umar bin Khattab berkata: "Sungguh aku lebih senang melihat seorang Qari' yang mengenakan pakaian warna putih."

【44】

Muwatha' Malik 1417: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ayyub bin Abu Tamimah] dari [Ibnu Sirin] berkata: [Umar bin Khattab] berkata: "Jika Allah melapangkan rizki-Nya atas kalian, maka pergunakanlah atas diri kalian. Seseorang mengumpulkan pakaian untuk dirinya (yaitu dalam shalat) ."

【45】

Muwatha' Malik 1418: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin Umar] mengenakan pakaian yang telah dicelup dengan misyq dan za'faran.

【46】

Muwatha' Malik 1419: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya ia pernah memakaikan kain yang terbuat dari tenunan sutra dan katun kepada Abdullah bin Zubair. Dan kain itu biasa dikenakan oleh 'Aisyah."

【47】

Muwatha' Malik 1420: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Alqamah bin Abu Alqamah] dari [Ibunya] ia berkata: "Hafsah binti Abdurrahman menemui Aisyah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan mengenakan kerudung yang tipis, ['Aisyah] kemudian menyobek dan memakaikan untuknya kerudung yang lebih tebal."

【48】

Muwatha' Malik 1421: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Muslim bin Abu Maryam] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata: "Wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, dan berjalan melenggak-lenggok tidak akan masuk surga atau pun mencium baunya, padahal bau surga tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun."

【49】

Muwatha' Malik 1422: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Ibnu Syihab] berkata: "Pada suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun dan melihat ke ufuk langit, kemudian bersabda: "Perbendaharaan apa yang dibuka di waktu malam, dan fitnah apa yang terjadi? berapa banyak wanita yang mengenakan pakaian di dunia, tapi telanjang pada hari kiamat nanti, bangunkanlah para penghuni kamar."

【50】

Muwatha' Malik 1423: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang menjulurkan kainnya karena sombong, maka pada hari kiamat kelak ia tidak akan dilihat oleh Allah."

【51】

Muwatha' Malik 1424: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pada hari kiamat kelak Allah Tabaraka wa Ta'ala tidak melihat orang yang menjulurkan pakaiannya dengan sombong."

【52】

Muwatha' Malik 1425: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dan [Abdullah bin Dinar] dan [Zaid bin Aslam] semuanya mengabarkan kepadanya, dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pada hari kiamat kelak Allah tidak akan melihat orang yang menjulurkan pakaiannya karena sombong."

【53】

Muwatha' Malik 1426: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Al 'Ala bin Abdurrahman] dari [Bapaknya] berkata: Aku bertanya kepada [Abu Sa'id Al Khudri] tentang pakaian. Dia menjawab: "Aku akan mengabarkan kepadamu dengan berdasarkan ilmu. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: 'Panjang sarung seorang mukmin adalah setengah betisnya, dan tidak mengapa jika panjangnya antara betis hingga kedua mata kaki. Jika di bawah itu maka tempatnya adalah neraka, jika di bawah itu maka tempatnya adalah neraka. Pada hari kiamat Allah tidak akan melihat orang yang menjulurkan sarungnya dengan sombong."

【54】

Muwatha' Malik 1427: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Bakar bin Nafi'] dari Bapaknya [Nafi'] mantan budak Ibnu 'Umar, dari [Shafiyyah binti Abu 'Ubaid] Bahwasanya ia mengabarkan kepadanya, dari [Ummu Salamah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, saat disebutkan tentang kain sarung ia pun bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan wanita?" Beliau menjawab: "Panjangkanlah satu jengkal lagi." Ummu Salamah bertanya lagi: "Jika masih bisa tersingkap?" Beliau bersabda: "Panjangkanlah satu hasta dan jangan engkau lebihkan lagi."

【55】

Muwatha' Malik 1428: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jangan sekali-kali salah seorang dari kalian berjalan dengan menggunakan satu sandal, hendaknya dia memakai kedua-duanya atau melepaskannya semuanya."

【56】

Muwatha' Malik 1429: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seseorang di antara kalian memakai sandal, mulailah dengan sebelah kanan. Jika melepaskannya, maka mulailah dengan sebelah kiri. Jadikanlah yang kanan itu pertama kali saat memakai, dan terakhir kali saat melepas."

【57】

Muwatha' Malik 1430: Telah menceritakan kepadaku Malik dari pamannya [Abu Suhail bin Malik] dari [Bapaknya] dari [Ka'b Al Ahbar] bahwa ada seorang laki-laki melepaskan kedua sandalnya. Ka'b lalu bertanya: "Kenapa engkau lepas sandalmu, apakah engkau menta'wilkan ayat ini: '(maka tanggalkanlah kedua sandalmu, sesungguhnya engkau berada di lembah Thuwa yang suci)?" (Qs. Thaahaa: 12) Malik bin Abu 'Amir berkata: "Ka'b kemudian bertanya bertanya kepada orang itu, "Apakah kamu tahu bagaimana kedua sandal Musa? ' Malik berkata: "Aku tidak mengetahui apa jawaban laki-laki itu." Ka'b berkata: "Sandalnya terbuat dari kulit keledai yang telah mati."

【58】

Muwatha' Malik 1431: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dua jenis pakaian dan dua jenis jual beli: Mulamasah dan munabadzah. Beliau melarang seorang laki-laki berihtiba dengan hanya mengenakan satu kain, sehingga tidak ada sesuatu yang menutupi kemaluannya. Dan melarang seorang laki-laki membungkus dirinya dengan satu pakaian pada salah satu bagiannya."

【59】

Muwatha' Malik 1432: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Umar bin Khattab melihat perhiasan yang dihiasi dengan sutra dijual di depan pintu masjid. Umar lalu berkata: "Wahai Rasulullah, sekiranya engkau membeli pakaian ini sehingga engkau bisa memakainya pada hari jumat dan saat menjamu para utusan yang datang." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Hanyasanya yang mengenakan pakaian ini adalah orang-yang tidak mendapatkan bagian di akhirat." Kemudian datanglah beberapa jenis pakaian, beliau kemudian memberi Umar bin Khattab sehelai. Umar bertanya: "Wahai Rasulullah, akankah anda memberiku pakaian ini, padahal anda telah mengatakan tentang pakaian Utharid sebagaimana yang engkau katakan! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku memberi ini bukan untuk engkau kenakan." Maka Umar memberikannya kepada saudaranya yang musyrik di Makkah."

【60】

Muwatha' Malik 1433: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] ia berkata: [Anas bin Malik] berkata: "Aku melihat [Umar bin Khattab] yang ketika itu menjadi gubernur Madinah, menambal baju pada bagian kedua pundaknya dengan tiga buah tambalan. Dia menambali sehelai di atas helai lainnya."

【61】

Muwatha' Malik 1434: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] dari [Anas bin Malik] bahwa Rabi'ah bin Abu Abdurrahman mendengarnya berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bukanlah seorang yang terlalu tinggi juga tidak terlalu pendek. Tidak putih pucat juga tidak pula coklat kelam. Rambutnya tidak keriting juga tidak lurus. Allah mengutusnya ketika beliau berusia empat puluh tahun. Beliau tinggal di Makkah selama sepuluh tahun dan di Madinah sepuluh tahun. Allah Azza Wa Jalla mewafatkannya ketika berumur enam puluhan, pada kepala dan jenggotnya tidak ada kecuali dua puluh helai rambut putih."

【62】

Muwatha' Malik 1435: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pada suatu malam aku mimpi di dekat Ka'bah. Aku melihat seseorang yang kulitnya sawo matang, seakan-akan dia adalah sebaik-baik orang yang berkulit sawo matang. Dia memiliki rambut, seakan-akan ia adalah sebaik-baik orang yang mempunyai rambut seperti itu. Dia membiarkannya terurai dan air itupun menetes darinya. Ia bersandar pada dua orang laki-laki, atau "Dua bahu laki-laki, dia mengelilingi Ka'bah, lalu aku bertanya, siapakah dia? Maka dikatakan bahwa dia Al masih bin Maryam. Kemudian aku melihat orang yang rambutnya sangat keriting, buta mata kanannya seperti anggur yang menggelembung. Aku bertanya: siapakah ini, dikatakan kepadaku bahwa ia Almasih Dajjal."

【63】

Muwatha' Malik 1436: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] berkata: "Lima macam sunnah fitrah: memotong kuku, memendekkan kumis, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan berkhitan."

【64】

Muwatha' Malik 1437: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Sa'id bin Musayyab] berkata: "Ibrahim shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang pertama yang memuliakan tamu. Orang pertama yang berkhitan. Orang pertama yang memendekkan kumis dan orang pertama yang melihat uban. Ibrahim bertanya, "Wahai Rabbku, apa ini?" Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "Wahai Ibrahim, itu adalah kewibawaan." Ibrahim berkata: "Ya Rabb, tambahkanlah kewibawaan bagiku! " Yahya berkata: "Aku mendengar Malik berkata: 'kumis diambil hingga nampak ujung bibir -yaitu bibir itu sendiri-, dan dia tidak mencukur habis, sehingga tetap terlihat kumis tersebut'."

【65】

Muwatha' Malik 1438: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir bin Abdullah As Sulami] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang seseorang makan dengan tangan kirinya, atau berjalan dengan memakai satu sandal. Beliau melarang berselimut dengan tidak mengeluarkan satupun anggota badannya, dan beliau melarang duduk ihtiba dengan mengenakan satu pakaian, sehingga tersingkap kemaluannya."

【66】

Muwatha' Malik 1439: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Bakar bin 'Ubaidullah bin Abdullah bin Umar] dari [Abdullah bin 'Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan minum dengan tangan kanannya. Sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya."

【67】

Muwatha' Malik 1440: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukanlah orang miskin itu yang berkeliling mengitari orang-orang lalu dia mendapatkan satu atau dua suapan, sebutir atau dua butir kurma." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu siapakah orang miskin itu?" Beliau menjawab: "(Yaitu) orang yang tidak mendapatkan kecukupan bagi dirinya, namun orang-orang tidak menyadarinya sehingga memberinya sedekah, dan dia tidak meminta-minta kepada manusia."

【68】

Muwatha' Malik 1441: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Ibnu Bujaid Al Anshari Al Haritsi] dari [Neneknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berilah orang miskin, walaupun hanya dengan kuku (kaki kambing) yang telah dibakar! "

【69】

Muwatha' Malik 1442: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang muslim makan dengan satu usus sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus."

【70】

Muwatha' Malik 1443: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] berkata: "Seorang kafir datang bertamu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka beliau memerintahkan untuk kambing mendatangkan seekor kambing untuk diperah, orang kafir itu lalu memimun perahan susunya. Lalu diperahkan dari kambing yang lain, dan ia meminumnya. Lalu diperahkan dari kambing lain lain, dan ia meminumnya lagi, hingga menghabiskan susu dari tujuh kambing. Keesoakan harinya orangitu masuk Islam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh agar kambing beliau diperah. Diapun minum air susunya, kemudian beliau memerahkannya lagi namun dia tidak sanggup menghabisinya. Sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang mukmin minum dengan satu usus sedangkan orang kafir minum dengan tujuh usus."

【71】

Muwatha' Malik 1444: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Zaid bin Abdullah bin Umar bin Khattab] dari [Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shidhiq] dari [Ummu Salamah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang minum dari bejana perak, sungguh akan terdengar gemuruh api neraka di dalam perutnya."

【72】

Muwatha' Malik 1445: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ayyub bin Habib] mantan budak Saad bin Abu Waqqash, dari [Abu Al Mutsanna Al Juhani] berkata: Ketika aku berada di samping Marwan bin Al Hakam, datanglah Abu Sa'id Al Khudri. Marwan bin Hakam bertanya kepadanya: "Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang bernafas meniup ketika minum?" [Abu Sa'id Al Khudri] menjawab: "Ya." Lalu ada seorang laki-laki bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, aku tidak bisa kenyang dengan satu nafas!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jauhkan gelas dari mulutmu, lalu bernafaslah!" Laki-laki itu berkata: "Aku melihat ada kotoran di dalamnya!" Beliau menjawab: "Tumpahkanlah!"

【73】

Muwatha' Malik 1446: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari bahwa [Aisyah] Ummul Mukminim dan [Sa'd bin Waqqas] berpendapat bahwa tidaklah mengapa seorang minum sambil berdiri."

【74】

Muwatha' Malik 1447: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abu Ja'far Al Qari] berkata: "Aku melihat [Abdullah bin Umar] minum sambil berdiri."

【75】

Muwatha' Malik 1448: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari ['Amir bin Abdullah bin Az Zubair] dari [Bapaknya] bahwa dia minum sambil berdiri."

【76】

Muwatha' Malik 1449: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] berkata: "Pernah disuguhkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam disuguhkan susu yang telah dicampur dengan air sumur. Di samping kanan beliau ada seorang Badui sedang di samping kirinya Abu Bakar As Shiddiq. Beliau meminum minuman tersebut lalu memberikan kepada orang Badui tersebut dan bersabda: "Yang kanan, yang kanan."

【77】

Muwatha' Malik 1450: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Hazm bin Dinar] dari [Sahl bin Sa'd Al Anshari] berkata: "Saat disuguhkan minuman kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau meminumnya. Di sisi kanan beliau ada seorang anak kecil, sementara di sisi kirinya ada beberapa orang yang sudah tua. Beliau bertanya kepada anak tadi: "Apakah kamu mengizinkanku, jika aku berikan air ini kepada mereka dahulu?" Anak itu menjawab: "Wahai Rasulullah, Demi Allah, tidak! Aku tidak akan mengutamakan jatah untukku dari anda kepada seorangpun." Sahl bin Sa'ad berkata: "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan di tangan anak itu."

【78】

Muwatha' Malik 1451: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] telah mendengar [Anas bin Malik] berkata: "Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim, "Aku mendengar suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat lemah dan lirih, aku tahu bahwa beliau merasa lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu?" Ummu Sulain menjawab, "Ya." Kemudian Ummu Sulaim mengeluarkan beberapa roti pipih dari gandum seraya meraih kerudung miliknya. Ummu SUlaim lantas memasukkan roti itu ke dalam kain kerudung dan menyelempangkannya di bawah tanganku. Ia lalu mengutusku untuk mengantar makanan itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Anas berkata: "Aku membawanya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Saya mendapati beliau sedang duduk di masjid bersama para sahabat, lalu aku berdiri di hadapan mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Apakah Abu Thalhah yang telah menyuruhmu?" Anas berkata: "Aku menjawab: "Ya." Beliau bertanya: "Untuk membawakan makanan? ' Aku menjawab, "Ya." maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada orang-orang yang sedang bersamanya: "Berdirilah! '" Anas berkata: "Beliau berangkat dan saya berada di bagian depan mereka, hingga aku menemui Abu Thalhah dan mengabarkan hal itu." Abu Thalhah berkata: "Wahai Ummu Sulaim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang bersama orang-orang, sedangkan kita tidak memiliki makanan yang cukup untuk menyuguh mereka! " Ummu Sulaim menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Anas berkata: "Abu Thalhah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu beliau dan Abu Thalhah memasuki rumahnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Ummu Sulaim, kemarilah! apa yang kau miliki?" Ummu Sulaim kemudian datang dengan membawa roti, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan agar roti tersebut dilumatkan. Maka roti pun dilumatkan dan Ummu Sulaim menuangkan minyak samin pada wadah tersebut hingga menjadi lauk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan sesuatu ucapan sebagaimana yang dikehendaki Allah untuk beliau ucapkan. Setelah itu beliau bersabda: "Persilahkanlah sepuluh orang untuk masuk." Abu Thalhah lantas mempersilahkan sepuluh orang untuk masuk, lalu mereka masuk dan menyantap makanan hingga merasa kenyang, kemudian keluar. Beliau bersabda lagi: "Persilahkanlah sepuluh orang untuk masuk." Abu Thalhah lantas mempersilahkan sepuluh orang untuk masuk, lalu mereka masuk dan menyantap makanan hingga merasa kenyang, kemudian keluar. Beliau bersabda lagi: "Persilahkanlah sepuluh orang untuk masuk." Abu Thalhah lantas mempersilahkan sepuluh orang untuk masuk, lalu mereka masuk dan menyantap makanan hingga merasa kenyang, kemudian keluar. Beliau bersabda lagi: "Persilahkanlah sepuluh orang untuk masuk." Abu Thalhah lantas mempersilahkan sepuluh orang untuk masuk, lalu mereka masuk dan menyantap makanan hingga merasa kenyang, kemudian keluar. Beliau bersabda lagi: "Persilahkanlah sepuluh orang untuk masuk." Sehingga seluruh kaum semua makan dan kenyang. Jumlah mereka ada tujuh puluh orang atau delapan puluh orang."

【79】

Muwatha' Malik 1452: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Makanan dua orang cukup untuk tiga orang, dan makanan tiga orang cukup untuk empat orang."

【80】

Muwatha' Malik 1453: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Zubair Al Maki] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kuncilah pintu dan pasanglah tutup tempat air kalian, baliklah bejana kalian atau tutuplah bejana kalian. Matikan lampu, karena setan tidak mampu membuka pintu yang terkunci, tidak bisa melepas ikatan, tidak bisa membuka bejana. Sesungguhnya tikus itu dapat menyalakan (membakar) rumah-rumah sehingga mencelakakan mereka."

【81】

Muwatha' Malik 1454: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Syuraih Al Ka'bi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya dia berkata yang baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya dia memuliakan tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaknya dia memuliakan tamunya: yang wajib yaitu sehari semalam, sedang hak bertamunya adalah tiga hari, adapun selebihnya maka itu adalah sedekah. Tidak halal bagi (tamu) untuk tinggal di rumah pemiliknya, hingga membuat pemiliknya susah."

【82】

Muwatha' Malik 1455: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Sumayya] mantan budak Abu Bakar, dari [Abu Shalih As Saman] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Suatu ketika, ada seorang lelaki yang berjalan di sebuah jalan. Dia sangat merasa kehausan, lalu dia mendapatkan sebuah sumur. Lalu dia turun ke dalamnya dan meminum airnya. Tatkala keluar, dia mendapati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya memakan tanah yang basah karena kehausan. Lalu lelaki itupun berkata: 'Sungguh anjing ini sangat kehausan seperti aku tadi kehausan, ' lalu dia turun lagi ke sumur. Lalu mengisi sepatunya dengan air, ia pegang dengan mulutnya, hingga dia naik dari sumur, setelah itu ia memberi minum anjing tersebut. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya." Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, karena kita memberi sesuatu pada hewan mendapat pahala?" Beliau bersabda: "Pada setiap yang memiliki nyawa ada pahala."

【83】

Muwatha' Malik 1456: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Wahab bin Kaisan] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus delegasi menuju ke arah pantai. Beliau mengangkat Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai pemimpin pasukan, sementara jumlah mereka adalah tiga ratus orang." Jabir berkata: "Dan aku termasuk dari mereka. Kami lalu berangkat, hingga ketika sampai di suatu jalan kami hampir kahabisan bekal. Abu Ubaidah memerintahkan untuk mengumpulkan perbekalan pasukan yang tersisa, dan perbekalanpun dikumpulkan. Bekal yang terkumpul berjumlah dua kantung kurma." Jabir berkata: "(Bekal itulah) yang menjadi makanan pokok kami setiap hari, maka sedikit demi sedikit makanan itu pun habis. Dan kami tidak mendapatkan jatah lagi kecuali hanyalah sebuah kurma tiap orang. Aku bertanya: 'Apalah artinya sebiji kurma.' Abu 'Ubaidah menjawab: 'Kita telah mendapatkan pengganti perbekalan kita yang habis." Jabir berkata: "Kemudian tibalah kami di sebuah pantai, dan ternyata di sana telah ada ikan paus sebesar anak bukit. Maka pasukanpun memakannya selama delapan belas malam. Abu Ubaidah memerintahkan untuk mengambil dua tulang rusuknya, lalu dipancangkan. Dia memerintahkan untuk mendatangkan seekor unta tunggangan. Ternyata unta tersebut dapat melewati bawah tulang rusuk ikan itu dan ia tidak mengenainya." Malik berkata: "Azh Zharb adalah gunung kecil."

【84】

Muwatha' Malik 1457: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari ['Amr bin Sa'ad bin Mu'adz] dari [neneknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai para wanita mukminah, janganlah seseorang dari kalian merasa rendah untuk memberi tetangganya walau hanya tulang betis kambing yang sudah dibakar."

【85】

Muwatha' Malik 1458: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar] ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi, mereka dilarang memakan lemak, tapi mereka menjualnya dan memakan hasil penjualnya."

【86】

Muwatha' Malik 1459: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa [Umar bin Khattab] memakan roti dengan minyak samin, lalu ia memanggil salah seorang Badui. 'Umar bin Khattab mulai makan dan mengikutkan laki-laki itu dengan suapan piring besar. Umar berkata: "Sepertinya kamu tidak memiliki makanan." Ia menjawab: "Demi Allah, aku sudah lama tidak makan dengan minyak samin dan tidak pernah mengunyah dengannya semenjak ini dan itu." Kemudian Umar berkata: "Aku tidak akan makan samin hingga orang-orang bisa hidup sejak dari permulaan kehidupan mereka."

【87】

Muwatha' Malik 1460: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] berkata: "Aku melihat [Umar bin Khattab] diberi satu sha' kurma, saat itu ia sebagai Amirul Mukminin. Umar pun memakannya hingga memakan kurma yang paling jelek."

【88】

Muwatha' Malik 1461: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] berkata: " [Umar bin Khattab] ditanya tentang belalang, dia menjawab: 'Aku benar-benar ingin mempunyai sekeranjang belalang yang bisa kita makan'."

【89】

Muwatha' Malik 1462: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Muhammad bin 'Amru bin Halhalah] dari [Humaid bin Hasyim bin Khutsaim] berkata: "Aku duduk bersama Abu Hurairah di daerahnya yaitu 'Aqiq. Lalu datanglah beberapa orang dari penduduk Madinah dengan mengendarai tunggangan dan berhenti di sisinya." Humaid berkata: [Abu Hurairah] berkata: "Pergilah ke ibuku, dan katakan 'Anakmu menyampaikan salam'." Orang itu berkata: "Berilah kami sedikit makan." Humaid bin Hasyim berkata: "Ibunya menaruh tiga potong roti pipih dalam piring besar dan sedikit minyak dan garam. Ia meletakkannya di atas kepalaku, aku lantas membawanya kepada mereka. Ketika aku letakkan di hadapan mereka, serta merta Abu Hurairah bertakbir dan berkata: 'Segala puji bagi Allah yang telah mengenyangkan kita dengan roti setelah kami tidak makan kecuali Al Aswadain: air putih dan kurma." Dan orang-orang itu belum makan sama sekali. Ketika mereka pergi, ia berkata: "Wahai anak saudaraku, berbuat baiklah dengan kambingmu, hapuslah ingusnya, dan harumkan baunya serta shalatlah di sampingnya karena hewan itu adalah salah satu hewan surga. Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh hampir-hampir akan datang suatu zaman kepada manusia, yang mana sekelompok kambing lebih disukai pemiliknya daripada rumah Marwan."

【90】

Muwatha' Malik 1463: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Nua'im Wahb bin Kaisan] berkata: "Disuguhkan makanan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersama anak tirinya Umar bin Abu Salamah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda kepadanya: 'Sebutlah nama Allah dan makanlah yang dekat denganmu'."

【91】

Muwatha' Malik 1464: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] ia berkata: "Aku mendengar [Al Qasim bin Muhammad] berkata: "Seseorang datang kepada Abdullah bin Abbas, lalu ia berkata kepadanya: 'Aku memiliki anak yatim, anak itu mempunyai seekor unta. Apakah aku boleh minum dari susu unta itu? ' [Ibnu Abbas] menjawab: 'Jika kamu mau mencarikan untanya saat hilang, mengecat kudisnya dan menempelinya dengan tanah sehingga tertutup lubangnya serta memberinya minum di saat unta itu haus. Maka minumlah susunya tanpa merusak nasl atau menghabiskannya saat memerah."

【92】

Muwatha' Malik 1465: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] bahwa tidaklah pernah dihidangkan kepadanya makanan, minuman hingga obat yang ia makan atau minum kecuali ia membaca: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami petunjuk, memberi kami makan, minum dan segala kenikmatan. Allah Maha Besar. Ya Allah, Nikmat-Mu datang kepada kami sarat dengan kejahatan-kejahatan, namun karenanya kami bisa berpagi dan bersore hari dalam keadaan baik. Maka kami memohon kepada-Mu kesempurnaan dan syukurnya, tidak ada kebaikan kecuali dari-Mu. Tidak ada tuhan selain-Mu, tuhan orang-orang shalih dan Rabb semesta Alam. Segala puji bagi Allah dan tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, apa yang Allah kehendaki dan tidak ada kekuatan kecuali kepada Allah. Ya Allah, berkahilah kami dengan apa yang telah engkau rizkikan kepada kami, dan lindungilah kami dari api neraka."

【93】

Muwatha' Malik 1466: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa [Umar bin Khattab] berkata: "Hati-hatilah dengan daging, sesungguhnya ia memiliki candu seperti halnya khamer."

【94】

Muwatha' Malik 1467: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa [Umar bin Khattab] bertemu Jabir bin Abdullah yang sedang membawa daging. Lalu Umar bertanya: "Apa ini?" Jabir menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, kami sedang berselera untuk makan daging, lalu aku membelinya dengan satu dirham." Umar bertanya: 'Apakah salah seorang dari kalian mengisi perutnya dengan mengabaikan tetangga atau anak pamannya? Lalu akan kalian apakan ayat Allah ini: '(Kalian jauhkan kebaikan-kebaikan kalian pada kehidupan dunia sedang kalian bersenang-senang dengannya) ' (Qs. Al Ahqaaf: 20) .

【95】

Muwatha' Malik 1468: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memakai cincin emas, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri dan melepasnya. Setelah itu beliau bersabda: "Selamanya aku tidak akan mengenakanya lagi." Abdullah bin 'Umar berkata: "Orang-orang pun melepas cincin-cincin mereka."

【96】

Muwatha' Malik 1469: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Shadaqah bin Yasar] berkata: "Aku bertanya [Sa'id bin Musayyab] tentang hukum memakai cincin, lalu dia menjawab: "Pakailah cincin dan kabarkan kepada orang-orang bahwa aku berfatwa demikian."

【97】

Muwatha' Malik 1470: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar] dari ['Abbad bin Tamim] bahwa [Abu Basyir Al Anshari] mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan. Ia (perawi) berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian mengirim seorang utusan." Abdullah bin Abu Bakar berkata: "Aku mengira beliau bersabda saat manusia berada di tempat peristirahatan mereka: "Janganlahlah kalian biarkan gantungan dari jahitan pada lutut unta, atau kalung -perawi ragu-, kecuali dipotong." Yahya berkata: "Aku mendengar Malik berkata: "Aku melihat bahwa hal itu bagian dari 'Ain."

【98】

Muwatha' Malik 1471: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari [Muhammad bin Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif] ia mendengar [Bapaknya] berkata: "Abu Sahl bin Hunaif mandi di sungai, lalu ia melepaskan jubah yang dikenakannya, sementar 'Amir bin Rabi'ah melihatnya." As'ad bin Sahl berkata: "Sahl adalah seorang pemuda yang putih dan bagus kulitnya. Amir bin Rabi'ah berkata kepadanya: "Aku tidak pernah melihat kulit yang sebagus ini, bahkan kulit seorang gadis sekalipun." Kemudian Sahl terserang demam, dan penyakit tersebut bertambah parah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian didatangi dan dikabarkan kepada beliau 'Sesungguhnya Sahl sakit, ia tidak bisa datang bersama anda, Wahai Rasulullah! ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu menemuinya, kemudian Sahl mengabarkan tentang apa yang telah dilakukan Amir terhadapnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: 'Kenapa salah seorang dari kalian hendak membunuh saudaranya? Tidaklah (sebaiknya) engkau mendo'akan agar diberkati. Sesungguhnya penyakit 'ain itu benar adanya. Berwudlulah kamu untuknya! ' Amir lantas berwudlu untuk Sahl. Setelah itu Sahl dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berangkat dengan keadaan sehat."

【99】

Muwatha' Malik 1472: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif] berkata: "Amir bin Rabi'ah melihat Sahl bin Hunaif mandi lalu ia berkata: 'Tidak pernah kulihat seperti (yang kulihat) hari ini, bahkan kulit seorang gadis dalam pingitannya sekalipun.' Kemudian Sahl terkapar di atas tanah, maka dibawalah ia ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. kemudian kepada Rasulullah dikatakan, "Wahai Rasulullah, apakah anda mengetahui sesuatu yang menimpa Sahl bin Hunaif? Demi Allah, ia tidak dapat mengangkat kepalanya." Beliau bertanya: 'Apakah kalian menduga ada seseorang yang melakukan hal itu kepadanya? ' Mereka menjawab, "Kami menuduh bahwa yang melakukannya adalah Amir bin Rabi'ah." Abu Umamah bin Sahl berkata: "Kemudian beliau memanggil Amir dan memarahinya. Beliau bertanya: "Atas dasar apa salah seorang di antara kalian membunuh saudaranya. Tidakkah kalian mendoakannya agar dia diberkati? Bersihkanlah dirimu segera untuknya! ' Lalu Amir mencuci wajah dan kedua tangannya sampai sikunya, kedua lutut dan ujung-ujung kakinya, lalu apa yang ada di dalam sarungnya dalam sebuah bejana. Kemudian air sisa mandinya tersebut disiramkan ke tubuh Sahl. Maka setelah itu, Sahl pun berangkat bersama orang-orang dalam keadaan sehat."

【100】

Muwatha' Malik 1473: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Humaid bin Qais Al Makki] berkata: "Suatu ketika dua anak Ja'far bin Abu Thalib dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bertanya kepada perawatnya: "Kenapa aku melihat keduanya sangat kurus?" penjaganya menjawab, "Wahai Rasulullah, penyakit 'ain telah menyerang mereka berdua dengan cepat. Tidak ada yang menghalangi kami untuk meminta mereka diruqyah, hanya saja kami tidak mengetahui apakah anda menyetujuinya.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda: 'Ruqyahlah mereka, karena sesungguhnya jika ada yang dapat mendahului takdir, niscaya penyakit 'ain-lah yang akan mendahuluinya."

【101】

Muwatha' Malik 1474: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Sulaiman bin Yasar] bahwa [Urwah bin Zubair] menceritakan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki rumah Ummu Salamah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sementara di dalam ada seorang bayi sedang menangis. Mereka lalu menceritakan bahwa anak itu terkena penyakit 'Ain." 'Urwah berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah kalian tidak meruqyahnya untuk menanggkal 'Ain? '"

【102】

Muwatha' Malik 1475: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seorang hamba sakit, Allah Ta'ala mengirim kepadanya dua orang Malaikat seraya berfirman: 'Lihatlah apa yang ia katakan terhadap para penjenguknya, jika ia bertahmid dan memuji Allah, ' maka mereka berdua akan mengangkatnya ke hadapan Allah 'azza wajalla -dan Dia Maha Tahu-, lalu Allah berfirman: 'Aku berjanji kepada hamba-Ku, jika Aku mewafatkannya, maka Aku akan memasukkan ia ke surga. Jika Aku menyembuhkannya, niscaya Aku akan mengganti untuknya daging yang lebih baik dari dagingnya, dan darah yang lebih baik dari darahnya. Dan Aku akan ampuni keburukan-keburukan dirinya."

【103】

Muwatha' Malik 1476: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yazid bin Khushaifah] dari [Urwah bin Zubair] ia berkata: "Aku mendengar [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Tidaklah seorang mukmin mendapatkan musibah sampai duri sekalipun, kecuali akan dikurangi dosa-dosanya, atau 'dihapus darinya kesalahan-kesalahannya'." Yazid tidak tahu mana di antara keduanya yang dikatakan Urwah."

【104】

Muwatha' Malik 1477: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Muhammad bin Abdullah bin Abu Sha'sha'ah] ia berkata: Aku mendengar [Abu Hubab Sa'id bin Yasar] berkata: Aku mendengar [Abu Hurairah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan baginya, maka Dia akan memberinya musibah."

【105】

Muwatha' Malik 1478: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] berkata: "Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ada seorang laki-laki didatangi kematian, lalu ada seseorang berkata: "Selamat untuknya, dia meninggal tanpa diuji dengan penyakit." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Celaka kamu! Tidakkah kamu tahu, kalau Allah mengujinya dengan penyakit niscaya dengan penyakit itu akan dilebur keburukan-keburukannya! "

【106】

Muwatha' Malik 1479: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yazid bin Khushaifah] bahwa ['Amru bin Abdullah bin Ka'b Al Aslami] mengabarkan kepadanya, bahwa [Nafi' bin Jubair] mengabarkan kepadanya, dari [Utsman bin Abu Al 'Ash] bahwasanya ia pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Utsman berkata: "Saat itu aku sedang sakit yang hampir-hampir membuatku meninggal." Utsman bin Abu Al 'Ash kembali bercerita, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda: 'Usaplah ia dengan tangan kananmu tujuh kali, dan bacalah: A'UUDZU BI IZZATILLAHI WA QUDRATIHI MIN SYARRI MA AJIDU (Aku berlindung dengan kemuliaan Allah dan kekuatannya dari kejelekan yang aku dapatkan) '." Utsman berkata: "Lalu hal itu aku baca, hingga Allah pun menghilangkan sakitku. Setelah itu, aku selalu menyarankan kepada keluargaku dan selainnya untuk selalu membacanya."

【107】

Muwatha' Malik 1480: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Zubair] dari [Aisyah] berkata: "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merasa sakit, maka beliau membaca untuk dirinya al mu'awidzat (doa perlindungan) dan meniupkannya. Aisyah berkata: "Tatkala sakit beliau semakin parah, aku yang membacakan doa-doa itu untuk beliau, lalu kuusapkan di tangan kanannya agar mendapatkan berkah darinya."

【108】

Muwatha' Malik 1481: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah binti Abdurrahman] bahwa [Abu Bakar As Shiddiq] pernah menemui Aisyah yang saat itu sedang sakit, sementara di sisinya ada seorang wanita Yahudi sedang meruqyahnya. Kemudian Abu Bakar berkata: "Ruqyahlah dia dengan Kitabullah."

【109】

Muwatha' Malik 1482: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari dari [Zaid bin Aslam] bahwa pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ada seorang laki-laki menderita luka yang mengeluarkan darah. Kemudian dia memanggil dua orang dari Bani Anmar, keduanya lalu menjenguk seraya becerita bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bertanya kepada mereka berdua: "Siapa di antara kalian yang pandai mengobati?" Mereka bertanya, "Adakah kebaikan dalam pengobatan ya Rasulullah?" Zaid beranggapan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dzat yang menurunkan obat adalah Dzat yang menurunkan penyakit."

【110】

Muwatha' Malik 1483: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] ia berkata: "Telah sampai kabar kepadaku bahwa pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Sa'd bin Zurarah berobat dengan cara kay karena sakit yang ada di tenggorokannya lalu meninggal."

【111】

Muwatha' Malik 1484: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] bahwa [Abdullah bin Umar] berobat dengan cara kay karena sakit pada wajahnya, dan ia juga pernah diruqyah karena sengatan kalajengking."

【112】

Muwatha' Malik 1485: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Fatimah binti Mundzir] berkata: "Jika seorang wanita yang mengalami demam didatangkan ke hadapan [Asma binti Abu Bakar], maka ia menyuruhnya mengambil air lalu menyiramkannya antara tubuh hingga kerah bajunya. Kemudian ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami agar mendinginkannya dengan air."

【113】

Muwatha' Malik 1486: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Demam itu dari luapan api neraka maka dinginkanlah dengan air! "

【114】

Muwatha' Malik 1487: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Demam itu dari luapan neraka Jahannam maka padamkanlah dengan air."

【115】

Muwatha' Malik 1488: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Bakar bin Nafi'] dari [Bapaknya, Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk memendekkan kumis dan memelihara jenggot.

【116】

Muwatha' Malik 1489: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin Abdurrahman bin Auf] bahwa dia mendengar [Mu'awiyah bin Abu Sufyan] berkhutbah di atas mimbar pada musim haji, sambil mengambil potongan rambut yang ada di tangan seorang penjaganya, ia berkata: "Wahai penduduk Madinah, di mana ulama kalian? Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang hal semacam ini. Beliau bersabda: 'Bani Isra'il binasa ketika wanita mereka mengambil barang ini'."

【117】

Muwatha' Malik 1490: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ziyad bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] ia mendengarnya berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melepas uraian rambutnya hingga ke dahi, atas kehendak Allah kemudian beliau membelah rambutnya." Malik berkata: "Tidaklah mengapa seorang laki-laki melihat rambut menantu wanitanya atau rambut ibu mertuanya."

【118】

Muwatha' Malik 1491: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa dia membenci pengebirian, ia berkata: "Di dalamnya ada kesempurnaan ciptaan."

【119】

Muwatha' Malik 1492: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Shafwan bin Sulaim] Bahwasanya telah sampai kepadanya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku dan orang yang menanggung anak yatim, baginya atau selainnya di surga seperti ini, jika dia bertakwa." Lalu beliau mengisyaratkan jari tengah dan jari telunjuk."

【120】

Muwatha' Malik 1493: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa Abu Qatadah Al Anshari berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Aku mempunyai rambut panjang hingga mencapai bahu, apakah saya boleh menatanya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian menjawab: "Ya, dan muliakanlah." Abu Qatadah terkadang meminyakinya dua kali dalam sehari, hal itu berangkat dari apa yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Ya! dan muliakanlah."

【121】

Muwatha' Malik 1494: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] bahwa ['Atha bin Yasar] ia mengabarkan kepadanya, ia berkata: "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berada di masjid, ada seorang laki-laki masuk dengan rambut yang acak-acakan dan jenggot yang tidak teratur. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas berisyarat dengan tangannya agar laki-laki tersebut keluar, seakan beliau mengatakan 'Hendaklah ia rapikan rambut dan janggutnya'. Laki-laki itu kemudian melakukannya dan kembali lagi, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukankah ini lebih baik, daripada salah seorang dari kalian datang dengan rambut yang acak-acakan seperti setan."

【122】

Muwatha' Malik 1495: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Ibrahim At Taimi] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Abdurrahman bin Al Aswad bin Abdu Yaghuts] mengatakan sesuatu saat ia sedang duduk bersama orang-orang dengan rambut dan janggut yang telah beruban. Kemudian pada keesokan harinya, ia keluar menemui orang-orang dengan rambut dan janggut yang telah dicat dengan warna merah. Perawi berkata: "Orang-orang lalu berkata kepadanya, "Ini lebih baik! " 'Abdurrahman bin Al Aswad berkata: "Tadi malam ibuku, ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus budaknya yang bernama Nukhailah kepadaku. Ia bersumpah kepada Allah atas aku, 'Sungguh, aku benar-benar akan menyemir.' Kemudian ia mengabarkan kepadaku bahwa [Abu Bakar Ash Shiddiq] juga menyemir rambutnya."

【123】

Muwatha' Malik 1496: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] berkata: "Telah sampai kabar kepadaku bahwa Khalid bin Walid berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Aku telah bermimpi buruk! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda: "Bacalah: A'UUDZU BIKALIMATILLAHI TAAMMAATI MIN GHADLABIHI WA 'IQAABIHI WA SYARRI 'IBAADIHI WA MIN HAMAZAATISY SYAYAAITTHIIN WA AN YAHDURUUN (Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya, hukuman-Nya, dari kejahatan hamba-Nya dan dari bisikan setan serta saat mereka hadir) ."

【124】

Muwatha' Malik 1497: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] ia berkata: "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diisrakan, beliau melihat 'Ifrit dari golongan jin mengikutinya dengan membawa sebuah obor api. Setiap menoleh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihatnya. Maka Jibril berkata: "Maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kata yang jika engkau membacanya, maka apinya akan pada dan ia akan jatuh tersungkur pada mulutnya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Ya." Maka Jibril pun berkata: "Bacalah: ' A'UUDZU BI WAJHILLAHIL KARIIMI WA BI KALIMAATILLAHI ATTAAMMITI LATII LAA YUJAAWIZUHUNNA BARRUN WA LAA FAAJIRUN MIN SYARRI MAA YANZILU MINASSAMAA`I WA SYARRI MA YA'RUJU MINHAA WA MIN FINATNIL LAILI WAN NAHAARI WA MIN THAWAARIQIL ALAILI WAN NAHAARI ILLAA THAARIQAN YATHRUQU BI KHAIRIN YA RAHMAN. (Aku berlindung dengan wajah Allah Yang Maha Mulia dan dengan Kalimat-Nya yang sempurna, yang tidak dilampaui seorang yang baik maupun pendosa, dari kejahatan yang turun dari langit maupun kejahatan yang naik ke arahnya, dan kejahatan yang tertanam di dalam bumi dan yang keluar darinya. Dari fitnah malam dan siang, dan dari bencana malam maupun siang kecuali bencana yang mendatangkan kebaikan, Wahai Dzat Yang Maha Pengasih) .

【125】

Muwatha' Malik 1498: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa seorang laki-laki dari Aslam berkata: "Aku tidak bisa tidur tadi malam?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Ada apa gerangan?" Ia menjawab: "Aku disengat kalajengking." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kalau saja engkau membaca ketika sore hari: "A'UUDZU BIKALIMAATILLAHI ATTAAMMATI MIN SYARRI KHALAQ (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan yang Dia ciptakan) ', niscaya tidak akan membahayakanmu."

【126】

Muwatha' Malik 1499: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Sumayya] mantan budak Abu Bakar, dari [Al Qa'qa' bin Hakim] bahwa [Ka'b Al Ahbar] berkata: "Kalaulah bukan karena kata-kata yang aku baca, niscaya orang-orang Yahudi menjadikanku layaknya keledai." Lalu ditanyakan kepadanya, "Kata-kata apakah itu?" dia menjawab: "A'UUDZU BI WAJHILLAHI AL AZHIIMI ALLADZII LAISA SYAIUN A'ZHAMA MINHU WA BI KALIMAATILLAH TAAMMATI LLATI LAA YUJAAWIZUHUNNA BARRUN WALAA FAAJIRUN WA BI ASMAA`ILLAHIL HUSNAA KULLIHAA, MAA 'ALIMTU MINHAA WAMAA LAM A'LAM MIN SYARRI MAA KHALAQA WA BARA`A WA DZARA`A" (Aku berlindung dengan wajah Allah yang Maha Agung, yang tidak ada sesuatupun yang lebih besar darinya. Dan dengan Kalimat Allah yang sempurna yang tidak akan mampu dilampaui orang baik dan pendosa, serta (aku berlindung) dengan nama-nama Nya yang baik semuanya, baik yang aku ketahui maupun tidak, dari segala kejahatan yang Dia ciptakan dan yang Dia adakan maupun ciptakan) ."

【127】

Muwatha' Malik 1500: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Abdurrahman bin Ma'mar] dari [Abu Al Hubab Sa'id bin Yasar] dari [Abu Hurairah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah Tabaraka Wa Ta'ala berfirman pada Hari Kiamat: 'Mana orang-orang yang menginginkan kemuliaan-Ku pada hari ini. Aku akan menaungi pada hari di mana tidak ada naungan selain naungan-Nya."

【128】

Muwatha' Malik 1501: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Khubaib bin Abdurrahman Al-Anshari] dari [Hafsh bin 'Ashim] dari [Abu Sa'id Al Khudri], atau dari [Abu Hurairah] ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tujuh golongan orang yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Seorang imam yang adil. Seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah. Seorang pemuda yang hatinya terpaut dengan masjid. Dua orang pemuda yang saling mencintai karena Allah, mereka bertemu dan berpisah karena-Nya. Seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam kesendirian lalu mengucur air matanya. Seorang pemuda yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan lalu dia berkata: 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah.' Dan seorang laki-laki yang bersedekah, lalu dia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan tangan kanannya."

【129】

Muwatha' Malik 1502: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia berkata kepada Jibril: 'Aku mencintai Fulan maka cintailah ia'. Jibril pun mencintainya, kemudian dia menyeru kepada penduduk langit: 'Sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah ia! ' maka penduduk langit pun mencintainya. Kemudian ditempatkan untuknya penyambutan di dunia. Apabila Allah membenci seorang hamba, " Malik berkata: "Menurut perkiraan kami, selanjutnya beliau menyampaikan tentang kebencian Allah kepada seorang hamba dengan redaksi yang sama dengan sebelumnya."

【130】

Muwatha' Malik 1503: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Hazim bin Dinar] dari [Abu Idris Al Khaulani] berkata: "Aku memasuki masjid Damaskus. Ternyata di dalamnya ada seorang pemuda yang bergigi putih berkilau. Apabila orang-orang yang bersamanya berselisih pendapat, mereka mengembalikannya kepada pemuda itu dan menerima pendapatnya. Lalu aku bertanya tentangnya, lantas ada yang menjawab bahwa dia adalah [Mu'adz bin Jabal] . Keesokan harinya, aku bergegas ke masjid pada waktu yang masih sangat pagi, ternyata aku mendapatinya telah mendahuluiku. Aku mendapatinya sedang shalat, maka aku menunggunya sampai dia selesai shalat. Lalu aku menemuinya dari arah depannya seraya mengucapkan salam, aku berkata kepadanya: 'Demi Allah, sungguh aku mencintaimu karena Allah.' Dia bertanya: 'Apakah karena Allah? ' Aku menjawab: 'Karena Allah.' Dia bertanya lagi: 'Apakah karena Allah? ' Aku menjawab: 'Karena Allah.' Dia bertanya: 'Apakah karena Allah? ' Aku menjawab: 'Karena Allah'." Abu Idris berkata: "Dia menarik ujung serbanku dan menarik diriku ke arahnya lalu berkata: Bergembiralah! aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah Tabaraka Wa Ta'ala berfirman: 'Kecintaan-ku pasti turun kepada siapa yang saling mencintai karena-Ku. Siapa saja yang bermajlis karena-Ku, dan saling mengunjungi karena-Ku. Yang saling berusaha karena-Ku'." Telah menceritakan kepadaku dari Malik bahwa telah sampai kabar kepadanya, dari Abdullah bin Abbas bahwa dia berkata: "Tengah-tengah dalam suatu urusan (adil), bersikap lemah lembut dan penyambutan yang baik adalah sebagian dari dua puluh bagian kenabian."

【131】

Muwatha' Malik 1504: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah Al-Anshari] dari [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mimpi yang baik dari seorang laki-laki shalih adalah salah satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian." Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda seperti di atas.

【132】

Muwatha' Malik 1505: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Zufar bin Sha'sha'ah] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat subuh beliau bertanya: "Apakah salah seorang di antara kalian tadi malam bermimpi?" dan beliau menambahkan: "Tidak akan ada sifat kenabian setelah-ku yang tertinggal kecuali mimpi yang baik."

【133】

Muwatha' Malik 1506: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha bin Yasar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan tersisa setelah-ku kenabian kecuali Al Mubasyirat" Para shahabat bertanya: "Apakah Al Mubasyirat itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang laki-laki shalih." atau "Yang diperlihatkan kepadanya. (mimpi itu merupakan) salah satu bagian dari empat puluh enam sifat kenabian."

【134】

Muwatha' Malik 1507: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] berkata: aku telah mendengar [Abu Qatadah bin Rib'i] berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mimpi yang baik adalah dari Allah sedangkan mimpi yang buruk dari setan. Jika salah seorang di antara kalian bermimpi sesuatu yang dia benci, maka hendaknya dia meludah ke kirinya tiga kali ketika bangun, dan memohon perlindungan dari Allah dari keburukannya. Karena hal itu tidak akan membahayakannya, insya Allah." Abu Salamah berkata: "Jika aku bermimpi sesuatu yang sangat berat bagiku daripada gunung, maka tatkala aku mendengar hadits ini aku tidak memperdulikannya lagi."

【135】

Muwatha' Malik 1508: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] menafsirkan tentang ayat: '(Bagi mereka kabar gembira di kehidupan dunia maupun akhirat) ' (Qs. Yunus: 64) "Yaitu mimpi baik yang dilihat orang yang shalih atau diperlihatkan padanya."

【136】

Muwatha' Malik 1509: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Musa bin Maisarah] dari [Sa'id bin Abu Hind] dari [Abu Musa Al Asy'ari] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa bermain dadu, maka dia telah bermaksiat kepada Allah dan RasulNya."

【137】

Muwatha' Malik 1510: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari ['Alqamah bin Abu 'Alqamah] dari [Ibunya] dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, telah sampai kabar kepadanya bahwa ada penghuni sebuah rumah di kampungnya memiliki dadu. Maka 'Aisyah mengirim utusan kepada mereka untuk menyampaikan pesan kepada mereka, "Jika kalian tidak mengeluarkannya, niscaya aku akan mengusir kalian dari kampungku'. Dan 'Aisyah pun mengingkari mereka."

【138】

Muwatha' Malik 1511: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa jika dia mendapati salah seorang keluarganya bermain dadu, maka dia memukulnya dan memecahkan dadu tersebut. Yahya berkata: "Aku mendengar Malik berkata: 'Tidak ada kebaikan dalam dadu', dia membencinya, dan aku juga mendengar bahwa dia membenci permainan dadu atau yang lainnya yang termasuk hal yang batil, lalu dia membaca ayat ini: '(Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan) ' (Qs. Yunus: 32)

【139】

Muwatha' Malik 1512: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan. Jika salah seorang dari suatu kaum memberi salam maka itu cukup bagi mereka."

【140】

Muwatha' Malik 1513: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Wahab bin Kaisan] dari [Muhammad bin 'Amru bin Atha] berkata: Aku duduk di samping Abdullah bin 'Abbas, lalu seorang penduduk Yaman menemuinya dan mengucapkan: "ASSALAAMU 'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WA BARAKAATUHU (semoga keselamatan dan rahmat Allah serta barakah-Nya tercurah kepada kalian)." Kemudian dia menambahinya dengan sesuatu. Ibnu 'Abbas yang ketika itu sudah buta matanya bertanya: "Siapakah orang itu?" Mereka menjawab: "Ini adalah orang Yaman yang hendak menemuimu." Kemudian mereka mengenalkannya. Muhammad bin 'Amru berkata: [Ibnu 'Abbas] berkata: "Salam itu terhenti pada kata AL BARAKAH."

【141】

Muwatha' Malik 1514: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika salah seorang Yahudi mengucapkan salam kepada kalian, hanyasanya mereka mengucapkan: ASSAAMU 'ALAIKUM (kebinasaan atas kalian) maka jawablah: 'ALAIKA (juga atas kalian) ." Yahya berkata: "Malik ditanya tentang seseorang yang memberi salam kepada orang Yahudi atau Nasrani, apakah dia harus menarik ucapannya? dia menjawab, "Tidak perlu."

【142】

Muwatha' Malik 1515: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Abu Murrah] mantan budak 'Aqil bin Abu Thalib, dari [Abu Waqid Al Laitsi] bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk di masjid bersama orang-orang. Datanglah tiga orang, dua orang menuju ke Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan yang satu keluar. Ketika mereka berdua berdiri di majlis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka mengucapkan salam. Salah seorang dari mereka melihat ada tempat yang kosong di kumpulan orang lalu dia mendudukinya. Orang kedua duduk di belakang mereka, sedangkan yang ketiga mundur dan pergi. Setelah selesai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku kabarkan kepada kalian tentang tiga orang tadi: yang pertama dia telah berlindung kepada Allah, maka Allah pun melindunginya. Orang yang kedua, dia merasa malu, maka Allah pun malu darinya, sedangkan yang ketiga, dia berpaling maka Allah pun berpaling darinya."

【143】

Muwatha' Malik 1516: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] bahwa dia telah mendengar seorang laki-laki memberi salam kepada Umar bin Khattab, lalu ia menjawabnya. Kemudian Umar bertanya kepada lelaki tadi: "Bagaimana keadaanmu?" laki-laki itu menjawab: "Aku memuji Allah untuk (keberkahan) mu." Lalu [Umar] berkata: "Itu yang aku mau darimu."

【144】

Muwatha' Malik 1517: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa [Thufail bin Ubay bin Ka'b] mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah mendatangi [Abdullah bin Umar] lalu dia pergi ke pasar bersamanya. Thufail bin Ubay berkata: "Ketika kami pergi ke pasar, tidaklah Abdullah bin Umar melewati rakyat jelata, atau para penjual atau orang miskin atau siapa pun kecuali dia memberinya salam." Thufail berkata: "Pada suatu hari aku menemui Abdullah bin Umar, lalu dia mengajakku pergi ke pasar, aku bertanya kepadanya, "Apa yang engkau kerjakan di pasar padahal engkau tidak berhenti ke sebuah toko, atau menanyakan barang, tidak menawar sesuatu, atau duduk di tempat penjualan?" dia menjawab, "Aku katakan, "Duduklah di sini kita bicarakan sesuatu." lalu Abdullah bin Umar berkata kepadaku, "Wahai Abu Bathn (perut besar)! -karena ketika itu Thufail perutnya besar-, kita pergi ke pasar hanya untuk mengucapkan salam kepada siapapun yang kita temui'."

【145】

Muwatha' Malik 1518: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Yahya bin Sa'id] berkata: "Seorang laki-laki mengucapkan salam kepada Abdullah bin Umar, dia katakan, "ASSAALAMU 'ALAIKA WA RAHMATULLAH WA BARAKAATUHU WALGHAADIYAATU WARRAA`IHAT (Semoga keselamatan, rahmat dan barakah Allah tercurah kepadamu, dan orang-orang yang pada pagi hari dan sorenya)." [Abdullah bin Umar] kemudian menjawabnya: "WA'ALAIKA ALFAN (dan atas kamu seribu kali)." Seakan-akan dia membenci hal itu.

【146】

Muwatha' Malik 1519: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Shafwan bin Sulaim] dari [Atha bin Yasar] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya oleh seorang laki-laki, "Wahai Rasulullah, haruskah aku minta izin kepada ibuku (jika masuk ke kamarnya)?" beliau menjawab: "Ya." Laki-laki itu bertanya lagi, "Aku tinggal bersamanya dalam satu rumah?" Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mintalah izin kepadanya." Laki-laki itu bertanya lagi, "Aku juga sebagai pelayannya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Mintalah izin kepadanya, apakah engkau mau jika mendapatinya sedang telanjang! " Dia menjawab: "Tidak." Beliau bersabda: "Maka mintalah izin! "

【147】

Muwatha' Malik 1520: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] dari [lebih dari satu ulama mereka] bahwa [Abu Musa Al Asy'ari] datang meminta izin kepada Umar bin Khattab, lalu ia mengucapkan salam hingga tiga kali, setelah itu ia kembali pulang. Umar bin Khattab mengutus seseorang untuk mengejarnya. Umar bertanya: "Kenapa kamu tidak masuk?" Abu Musa Al Asy'ari menjawab: "Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Minta izin itu tiga kali. Jika kamu diizinkan, masuklah. Jika tidak, maka pulanglah'! " Lalu Umar bin Khattab berkata: "Selain engkau siapa yang tahu tentang hadits ini? Jika engkau tidak mendatangkannya kepadaku, maka aku akan melakukan ini dan itu terhadapmu." Kemudian Abu Musa keluar hingga mendapatkan suatu majlis di dalam masjid yang disebut majlis Anshar. Dia berkata: "Aku telah mengabari Umar bin Khattab bahwa aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Minta izin itu tiga kali, jika engkau diizinkan maka masuklah, namun jika tidak maka pulanglah.' lalu Umar berkata: 'Kalau engkau tidak mendatangkan kepadaku siapa saja yang mengetahui hal ini, maka aku akan melakukan begini dan begitu. Maka jika salah seorang di antara kalian pernah mendengarnya, ikutlah denganku." Orang-orang lalu berkata kepada [Abu Sa'id Al Khudri]: "Ikutlah bersamanya! " ketika itu Abu Sa'id Al Khudri adalah orang yang termuda di antara mereka, maka ia pun pergi bersama Abu Musa dan memberi kesaksian kepada Umar bin Khattab. Kemudian Umar bin Khattab berkata kepada Abu Musa: "Aku tidak meragukanmu, hanya saja aku khawatir jika manusia membuat-buat ucapan (yang dinisbatkan) atas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."

【148】

Muwatha' Malik 1521: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar] dari [Bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika ada yang bersin, maka bertasymitlah. Jika bersin lagi maka bertasymitlah, lalu jika bersin lagi maka bertasymitlah. Jika masih bersin maka katakanlah: 'Kamu sedang sakit pilek'." Abdullah bin Abu Bakar berkata: "Aku tidak tahu apakah (mengatakannya) setelah yang ketiga atau keempat."

【149】

Muwatha' Malik 1522: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] berkata: "Ketika [Abdullah bin Umar] bersin, lalu ada yang mendoakan kepadanya: "YARHAMUKALLAH (Semoga Allah merahmatimu) " Maka ia membalas: "YARHAMUNA ALLAHU WA IYYAKUM WA YAGHFIRU LANA WA LAKUM (Semoga Allah merahmatiku dan kalian dan mengampuni dosaku dan kalian) ."

【150】

Muwatha' Malik 1523: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa [Rafi' bin Ishaq] mantan budak Asy Syifa', mengabarkan kepadanya, ia berkata: Aku masuk ke rumah Abu Sa'id Al Khudri bersama Abdullah bin Abu Thalhah untuk menjenguknya. Maka [Abu Sa'id] berkata kepada kami: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan kepadaku bahwa para Malaikat tidak akan masuk rumah yang ada patung, atau gambar di dalamnya." Ishaq ragu yang mana di antara keduanya yang dikatakan Abu Sa'id.

【151】

Muwatha' Malik 1524: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abu Nadlr] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] bahwa dia hendak menemui [Abu Thalhah Al Anshari] untuk menjenguknya. Abu An Nadlr berkata: "Kemudian dia mendapati [Sahl bin Hunaif] sudah ada di sampingnya. Abu Thalhah lalu memanggil seseorang untuk melepas tikar yang ada di bawahnya. Sahl bin Hunaif bertanya: "Kenapa engkau menariknya?" dia menjawab: "Karena ada gambar di dalamnya, padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda sebagaimana yang engkau tahu." Lalu Sahl berkata: "Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kecuali yang tertulis dalam kain." Dia berkata: "Benar, tapi ini lebih menenangkan jiwaku."

【152】

Muwatha' Malik 1525: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya ia telah membeli numruqah yang ada gambarnya. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihatnya, beliau berdiri di depan pintu dan tidak masuk ke dalam rumah. Aisyah melihat pada wajah beliau ada rona kebencian, maka dia bertanya: "Wahai Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya, dosa apa yang telah aku perbuat?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada apa dengan bantal ini?" Dia menjawab: "Aku telah membelinya agar anda duduk dengannya atau anda jadikan sebagai bantal." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang menggambar gambar ini akan disiksa pada Hari Kiamat. Dikatakan kepada mereka: 'Hidupkan yang telah kalian buat, ' kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang ada gambarnya."

【153】

Muwatha' Malik 1526: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha'sha'ah] dari [Sulaiman bin Yasar] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki rumah Maimunah binti Al Haris, ternyata di dalamnya ada beberapa biawak dengan telurnya. Beliau saat itu bersama Abdullah bin Abbas dan Khalid bin Walid. Beliau bertanya: "Dari mana ini?" Maimunah menjawab: "Saudariku, Huzailah binti Al Harits menghadiahkannya kepadaku." Beliau berkata kepada Abdullah bin Abbas dan Khalid bin Walid: "Kalian berdua, makanlah." Mereka bertanya: "Kenapa anda tidak memakannya, Wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya telah hadir hidangan dari Allah." Maimunah bertanya: "Apakah anda mau kami hidangkan susu?" Beliau menjawab: "Ya." Dan ketika beliau akan meminum susu tersebut beliau bertanya: "Dari mana ini?" Maimunah menjawab: "Saudariku, Huzailah menghadiahkan kepadaku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apa pendapatmu tentang budak wanitamu yang engkau pernah minta agar aku membebaskannya? Berikan (kembalikan) kepada saudarimu dan sambunglah silaturrahim agar dia yang merawatnya karena itu lebih baik untukmu."

【154】

Muwatha' Malik 1527: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif] dari [Abdullah bin Abbas] dari [Khalid bin Walid bin Al Mughirah] bahwa dia bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki rumah Maimunah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian dihidangkan daging biawak yang telah dipanggang, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengulurkan tangannya untuk mengambilnya, tetapi para wanita yang ada di sana berkata: "Beritahu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang apa yang hendak beliau makan! " Maka dikatakan kepada beliau: "Itu adalah daging biawak, Wahai Rasulullah." Maka beliau pun mengangkat kembali tangannya. Khalid bin Walid bertanya: "Apakah itu haram, Wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Tidak, hanya saja daging ini tidak ada di daerahku, maka aku merasa jijik." Khalid berkata: "Aku lalu memotong dan memakannya, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat."

【155】

Muwatha' Malik 1528: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] bahwa ada seorang lelaki memanggil Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Wahai Rasulullah apa pendapat anda tentang daging biawak?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Aku tidak memakannya dan tidak mengharamkannya."

【156】

Muwatha' Malik 1529: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yazid bin Hushaifah] bahwa [As Sa`ib bin Yazid] ia mengabarkan telah mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar [Sufyan bin Abu Zuhair] -dia adalah seorang laki-laki sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, berasal dari Azdi Syanuah, dia menceritakan hadits kepada orang-orang di depan pintu masjid- ia mengatakan "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Barangsiapa memelihara anjing yang tidak digunakan untuk menjaga tanaman ataupun ternak, maka akan berkurang amalnya setiap hari satu qirath." As Sa`ib bin Yazid bertanya: "Apakah engkau mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Dia menjawab: "Ya, demi Rabb masjid ini."

【157】

Muwatha' Malik 1530: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa memelihara anjing selain anjing yang terlatih atau anjing untuk menjaga ternak, maka akan berkurang amalannya setiap hari dua qirath."

【158】

Muwatha' Malik 1531: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh anjing."

【159】

Muwatha' Malik 1532: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pangkal kekufuran dari arah timur, sedangkan kesombongan dan keangkuhan terdapat pada pemilik kuda dan unta. Adapun al fadad itu terdapat pada orang badui dan ketenangan terdapat pada pemilik kambing."

【160】

Muwatha' Malik 1533: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha'sha'ah] dari [Bapaknya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hampir-hampir harta yang paling baik bagi seorang muslim adalah kambing: dengan kambing itu dia menyusuri puncak-pundak gunung dan tempat-tempat turunnya hujan, menyelamatkan agamanya dari berbagai fitnah."

【161】

Muwatha' Malik 1534: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah seseorang memerah susu ternak orang lain tanpa izin pemiliknya. Apakah kalian suka jika kamarnya didatangi, lalu lemari penyimpanannya dihancurkan dan makanannya dipindahkan? Hanyasanya kantung susu hewan ternak itulah yang menjadi tempat penyimpanan makanan mereka, maka janganlah seseorang memerah susu ternak orang lain tanpa izinnya."

【162】

Muwatha' Malik 1535: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] bahwa ketika makan malam [Ibnu Umar] telah disiapkan, ia kemudian mendengar bacaan imam (shalat), sementara ia masih berada di rumahnya. Maka dia tidak mempercepat makannya sampai dia menyelesaikannya."

【163】

Muwatha' Malik 1536: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] dari [Abdullah bin Abbas] dari [Maimunah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang tikus yang jatuh ke dalam minyak samin. Maka beliau menjawab: "Ambillah (tikusnya), dan buanglah yang ada di sekelilingnya."

【164】

Muwatha' Malik 1537: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abu Hazim bin Dinar] dari [Sahl bin Sa'ad As Sa'idi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika memang ada, maka itu pada pada kuda, wanita, dan tempat tinggal." Maksudnya adalah keyakinan negatif (pesimis) .

【165】

Muwatha' Malik 1538: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Hamzah] dan [Salim] anak Abdullah bin 'Umar, dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Keyakinan bahwa sesuatu dapat menimbulkan kesialan ada pada tempat tinggal, wanita, dan kuda."

【166】

Muwatha' Malik 1539: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] berkata: "Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: 'Wahai Rasulullah, kami tinggal di sebuah rumah, jumlahnya (penghuninya) banyak, dan harta melimpah. Kemudian jumlahnya (penghuninya menjadi) berkurang dan hartapun habis, ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Biarkanlah rumah itu terhina."

【167】

Muwatha' Malik 1540: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata tentang unta yang hampir melahirkan lalu diperah susunya: "Siapa yang akan memerah susu ini?" Lalu berdirilah seorang laki-laki, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Siapa namamu?" laki-laki itu menjawab: "Aku Murrah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Duduklah! " beliau bertanya lagi: "Siapakah yang akan memerah susu ini?" berdirilah seorang laki-laki. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Siapa namamu?" laki-laki itu menjawab, "Aku Harb." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Duduklah! " beliau bertanya lagi: "Siapakah yang akan memerah susu ini?" lalu berdirilah seorang laki-laki. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Siapakah namamu?" laki-laki itu menjawab: "Ya'isy." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun kemudian berkata kepadanya: "Perahlah! "

【168】

Muwatha' Malik 1541: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] bahwa [Umar bin Khattab] bertanya kepada seorang laki-laki: "Siapa namamu?" Laki-laki itu menjawab, "Jamrah." Umar bertanya lagi, "Anak siapa?" laki-laki itu menjawab, "Anak Syihab." Umar bertanya lagi, "Dari suku apa?" laki-laki itu menjawab, "Dari Hurqah (terbakar) ". Kemudian Umar bertanya lagi, "Tinggal di mana?" laki-laki itu menjawab: "Harratin Nar (perkampungan api), " Dia bertanya lagi, "Di bagian mana?" laki-laki itu menjawab, "Di daerah Dzatu Lazha (yang memiliki nyala api) ." Umar lalu berkata: "Temuilah keluargamu, sesungguhnya mereka telah terbakar." Yahya bin Sa'id berkata: "Maka terjadilah seperti apa yang di beritahukan Umar radliallahu 'anhu."

【169】

Muwatha' Malik 1542: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Humaid Ath Thawil] dari [Anas bin Malik] ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan bekam, sementara yang membekam adalah Abu Thaibah, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberinya satu Sha' kurma, dan menyuruh keluarganya agar meringankan beban pajaknya."

【170】

Muwatha' Malik 1543: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Ibnu Muhaishah Al Anshari] seorang dari Bani Harisah, dia meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetang upah tukang bekam, lalu beliau melarangnya. Maka dia terus menanyakannya dan meminta izin beliau hingga beliau bersabda: "Berikanlah pada budakmu."

【171】

Muwatha' Malik 1544: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menunjuk ke arah timur dan bersabda: 'Sesungguhnya fitnah itu dari sana, sesungguhnya fitnah itu dari sana, dari tempat munculnya tanduk setan'."

【172】

Muwatha' Malik 1545: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] dari [Abu Lubabah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang membunuh ular yang ada di rumah-rumah."

【173】

Muwatha' Malik 1546: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] dari [Sa`ibah] mantan budak wanita Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang membunuh sekelompok ular kecil yang ada di dalam rumah, kecuali dzu thufyatain dan al abtar, karena dua golongan ini menyilaukan mata dan dapat menggugurkan apa yang ada di kandungan.

【174】

Muwatha' Malik 1547: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Shaifi] mantan budak Ibnu Aflah, dari [Abu Sa`ib] mantan budak Hisyam bin Zuhrah, ia berkata: "Aku menemui Abu Sa'id Al Khudri, tetapi saat itu ia sedang melaksanakan shalat. Aku lalu duduk menunggunya hingga dia selesai, kemudian aku mendengar ada suara dari sesuatu yang bergerak di bawah kasur di rumahnya. Ternyata itu adalah ular, lalu aku bangkit untuk membunuhnya. Abu Said mengisyaratkan agar aku tetap duduk. Ketika selesai, dia menunjukkan sebuah rumah dan bertanya: "Apakah engkau melihat ruangan ini?" Aku menjawab, "Ya." [Abu Sa'id] lalu menuturkan, "Dahulu ada seorang pemuda yang baru menikah, kemudian pemuda itu berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menuju Khandaq. Ketika dia masih bersama beliau, pemuda itu mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meminta izin. Dia berkata: "Wahai Rasulullah, izinkan aku untuk menemui istriku karena saya baru saja menikah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun memberinya izin. Kemudian beliau bersabda kepada pemuda itu: "Ambillah senjatamu, aku kawatir kamu dihadang Bani Quraizhah." Maka pulanglah pemuda itu menemui isterinya. Namun ia mendapati isterinya berada di depan pintu, hingga ia ampir saja melemparkan tombaknya kepada sang isteri karena rasa cemburu. Tapi isterinya berkata: "Jangan terburu-buru hingga engkau masuk dan lihat apa yang terjadi di rumahmu." Maka dia masuk dan ternyata ada ular yang melingkar di atas kasurnya. Lalu dia tancapkan tombaknya pada ular itu dan keluar dengan membawanya dan menggantungnya di rumah. Ular itupun menggerakkan ujung tombak dan pemuda tadi tersungkur meninggal dunia. Tidak diketahui, manakah yang lebih dulu mati, pemuda itu ataukah ular tersebut. Hal itu disampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya di Madinah ada sekelompok jin yang telah masuk Islam, jika kalian melihatnya berbuat sesuatu maka izinkanlah selama tiga hari. Jika (setelah tiga hari) masih nampak maka bunuhlah karena itu adalah setan."

【175】

Muwatha' Malik 1548: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdurrahman bin Harmalah] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang berkendaraan sendirian adalah setan. Dua orang pengendara adalah dua setan dan tiga pengendara adalah kafilah."

【176】

Muwatha' Malik 1549: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdurrahman bin Harmalah] dari [Sa'id bin Musayyab] berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setan itu menyukai orang yang sendirian atau dua orang. Jika mereka berjumlah tiga orang, maka dia tidak menyukainya."

【177】

Muwatha' Malik 1550: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, melakukan perjalanan selama sehari semalam kecuali bersama mahramnya."

【178】

Muwatha' Malik 1551: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abu 'Ubaid] mantan budak Sulaiman bin Abdul Malik, dari [Khalid bin Ma'dan] dia memarfu'kannya, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah Tabaraka Wa Ta'ala, Maha Lembut dan mencintai sikap lemah lembut, ridla terhadapnya dan menolong orang yang lemah lembut tidak sebagaimana Dia tidak menolong orang yang kasar. Jika engkau mengendarai tunggangan dari hewan ini, berhentikan dia di tempat-tempatnya. Jika tanahnya kering maka percepatlah jalannya selama (kendaraan tersebut) masih kuat. Hendaknya kalian berjalan di malam hari, karena tanah itu dipendekkan (jaraknya) pada malam hari, beda dengan keadaannya pada siang hari. Janganlah kalian beristirahat di tengah jalan, karena itu adalah jalannya hewan dan tempat tinggal ular."

【179】

Muwatha' Malik 1552: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Sumayya] mantan budak Abu Bakar, dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perjalanan itu bagian dari siksaan, seseorang akan terhalang tidurnya, makannya dan minum. Maka jika salah seorang di antara kalian telah menyelesaikan kebutuhan yang ada padanya, segeralah kembali kepada keluarganya."

【180】

Muwatha' Malik 1553: Telah menceritakan kepadaku Malik dari pamannya [Abu Suhail bin Malik] dari [Ayahnya] Bahwasanya ia mendengar [Utsman bin Affan] berkhutbah seraya mengatakan: "Janganlah kalian bebani budak wanita yang tidak punya keahlian untuk bekerja, jika kalian membebaninya maka dia akan bekerja dengan kemaluannya. Janganlah kalian membebani anak kecil untuk bekerja, karena jika dia tidak mendapatkannya maka ia akan mencuri. Jagalah kehormatan, niscaya Allah akan menjaga kehormatan kalian, dan makanlah dengan makanan yang baik."

【181】

Muwatha' Malik 1554: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seorang budak patuh kepada tuannya dan bagus dalam ibadah kepada Allah, maka baginya dua kali pahala."

【182】

Muwatha' Malik 1555: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Dinar] bahwa [Abdullah bin Umar] berkata: "Jika kami berbaiat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mendengar dan taat, maka beliau akan bertitah kepada kami: 'Semampu kalian."

【183】

Muwatha' Malik 1556: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Umaimah binti Ruqaiqah] berkata: "Aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika para wanita membaiatnya untuk Islam. Kami mengatakan: 'Wahai Rasulullah, kami membaiat anda untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kami, tidak mendatangi kejahatan yang telah kami lakukan antara kedua tangan dan kaki kami, dan tidak bermaksiat terhadap anda dalam kebaikan." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menambahkan: "Semampu dan sekuat kalian." Umaimah berkata: "Kami menyahutnya, "Allah dan Rasul-Nya lebih kami sayangi daripada diri kami. Wahai Rasulullah, kemarilah, kami akan membaiatmu." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya aku tidak akan bersalaman dengan wanita. Perkataanku terhadap seratus wanita adalah seperti perkataanku terhadap seorang wanita, atau seperti perkataanku untuk satu wanita."

【184】

Muwatha' Malik 1557: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Dinar] bahwa [Abdullah bin Umar] menulis surat kepada Abdul Malik bin Marwan untuk membaiatnya, dia menulis: "Bismillahhi arrahman arrahim: amma ba'du, untuk Abdullah, Abdul Malik Amirul mukminin, semoga kesejahteraan atasmu, aku memuji Allah untukmu, yang tidak ada ilah yang patut disembah kecuali Dia, dan aku nyatakan untuk mendengar dan taat kepadamu di atas sunnah Allah dan sunnah Rasul-Nya semampuku."

【185】

Muwatha' Malik 1558: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mengatakan kepada saudaranya: 'Kamu kafir, ' maka (kekafirannya) akan kembali kepada salah satu di antara keduanya."

【186】

Muwatha' Malik 1559: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika engkau mendengar seorang laki-laki mengatakan: 'Semoga orang-orang itu binasa' maka dialah orang yang paling binasa dari mereka."

【187】

Muwatha' Malik 1560: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah salah seorang di antara kalian mengatakan: 'Betapa malangnya masa, ' karena Allah adalah masa."

【188】

Muwatha' Malik 1561: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] berkata: "Isa bin Maryam bertemu dengan seekor babi di suatu jalan, lalu dia berkata: "Lewatlah dengan selamat! " Ada yang bertanya: "Engkau ucapkan seperti ini kepada seekor babi! " Isa bin Maryam menjawab: "Aku takut jika lisanku terbiasa mengucapkan kata-kata kotor."

【189】

Muwatha' Malik 1562: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Muhammad bin 'Amru bin 'Alqamah] dari [Bapaknya] dari [Bilal bin Al Haris Al Muzani] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang laki-laki mengatakan suatu kalimat yang diridlai Allah, sementara ia tidak tahu betapa besar kalimat itu, sehingga dengan kalimat itu Allah mencatat untuknya keridlaan-Nya sampai hari kiamat. Ada juga seorang laki-laki mengatakan suatu kalimat yang Allah murkai Allah, sementara ia tidak tahu betapa besar kalimat itu, sehingga Allah mencatat untuknya kemurkaan-Nya sampai hari kiamat."

【190】

Muwatha' Malik 1563: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abu Shalih As Samman] ia mengabarkan kepadanya, bahwa [Abu Hurairah] berkata: "Sungguh seorang laki-laki akan mengatakan satu kalimat yang ia anggap remeh, namun justru memasukkannya ke dalam neraka Jahannam. Dan sungguh seorang laki-laki akan mengatakan satu kalimat yang ia anggap remeh, namun justru kalimat tersebut memasukkannya ke dalam surga."

【191】

Muwatha' Malik 1564: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Abdullah bin Umar] berkata: "Dua orang datang dari timur lalu mereka menyampaikan khutbah sehingga membuat orang-orang takjub terhadap penjelasannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda: 'Sesungguhnya di antara penjelasan itu adalah sihir, ' atau beliau bersabda: 'Sesungguhnya sebagian penjelasan itu adalah sihir'."

【192】

Muwatha' Malik 1565: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Al Walid bin Abdullah bin Shayyad] bahwa [Al Muthallib bin Abdullah bin Hanthab Al Makhzumi] ia mengabarkan kepadanya, bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Apakah ghibah itu?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas menjawab: "Engkau sebut pada diri seseorang, sesuatu yang benci jika mendengarnya." Laki-laki itu bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, walaupun yang diucapkan itu benar" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika yang engkau katakan itu hal yang batil, maka itu dusta."

【193】

Muwatha' Malik 1566: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha bin Yasar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang Allah jaga dari dua hal, maka dia akan masuk surga." Lalu ada seorang laki-laki berkata: "Wahai Rasulullah, jangan engkau beritahu kami! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terdiam, kemudian beliau mengatakan kembali seperti yang beliau katakan tadi. Laki-laki itu berkata: "Jangan engkau beritahu kami, Wahai Rasulullah! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diam. Beliau mengulanginya lagi, kemudian laki-laki itu berkata lagi: "Jangan engkau beritahu kami, Wahai Rasulullah! " Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakannya lagi. Laki-laki itu pergi dan mengatakan seperti yang dia katakan sebelumnya, maka ada seorang laki-laki lain yang mendiamkannya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa dipelihara Allah dari keburukan dua hal, niscaya dia akan masuk surga: apa yang ada di antara dua janggutnya (lisan) dan apa yang ada di antara dua kakinya. Apa yang ada di antara dua janggutnya dan apa yang ada di antara dua kakinya. Apa yang ada di antara dua janggutnya dan apa yang ada di antara dua kakinya."

【194】

Muwatha' Malik 1567: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Ayahnya] berkata: "Umar bin Khattab menemui [Abu Bakar As Shiddiq] sedang dia menarik lidahnya. Umar bertanya: "Apa-apaan ini. Semoga Allah mengampunimu." Abu Bakar berkata: "Sesungguhnya inilah yang mengantarku pada kebinasaan."

【195】

Muwatha' Malik 1568: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abdullah bin Dinar] berkata: "Aku dan [Abdullah bin Umar] berada di rumah Khalid bin 'Uqbah yang ada di pasar. Datanglah seorang laki-laki hendak berbisik dengannya, sedangkan saat itu Abdullah bin Umar tidak ada yang menemaninya kecuali aku dan pemuda yang ingin berbisik tadi. Maka Abdullah bin Umar memanggil seorang lagi sehingga kami menjadi empat orang. Lalu Abdullah bin Umar berkata kepadaku dan orang yang dia panggil: Mudurlah sedikit, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah dua orang saling berbisik tanpa yang satunya."

【196】

Muwatha' Malik 1569: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika ada tiga orang (berkumpul), maka janganlah dua orang berbisik tanpa melibatkan yang satunya."

【197】

Muwatha' Malik 1570: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Shafwan bin Sulaim] berkata: "Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Aku akan berbohong kepada isteriku, Wahai Rasulullah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada kebaikan dalam berbohong" Orang itu berkata: "Wahai Rasulullah, aku berjanji kepadanya dan aku akan mengutarakannya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada dosa bagimu."

【198】

Muwatha' Malik 1571: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Shafwan bin Sulaim] berkata: "Ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut?" Beliau menjawab: "Ya." Kemudian ditanya lagi: "Apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil?" Beliau menjawab: "Ya." Lalu ditanyakan lagi: "Apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong?" Beliau menjawab: "Tidak."

【199】

Muwatha' Malik 1572: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah meridlai kalian karena tiga perkara dan membenci dari kalian tiga perkara. Meridlai kalian jika: kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, kalian berpegang teguh terhadap tali agama Allah secara bersama-sama dan saling menasehati terhadap orang yang Allah beri perwalian urusan kalian. Membenci kalian jika: Banyak bicara, menyia-nyiakan harta dan banyak bertanya."

【200】

Muwatha' Malik 1573: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Manusia yang paling buruk adalah orang yang bermuka dua. Datang kepada sebagian orang dengan satu wajah, dan datang kepada sebagian yang lain dengan wajah yang lain."

【201】

Muwatha' Malik 1574: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Isma'il bin Abu Hakim] dia mendengar [Umar bin Abdul Azis] berkata: "Dikatakan bahwa Allah Tabaraka Wa Ta'ala tidak akan menyiksa orang secara umum karena perbuatan dosa secara khusus, tetapi jika kemungkaran dilakukan terang-terangan, maka mereka semua berhak mendapatkan siksa."

【202】

Muwatha' Malik 1575: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] berkata: "Saat aku keluar bersama [Umar bin Al Khaththab] Amirul Mukminin hingga ketika sampai pada sebuah bangunan, aku mendengarnya berkata sedangkan waktu itu antara aku dan dia terhalang tembok, dia berada di ujung bangunan: "Bagus, bagus! Demi Allah takutlah engkau kepada Allah (hai Umar), atau Dia akan menyiksamu."

【203】

Muwatha' Malik 1576: Telah menceritakan kepadaku Malik dari ['Amir bin Abdullah bin Zubair] bahwa Jjika dia mendengar suara petir, dia meninggalkan pembicaraan lalu membaca: "SUBHANALLADZI YUSABBIHUR RA'DU BI HAMDIHI WAL MALA-IKATU MIN KHIFATIHI.(Maha Suci Allah, Dzat yang disucikan oleh guruh dengan pujiannya dan para malaikat yang takut kepada-Nya)" Kemudian dia berkata: "Sesungguhnya ini adalah peringatan keras bagi penduduk bumi."

【204】

Muwatha' Malik 1577: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Zubair] dari [Aisyah] Ummul Mukminin bahwa Isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat, mereka ingin mengutus Utsman bin Affan kepada Abu Bakar As Shiddiq untuk menanyakan tentang warisan mereka dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Aisyah mengatakan kepada mereka: Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Tidak diwarisi apa yang kami tinggalkan, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah."

【205】

Muwatha' Malik 1578: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ahli warisku tidak memperoleh warisan Dinar. Apa yang telah aku tinggalkan setelah nafkah isteri-isteriku dan upah pekerjaku adalah sedekah."

【206】

Muwatha' Malik 1579: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Api anak Adam yang mereka nyalakan adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian api neraka Jahannam." Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, jika itu ada, sungguh itu sudah cukup." Beliau menjawab: "Sesungguhnya api neraka itu dilebihkan atasnya enam puluh sembilan bagian."

【207】

Muwatha' Malik 1580: Telah menceritakan kepadaku Malik dari pamannya [Abu Suhail bin Malik] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] berkata: "Apakah kalian menyangka api Jahannam itu merah seperti api kalian ini? Sungguh api Jahannam lebih hitam daripada al qar." Al qar adalah ter.

【208】

Muwatha' Malik 1581: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Yahya bin Sa'id] dari [Abu Al Hubab Sa'id bin Yasar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa bersedekah dari usaha yang baik, dan Allah tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya dia telah meletakkannya di telapak tangan Yang Maha Pengasih. Allah akan memeliharanya sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak kudanya atau anak untanya, hingga (sedekah itu) menjadi seperti gunung."

【209】

Muwatha' Malik 1582: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] Bahwasanya ia mendengar [Anas bin Malik] berkata: "Abu Thalhah adalah orang Anshar yang paling banyak hartanya di Madinah yang berupa kurma. Adapun harta yang paling dia sukai ialah Bairuha yang berada di depan masjid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memasukinya dan minum dari airnya yang jernih." Anas berkata: "Ketika ayat ini diturunkan: '(Kalian sekali-kali tidak akan mendapatkan kebaikan (yang sempurna) sehingga kalian menginfakkan sebagian harta yang kalian sukai) .' (Qs. Ali Imran: 92) Abu Thalhah berdiri menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata: 'Wahai Rasulullah, Allah Tabaraka Wa Ta'ala berfirman: '(Kalian sekali-kali tidak akan mendapatkan kebaikan (yang sempurna) sehingga kalian menginfakkan sebagian harta yang kalian sukai) ', sungguh harta yang paling aku sukai adalah Bairuha, kebun itu saya infakkan karena Allah, aku harap kebaikannya dan penyimpanannya di sisi Allah. Wahai Rasulullah, pergunakanlah harta tersebut sebagaimana anda kehendaki." Anas berkata: "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hebat…! Itu adalah harta yang menguntungkan, itu adalah harta yang menguntungkan. Aku telah mendengar apa yang engkau katakan. Menurutku sebaiknya kamu memberikannya kepada karib kerabat.' Maka Abu Thalhah berkata: "Wahai Rasulullah, akan aku lakukan." Kemudian dia membaginya untuk keluarga dan anak pamannya."

【210】

Muwatha' Malik 1583: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Zaid bin Aslam] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berilah orang yang meminta walaupun dia datang dengan mengendarai kuda."

【211】

Muwatha' Malik 1584: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Zaid bin Aslam] dari ['Amru bin Mu'adz Al Asyhali Al Anshari] dari [Neneknya] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai para wanita mukmin, janganlah salah seorang dari kalian memandang remeh untuk memberi hadiah kepada tetangganya meskipun hanya kaki kambing bakar."

【212】

Muwatha' Malik 1585: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari ['Atha bin Yazid Al Laitsi] dari [Abu Sa'id Al Khudri] berkata: "Beberapa orang Anshar meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau memberi mereka. Kemudian mereka meminta lagi, lalu beliau memberi mereka lagi hingga semua yang beliau miliki habis. Beliau kemudian bersabda: "Kebaikan apapun yang kumiliki, tidak akan aku simpan dari kalian. Barangsiapa yang menjaga kehormatan dirinya, niscaya Allah akan menjaga kehormatannya. Barangsiapa yang meminta kecukupan, niscaya Allah akan mencukupkannya. Barangsiapa yang berusaha sabar, niscaya Allah akan memberinya kesabaran. Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran."

【213】

Muwatha' Malik 1586: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] berkata: "Saat beliau di atas mimbar, beliau menyebutkan tentang sedekah dan menjaga kehormatan dari meminta-minta, beliau katakan: "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah." Tangan di atas adalah orang yang memberi dan yang di bawah adalah orang yang meminta."

【214】

Muwatha' Malik 1587: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha bin Yasar] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengirim sesuatu kepada Umar bin Khaththab, lalu Umar mengembalikannya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya: "Kenapa engkau mengembalikannya?" Umar menjawab: "Wahai Rasulullah, bukankah anda telah mengabarkan kepada kami bahwa kebaikan seseorang adalah tidak mengambil sesuatu dari orang lain?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Maksud hal itu adalah jika dia meminta, jika bukan dengan meminta-minta, maka itu adalah rizki yang Allah berikan kepadamu." Umar bin Khaththab berkata: "Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku tidak akan meminta sesuatu kepada seorangpun, dan tidaklah seseorang memberiku sesuatu yang tidak aku minta kecuali aku akan mengambilnya."

【215】

Muwatha' Malik 1588: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sekiranya salah seorang dari kalian mengambil tali miliknya, kemudian ia mencari kayu bakar dan memanggul di atas pundaknya, maka itu lebih baik daripada mendatangi seorang laki-laki yang diberi keluasan rizki, lalu ia meminta-minta kepadanya, baik dia diberi atau ditolak."

【216】

Muwatha' Malik 1589: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha bin Yasar] dari [seorang laki-laki penduduk Bani Asad] berkata: "Aku dan isteriku singgah di Baqi' Al Gharqad, lalu keluargaku berkata: "Temuilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu mintalah sesuatu yang bisa kita makan." Mereka lalu menyebutkan kebutuhannya masing-masing, kemudian aku pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku mendapati seseorang sedang meminta sesuatu kepada beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Aku sudah tidak mempunyai apa yang bisa kuberikan untukmu." Orang itu pergi dengan marah seraya mengatakan: "Sungguh, engkau bisa memberi siapa saja yang engkau kehendaki." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dia marah kepadaku, karena aku tidak mempunyai apa yang dia minta. Barangsiapa di antara kalian yang meminta padahal dia mempunyai satu uqiyyah atau senilai itu, sungguh dia telah meminta sesuatu dengan cara paksa." Al Asadi berkata: "Unta kami yang hampir melahirkan lebih baik daripada satu 'uqiyah." Malik berkata: "Satu 'uqiyah adalah empat puluh dirham." Laki-laki dari Bani As'ad lalu berkata: "Aku kembali tanpa memintanya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diberi seseorang tepung dan gandum, lalu beliau membagi untuk kami hingga Allah Azza Wa Jalla mencukupkan kami."

【217】

Muwatha' Malik 1590: Dari Malik dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman] Bahwasanya ia mendengar dia berkata: "Harta tidak akan berkurang karena sedekah, dan Allah tidak menambah seorang hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang hamba itu bertawadlu' kecuali Allah mengangkat derajatnya." Malik berkata: "Aku tidak tahu apakah hadits ini marfu' kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atau tidak."

【218】

Muwatha' Malik 1591: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar] dari [Ayahnya] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat seorang laki-laki dari Bani Abdul Al Asyhal sebagai 'amil zakat. Ketika beliau tiba, laki-laki itu meminta seekor unta dari zakat tersebut. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam marah, hingga kemarahan itu nampak pada wajahnya. Di antara tanda kemarahan beliau adalah kedua matanya memerah. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya ada seorang laki-laki memintaku sesuatu yang tidak pantas untukku dan juga untuknya. Jika aku menolaknya, sungguh aku tidak suka menolak (untuk memberi). Jika aku memberinya, berarti aku memberikan sesuatu yang tidak pantas untuk aku terima dan tidak pula dia terima." Lalu orang itu berkata: "Wahai Rasulullah, aku tidak akan meminta sesuatupun darimu selamanya."

【219】

Muwatha' Malik 1592: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Ayahnya] berkata: [Abdurrahman bin Al Arqam] berkata: "Tunjukkan kepadaku seekor unta tunggangan yang bisa aku gunakan untuk membawa Amirul mukminin." Lalu aku berkata: "Ya. ada seekor unta jantan dari unta sedekah." Lalu Abdullah bin Al Arqam bertanya: "Apakah kamu senang jika ada seorang laki-laki gemuk pada suatu siang yang sangat panas, mencuci apa yang ada di bawah sarungnya dan pangkal pahanya karenamu. Lalu dia memberikan (airnya) kepadamu dan engkau meminumnya?" Aslam berkata: "Aku pun marah, lalu kukatakan: "Semoga Allah mengampunimu, kenapa engkau mengatakan seperti ini kepadaku?" Abdullah bin Arqam berkata: "Sesungguhnya zakat adalah kotoran manusia yang mereka bersihkan dari diri mereka."

【220】

Muwatha' Malik 1593: Telah menceritakan kepadaku Malik, bahwasanya telah sampai kepadanya: bahwa Luqman Al Hakim berwashiyat kepada anaknya, dia bertutur: "Wahai anakku duduklah bersama para ulama dan dekatilah mereka dengan kedua lututmu. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta`ala menghidupkan hati-hati dengan cahaya hikmah sebagaimana Allah menghidupkan bumi dengan hujan dari langit.

【221】

Muwatha' Malik 1594: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Zaid bin Aslam] dari [Ayahnya] bahwa [Umar bin Al Khaththab] memperkerjakan mantan budaknya yang bernama Hunayya untuk menjaga perbatasan. Lalu 'Umar berkata: "Wahai Hunayya! Tahanlah tanganmu dari berbuat aniaya terhadap manusia dan takutlah doa orang-orang yang teraniaya. Karena doa orang-orang yang teraniaya itu dikabulkan. Masukkan pemilik unta dan kambing yang sedikit. Biarkan ternak Ibnu Affan dan Ibnu 'Auf, jika kedua ternak mereka habis, mereka akan kembali ke Madinah untuk bertani dan bercocok tanam. Penggembala yang memiliki unta atau kambing yang sedikit, jika telah habis ternaknya, mereka akan mendatangiku membawa anaknya seraya mengatakan: 'Wahai Amirul Mu'minin! wahai Amirul Mu'minin! apakah engkau akan meninggalkan mereka? Aku tidaklah enggan denganmu, air dan rumput lebih ringan bagiku daripada emas dan perak. Demi Allah, mereka melihat bahwa aku telah menganiaya mereka. Ini adalah tanah mereka dan air mereka. Mereka berjuang untuk mendapatkannya pada masa Jahiliyyah dan menyerahkannya pada masa Islam. Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, jika bukan karena harta yang aku bawa di jalan Allah, aku tidak akan menjaga tanah mereka sejengkalpun.'"

【222】

Muwatha' Malik 1595: Telah menceritakan kepadaku Malik dari [Ibnu Syihab] dari [Muhammad bin Jabir bin Muth'im] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Aku mempunyai lima nama: Aku adalah Muhammad, Ahmad, Al Mahi yang mana Allah telah menghapuskan kekufuran denganku, Al Haasyir, yang mana seluruh manusia dikumpulkan pada telapak kakiku, dan Al 'Aqib."