42. Hadits-hadits Yang meriwayatkan Tentang Para nabi

【1】

Shahih Bukhari 3079: Telah bercerita kepadaku ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami ['Abdur Razaq] dari [Ma'mar] dari [Hammam] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dahulu Allah mencipta Adam yang tingginya enam puluh hasta (tangan kalian) kemudian berfirman: "Pergilah kamu dan berilah salam kepada mereka para malaikat dan dengarkanlah bagaimana mereka menjawab salam penghormatan kepadamu dan juga salam penghormatan dari anak keturunanmu". Maka Adam menyampaikan salam: "As-Salaamu 'alaikum" (salam sejahtera untuk kalian). Mereka menjawab: "as-salaamu 'alaika wa rahmatullah" (salam sejahtera dan rahmat Allah buat kamu) Mereka menambahkan kalimat wa rahmatullah". Nanti setiap orang yang masuk surga bentuknya seperti Adam dan manusia terus saja berkurang (tingginya) sampai sekarang".

【2】

Shahih Bukhari 3080: Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami [Jarir] dari ['Umarah] dari [Abu Zur'ah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Rombongan pertama yang masuk surga rupa mereka seperti bentuk bulan saat purnama kemudian diikuti oleh rombongan berikutnya yang rupanya bagaikan bintang-bintang yang bercahaya di langit, mereka tidak akan pernah buang air besar di dalamnya, tidak kencing, tidak meludah dan tidak pula beringus. Sisir-sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka seharum minyak misik dan tempat perapian mereka terbuat dari kayu cendana yang sedemikian wangi. Istri-istri mereka adalah bidadari yang dicipta secara bersamaan (sekaligus, satu waktu) bentuk seperti nenek moyang mereka, Adam, yang tingginya enam puluh hasta yang menjulang ke langit."

【3】

Shahih Bukhari 3081: Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Yahya] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] bahwa Ummu Sulaim berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak pernah malu (dalam menerangkan) kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi bila bermimpi?" Beliau menjawab: "Ya, jika dia melihat air". Ummu Salamah tertawa lalu berkata: "Apakah wanita bermimpi?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Ya, lantas karena alasan apa seorang anak bisa mirip orang tuanya?"

【4】

Shahih Bukhari 3082: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Salam] telah mengabarkan kepada kami [Al Fazariy] dari [Humaid] dari [Anas radliallahu 'anhu] berkata: 'Abdullah bin Salam telah mendengar berita kedatangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ke Madinah maka dia menemui Beliau dan berkata: "Aku akan bertanya tiga perkata yang tidak akan dapat diketahui kecuali oleh seorang Nabi. Dia bertanya: "Apakah tanda-tanda pertama hari kiamat? dan apakah makanan pertama penghuni surga dan bagaimana seorang anak bisa mirip dengan ayahnya dan bagaimana bisa mirip dengan ibunya?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Baru saja Jibril memberitahu aku." Dia berkata: Maka 'Abdullah bin Salam berkata: "Dia (Jibril) adalah malaikat yang sangat dimusuhi orang Yahudi". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Adapun tanda pertama hari kiamat adalah api yang muncul dan akan menggiring manusia dari timur menuju barat. Dan adapun makanan pertama penduduk surga adalah hati ikan hiu sedangkan kemiripan seorang anak dengan bapaknya adalah apabila sang suami mendatangi istrinya, apabila air mani suami mendahului air mani istrinya berarti akan lahir anak yang mirip dengan bapaknya, sebaliknya apabila air mani istrinya mendahului air mani suaminya maka akan lahir anak yang mirip dengan ibunya." Maka 'Abdullah bin Salam berkata: "Aku bersaksi bahwa anda adalah Rasulullah." Kemudian dia berkata lagi: "Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi adalah kaum yang sedemikian pembohong (menuduh) jika mereka mengetahui keIslamanku ini. Sebelum anda bertanya kepada mereka, niscaya mereka akan mendustaiku disisimu". Lalu datanglah orang-orang Yahudi sedang 'Abdullah masuk ke dalam rumah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Bagaimana tanggapan kalian mengenai laki-laki yang bernama 'Abdullah bin Salam di kalangan kalian?" Mereka menjawab: "Dia adalah orang 'alim kami dan putra dari 'alim kami dan orang kepercayaan kami putra dari orang kepercayaan kami". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata lagl: "Bagaimana pendapat kalian jika 'Abdullah bin Salam memeluk Islam?" Mereka menjawab: "Semoga dia dilindungi Allah dari perbuatan itu." Lalu 'Abdullah bin Salam keluar seraya berkata: "Aku bersaksi tidak ada ilah yang berhaq disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah." Maka mereka berkata: "Dia ini orang yang paling buruk diantara kami dan putra dari orang yang buruk." Lalu mereka pergi.

【5】

Shahih Bukhari 3083: Telah bercerita kepada kami [Busyr bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits di atas, yakni: "Seandainya bukan karena perbuatan Bani Isra'il maka daging tidak akan membusuk dan seandainya bukan karena Hawa' (istri Nabi Adam) tentu wanita tidak akan mengkhiyanati suaminya."

【6】

Shahih Bukhari 3084: Telah bercerita kepada kami [Abu Kuraib] dan [Musa bin Hizam] keduanya berkata: telah bercerita kepada kami [Husain bin "Ali] dari [Za'idah] dari [Maisarah Al Asyka'iy] dari [Abu Hazim] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Nasehatilah para wanita karena wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah pangkalnya, jika kamu mencoba untuk meluruskannya maka dia akan patah namun bila kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Untuk itu nasehatilah para wanita".

【7】

Shahih Bukhari 3085: Telah bercerita kepada kami ['Umar bin Hafsh] telah bercerita kepada kami [bapakku] telah bercerita kepada kami [Al A'masy] telah bercerita kepada kami [Zaid bin Wahb] telah bercerita kepada kami ['Abdullah] telah bercerita kepada kami Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan dialah orang yang jujur dan berita yang dibawanya adalah benar: "Setiap orang dari kalian telah dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya selama empat puluh hari kemudian menjadi 'alaqah (zigot) selama itu pula kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging) selama itu pula kemudian Allah mengirim malaikat yang diperintahkan dengan empat ketetapan (dan dikatakan kepadanya), tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya lalu ditiupkan ruh kepadanya. Dan sungguh seseorang akan ada yang beramal dengan amal-amal penghuni neraka hingga tak ada jarak antara dirinya dengan neraka kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdirnya) hingga dia beramal dengan amalan penghuni surga kemudian masuk surga, dan ada juga seseorang yang beramal dengan amal-amal penghuni surga hingga tak ada jarak antara dirinya dengan surga kecuali sejengkal saja, lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdirnya) hingga dia beramal dengan amalan penghuni neraka lalu dia masuk neraka".

【8】

Shahih Bukhari 3086: Telah bercerita kepada kami [Abu an-Nu'man] telah bercerita kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Ubaidullah bin Abu Bakr bin Anas] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala menugaskan satu malaikat dalam rahim seseorang. Malaikat itu berkata: "Wahai Rabb, sekarang baru sperma, wahai Rabb, segumpal darah, wahai Rabb (sekarang jadi) segumpal daging". Maka bila Allah menghendaki menciptakan janin itu, malaikat itu berkata: "Wahai Rabb, laki-laki, wahai Rabb (atau) perempuan, Wahai Rabb sengsara atau bahagia, bagaimana rezekinya, kapan ajalnya. Demikianlah ditulis ketetapannya selagi berada di dalam perut ibunya".

【9】

Shahih Bukhari 3087: Telah bercerita kepada kami [Qais bin Hafsh] telah bercerita kepada kami [Khalid bin Al Harits] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Abu 'Imran Al Jawniy] dari [Anas], dia memarfu'kannya, (Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda): "Sesungguhnya Allah berfirman kepada seorang penduduk neraka yang paling ringan siksaannya: "Seandainya kamu memiliki sesuatu dari kekayaan bumi apakah kamu akan menggunakannya untuk menebus dirimu?" Orang itu menjawab: "Ya". Maka Allah berfirman: "Sungguh aku dahulu meminta darimu sesuatu yang lebih ringan dari itu, tepatnya saat kamu berada di dalam perut ibumu, yaitu agar kamu tidak menyekutukan aku namun kamu enggan dan tetap berbuat syirik."

【10】

Shahih Bukhari 3088: Telah bercerita kepada kami ['Umar bin Hafsh bin Ghiyats] telah bercerita kepada kami [bapakku] telah bercerita kepada kami [Al A'masy] berkata telah bercerita kepadaku ['Abdullah bin Murrah] dari [Masruq] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak satupun jiwa yang terbunuh secara zhalim melainkan anak Adam yang pertama ikut menanggung dosa pertumpahan darah itu karena dialah orang pertama yang mencontohkan pembunuhan".

【11】

Shahih Bukhari 3089: Telah bercerita kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] dari [Yunus] dari [Az Zuhriy] berkata [Salim] dan berkata Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia lalu memuji Allah karena memang Dialah satu-satunya yang berhak atas pujian kemudian Beliau menceritakan Dajjal, sabda Beliau: "Aku akan menceritakannya kepada kalain dan tidak ada seorang Nabi pun melainkan telah menceritakan tentang Dajjal kepada kaumnya. Sungguh Nabi Nuh telah mengingatkan kaumnya akan tetapi aku katakan kepada kalian tentangnya yang tidak pernah dikatakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya, yaitu Dajjal itu buta sebelah matanya sedang bahwa Allah tidaklah buta".

【12】

Shahih Bukhari 3090: Telah bercerita kepada kami [Abu Nu'aim] telah bercerita kepada kami [Syaiban] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] aku mendengar Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Maukah kalian aku ceritakan tentang Dajjal yang belum pernah diceritakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya, yaitu bahwa dia itu buta sebelah matanya dan dia datang dengan perumpamaan surga dan neraka. Maka yang dikatakanya sebagai surga sesungguhnya adalah nereka dan aku ceritakan kepada kalian sebagaimna Nabi Nuh menceritakanya kepada kaumnya".

【13】

Shahih Bukhari 3091: Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami ['Abdul Wahid bin Ziyad] telah bercerita kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Sa'id] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "(Pada hari qiyanat) Nabi Nuh dan ummatnya datang lalu Allah Ta'ala berfirman: "Apakah kamu telah menyampaikan (ajaran)?" Nuh menjawab: "Sudah, wahai Rabbku". Kemudian Allah bertanya kepada ummatnya: "Apakah benar dia telah menyampaikan kepada kalian?" Mereka menjawab: "Tidak. Tidak ada seorang Nabi pun yang datang kepada kami". Lalu Allah berfirman kepada Nuh: "Siapa yang menjadi saksi atasmu?" Nabi Nuh berkata: "Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan ummatnya." Maka kami pun bersaksi bahwa Nabi Nuh telah menyampaikan risalah yang diembannya kepada ummatnya. Begitulah seperti yang difirmankan Allah Yang Maha Tinggi (Dan demikianlah kami telah menjadikan kalian sebagai ummat pertengahan untuk menjadi saksi atas manusia) (QS. Al-Baqarah: 143). Al-Washathu maksudnya adalah Al-'Adl (adil).

【14】

Shahih Bukhari 3092: Telah bercerita kepadaku [Ishaq bin Nashr] telah bercerita kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] telah bercerita kepada kami [Abu Hayyan] dari [Abu Zur'ah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa salam dalam jamuan makan walimah (resepsi pernikahan) kemudian dihidangkan kepada Beliau sepotong paha kambing yang mengundang selera Beliau maka Beliau memakannya dengan cara menggigitnya lalu bersabda: "Aku adalah penghulu kaum (manusia) pada hari iyamat. Mengertikah kalian tatkala Allah mengumpulkan manusia dari yang pertama (diciptakan) hingga yang terakhir pada satu bukit. Kemudian mereka dijadikan menatap oleh seorang juru pandang dan dijadikan mendengar oleh seorang juru seru dan matahari didekatkan. Kemudian sebagian orang berkata: "Mungkin kalian punya saran karena nasib kalian sekarang? Tidakkah kalian punya pandangan siapa yang dapat memintakan syafa'at kepada Rabb kalian?" Maka sebagian orang ada yang berkata: "Bapak kalian, Adam". Maka mereka menemui Adam dan berkata: "Wahai Adam, kamu adalah bapak seluruh manusia. Allah menciptakan kamu langsung dengan tangan-Nya dan meniupkan langsung ruh-Nya kepadamu dan memerintahkan para malaikat untuk sujud kepadamu dan menempatkan kamu tinggal di surga, tidakkah sebaiknya kamu memohon syafa'at kepada Rabbmu untuk kami? Tidakkah kamu melihat apa yang sedang kami hadapi?" Adam menjawab: "Rabbku pernah marah kepadaku dengan suatu kemarahan yang belum pernah Dia marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pula marah seperti itu sesudahnya. Dia melarang aku mendekati pohon namun aku mendurhakai-Nya. Oh diriku, oh diriku. Pergilah kalian kepada orang selain aku. Pergilah kepada Nuh!" Maka mereka menemui Nuh dan berkata: "Wahai Nuh, kamulah Rasul pertama kepada penduduk bumi ini dan Allah menamakan dirimu sebagai 'Abdan syakuura (hamba yang bersyukur). Tidakkah kamu melihat apa yang sedang kami hadapi?, Tidakkah sebaiknya kamu memohon syafa'at kepada Rabbmu untuk kami?" Maka Nuh berkata: "Pada suatu hari Rabbku pernah marah kepadaku dengan suatu kemarahan yang belum pernah Dia marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pula marah seperti itu sesudahnya. Oh diriku, oh diriku. Pergilah kalian kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam!" Maka mereka menemui aku. Kemudian aku sujud di bawah Al-'Arsy lalu dikatakan: "Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu dan mohonkanlah syafa'at serta mintalah karena permintaan kamu akan dikabulkan." Muhammad bin 'Ubaid berkata: "Aku tidak hafal seluruh isi hadits ini."

【15】

Shahih Bukhari 3093: Telah bercerita kepada kami [Nashr bin 'Ali] telah mengabarkan kepada kami [Abu Ahmad] dari [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad bin Yazid] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca {Fahal min muddakir} seperti bacaan bahasa orang umum.

【16】

Shahih Bukhari 3094: Telah bercerita kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhriy]. Dan diriwayatkan pula, telah bercerita kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah bercerita kepada kami ['Anbasah] telah bercerita kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] berkata: Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata bahwa Abu Dzar bercerita bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "(Pada saat aku di Makkah) atap rumahku terbuka, tiba-tiba datang Malaikat Jibril. Lalu dia membelah dadaku kemudian mencucinya dengan menggunakan air zamzam. Dibawanya pula bejana terbuat dari emas berisi hikmah dan iman lalu dituangnya di dadaku kemudian ditutupnya kembali. Lalu dia memegang tanganku dan membawaku menuju langit dunia. Tatkala sampai di langit dunia, berkata Jibril kepada Malaikat Penjaga langit: "Bukalah". Berkata Malaikat Penjaga langit: "Siapa Ini?" Jibril menjawab: "Ini Jibril". Malaikat penjaga langit bertanya lagi: "Apakah kamu bersama orang lain?" Jibril menjawab: "Ya, bersamaku Muhammad". Penjaga itu bertanya lagi: "Apakah dia diutus sebagai Rasul?" Jibril menjawab: "Ya, benar, untuk itu bukalah pintu". Ketika dibuka dan kami sampai di langit dunia, ada seorang yang sedang duduk, di sebelah kanannya ada sekelompok manusia begitu juga di sebelah kirinya. Apabila dia melihat kepada sekelompok orang yang disebelah kanannya, dia tertawa dan bila melihat ke kirinya, dia menangis. Lalu dia berkata: "Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih". Aku bertanya: "Siapakah dia, wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Dialah Adam dan orang-orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya adalah ruh-ruh anak keturunannya. Mereka yang ada di sebelah kanannya adalah para ahlu surga sedangkan yang di sebelah kirinya adalah ahlu neraka. Jika dia memandang ke sebelah kanannya dia tertawa dan bila memandang ke sebelah kirinya dia menangais. Kemudian aku dibawa menuju ke langit kedua lalu Jibril berkata kepada penjaganya: "bukalah". Penjaganya bertanya seperti pada langit pertama tadi. Maka langit pun dibuka." Anas berkata: "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan bahwa pada tingkatan langit-langit itu Beliau bertemu dengan Idris, Musa, 'Isa dan Ibrahim. Dan Beliau tidak menceritakan kepadaku keberadaan mereka di langit tersebut kecuali bahwa Beliau bertemu Adam pada langit dunia dan Ibrahim pada langit keenam. Anas melanjutkan: "Ketika Jibril berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berjumpa dengan Idris. Dia berkata: "Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih". Aku bertanya: "Siapakah dia?" Jibril menjawab: "Dialah Idris." Lalu aku berjalan melewati Musa, seraya dia berkata: "Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih". Aku bertanya: "Siapakah dia?" Jibril menjawab: "Dialah Musa." Kemudian aku berjalan melewati 'Isa, dia berkata: "Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih." Aku bertanya: "Siapakah dia?" Jibril menjawab: "Dialah 'Isa." Kemudian aku melewati Ibrahim lalu dia berkata: "Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih". Aku bertanya: "Siapakah dia?" Jibril menjawab: "Dialah Ibrahim." Ibnu Syihab berkata: Ibnu Hazm mengabarkan kepadaku bahwa Ibnu 'Abbas dan Abu Habbah Al Anshariy keduanya berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kemudian aku dimi'rajkan hingga sampai ke suatu tempat yang disitu aku dapat mendengar suara pena yang menulis". Ibnu Hazm dan Anas bin Malik radliallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kemudian Allah menfardlukan kepadaku lima puluh kali shalat. Maka aku pergi membawa perintah itu, hingga aku berjumpa dengan Musa, lalu dia bertanya: "Apa yang Allah perintahkan kepada ummatmu?" Aku jawab: "Allah memfardlukan kepada mereka shalat lima puluh kali". Lalu dia berkata: "Kembalilah kepada Rabbmu, karena ummatmu tidak akan sanggup". Maka aku kembali lalu Allah mengurangi setengahnya. Lalu aku kembali bertemu Musa dan aku katakan Allah mengurangi setengahnya. Tapi dia berkata: "Kembalilah kepada Rabbmu karena ummatmu tidak akan sanggup". Lalu aku kembali menemui Allah dan Allah kemudian menguranginya lagi setengahnya. Kembali aku menemui Musa dan dia berkata lagi: "Kembalilah kepada Rabbmu, karena ummatmu tetap tidak akan sanggup". Maka aku kembali menemui Allah Ta'ala, lalu Dia berfirman: "Ini lima sebagai pengganti lima puluh. Tidak ada lagi perubahan keputusan di sisi-Ku". Maka aku kembali menemui Musa dan dia kembali berkata: "Kembailah kepada RabbMu." Aku katakan: "Aku malu kepada Rabbku." Lalu Jibril membawaku hingga sampai di Sidratil Muntaha yang diselimuti dengan warna-warni yang aku tidak tahu benda apakah itu. Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, terlihat kubahnya terbuat dari mutiara dan tanahnya dari misik".

【17】

Shahih Bukhari 3095: Telah bercerita kepadaku [Muhammad bin 'Ar'arah] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Mujahid] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku ditolong dengan perantaraan angin yang berhembus dari timur (belakang pintu Ka'bah) sedangkan kaum 'Aad dibinasakan dengan angin yang berhembus dari barat." Perawi berkata: Dan Ibnu Katsir berkata dari Sufyan dari bapaknya dari Ibnu Abi Nu'im dari Abu Sa'id radliyallahu 'anhu berkata: 'Ali mengirim perhiasan emas kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu Beliau membagikannya kepada empat orang, yaitu kepada Al Aqra' bin Habis Al Hanzhaliy, yang kemudian sebutannya menjadi Al Mujasyi'iy, 'Uyaynah bin Badr Al Fazariy, Zaid ath-Tha'iy kemudian dia menjadi salah seorang suku Bani Nabhan dan 'Alqamah bin 'Ulatsah yang kemudian menjadi salah seorang suku Bani Kilab. Orang-orang Qurais dan Kaum Anshar menjadi marah. Mereka berkata: "Beliau telah memberi para pahlawan penduduk Nejed dan malah mengabaikan kita". Beliau berkata: "Aku memberi mereka dengan tujuan agar menjinakkan hati mereka (ke dalam Islam)." Lalu datanglah seseorang yang kedua matanya menjorok ke dalam, wajahnya kusut dengan jenggotnya dicukur seraya berkata: "Bertaqwalah kamu kepada Allah, wahai Muhammad". Maka Beliau berkata: "Siapakah yang dapat bertaqwa kepada Allah seandainya aku saja mendurhakai-Nya. Apakah patut Allah memberi kepercayaan kepadaku untuk penduduk bumi sementara kalian tidak mempercayai aku?" Kemudian ada seseorang, aku kira dia adalah Khalid bin Al Walid, yang meminta izin untuk membunuh orang itu namun Beliau melarangnya. Setelah orang itu pergi, Beliau bersabda: "Sesungguhnya dari asal orang ini atau di belakang orang ini (keturunan) akan ada satu kaum yang mereka membaca Al-Qur'an namun tidak sampai ke tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama bagaikan keluarnya anak panah dari busurnya dan mereka membunuh pemeluk Islam dan membiarkan para penyembah berhala. Seandainya aku bertemu dengan mereka pasti aku akan bunuh mereka sebagaimana kaum 'Ad dibantai".

【18】

Shahih Bukhari 3096: Telah bercerita kepada kami [Khalid bin Yazid] telah bercerita kepada kami [Isra'il] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] berkata aku mendengar ['Abdullah] berkata Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca {Fahal mim muddakir}. (QS. Alqamar: 15).

【19】

Shahih Bukhari 3097: Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Bukair] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Zainab binti Abu Salamah] bercerita kepadanya dari [Ummu Habibah binti Abu Sufyan] dari Zainab binti Jahsy radliyallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang kepadanya dengan gemetar sambil berkata: "Laa ilaaha illallah, celakalah bangsa Arab karena keburukan yang telah dekat, hari ini telah dibuka benteng Ya'juj dan Ma'juj seperti ini." Beliau memberi isyarat dengan mendekatkan telunjuknya dengan jari sebelahnya. Zainab binti Jahsy berkata: Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa sedangkan di tengah-tengah kita banyak orang-orang yang shalih?" Beliau menjawab: "Ya, benar jika keburukan telah merajalela."

【20】

Shahih Bukhari 3098: Telah bercerita kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah bercerita kepada kami [Wuhaib] telah bercerita kepada kami [Ibnu Thawus] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah membuka benteng Ya'juj dan Ma'juj seperti ini." Beliau mengilustrasikannya dengan tangan Beliau yang maksudnya sembilan puluh.

【21】

Shahih Bukhari 3099: Telah bercerita kepadaku [Ishaq bin Nashr] telah bercerita kepada kami [Abu Usamah] dari [Al A'masy] telah bercerita kepada kami [Abu Shalih] dari Abu Sa'id Al Khudriy radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: "Wahai Adam." Nabi Adam 'Alaihissalam menjawab: "Labbaika, kemuliaan milik-Mu dan segala kebaikan berada di tangan-Mu." Kemudian Allah berfirman: "Keluarkanlah utusan neraka." Adam bertanya: "Apa yang dimaksud dengan utusan neraka? (berapa jumlahnya?)" Allah berfirman: "Dari setiap seribu, sembilan ratus sembilan puluh Sembilan dijebloskan neraka. Ketika perintah ini diputuskan, maka anak-anak belia menjadi beruban, {Dan setiap wanita hamil kandungannya berguguran dan kamu lihat manusia mabuk padahal mereka tidaklah mabuk akan tetapi (mereka melihat) siksa Allah yang sangat keras.} (Al Hajj: 2), Para shahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, adakah diantara kami seseorang yang selamat?" Beliau bersabda: "Bergembiralah, karena setiap seribu yang dimasukkan neraka, dari kalian cuma satu, sedang Sembilan ratus sembilan puluh sembilannya dari Ya'juj dan ma'juj." Kemudian Beliau bersabda: "Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku berharap kalian menjadi di antara seperempat ahlu surga." Maka kami bertakbir. Kemudian Beliau bersabda lagi: "Aku berharap kalian menjadi di antara sepertiga ahlu surga." Maka kami bertakbir lagi. Kemudian Beliau bersabda lagi: "Aku berharap kalian menjadi di antara setengah ahlu surga." Maka kami bertakbir sekali lagi. Lalu Beliau bersabda: "Tidaklah keberadaan kalian di hadapan manusia melainkan bagaikan bulu hitam pada kulit sapi jantan putih atau bagaikan bulu putih yang ada pada kulit sapi jantan hitam."

【22】

Shahih Bukhari 3100: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepada kami [Al Mughirah bin An-Nu'man] berkata telah bercerita kepadaku [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (pada hari qiyamat) dalam keadaan telanjang dan tidak dikhitan". Lalu Beliau membaca firman Allah (Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan yang pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti dari Kami. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya) (QS. Al-Anbiya': 104). Dan orang yang pertama kali diberikan pakaian pada hari kiamat adalah Nabi Ibrahim dan ada segolongan orang dari sahabatku yang akan diculik dari arah kiri lalu aku katakan: "Itu Sahabatku, Itu sahabatku!" Maka Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya mereka menjadi murtad sepeninggal kamu". Aku katakan sebagaimana ucapan hamba yang shalih (Dan aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka. Namun setelah Engkau mewafatkan aku) hingga firman-Nya (Engkau Maha Perkasa lagi Maha bijaksana) (QS. Al-Maidah: 117-118).

【23】

Shahih Bukhari 3101: Telah bercerita kepada kami [Isma'il bin 'Abdullah] berkata telah mengabarkan kepadaku [saudaraku, 'Abdul Hamid] dari [Ibnu Abi Dza'bi] dari [Sa'id Al Maqburiy] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Nabi Ibrahim bertemu dengan ayahnya, Azar, pada hari kiamat. Ketika itu wajah Azar ada debu hitam lalu Ibrahim berkata kepada bapaknya: "Bukankah sudah aku katakan kepadamu agar engkau tidak menentang aku?" Bapaknya berkata: "Hari ini aku tidak akan menentangmu?" Kemudian Ibrahim berkata: "Wahai Rabb, Engkau sudah berjanji kepadaku untuk tidak menghinakan aku pada hari berbangkit. Lalu kehinaan apalagi yang lebih hina dari pada keberadaan bapakku yang jauh (dariku)?" Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir". Lalu dikatakan kepada Ibrahim: "Wahai Ibrahim, apa yang ada dibawah kedua kakimu?" Maka Ibrahim melihatnya yang ternyata ada seekor anjing hutan yang kotor. Maka anjing itu diambil kakinya lalu dibuang ke neraka".

【24】

Shahih Bukhari 3102: Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Sulaiman] berkata telah bercerita kepadaku [Ibnu Wahb] berkata telah bercerita kepadaku ['Amru] bahwa [Bukair] bercerita kepadanya dari [Kuraib, maula Ibnu 'Abbas] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam Al-Bait (Ka'bah) dan Beliau dapatkan patung Nabi Ibrahim dan patung Maryam, maka Beliau bersabda: "Tidakkah mereka mendengar bahwa malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar (patung)? Ini patung Ibrahim (yang diperlambangkan seseorang yang hobi mengundi nasib) padahal dia tidak pernah (mengajarkan) mengundi nasib (dengan melempar anak panah)."

【25】

Shahih Bukhari 3103: Telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ma'mar] telah mengabarkan kepada kami [Ayyub] dari ['Ikrimah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma bahwa Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat patung di dalam Al-Bait (Ka'bah) Beliau tidak memasukinya hingga Beliau perintahkan agar dibersihkan. Dan Beliau melihat ada patung Nabi Ibrahim dan Isma'il yang pada tangan keduanya ada azlam (anak panah), maka Beliau bersabda: "Semoga Allah membinasakan mereka. Demi Allah keduanya sama sekali tidak pernah (mengajarkan) mengundi nasib (dengan melempar anak panah)."

【26】

Shahih Bukhari 3104: Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah bercerita kepada kami ['Ubaidullah] berkata telah bercerita kepadaku [Sa'id bin Abi Sa'id] dari [Bapaknya] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya: "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling mulia?" Beliau menjawab: "Orang yang paling taqwa." Mereka berkata: "Bukan itu yang kami tanyakan". Beliau berkata: "Kalau begitu Yusuf Nabi Allah, putra dari Nabi Allah putra Khalilullah (kekasih Allah, Ibrahim)." Mereka berkata lagi: "Bukan itu yang kami tanyakan". Beliau berkata: "Apakah yang kalian maksudkan tentang kalangan bangsa Arab? Orang yang terbaik di zaman Jahiliyyah akan menjadi yang terbaik pula di masa Islam jika mereka memahami Islam." [Abu Usamah] dan [Mu'tamir] berkata dari ['Ubaidullah] dari [Sa'id] dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【27】

Shahih Bukhari 3105: Telah bercerita kepada kami [Mu'ammal] telah bercerita kepada kami [Isma'il] telah bercerita kepada kami ['Auf] telah bercerita kepada kami [Abu Raja'] telah bercerita kepada kami [Samurah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tadi malam datang kepadaku dua orang (yang membawaku), lalu kami mendatangi seorang laki-laki yang tinggi hampir-hampir aku tidak dapat melihat kepalanya karena teramat tingginya. Dialah Nabi Ibrahim shallallahu 'alaihi wa sallam."

【28】

Shahih Bukhari 3106: Telah bercerita kepada kami [Bayan bin 'Amru] telah bercerita kepada kami [an-Nadlar] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Mujahid] bahwa dia mendengar Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Ketika orang-orang menyebut tentang Dajjal bahwasanya Beliau menceritakan bahwa diantara kedua mata Dajjal tertulis kata "kafir" atau ada huruf kaaf, faa' dan Raa (Kaaf-Faa-Ro). Maka Ibnu 'Abbas berkata: "Aku belum pernah mendengarnya. Akan tetapi Beliau bersabda: "Adapun Ibrahim, maka lihatlah pada shahabatmu ini (maksudnya diri Beliau) sedangkan Musa, berbadan tegap dan kuat, berkulit sawo matang seperti unta berwarna merah yang diberi cap dengan daun anggur. Seolah aku melihatnya ketika menuruni lembah sambil bertalbiyah".

【29】

Shahih Bukhari 3107: Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami [Mughirah bin 'Abdur Rahman Al Qurasiy] dari [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Nabi Ibrahim 'alaihis salam dikhitan saat Beliau berusia delapan puluh tahun dengan menggunakan kapak." Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah bercerita kepada kami [Abu Az Zanad]. Dan dia berkata: "Dengan kapak yang ringan". Hadits ini juga diikuti oleh ['Abdurrahman bin Ishaq] dari [Abu Az Zanad] dan diikuti oleh ['Ajlan] dari Abu Hurairah. Dan diriwayatkan pula oleh [Muhammad bin 'Amru] dari [Abu Salamah].

【30】

Shahih Bukhari 3108: Telah bercerita kepada kami [Sa'id bin Talisd ar-Ru'ainiy] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] berkata telah mengabarkan kepadaku [Jarir bin Hazim] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Nabi Ibrahim tidak pernah berbohong kecuali tiga kali saja." Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Mahbub] telah bercerita kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: "Nabi Ibrahim 'alaihis salam tidak pernah berbohong kecuali tiga kali. Dua diantaranya adalah dalam masalah dzat Allah 'azza wa jalla, yaitu "inni saqiim" (sesungguhnya aku ini sedang sakit) (QS. Ash-Shaffaat: 89) dan firman Allah Ta'ala: {bal fa'alahum kabiiruhum haadzaa} (akan tetapi patung yang besar inilah yang melakukannya), (QS. Al-Anbiya': 63). Beliau bersabda: "Dan ketika pada suatu hari dia sedang bersama dengan Sarah, istrinya, saat beliau datang kepada seorang raja yang zhalim lalu raja tersebut diberi informasi bahwa akan ada seorang laki-laki bersama seorang wanita yang paling cantik. Maka diutuslah seseorang menemui Ibrahim lalu utusan itu bertanya kepadanya, katanya: "Siapakah wanita ini?" Ibrahim menjawab: "Dia saudara perempuanku". Lalu Sarah datang, maka Ibrahim berkata: "Wahai Sarah, tidak ada orang beriman di muka bumi ini kecuali aku dan kamu dan orang ini bertanya kepadaku lalu aku beritahu bahwa kamu adalah saudara perempuanku maka janganlah kamu mendustakan aku." Sarah pun dikirim kepada raja. Setelah Sarah menemui raja, raja itu rupanya ingin menyentuhnya dengan tangannya namun tiba-tiba tangannya lumpuh, maka Raja berkata: "Berdo'alah kepada Allah dan aku tidak akan mengganggu kamu". Maka Sarah berdo'a sehingga tangan raja bisa kembali seperti semula. Kemudian raja ingin menyentuh Sarah untuk kedua kali, namun tangannya tiba-tiba lumpuh bahkan kelumpuhannya lebih parah sehingga raja memohon: "Berdo'alah kepada Allah dan aku tidak akan mengganggumu lagi". Tangan raja pun sembuh. Kemudian raja memanggil para pembantunya seraya berkata: "Sungguh yang kalian bawa kepadaku ini bukan manusia, melainkan setan". Akhirnya Sarah dihadiahi Hajar (sebagai pelayannya). Kemudian dia pulang dan mendapatkan Ibrahim sedang shalat maka dia memberi isyarat dengan tanganya yang inti pesannya "Tunggu sebentar". Sarah berkata: "Allah telah membalikkan tipu daya orang kafir -atau fajir- ke tenggorokannya, dan dia menyerahkan Hajar kepadaku sebagai pelayan." Abu Hurairah berkata: "Itulah ibu kalian (bangsa Arab), wahai anak keturunan air langit (air zamzam)." (maksudnya karena air zamzam Allah Ta'ala keluarkan pertama kali untuk Hajar dan Isma'il. -pent.)

【31】

Shahih Bukhari 3109: Telah bercerita kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] atau [Ibnu Salam] dari dia, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] dari ['Abdul Hamid bin Jubair] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari Ummu Syarik radliyallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak. Dan Beliau bersabda: "Dahulu cicak ikut membantu meniup api (untuk membakar) Ibrahim 'alaihis salam."

【32】

Shahih Bukhari 3110: Telah bercerita kepada kami ['Umar bin Hafsh bin Ghiyats] telah bercerita kepada kami [bapakku] telah bercerita kepada kami [Al A'masy] berkata telah bercerita kepadaku [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu berkata: Ketika turun ayat (Orang-orang beriman dan tidak mencampur iman mereka dengan kezhaliman) (QS. Al-An'am: 82), kami berkata: "Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami orang yang tidak menzhalimi dirinya?" Maka Beliau bersabda: "Bukan seperti yang kalian katakan. Maksud ayat "tidak mencampurkan iman mereka dengan kezhaliman" adalah dengan kesyirikan. Tidakkah kalian mendengar ucapan Luqman kepada anaknya?, (Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah karena menyekutukan Allah merupakan kezhaliman yang besar).

【33】

Shahih Bukhari 3111: Bab. Telah bercerita kepada kami [Ishaq bin Ibrahim bin Nashr] telah bercerita kepada kami [Abu Usamah] dari [Abu Hayyan] dari [Abu Zur'ah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam disuguhi sepotong daging lalu Beliau bersabda: "Allah mengumpulkan manusia yang pertama hingga yang terakhir pada hari kiamat pada satu bukit sehingga seorang penyeru bisa menjadikan mereka mendengar dan pandangan mereka menjadikan mereka terbelalak, serta matahari didekatkan kepada mereka". Kemudian dia menyebutkan hadits tentang syafa'at. Lalu manusia mendatangi Ibrahim seraya berkata: "Kamulah Nabi Allah dan kekasih-Nya di bumi. Mohonkanlah syafa'at kepada Rabbmu untuk kami". Maka Ibrahim menjawab dengan menyebutkan kedustaan-kedustaannya lalu berkata: oh diriku, oh diriku. Pergilah kepada Musa!" Hadits ini dikuatkan jalur periwayatannya oleh Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【34】

Shahih Bukhari 3112: Telah bercerita kepadaku [Ahmad bin Sa'id Abu 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Wahb bin Jarir] dari [bapaknya] dari [Ayyub] dari ['Abdullah bin Sa'id bin Jubair] dari [bapaknya] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Ummu Isma'il (Siti Hajar) karena kalau dia tidak segera membendung air zamzam tentulah air itu akan menjadi air yang mengalir." [Al Anshar] berkata telah bercerita kepada kami [Ibnu Juraij] berkata: Adapun [Katsir bin Katsir] dia telah bercerita kepadaku dan berkata: Aku dan 'Utsman bin Abi Sulaiman duduk bersama [Sa'id bin Jubair] lalu dia berkata: Tidak seperti itu yang diceritakan Ibnu 'Abbas kepadaku akan tetapi dia berkata: "Ibrahim datang menemui Isma'il dan ibunya 'alaihimus salam yang saat itu sedang menyusui dan bersamanya kantung air dari kulit (dia tidak menisbatkannya kepada Nabi), kemudian Ibrahim datang bersama Ibu Isma'il dan anaknya, Isma'il".

【35】

Shahih Bukhari 3113: Dan telah bercerita kepadaku ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami ['Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ayyub As-Sakhtiyaniy] dan Katsir bin Katsir bin Al Muththalib binAbi Wada'ah satu sama lain saling melengkapi dari [Sa'id bin Jubair] berkata Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma: Wanita pertama yang menggunakan ikat pinggang adalah ibu Nabi Isma'il. Dia menggunakannya untuk menghilangkan jejak dari Sarah kemudian Ibrahim membawanya berserta anaknya Isma'il yang saat itu ibunya masih menyusuinya hingga Ibrahim menempatkan keduanya dekat Baitullah (Ka'bah) pada sebuah gubuk di atas zamzam di ujung Al-masjidil Haram. Waktu itu di Makkah tidak ada seorang pun yang tinggal di sana dan tidak ada pula air. Ibrahim menempatkan keduanya disana dan meninggalkan semacam karung berisi kurma dan kantung/geriba berisi air. Kemudian Ibrahim pergi untuk meninggalkan keduanya. Maka Ibu Isma'il mengikutinya seraya berkata: "Wahai Ibrahim, kamu mau pergi kemana?. Apakah kamu (tega) meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang manusia dan tidak ada sesuatu apa pun ini?" Ibu Isma'il terus saja mengulang-ulang pertanyaannya berkali-kali hingga akhirnya Ibrahim tidak menoleh lagi kepadanya. Akhirnya ibu Isma'il bertanya: "Apakah Allah yang memerintahkan kamu atas semuanya ini?" Ibrahim menjawab: "Ya". Ibu Isma'il berkata: "Kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami". Kemudian ibu Isma'il kembali dan Ibrahim melanjutkan perjalanannya hingga ketika sampai pada sebuah bukit dan orang-orang tidak melihatnya lagi, Ibrahim menghadap ke arah Ka'bah lalu berdo'a untuk mereka dengan beberapa kalimat do'a dengan mengangkat kedua belah tangannya, katanya: "Rabb ku, (Sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian dari keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah-Mu yang disucikan) hingga sampai kepada (semoga mereka menjadi hamba-hamba yang bersyukur) (QS. Ibrahim: 37). Kemudian ibu Isma'il mulai menyusui anaknya dan minum dari air persediaan hingga ketika air yang ada pada geriba habis dia menjadi haus begitu juga anaknya. Lalu dia memandang kepada Isma'il sang bayi yang sedang meronta-ronta." -atau dia berkata dengan redaksi:- "Berguling-guling diatas tanah". Kemudian Hajar pergi meninggalkan Isma'il dan tidak kuat melihat keadaannya. Maka dia mendatangi bukit Shafaa sebagai gunung yang paling dekat keberadaannya dengannya. Dia berdiri disana lalu menghadap ke arah lembah dengan harapan dapat melihat orang di sana namun dia tidak melihat seorang pun. Maka dia turun dari bukit Shafaa dan ketika sampai di lembah dia menyingsingkan ujung pakaiannya lalu berusaha keras layaknya seorang manusia yang berjuang keras hingga ketika dia dapat melewati lembah dan sampai di bukit Marwah lalu berdiri di sana sambil melihat-lihat apakah ada orang di sana namun dia tidak melihat ada seorang pun. Dia melakukan hal itu sebanyak tujuh kali (antara bukit Shafa dan Marwah). Ibnu 'Abbas berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Itulah sa'iy yang mesti dilakukan oleh manusia (yang berhaji) antara kedua bukit itu". Ketika berada di puncak Marwah, dia mendengar ada suara, lalu dia berkata dalam hatinya "diamlah" yang Hajar maksud adalah dirinya sendiri. Kemudian dia berusaha mendengarkanya maka dia dapat mendengar suara itu lagi maka dia berkata: "Engkau telah memperdengarkan suaramu jika engkau bermaksud meminta pertolongan". Ternyata suara itu adalah suara malaikat (Jibril) yang berada di dekat zamzam, lantas Jibril mengais air dengan tumitnya -atau katanya:- dengan sayapnya hingga air keluar memancar. Ibu Isma'il mulai membuat tampungan air dengan tangannya seperti ini yaitu menciduk air dan memasukkannya ke geriba sedangkan air terus saja memancar dengan deras setelah diciduk". Ibnu 'Abbas berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Ummu Isma'il (Siti Hajar) karena kalau dia membiarkan zamzam -atau sabda Beliau:- kalau dia tidak segera menampung air tentulah air zamzam itu akan menjadi air yang mengalir." Akhirnya dia dapat minum air dan menyusui anaknya kembali. Kemudian malaikat berkata kepadanya: "Janganlah kalian takut ditelantarkan karena disini adalah rumah Allah, yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya". Pada saat itu Ka'bah Baitullah posisinya agak tinggi dari permukaan tanah seperti sebuah bukit kecil, yang apabila datang banjiir akan terkikis dari samping kanan dan kirinya. Ibu Isma'il, Hajar, terus melewati hidup seperti itu hingga kemudian lewat serombongan orang dari suku Jurhum atau keluarga Jurhum yang datang dari jalur bukit Kadaa' lalu singgah di hilir Makkah kemudian mereka melihat ada seekor burung sedang terbang berputar-putrar. Mereka berseru: "Burung ini pasti berputar karena mengelilingi air padahal kita mengetahui secara pasti bahwa di lembah ini tidak ada air. Akhirnya mereka mengutus satu atau dua orang yang larinya cepat dan ternyata mereka menemukan ada air. Mereka kembali dan mengabarkan keberadaan air lalu mereka mendatangi air. Beliau berkata: "Saat itu Ibu Isma'il sedang berada di dekat air". Mereka berkata kepadanya: "Apakah kamu mengizinkan kami untuk singgah bergabung denganmu di sini?". Ibu Isma'il berkata: "Ya boleh tapi kalian tidak berhak memiliki air". Mereka berkata: "Baiklah". Ibnu 'Abbas berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ibu Isma'il menjadi senang atas peristiwa ini karena ada orang-orang yang tinggal bersamanya". Akhirnya mereka pun tinggal disana dan mengirim utusan kepada keluarga mereka untuk mengajak mereka tinggal bersama-sama di sana". Ketika para keluarga dari mereka sudah tinggal bersama Hajar dan Isma'il sudah beranjak belia, dia belajar berbahasa arab dari mereka, bahkan menjadi manusia paling berharga dan paling ajaib di kalangan mereka. Kemudian Isma'il tumbuh menjadi seorang pemuda yang disenangi oleh mereka. Setelah dewasa, mereka menikahkan Isma'il dengan seorang wanita dari mereka dan tak lama kemudian ibu Isma'il meninggal dunia. Di kemudian hari Ibrahim datang setelah Isma'il menikah untuk mencari tahu apa yang telah ditinggalkannya namun dia tidak menemukan Isma'il. Ibrahim bertanya tentang Isma'il kepada istrinya Isma'il. Istrinya menjawab: "Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami." Lalu Ibrahim bertanya tentang kehidupan dan keadaan mereka. Istri Isma'il menjawab: "Kami mengalami banyak keburukan dan hidup kami sempit dan penuh penderitaan yang berat". Istri Isma'il mengadukan kehidupan yang dijalaninya bersama suaminya kepada Ibrahim. Ibrahim berkata: "Nanti apabila suami kamu datang sampaikan salam dariku dan katakan kepadanya agar mengubah daun pintu rumahnya". Ketika Isma'il datang dia merasakan sesuatu lalu dia bertanya kepada istrinya: "Apakah ada orang yang datang kepadamu?". Istrinya menjawab: "Ya. Tadi ada orang tua begini begini keadaannya datang kepada kami dan dia menanyakan kamu lalu aku terangkan dan dia bertanya kepadaku tentang keadaan kehidupan kita maka aku terangkan bahwa aku hidup dalam kepayahan dan penderitaan". Isma'il bertanya: "Apakah orang itu ada memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?" Istrinya menjawab: "Ya. Dia memerintahkan aku agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mengubah daun pintu rumah kamu". Isma'il berkata: "Dialah ayahku dan sungguh dia telah memerintahkan aku untuk menceraikan kamu maka itu kembalilah kamu kepada keluargamu". Maka Isma'il menceraikan istrinya. Kemudian Isma'il menikah lagi dengan seorang wanita lain dari kalangan penduduk itu lalu Ibrahim pergi lagi meninggalkan mereka dalam kurun waktu yang dikehendaki Allah dan setelah itu datang kembali untuk menemui mereka namun dia tidak mendapatkan Isma'il hingga akhirnya dia mendatangi istri Isma'il lalu bertanya kepadanya tentang Isma'il. Istrinya menjawab: "Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami. Lalu Ibrahim bertanya lagi: "Bagaimana keadaan kalian". Dia bertanya kepada istrinya Isma'il tentang kehidupan dan keadaan hirup mereka. Istrinya menjawab: "Kami selalu dalam keadaan baik-baik saja dan cukup". Istri Isma'il memuji Allah. Ibrahim bertanya: 'Apa makanan kalian? '. Istri Isma'il menjawab: "Daging". Ibrahim bertanya lagi: "Apa minuman kalian?" Istri Isma'il menjawab: "Air". Maka Ibrahim berdo'a: "Ya Allah, berkahilah mereka dalam daging dan air mereka". Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Saat itu tidak ada biji-bijian di Makkah dan seandainya ada tentu Ibrahim sudah mendo'akannya". Dia berkata: "Dan dari doa Ibrahim tentang daging dan air itulah, tidak ada seorangpun selain penduduk Makkah yang mengeluh bila yang mereka dapati hanya daging dan air". Ibrahim selanjutnya berkata: "Jika nanti suamimu datang, sampaikan salam dariku kepadanya dan perintahkanlah dia agar memperkokoh daun pintu rumahnya". Ketika Isma'il datang, dia berkata: "Apakah ada orang yang datang kepadamu?". Istrinya menjawab: "Ya. Tadi ada orang tua dengan penampilan sangat baik datang kepada kami". Istrinya mengagumi Ibrahim. Dia bertanya kepadaku tentang kamu maka aku terangkan lalu dia bertanya kepadaku tentang keadaan hidup kita maka aku jawab bahwa aku dalam keadaan baik-baik saja".". Isma'il bertanya: "Apakah orang itu ada memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?". Istrinya menjawab: "Ya. Dia memerintahkan aku agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mempertahankan daun pintu rumah kamu". Isma'il berkata: "Dialah ayahku dan daun pintu yang dimaksud adalah kamu. Dia memerintahkanku untuk mempertahankan kamu". Kemudian Ibrahim meninggalkan mereka lagi untuk waktu tertentu sebagaimana dikehendaki Allah, lalu datang kembali setelah itu saat Isma'il meletakkan anak panahnya di bawah sebatang pohon dekat zamzam. Ketika dia melihatnya, dia segera menghampirinya dan berbuat sebagaimana layaknya seorang ayah terhadap anaknya dan seorang anak terhadap ayahnya kemudian dia berkata: "Wahai Isma'il, Allah memerintahkanku dengan suatu perintah". Isma'il berkata: "Lakukanlah apa yang diperintahkan Rabbmu". Ibrahim berkata lagi: Apakah kamu akan membantu aku?". Isma'il berkata: "Ya aku akan membantumu". Ibrahim berkata: "Allah memerintahkan aku agar membangun rumah di tempat ini". Ibrahim menunjuk ke suatu tempat yang agak tinggi di banding sekelilingnya". Perawi berkata: "Dari tempat itulah keduanya meninggikan pondasi Baitullah, Isma'il bekerja mengangkut batu-batu sedangkan Ibrahim yang menyusunnya (membangunnya) hingga ketika bangunan sudah tinggi, Isma'il datang membawa batu ini lalu meletakkannya untuk Ibrahim agar bisa naik di atasnya sementara Isma'il memberikan batu-batu' Keduanya bekerja sambil mengucapkan kalimat do'a: ("Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui". Keduanya terus saja membangun hingga mengelilingi Baitullah dan keduanya terus saja membaca do'a: ("Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui"). (QS. Al Baqarah: 127).

【36】

Shahih Bukhari 3114: Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Abu 'Amir 'Abdul Malik bin 'Amru] berkata telah bercerita kepadaku [Ibrahim bin Nafi'] dari [Katsir bin Katsir] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Ketika Ibrahim keluar berkelana bersama Isma'il dan Ibu Isma'il, mereka membawa geriba (kantung tempat air) yang berisi air, Ibu Isma'il minum dari persediaan air dalam geriba tersebut sehingga dia dapat menyusui bayinya. Ketika tiba di Makkah, Ibrahim menempatkan keduanya di bawah sebuah gubuk. Tatkala Ibrahim hendak kembali kepada keluarganya, Ibu Isma'il mengikutinya di belakang hingga ketika sampai di dataran yang agak tinggi/gundukan, Ibu Isma'il memanggilnya dari belakang: "Wahai Ibrahim, kepada siapa engkau meninggalkan kami?" Ibrahim menjawab: "Kepada Allah". Hajar berkata: "Kalau begitu, Aku telah ridla kepada Allah". Perawi berkata: "Lalu Hajar kembali (ke tempat semula) dia dan minum geriba kunonya dan bisa menyusui bayinya hingga ketika air persediaan habis dia berkata: "Sebaiknya aku pergi dan melihat-lihat barangkali ada orang". Perawi berkata: "Maka dia pergi dan naik ke atas bukit Shafaa lalu melihat-lihat apakah ada orang namun dia tidak merasakan ada seorang pun. Ketika sampai di lembah dia lari-lari kecil dan mendatangi Marwa, ia lakukan yang demikian berkali-kali. Kemudian dia berkata: "Sebaiknya aku pergi dan melihatnya." yang dimaksudnya adalah bayinya. Maka dia pergi mendatangi bayinya yang ternyata keadaannya seperti ketika ditinggalkan seolah-olah menghisap napas-napas kematian sehingga hati Hajar tidak tenang. Dia berkata: "Sebaiknya aku pergi dan melihat-lihat barangkali ada orang". Maka dia pergi untuk mendaki bukit Shafaa lalu melihat-lihat namun tidak ada seorang pun yang ditemuinya hingga ketika dia telah melakukan upaya itu sebanyak tujuh kali (antara bukir Shafaa dan Marwah) dia berkata: "Sebaiknya aku pergi dan melihat apa yang terjadi dengan bayiku", ternyata dia mendengar suara, maka dia berkata: "Tolonglah (aku) jika memang kamu baik". Ternyata (suara itu) adalah malaikat Jibril. Perawi berkata: Lalu Jibril berbuat dengan tumitnya begini. Dia mengais-ngais tanah dengan tumitnya. Perawi berkata: Maka memancarlah air dan Ibu Ism'ail menjadi terperanjat dan segera menampungnya. Perawi berkata: Berkata Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam: "Seandainya Hajar membiarkannya pasti air akan mengalir". Perawi berkata: Maka Hajar minum dari air (zamzam) itu sehingga dapat menyusui bayinya. Kemudian serombongan orang dari suku Jurhum lewat di dasar lembah dan mereka melihat ada seekor burung, seakan mereka tidak percaya, Mereka berkata: "Tidak akan ada burung melainkan pasti karena ada air". Akhirnya mereka mengutus seorang utusan mereka untuk melihatnya yang ternyata mereka memang berada di kawasan yang ada air. Utusan itu kemudian kembali kepada mereka dan mengabarkan (apa yang dilihatnya). Kemudian mereka menemui Hajar dan berkata: "Wahai Ibu Isma'il, apakah kamu mengizinkan kami untuk tinggal bersama kamu atau kami hidup bertetangga bersama kamu?" Kemudian anaknya (Isma'il) tumbuh menjadi seorang pemuda lalu menikah dengan seorang wanita. Perawi berkata: "Kemudian timbul keinginan pada diri Ibrahim maka dia berkata kepada keluarganya: "Aku akan pergi melihat keluargaku yang aku tinggalkan." Perawi berkata: "Maka Ibrahim datang dan memberi salam seraya berkata: "Kemana Isma'il?" Istri Isma'il berkata: "Pergi berburu." Ibrahim berkata: "Katakanlah kepadanya jika sudah datang supaya dia mengubah daun pintu rumahnya." Ketika Isma'il datang istrinya menceritakan kedatangan Ibrahim. Maka Isma'il berkata: "Kamulah yang dimaksud dengan daun pintu itu, maka kembalilah kamu kepada keluargamu!" Kemudian timbul lagi keinginan pada diri Ibrahim maka dia berkata kepada keluarganya: "Aku akan pergi melihat keluargaku yang aku tinggalkan." Ketika tiba, Ibrahim bertanya: "Kemana Isma'il?" Istrinya menjawab: "Dia pergi berburu. Apakah tidak sebaiknya anda singgah dulu dan makan minum bersama kami?" Ibrahim bertanya: "Apa makanan dan minuman kalian?" Istri Isma'il menjawab: "Makanan kami daging dan minuman kami air." Lalu Ibrahim berdo'a: "Ya Allah, berkahilah mereka dalam daging dan air mereka." Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Daging dan air disini penuh dengan barakah karena barokah doa Ibrahim shallallahu 'alaihima wa sallam." Kemudian timbul lagi keinginan pada diri Ibrahim maka dia berkata kepada keluarganya: "Aku akan pergi melihat keluargaku yang aku tinggalkan." Maka Ibrahim datang dan bertemu dengan Isma'il dari balik (sumur) zamzam sedang memperbaiki panahnya lalu berkata: "Wahai Isma'il, sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan aku agar membangun rumah." Isma'il berkata: "Taatilah Rabbmu." Ibrahim berkata lagi: "Sesungguhnya Dia telah memerintahkan aku agar kamu membantu aku dalam pembangunan rumah yang dimaksud." Isma'il berkata: "Kalau begitu aku akan lakukan." atau seperti yang dikatakannya. Perawi berkata: Maka keduanya mulai membangun, Ibrahim yang membangun sedangkan Isma'il membawa bebatuan, keduanya sambil membaca do'a: (Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui). Keduanya terus saja membangun hingga mengelilingi Baitullah dan keduanya terus saja membaca do'a: {RABBANAA TAQABBAL MINNAA INNAKA ANTAS SAMII'UL 'ALIIM} (Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui). Perawi berkata: Keduanya terus membangun hingga ketika bangunan sudah tinggi dan Ibrahim sebagai orang tua yang sudah renta agak kepayahan untuk mengangkat batu ke susunan tembok yang lebih tinggi, dia berdiri di atas batu sebagai tempat berdirinya (al-Maqam) sedangkan Ismail terus memberinya bebatuan sambil keduanya terus membaca do'a: (Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui) (QS. Al Baqarah: 128).

【37】

Shahih Bukhari 3115: Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami ['Abdul Wahid] telah bercerita kepada kami [Al A'masy] telah bercerita kepada kami [Ibrahim At-Taymiy] dari [bapaknya] berkata aku mendengar Abu Dzarr radliyallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Masjid apakah yang pertama di bangun di muka bumi ini?" Beliau menjawab: "Al-Masjidil Haram". Dia berkata: aku tanya lagi: "Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Al-Masjidil Aqshaa". Aku bertanya lagi: "Berapa lama selang waktu antara keduanya?" Beliau menjawab: "Empat puluh tahun. Kemudian dimana saja kamu berada dan waktu shalat sudah datang maka shalatlah, karena didalamnya ada keutamaan."

【38】

Shahih Bukhari 3116: Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari 'Amru bin Abi 'Amru, maula Al Muththalib dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memandang gunung Uhud lalu bersabda: "Sesungguhnya gunung ini mencintai kita dan kita pun mencintainya. Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan (menjadikan suci) kota Makkah dan aku pun mengharamkan kota yang berada di antara dua batu hitam (Madinah)." Dan diriwayatkan pula oleh 'Abdullah bin Zaid dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【39】

Shahih Bukhari 3117: Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin 'Abdullah] bahwa [Ibnu Abu Bakr] telah mengabarkan kepada ['Abdullah bin 'Umar] dari 'Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam radliyallahu 'anhum bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tahukah kamu bahwa kaummu ketika membangun Ka'bah (memperbaikinya), mereka menggesernya dari posisi pondasi yang dibangun oleh Ibrahim". Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya engkau kembalikan kepada posisi pondasi yang dibangun Ibrahim?" Beliau bersabda: "Seandainya tidak mempertimbangkan keadaan kaummu yang baru saja meninggalkan (zaman) kekafiran, (tentu aku sudah mengembalikannya)." Maka 'Abdullah bin 'Umar mengatakan: Sungguh seandainya 'Aisyah mendengar hal ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, niscaya aku tidak akan melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan mengusap dua rukun yang mengiringi Hijr, melainkan karena Baitullah tidak disempurnakan bangunannya di atas pondasi-pondasi (yang dibangun) Nabi Ibrahim." Isma'il berkata: 'Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakr (sebagai ganti penyebutan sekaligus nama sesungguhnya dari Ibnu Abi Bakr, perawi dari hadits ini).

【40】

Shahih Bukhari 3118: Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik bin Anas] dari ['Abdullah bin Abi Bakr bin Muhammad bin 'Amru bin Hazm] dari [bapaknya] dari ['Amru bin Sulaim Az Zuraqiy] telah mengabarkan kepadaku Abu Humaid As-Sa'idiy radliyallahu 'anhu bahwa Mereka berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana caranya kami bershalawat kepada anda?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ucapkanlah: Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa azwaajihi wa dzurriyyatihii kamaa shollaita 'alaa aali Ibrahim wa baarik 'alaa Muhammadin wa azwaajihi wa dzurriyyatihii kamaa baarakta 'alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majiid" (Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad, istri-istrinya dan anak keturunannya sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada keluarga Ibrahim dan berilah barakah kepada Muhammad, istri-istrinya dan anak keturunannya sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia)."

【41】

Shahih Bukhari 3119: Telah bercerita kepada kami [Qais bin Hafsh] dan [Musa bin Isma'il] keduanya berkata telah bercerita kepada kami ['Abdul Wahid bin Ziyad] telah bercerita kepada kami [Abu Farwah Muslim bin Salim Al Hamdaniy] berkata telah bercerita kepadaku ['Abdullah bin 'Isa] dia mendengar 'Abdurrahman bin Abi Laila berkata: [Ka'ab bin 'Ujrah] menemui aku lalu berkata: "Maukah kamu aku hadiahkan suatu hadiah yang aku mendengarnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam?" Aku jawab: "Ya, hadiahkanlah aku". Lalu dia berkata: Kami pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Wahai Rasulullah, bagaimana caranya kami bershalawat kepada kalian kalangan Ahlul Bait sementara Allah telah mengajarkan kami bagaimana cara menyampaikan salam kepada kalian?" Maka Beliau bersabda: "Ucapkanlah: Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammad kamaa shollaita 'alaa Ibrahiim wa 'alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majid. Allahumma baarik 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin kamaa baarakta 'alaa Ibrahiim wa 'alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majiid" (Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahiim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah berilah barakah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia)."

【42】

Shahih Bukhari 3120: Telah bercerita kepada kami ['Utsman bin Abi Staibah] telah bercerita kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Al Minhal] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memohonkan perlindungan untuk Al Hasan dan Al Husein (dua cucu Beliau) dan berkata: "Sesungguhnya nenek moyang kamu pernah memohonkan perlindungan untuk Isma'il dan Ishaq dengan kalimat ini: A'uudzu bi kalimaatillaahit taammati min kulli syaitaani wa haammatin wa min kuli 'ainin laammah" (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan segala makhluq berbisa dan begitupun dari setiap mata jahat yang mendatangkan petaka).

【43】

Shahih Bukhari 3121: Telah bercerita kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah bercerita kepada kami [Ibnu Wahb] berkata telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kami lebih patut untuk ragu dibanding Ibrahim ketika dia berkata: (Ya Rabbku, tunjukkan kepadaku bagaimana caranya Engkau menghidupkan makhluq yang sudah mati. Allah berfirman: "Apakah kamu tidak beriman (belum yakin)?" Ibrahim berkata: "Aku telah meyakininya akan tetapi untuk memantapkan hatiku"). Dan semoga Allah merahmati Nabi Luth yang telah berlindung kepada keluarga yang kuat. Dan seandainya aku dipenjara dan mendekam didalamnya dalam masa tertentu sebagaimana Nabi Yusuf mengalaminya tentu aku sudah bersegera memenuhi permintaan (orang yang akan membebaskan aku)." (QS. Al Baqarah 260).

【44】

Shahih Bukhari 3122: Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami [Hatim] dari [Yazid bin Abi 'Ubaid] dari Salamah bin Al Akwa' radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berjalan melewati beberapa orang dari suku Aslam yang sedang menunjukkan keahlian bermain panah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Memanahlah wahai Bani Isma'il, karena nenek moyang kalian adalah ahli memanah. Memanahlah dan aku berlatih bersama Bani Fulan". Salamah berkata: "Lalu salah satu dari dua kelompok ada yang menahan tangan-tangan mereka (berhenti berlatih), maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Mengapa kalian tidak terus berlatih memanah?" Mereka menjawab: "Bagaimana kami harus berlatih sedangkan baginda berlatih bersama mereka?". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berlatihlah, karena aku bersama kalian semuanya."

【45】

Shahih Bukhari 3123: Telah bercerita kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia mendengar [Al Mu'tamir] dari ['Ubaidillah] dari [Sa'id bin Abi Sa'id Al Maqburiy] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Pernah ditanyakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling mulia?" Beliau menjawab: "Siapa yang paling taqwa di antara mereka?" Mereka berkata: "Wahai Nabi Allah, bukan itu yang kami tanyakan". Beliau berkata: "Kalau begitu, Yusuf Nabi Allah, putra dari Nabi Allah putra Khalilullah (kekasih Allah, Ibrahim). Mereka berkata lagi: "Bukan itu yang kami tanyakan". Beliau berkata: "Apakah yang kalian maksudkan tentang kalangan bangsa Arab?" Mereka berkata: "Ya, benar". Beliau bersabda: "Orang yang terbaik di antara kalian pada masa Jahiliyyah adalah yang terbaik pula di masa Islam jika mereka memahami Islam".

【46】

Shahih Bukhari 3124: Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah bercerita kepada kami [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah mengampuni Nabi Luth meskipun dia telah berlindung kepada keluarga yang kuat".

【47】

Shahih Bukhari 3125: Telah bercerita kepada kami [Mahmud] telah bercerita kepada kami [Abu Ahmad] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memaca ayat fahal min muddakir {FAHAL MIN MUDDAKIR} (Apakah ada yang mengambil pelajaran). (QS. Alqomar: 15)

【48】

Shahih Bukhari 3126: Telah bercerita kepada kami [Al Humaidiy] telah bercerita kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari ['Abdullah bin Zam'ah] berkata aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Lalu Beliau menyebutkan cerita tentang orang yang menyembelih unta. Sabda Beliau: "Tampil dengan segera seseorang yang mempunyai kemuliaan dan kekuatan di tengah kaumnya seperti Abu Zam'ah".

【49】

Shahih Bukhari 3127: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Miskin abu Al Hasan] telah bercerita kepada kami [Yahya bin Hassan bin Hayyan Abu Zakariya'] telah bercerita kepada kami [Sulaiman] dari ['Abdullah bin Dinar] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika singgah di Al-Hijr (suatu daerah pegunungan yang pernah dijadikan Kaum Tsamud bertempat tinggal dan dibinasakan) pada waktu perang Tabuk, Beliau memerintahkan agar pasukan tidak minum dari air sumurnya dan tidak mengambil airnya. Mereka berkata: "Kami telah membuat adonan roti dengan airnya dan telah mengambil airnya". Maka Beliau memerintahkan agar membuang adonan roti dan menumpahkan air-air tersebut. Dan diriwayatkan dari Sabrah bin Ma'bad dan Abu Asy Syamus bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan agar memuntahkan makanan. Dan Abu Dzarr berkata dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Yaitu agar menumpahkan adonan roti yang dibuat menggunakan air sumur itu".

【50】

Shahih Bukhari 3128: Telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] telah bercerita kepada kami [Anas bin 'Iyadl] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] bahwa 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhu mengabarkan kepadanya bahwa Ada serombongan orang (Sahabat) yang bepergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian singgah di Al-Hijr, negeri Kaum Tsamud, lalu mereka mengambil air dari sumurnya dan membuat adonan roti, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan mereka agar menumpahkan air yang di ambil dari sumurnya dan agar adonan roti dijadikan makanan untuk unta dan memerintahkan mereka agar mengambil air dari sumur-sumur yang dilalui oleh unta. Hadits ini diikuti pula oleh [Usamah] dari [Nafi'].

【51】

Shahih Bukhari 3129: Telah bercerita kepadaku [Muhammad] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhriy] berkata telah mengabarkan kepadaku [Salim bin 'Abdullah] dari bapaknya radliyallahu 'anhum bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berjalan melewati Al-Hijr, Beliau berkata: "Janganlah kalian memasuki tempat tinggal orang-orang yang telah menzhalimi diri mereka sendiri kecuali jika kalian menangis, karena dikhawatirkan kalian terkena musibah sebagaimana mereka mendapatkannya". Kemudian Beliau menutup kepala dan wajah Beliau sedangkan Beliau berada di atas tunggangan.

【52】

Shahih Bukhari 3130: Telah bercerita kepadaku ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Wahb] telah bercerita kepada kami [bapakku], aku mendengar [Yunus] dari [Az Zuhriy] dari [Salim] bahwa [Ibnu 'Umar] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian memasuki tempat tinggal orang-orang yang telah menzhalimi diri mereka sendiri kecuali jika dengan menangis, karena dikhawatirkan terkena mushibah seperti yang menimpa mereka".

【53】

Shahih Bukhari 3131: Telah bercerita kepadaku ['Ubaid bin Isma'il] dari [Abu Usamah] dari ['Ubaidillah] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Abi Sa'id] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu: Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Siapakah manusia yang paling mulia?" Beliau menjawab: "Mereka yang paling taqwa kepada Allah." Mereka berkata: "Bukan itu yang kami tanyakan." Beliau berkata: "Kalau begitu, manusia paling mulia adalah Yusuf Nabi Allah, putra dari Nabi Allah putra Khalilullah (kekasih Allah, Ibrahim)." Mereka berkata lagi: "Bukan itu yang kami tanyakan." Beliau berkata: "Apakah yang kalian maksudkan tentang kalangan bangsa Arab?. Manusia dari kalangan 'Arab, yang terbaik di antara mereka pada masa Jahiliyyah adalah yang terbaik di masa Islam jika mereka memahami Islam." Telah bercerita kepadaku [Muhammad bin Salam] telah mengabarkan kepada kami ['Abdah] dari ['Ubaidullah] dari [Sa'id] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan redaksi hadits seperti ini.

【54】

Shahih Bukhari 3132: Telah bercerita kepada kami [Badal bin Al Muhabbar] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'ad bin Ibrahim] berkata aku mendengar ['Urwah bin Az Zubair] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya: "Perintahkanlah Abu Bakr agar memimpin shalat bersama orang-orang!" 'Aisyah berkata: "Abu Bakr adalah termasuk jenis orang yang sensitif (suka menangis ketika membaca Al-Qur'an) bila menggantikan posisi anda untuk memimpin orang-orang shalat." Maka Beliau kembali memerintah 'Aisyah dan begitu juga 'Aisyah kembali mengemukakan alasannya. Syu'bah berkata: "Maka Beliau bersabda untuk kali ketiga atau keempat: "Kalian ini seperti isteri Yusuf (Zulaekha) saja. Perintahkanlah Abu Bakr agar memimpin shalat!"

【55】

Shahih Bukhari 3133: Telah bercerita kepada kami [ar-Rabi' bin Yaha Al Bashriy] telah bercerita kepada kami [Za'idah] dari 'Abdul Malik bin 'Umair dari [Abu Burdah bin Abi Musa] dari [bapaknya] berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menderita sakit, Beliau berkata: "Perintahkanlah Abu Bakr agar memimpin shalat bersama orang-orang". 'Aisyah berkata: "Abu Bakr adalah termasuk jenis orang yang begini". Maka Beliau perintahkan seperti tadi dan begitu pula 'Aisyah menjawab seperti jawaban sebelumnya. Lalu Beliau kembali bersabda: "Perintahkanlah Abu Bakr, kalian ini seperti istri Yusuf saja (Zulaekha)." Maka Abu Bakr (pernah) menjadi imam shalat pada masa hidup Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan [Husain] berkata dari [Za'idah]: "Abu Bakr adalah seorang yang lembut hatinya".

【56】

Shahih Bukhari 3134: Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah bercerita kepada kami [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanjatkan doa: "ALLOOHUMMA ANJI 'AYYASY BIN RABI'AH, ALLOOHUMMA ANJI SALAMATA BIN HISYAM, ALLOOHUMMA ANJI ALWALIDA BIN ALWALID, ALLOOHUMMA ANJILMUSTADH'AFIINA MINAL MUKMINIINA, ALLOOHUMMA USYDUD WARTH'ATAKA 'ALAL MUDHARR, ALLOOHUMMAJ'ALHAA SINIINA KASINII YUUSUFA" (Ya Allah, selamatkanlah 'Ayyasy bin Abu Robi'ah. Ya Allah, selamatkanlah Salamah bin Hisyam. Ya Allah, selamatkanlah Al Walid bin Al Walid. Ya Allah, selamatkanlah golongan yang lemah dari kaum mu'minin. Ya Allah, timpakanlah kerasnya siksa-Mu kepada Mudlar dan jadikanlah siksa-Mu untuk mereka berupa paceklik seperti paceklik yang terjadi pada zaman Nabi Yusuf AS).

【57】

Shahih Bukhari 3135: Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Muhammad bin Asma', dia adalah anak dari saudaranya Juwairiyah] telah bercerita kepada kami [Juwairiyah bin Asma'] dari [Malik] dari [Az Zuhriy] bahwa [Sa'id bin Al Musayyab] dan [Abu 'Ubaid] keduanya mengabarkan dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu yang berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Nabi Luth yang telah berlindung kepada keluarga yang kuat. Dan seandainya aku dipenjara dan mendekam didalamnya dalam masa tertentu sebagaimana Nabi Yusuf mengalaminya lalu datang orang yang menyeru tentu aku sudah bersegera memenuhi permintaan (orang yang menyeruku itu)."

【58】

Shahih Bukhari 3136: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Salam] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Fudlail] telah bercerita kepada kami [Hushain] dari [Syaqiq] dari [Masruq] berkata: Aku bertanya kepada [Ummu Ruman], dia adalah ibu 'Aisyah tentang apa yang diperbincangkan orang tentang diri 'Aisyah (ketika terjadi fitnah terhadapnya). Ummu Ruman berkata: "Ketika aku bersama 'Aisyah sedang duduk-duduk, tiba-tiba datang kepada kami seorang wanita dari kalangan Anshar sambil berkata: "Semoga Allah bertindak atas si fulan". Ummu Ruman berkata: Aku bertanya: "Memangnya ada apa?" Wanita itu berkata: "Orang itu telah terlibat menyebut-nyebut peristiwa (fitnah)." Lalu 'Aisyah bertanya: "Peristiwa apa?" Maka wanita itu menceritakan peristiwa yang terjadi kepadanya. Kemudian 'Aisyah bertanya lagi: "Apakah Abu Bakr dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mendengarnya?" Wanita itu berkata: "Ya". Seketika itu pula 'Aisyah jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri melainkan setelah sakit demam panasnya mereda. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang seraya berkata: "Sakit apa yang dideritanya?" Aku katakan: "Sakit demam panas karena peristiwa fitnah (maksudnya isu dusta bahwa ia dikabarkan selingkuh dengan Shafwan). Kemudian 'Aisyah duduk lalu berkata: "Demi Allah, seandainya aku bersumpah pasti kalian tidak akan percaya kepadaku dan seandainya aku mengajukan alasan kalian pun tidak akan menerimanya. Maka bagiku peristiwa antara aku dan kalian ini bagaikan peristiwa Nabi Ya'qub bersama anak-anaknya, (yang berkata): "Dan Allah sajalah tempat memohon pertolongan atas apa yang kalian ceritakan." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pergi meninggalkannya lalu Allah menurunkan firman-Nya. Kemudian Beliau mengabarkan kepada 'Aisyah. 'Aisyah berkata: "Dengan segala puji bagi Allah dan tidak ada pujian bagi seorangpun."

【59】

Shahih Bukhari 3137: Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Bukair] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata telah mengabarkan kepadaku ['Urwah] bahwa Dia pernah bertanya kepada 'Aisyah radliyallahu 'anha, istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Bagaimana pendapat kamu tentang firman Allah (Sehingga apabila para Rasul itu tidak mempunyai harapan lagi -tentang keimanan kaum mereka- dan mereka berprasangka bahwa mereka telah dituduh berdusta -kudzdzibuu, huruf dzal bertasydid-) atau (didustakan -kudzibuu, dzal tidak bertasydid-) (QS. Yusuf: 110). 'Aisyah berkata: "Bahkan yang benar adalah para Rasul benar-benar telah didustakan oleh kaum mereka". Aku katakan: "Demi Allah, sungguh mereka telah yakin bahwa kaum mereka menuduh mereka berdusta, lalu apa maksud berprasangka dalam ayat itu?" 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Wahai 'Urwah, sungguh para Rasul telah yakin mereka akan didustakan." Aku katakan: "Semoga saja begitu. Atau mereka hanya berprasangka bahwa mereka telah didustakan?" 'Aisyah berkata: "Allah Maha Melindungi. Sungguh para Rasul tidak berprasangka kepada Rabb mereka. Ayat ini, katanya: "Adalah berkaitan dengan pengikut mereka yang ditimpa ujian dalam masa yang cukup lama, sedang pertolongan belum juga datang, sehingga ketika diantara mereka berputus asa terhadap orang yang mendustakan mereka dan jangan-jangan pengikutnya malah akan mendustakan kenabiannya, barulah datang pertolongan Allah." Abu 'Abdullah (Al Bukhariy) berkata: Kata istay'asuu mengikuti pola kalimat istaf'aluu yang berasal dari kata yaistu. Dalam Surah Yusuf laa tay'asuu mir rauhillah (janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah) maksudnya adalah agar selalu mengedepankan raja' (harapan).

【60】

Shahih Bukhari 3138: Telah mengabarkan kepadaku ['Abdah] telah bercerita kepada kami ['Abdush Shamad] dari ['Abdur Rahman] dari [bapaknya] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang mulia putra dari orang yang mulia putra dari orang yang mulia putra dari orang yang mulia adalah Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim 'alaihimus salam."

【61】

Shahih Bukhari 3139: Telah bercerita kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami ['Abdush Shamad] telah bercerita kepada kami ['Abdur Rahman bin 'Abdullah] dari [bapaknya] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Beliau bersabda: "Orang yang mulia putra dari orang yang mulia putra dari orang yang mulia putra dari orang yang mulia adalah Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim 'alaihimus salam."

【62】

Shahih Bukhari 3140: Telah bercerita kepadaku ['Abdullah bin Muhammad Al Ju'fiy] telah bercerita kepada kami ['Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anha dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ketika Nabi Ayub sedang mandi dalam keadaan telanjang tiba-tiba jatuh kaki belalang yang terbuat dari emas lalu Ayyub mengambil dengan tangannya dan memasukkannya ke dalam pakaiannya. Kemudian Rabbnya memanggilnya: "Wahai Ayyub, bukankah aku telah mencukupkan kamu dengan apa yang baru saja kamu lihat?" Ayub menjawab: "Benar, wahai Rabb. Namun aku tidak akan pernah merasa cukup dari barakah-Mu."

【63】

Shahih Bukhari 3141: Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah bercerita kepada kami [Al Laits] berkata telah bercerita kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] aku mendengar ['Urwah] berkata: 'Aisyah radliyallahu 'anhu berkata: Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kembali kepada Khadijah dalam keadaan jiwa yang berguncang. Maka Khadijah membawa Beliau menemui Waraqah bin Naufal, seorang yang beragama Nashrani dan membaca Kitab Injil dalam bahasa 'Arab. Kemudian Waraqah berkata: "Apa yang kamu lihat?". Lalu Beliau menceritakannya. Waraqah berkata: "Ini adalah an-Namus, yang telah Allah turunkan kepada Musa 'Alaihissalam. Dan seandainya aku hidup hingga masa kamu, aku pasti akan menolongmu dengan pertolongan yang gigih." Dan istilah Namus adalah penyimpan rahasia yang mengungkapkan apa yang disembunyikannya dari orang lain. (Maksudnya adalah malaikat Jibril).

【64】

Shahih Bukhari 3142: Telah bercerita kepada kami [Hudbah bin Khalid] telah bercerita kepada kami [Hammam] telah bercerita kepada kami [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari [Malik bin Sha'sha'ah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bercerita kepada mereka tentang malam saat Beliau diisra'kan hingga ketika sampai pada langit kelima, disana ada Nabi Harun. Jibril berkata: "Ini adalah Nabi Harun, berilah salam kepadanya." Maka aku memberi salam kepadanya lalu dia membalas salamku dengan mengucapkan: 'Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.' Hadits ini diikuti pula oleh [Tsabit] dan ['Abbad bin Abi 'Ali] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【65】

Shahih Bukhari 3143: Telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhriy] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Ketika malam aku diisra'kan, aku melihat Musa, ternyata dia adalah seorang laki-laki yang berambut lurus dan seakan dia seorang laki-laki yang gagah berasal dari kalangan Syanu'ah (Yaman). Aku juga melihat 'Isa yang ternyata dia adalah seorang laki-laki yang berperawakan sedang, berkulit merah seakan ia keluar dari ruang bawah tanah (kamar mandi) sedangkan aku adalah anak keturunan Ibrahim shallallahu 'alaihi wa sallam yang paling mirip dengannya. Kemudian aku disuguhi dua buah gelas, satunya berisi susu dan satunya lagi berisi khamer (arak, minuman keras) lalu dia berkata: 'Minumlah mana yang kamu suka!' Maka aku mengambil gelas berisi susu dan meminumnya. Tiba-tiba ada suara: 'Kamu telah mengambil sesuai fithrah. Seandainya yang kamu ambil adalah khamer, niscaya umatmu tersesat'."

【66】

Shahih Bukhari 3144: Telah bercerita kepadaku [Muhammad bin Basysyar] telah bercerita kepada kami [Ghundar] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] berkata aku mendengar [Abu Al 'Aliyah] telah bercerita kepada kami [anak paman Nabi kalian, yaitu Ibnu 'Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak sepatutnya seorang hamba berkata aku lebih baik dari Yunus bin Matta" --beliau menyebutnya dengan menisbatkannya kepada ayahnya--. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga menyebutkan pada malam Beliau diisra'kan, kata Beliau: "Musa adalah seorang laki-laki yang berkulit sawo matang seakan dia laki-laki gagah berasal dari Syanu'ah (Yaman) dan Beliau juga berkata bahwa 'Isa adalah seorang yang berambut keriting, berdada bidang. Beliau juga menyebut malaikat Malik penjaga neraka dan juga menyebut ad-Dajjal.

【67】

Shahih Bukhari 3145: Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepada kami [Ayyub As-Sakhtiyaniy] dari [Ibnu Sa'id bin Jubair] dari [bapaknya] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika tiba di Madinah, Beliau mendapatkan mereka (orang Yahudi) malaksanakan shaum hari 'Asyura (10 Muharam) dan mereka berkata: "Ini adalah hari besar, yaitu hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Fir'aun. Maka Nabi Musa berpuasa sebagai wujud syukur kepada Allah." Maka Beliau bersabda: "Akulah yang lebih utama (dekat) terhadap Musa dibanding mereka." Maka Beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummat Beliau untuk mempuasainya.

【68】

Shahih Bukhari 3146: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari ['Amru bin Yahya] dari [bapaknya] dari Abu Sa'id radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Manusia semua akan mati pada hari kiamat lalu aku menjadi orang yang pertama yang sadar (dihidupkan lagi), ternyata di hadapanku ada Nabi Musa yang sedang berpegangan pada salah satu tiang dari tiang 'Arsy. Aku tidak tahu apakah dia lebih dahulu sadar (dihidupkan) sebelum aku, atau dia termasuk orang yang dikecualikan dari kematian saat kegoncangan hari iyamat."

【69】

Shahih Bukhari 3147: Telah bercerita kepadaku ['Abdullah bin Muhammad Al Ju'fiy] telah bercerita kepada kami ['Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seandainya bukan karena perbuatan Bani Isra'il maka daging tidak akan membusuk, dan seandainya bukan karena Hawa' (istri Nabi Adam) tentu wanita tidak akan mengkhianati suaminya selama-lamanya."

【70】

Shahih Bukhari 3148: Telah bercerita kepada kami ['Amru bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] berkata telah bercerita kepadaku [bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] bahwa ['Ubaidullah bin 'Abdullah] mengabarkan kepadanya dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma bahwa Dia (Ibnu 'Abbas) dan Al Hurru bin Qais Al Fazariy beselisih pendapat tentang teman Nabi Musa. Ibnu 'Abbas berkata: "Dia adalah Khadlir." Di tengah perselisihan itu, [Ubbay bin Ka'ab] lewat di hadapan keduanya maka Ibnu 'Abbas memanggilnya seraya berkata: "Aku sedang berbeda pendapat dengan temanku ini tentang teman Nabi Musa yang beliau menanyakan jalan agar bisa bertemu dengannya. Apakah anda pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan hal ini?" Ubay berkata: "Ya. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ketika Musa berada di tengah-tengah pembesar Bani Isra'il tiba-tiba ada seorang laki-laki yang datang lalu berkata: "Apakah kamu mengetahui ada orang yang lebih pandai darimu?" Nabi Musa menjawab: "Tidak." Kemudian Allah Ta'ala mewahyukan kepada Musa: "Bahkan ada, yaitu Hamba Kami yang bernama Khadlir." Lalu Musa menanyakan jalan untuk dapat bertemu dengannya. Maka dijadikanlah ikan sebagai tanda dan dikatakan kepadanya: "Jika kamu kehilangan ikan itu, kembalilah karena dengan begitu kamu bertemu dengannya." Maka Musa menyusuri jejak ikan itu dari tepi laut. Kemudian muridnya berkata kepada Musa: (Tahukah kamu tatkala kita berlindung di balik batu itu, sebenarnya aku lupa menceritakan tentang ikan itu dan tidak ada yang melupakan aku untuk menceritakannya melainkan setan) (QS. Al Kahfi: 63) Maka Musa berkata: ('Itulah tempat yang kita cari.' Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula) (QS. Al Kahfi: 64). Akhirnya Musa bertemu dengan Khadlir. Itulah kejadian yang dialami keduanya sebagaimana Allah Ta'ala menceritakannya dalam Kitab-Nya."

【71】

Shahih Bukhari 3149: Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepada kami ['Amru bin Dinar] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Jubair] berkata: Aku mengatakan kepada Ibnu 'Abbas: "Nauf Al Bakaly menganggap bahwa Musa teman Khadlir bukanlah Musa Bani Israa'il, tapi Musa yang lain. Ibnu 'Abbas berkata: "Musuh Allah itu berdusta, sungguh telah bercerita kepada kami [Ubay bin Ka'ab] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Musa tengah berdiri di hadapan Bani Isra'il memberikan khuthbah lalu dia ditanya: "Siapakah orang yang paling 'alim?" Musa menjawab: "Aku." Seketika itu pula Allah Ta'ala mencelanya karena dia tidak diberi pengetahuan tentang itu. Lalu Allah Ta'ala mewahyukan kepadanya: "Ada seorang hamba diantara hamba-hamba-Ku yang tinggal di pertemuan antara dua lautan yang dia lebih 'alim (pandai) darimu." Lalu Musa berkata: "Wahai Rabb, siapa yang bisa aku jadikan teman untuk bertemu?" Sufyan meriwayatkan dengan kalimat yang lain: "Wahai Rabb, bagaimana caraku (agar bisa bertemu)?" Allah berfirman: "Ambillah seekor ikan dan tempatkan dalam suatu keranjang dan kapan saja kamu kehilangan ikan tersebut itulah tanda petunjuknya." Sufyan juga meriwayatkan dengan kalimat lain: "Itulah tempat orang itu." Maka Musa mengambil ikan dan diaruhnya dalam keranjang, lalu berangkat bersama muridnya bernama Yusya' bin Nun hingga ketika tiba pada batu besar, keduanya membaringkan kepalanya di batu itu hingga Musa tertidur. Kemudian ikan itu keluar dari keranjang diam-diam (lalu melompat dan mengambil jalannya di laut) (QS. Al-Kahfi: 61). Allah pun menahan aliran air yang dilewati ikan tersebut sehingga terbentuk seperti atap suatu bangunan atau membentuk suatu tanda. Maka Musa berkata: "Itulah tandanya yang bentuknya seperti atap." Maka keduanya melanjutkan sisa malam dan hari perjalanannya. Hingga pada siang harinya, (Musa berkata kepada muridnya: "Bawalah kemari makanan kita, sungguh kita sudah sangat lelah dalam perjalanan ini.") (QS. Al-Kahfi: 62). Tidaklah Musa merasakan kelelahan kecuali setelah sampai pada tempat yang dituju sebagaimana diperintahkan Allah Ta'ala. Maka muridnya berkata kepadanya: ("Tahukah kamu ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi?, sesungguhnya aku lupa menceritakan ikan itu. Dan tidaklah yang melupakan aku ini kecuali syetan, dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali") (QS. Al Kahfi: 63) Saat itu, ikan tersebut mengambil jalannya sendiri di laut dan bagi keduanya ini suatu hal yang aneh. Berkata Musa: ("Itulah tempat yang kita cari." Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula) (QS. Al-Kahfi: 64). Keduanya berbalik lalu menyusuri jejak sebelumnya hingga sampai kembali di batu dan ternyata di sana sudah ada seorang dengan pakaiannya yang lebar lalu Musa memberi salam. Orang tua itu membalas salamnya Musa lau berkata: "Bagaimana cara salam di tempatmu?" Musa menjawab: "Aku adalah Musa." Orang tua itu balik bertanya: "Musa Bani Isra'il?" Jawab Musa: "Ya benar, aku datang menemuimu agar kamu mengajariku (ilmu yang benar dari ilmu-ilmu yang benar yang telah diajarkan kepadamu) (QS. Al-Kahfi: 66). Orang tua itu berkata: "Wahai Musa, aku punya ilmu dari ilmu Allah yang telah Allah ajarkan kepadaku yang kamu tidak mengetahuinya dan begitu juga kamu punya ilmu dari ilmu Allah yang telah Allah ajarkan kepadamu yang aku tidak mengetahuinya." Musa berkata: "Bolehkah aku mengikutimu?" (Dia menjawab: "Kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu yang kamu belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang hal itu) Seterusnya hingga firman Allah (kesalahan yang besar) (QS. Al-Kahfi: 67-71). Kemudian keduanya berjalan kaki di tepi pantai hingga tiba-tiba ada perahu yang lewat, lalu mereka meminta untuk menumpangkan mereka, rupanya mereka kenal Khadlir Lalu mereka (pemilik perahu) membawanya tanpa meminta upah. Ketika keduanya berlayar dengan perahu tersebut, datang seekor burung kecil dan hinggap di sisi perahu lalu mematuk-matuk di air laut untuk minum satu atau dua kali patukan. Maka Khadlir berkata kepadanya: "Wahai Musa, ilmuku dan ilmumu bila dibandingkan dengan ilmu Allah tidaklah seberapa kecuali seperti (air yang bisa terambil) dari patukan burung ini dengan paruhnya terhadap air lautan. Tiba-tiba Khadlir mengambil kapak lalu merusak papan perahu. Keheranan Musa belum hilang, hingga papan perahu itu sudah dicabutnya. Musa berkata kepadanya: "Apa yang kamu lakukan?" Orang-orang ini telah menumpangkan kita ke dalam perahunya tanpa upah lalu kamu malah melubangi perahu mereka ("Sehingga kamu menenggelamkan penumpangnya. Sungguh kamu telah berbuat kesalahan yang besar". Khadlir berkata: "Bukankah aku telah katakan sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku." Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.") (QS. Al-Kahfi: 71-73). Pertanyaan yang pertama ini karena Musa terlupa. Setelah keduanya meninggalkan laut, mereka melewati seorang anak kecil yang sedang bermain dengan dua temannya. Lalu Khadlir memegang kepala anak itu dan mematahkannya dengan tangannya. -Sufyan, perawi memberi isyarat dengan jarinya seolah dia memelintir sesuatu.- Maka Musa bertanya kepadanya: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia telah membunuh orang lain?. Sungguh kamu telah melakukan suatu kemungkaran." Khadlir berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?" Musa berkata: "Jika aku bertanya lagi tentang sesuatu kepadamu setelah ini maka silahkan kamu tidak memperbolehkan aku untuk menyertaimu. Sungguh kamu telah cukup memberikan udzur kepadaku." (QS. Al-Kahfi: 74). Lalu keduanya berjalan. Hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka. Kemudian keduanya mendapatkan dinding rumah yang hampir roboh di negeri itu. -(Perawi 'Ali bin 'Abdullah) berkata: Tembok itu miring. Sufyan memberi isyarat dengan tangannya seakan dia mengusap sesuatu ke atas dan aku tidak mendengar Sufyan menyebutkan miring kecuali sekali saja.- Musa berkata: "Mereka adalah suatu kaum yang kita sudah mendatangi mereka namun mereka tidak memberi makan kita dan tidak juga menjamu kita, lalu mengapa kamu sengaja memperbaiki tembok mereka? ("Jikalau kamu mau, minta saja upah untuk itu." Khadlir menjawab: "Inilah saat perpisahan antara aku dan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan dari perbuatan-perbuatanku yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.") (QS. Al-Kahfi: 77-78). Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kita sangat berharap seandainya Musa bisa lebih sabar lagi sehingga Allah akan mengisahkan lebih banyak cerita tentang keduanya." Sufyan berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Musa. Seandainya dia bersabar tentu akan diceritakan lebih banyak lagi tentang kisah keduanya." Ibnu 'Abbas membaca (menjelaskan) ayat ini dengan: "Di hadapan mereka ada raja yang akan merampas setiap perahu yang baik secara curang. Sedangkan anak kecil yang dibunuh tadi adalah anak yang kafir sedang kedua orang tuanya adalah orang beriman." Sufyan berkata kepadaku: "Aku mendengar darinya dua kali dan aku menghafalnya." Ditanyakan kepada Sufyan: "Apakah kamu menghafalnya sebelum kamu mendengar dari 'Amru atau kamu menghafalkannya dari orang lain?" Sufyan berkata: "Dari siapa lagi aku menghafalnya? Seseorang meriwayatkannya dari 'Amru dan aku mendengarnya darinya dua kali atau tiga kali lalu aku menghafalnya."

【72】

Shahih Bukhari 3150: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Sa'id Al Ashbahaniy] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Al Mubarak] dari [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Asal usul dinamakan Al-Khadlir, karena ia biasa duduk di atas pakaian terbuat dari bulu binatang yang berwarna putih. Dan apabila pakaian itu bergerak-gerak (bulunya melambai-lambai) akan tampak dari baliknya warna kehijauan (Khadlra')."

【73】

Shahih Bukhari 3151: Telah bercerita kepadaku [Ishaq bin Nashr] telah bercerita kepada kami ['Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] bahwa dia mendengar Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dikatakan kepada Bani Isra'il, ("masuklah kalian ke dalam pintu gerbang sambil bersujud dan katakanlah: bebaskanlah kami dari dosa"), (QS. Al-Baqarah: 58). Namun mereka menukarnya dan masuk sambil merayap di atas pantat mereka sambil berkata: "buah gandum".

【74】

Shahih Bukhari 3152: Telah bercerita kepadaku [Ishaq bin Ibrahim] telah bercerita kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] telah bercerita kepada kami ['Auf] dari [Al Hasan], [Muhammad] dan [Khilas] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Nabi Musa adalah seorang pemuda yang sangat pemalu dan senantiasa badannya tertutup sehingga tidak ada satu pun dari bagian badannya yang terbuka karena sangat pemalunya. Pada suatu hari ada orang-orang dari Bani Isra'il yang mengolok-oloknya. Mereka berkata: "Sesungguhnya tidaklah dia ini menutupi tubuhnya melainkan karena kulit tubuhnya sangat jelek, bisa jadi karena menderita sakit kusta, bisul atau penyakit-penyakit lainnya". Sungguh Allah ingin membebaskan Nabi Musa dari apa yang mereka katakan terhadap Musa, sehingga pada suatu hari dia mandi sendirian dengan talanjang dan meletakkan pakaiannya di atas batu. Maka mandilah dia dan ketika telah selesai dia beranjak untuk mengambil pakaiannya namun batu itu telah melarikan pakaiannya. Maka Musa mengambil tongkatnya dan mengejar batu tersebut sambil memanggil-manggil: "Pakaianku, wahai batu. Pakaianku, wahai batu". Hingga akhirnya dia sampai ke tempat kerumunan para pembesar Bani Isra'il dan mereka melihat Musa dalam keadaan telanjang yang merupakan sebaik-baiknya ciptaan Allah. Dengan kejadian itu Allah membebaskan Musa dari apa yang mereka katakan selama ini. Akhirnya batu itu berhenti lalu Musa mengambil pakaiannya dan memakainya. Kemudian Musa memukuli batu tersebut dengan tongkatnya. Sungguh demi Allah, batu tersebut masih tampak bekas pukulan Musa, tiga, empat atau lima pukulan. Inilah di antara kisah Nabi Musa sebagaimana difirmankan Allah Ta'ala: (Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang mengolok-olok (menyakiti) Musa lalu Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan) (QS. Al-Ahzab: 69).

【75】

Shahih Bukhari 3153: Telah bercerita kepada kami [Abu Al Walid] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Al A'masy] berkata aku mendengar [Abu Wa'il] berkata aku mendengar 'Abdullah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membagi pembagian lalu ada seseorang berkata: "Sungguh pembagian ini tidak dimaksudkan untuk mengharap wajah Allah (keridlaan-Nya)." Lalu aku ('Abdullah) mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan memberitahukan apa yang dikatakan laki-laki itu, maka Beliau marah hingga aku lihat tampak kemarahan pada wajah Beliau, lalu bersabda: "Semoga Allah merahmati Musa, karena dia pernah disakiti lebih banyak dari ini dan dia tetap shabar".

【76】

Shahih Bukhari 3154: Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Bukair] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Sihab] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] bahwa Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma berkata: Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memetik akar pohon (al-arak, biasanya untuk siwak) dan saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Petiklah yang berwarna hitam karena ia yang paling baik!" Mereka bertanya: "Apakah anda dahulu menggembala kambing?" Beliau menjawab: "Tidak ada seorang Nabi pun melainkan dia pernah menggembala kambing".

【77】

Shahih Bukhari 3155: Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Musa] telah bercerita kepada kami ['Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ibnu Thawus] dari [bapaknya] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: "Suatu hari malaikat maut diutus kepada Musa 'alaihimas salam. Ketika menemuinya, (Nabi Musa) memukul matanya. Maka malaikat maut kembali kepada Rabbnya dan berkata: "Engkau mengutusku kepada hamba yang tidak menginginkan mati." Maka Allah berfirman: "Kembalilah dan katakan kepadanya agar dia meletakkan tangannya di atas punggung seekor lembu jantan. Setiap bulu lembu yang ditutupi oleh tangannya berarti umurnya satu tahun baginya." Nabi Musa bertanya: "Wahai Rabb, setelah itu apa?" Allah berfirman: "Setelah itu kematian." Maka Nabi Musa berkata: "Sekaranglah waktunya." Kemudian Nabi Musa memohon Allah agar mendekatkannya dengan tanah yang suci (Al Muqaddas) dalam jarak sejauh lemparan batu." Abu Hurairah berkata: Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seandainya aku kesana, pasti akan aku tunjukkan kepada kalian keberadaan quburnya yang ada di pinggir jalan dibawah tumpukan pasir merah." Dia ('Abdurrazzaq) berkata: "Dan telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] telah bercerita kepada kami Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits ini juga.

【78】

Shahih Bukhari 3156: Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dan [Sa'id bin Al Musayyab] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Ada dua orang laki-laki yang sedang saling mencaci, yang satunya seorang Muslim dan satunya lagi orang Yahudi. Berkata laki-laki Muslim: "Demi Dzat yang telah memilih Muhammad untuk seluruh alam." Dia bersumpah dengan cara sumpah yang semestinya sebagai Muslim. Dan berkata laki-laki Yahudi: "Demi Dzat yang telah memilih Musa untuk seluruh alam." Seketika itu laki-laki Muslim mengangkat tangannya dan menampar orang Yahudi itu. Maka orang Yahudi itu pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengabarkan peristiwa yang terjadi antara dirinya dan orang Muslim itu. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil orang Muslim itu dan bertanya perihal kejadian itu, lalu orang Muslim itu memberitahu Beliau. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kamu lebihkan aku terhadap Musa karena nanti saat seluruh manusia dimatikan dan akulah orang yang pertama kali dibangkitkan (dihidupkan) namun saat itu aku melihat Musa sedang berpegangan sangat kuat di sisi 'Arsy. Aku tidak tahu apakah dia termasuk orang yang dimatikan lalu bangkit lebih dahulu daripadaku, atau dia termasuk diantara orang-orang yang dikecualikan (tidak dimatikan)."

【79】

Shahih Bukhari 3157: Telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin 'Abdurrahman] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bercerita: "Nabi Adam dan Nabi Musa berdebat. Nabi Musa berkata kepada Adam: 'Kamu adalah Adam yang dosa-dosamu telah mengeluarkan kamu dari surga.' Nabi Adam membalas: 'Kamu Musa yang telah Allah pilih dengan risalah (ajaran)-Nya dan dengan kalimat (firman)-Nya lalu kamu menyalahkan aku atas urusan yang telah ditakdirkan atasku sebelum aku diciptakan.'" Maka kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Nabi Adam telah mengalahkan Musa (dalam perdebatan) dua kali." (dengan dua hujjah yang tegas. -pent.)

【80】

Shahih Bukhari 3158: Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Hushain bin Numair] dari [Hushain bin 'Abdurrahman] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menemui kami lalu bersabda: "Telah ditampakkan kepadaku ummat-ummat dan aku melihat ada kumpulan warna hitam yang sangat banyak menutupi ufuq lalu dikatakan: 'Inilah Nabi Musa beserta kaumnya'."

【81】

Shahih Bukhari 3159: Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Ja'far] telah bercerita kepada kami [Waki'] dari [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] dari [Murrah Al Hamdaniy] dari Abu Musa radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Manusia yang sempurna dari kalangan laki-laki banyak dan tidak ada manusia yang sempurna dari kalangan wanita kecuali Asiyah, istrinya Fir'aun dan Maryam binti 'Imran. Dan keistimewaan 'Aisyah dibandingkan wanita-wanita lain adalah bagaikan keistimewaan makanan "tsarid" terhadap makanan yang lain." (Tsarid adalah sejenis makanan yang terbuat dari daging dan roti yang dibuat bubur dan berkuah. -pent.)

【82】

Shahih Bukhari 3160: Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] berkata telah bercerita kepadaku [Al A'masy]. Dan diriwayatkan pula, telah bercerita kepada kami [Abu Nu'aim] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa'il] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jangan sekali-kali seseorang dari kalian berkata bahwa aku lebih baik dari Nabi Yunus." Musaddad menambahkan: "Yunus bin Matta".

【83】

Shahih Bukhari 3161: Telah bercerita kepada kami [Hafsh bin 'Umar] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abu Al 'Aliyah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak patut bagi seorang hamba berkata bahwa aku lebih baik dari pada Yunus bin Matta." Beliau menisbatkan pada bapaknya.

【84】

Shahih Bukhari 3162: Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Bukair] dari [Al Laits] dari ['Abdul 'Aziz bin Abu Salamah] dari ['Abdullah bin Al Fadlal] dari [Al A'raj] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Ketika seorang Yahudi sedang menawarkan barang dagangannya ada orang yang membelinya dengan menukarkan sesuatu namun dia tidak menyukainya seraya berkata: "Tidak, demi Dzat Yang telah Memilih Musa untuk seluruh manusia." Ucapannya ini didengar oleh seorang dari Kaum Anshar lalu dia bangkit dan menampar muka orang Yahudi itu seraya berkata: "Kamu mengatakan demi Dzat Yang telah memilih Musa untuk seluruh manusia padahal ada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hidup di tengah-tengah kita." Maka orang Yahudi itu perrgi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Abu Al Qasim, sesungguhnya aku memiliki kehormatan dan perjanjian, lalu bagaimana dengan seseorang yang telah menampar mukaku?" Beliau bertanya (kepada orang Anshar itu): "Mengapa kamu menampar mukanya?" Orang itu menceritakan kejadiannya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam marah yang nampak pada wajah beliau kemudian bersabda: "Janganlah kalian membanding-bandingkan diantara sesama Nabi-Nabi Allah. Sungguh nanti akan ditiup sangkakala lalu semua makhluq yang ada di langit dan di bumi mati, kecuali yang Allah kehendaki. Lalu sangkakala ditiup lagi, maka akulah orang yang pertama sadar (dibangkitkan hidup lagi) namun saat itu aku melihat Musa sedang berpegangan pada 'Arsy. Aku tidak tahu apakah karena dia diperhitungkan dengan pingsan (kematian) nya pada peristiwa di bukit Thursina atau dia dibangkitkan sebelum aku, dan aku tidak mengatakan ada seseorang yang lebih utama dari Yunus bin Matta."

【85】

Shahih Bukhari 3163: Telah bercerita kepada kami [Abu Al Walid] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'ad bin Ibrahim]: ms Humaid bin Abdurrahman dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak patut bagi seorang hamba berkata bahwa aku lebih baik dari pada Yunus bin Matta."

【86】

Shahih Bukhari 3164: Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami ['Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Telah dimudahkan bagi Nabi Daud 'alaihi salam membaca Al-Qur'an (Kitab Zabur). Dia pernah memerintahkan agar pelana hewan-hewan tunggangannya disiapkan, maka dia selesai membaca Kitab sebelum pelana hewan tunggangannya selesai disiapkan, dan dia tidak memakan sesuatu kecuali dari hasil usaha tangannya sendiri." [Musa bin 'Uqbah] meriwayatkan dari [Shafwan] dari ['Atha' bin Yasar] dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【87】

Shahih Bukhari 3165: Telah bercerita kepada kami [Yahya bin Bukair] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Sa'id bin Al Musayyab] dan [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] mengabarkan kepadanya bahwa 'Abdullah bin 'Amru radliyallahu 'anhuma berkata: Disampaikan kabar kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa aku berkata: "Demi Allah, sungguh aku akan berpuasa sepanjang hari dan sungguh aku akan shalat malam sepanjang hidupku." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya ('Abdullah bin 'Amru): "Benarkah kamu yang berkata: 'Sungguh aku akan berpuasa sepanjang hari dan sungguh aku pasti akan shalat malam sepanjang hidupku?'" kujawab: "Demi bapak dan ibuku sebagai tebusannya, sungguh aku memang telah mengatakannya." Maka Beliau berkata: "Sungguh kamu pasti tidak akan sanggup melaksanakannya. Akan tetapi berpuasalah dan berbukalah, shalat malam dan tidurlah dan berpuasalah selama tiga hari dalam setiap bulan karena setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa dan itu seperti puasa sepanjang tahun." Aku katakan: "Sungguh aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah." Belau berkata: "Kalau begitu puasalah sehari dan berbukalah selama dua hari." Aku katakan lagi: "Sungguh aku mampu yang lebih dari itu." Beliau berkata: "Kalau begitu puasalah sehari dan berbukalah sehari, yang demikian itu adalah puasa Nabi Daud yang merupakan puasa yang paling utama." Aku katakan lagi: "Sungguh aku mampu yang lebih dari itu wahai Rasulullah." Maka beliau bersabda: "Tidak ada puasa yang lebih utama dari itu."

【88】

Shahih Bukhari 3166: Telah bercerita kepada kami [Khallad bin Yahya] telah bercerita kepada kami [Mis'ar] telah bercerita kepada kami [Habib bin Abi Tsabit] dari [Abu Al 'Abbas] dari ['Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Benarkah kabar bahwa kamu menegakkan malam dan berpuasa sepanjang hari?" Aku jawab: "Benar." Lalu beliau berkata: "Sesungguhnya bila kamu laksanakan hal itu, akan menjadikan mata mengantuk dan melemahkan jiwa. Berpuasalah tiga hari dalam setiap bulan karena yang demikian itu bernilai puasa dahar (sepanjang masa) atau seperti puasa sepanjang masa." Aku katakan: "Sungguh aku merasa diriku..." Mis'ar berkata: "yakni, kuat". Maka beliau berkata: "(Kalau begitu), puasalah dengan puasa Nabi Daud 'alaihis salam, yaitu dia berpuasa sehari dan berbuka sehari sehingga dia tidak akan lari bila berjumpa (dengan musuh)."

【89】

Shahih Bukhari 3167: Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari ['Amru bin Dinar] dari ['Amru bin Aus Ast-Tasaqafiy] dia mendengar ['Abdullah bin 'Amru] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Puasa yang paling Allah cintai adalah puasa Nabi Daud, yaitu dia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari dan shalat yang paling Allah sukai adalah shalatnya Nabi Daud pula, yaitu dia tidur hingga pertengahan malam lalu bangun mendirikan shalat pada sepertiga malam dan tidur lagi di akhir seperenam malamnya."

【90】

Shahih Bukhari 3168: Telah bercerita kepada kami [Muhammad] telah bercerita kepada kami [Sahal bin Yusuf] berkata aku mendengar ['Al 'Awwam] dari [Mujahid] berkata: Aku bertanya kepada [Ibnu 'Abbas]: "Apakah kita perlu sujud ketika membaca surat Shad." Maka dia membaca firman Allah: (dan juga dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud dan Sulaiman) hingga sampai pada ayat (maka ikutilah petenjuk mereka) (QS. Al-An'am: 84-90). Kemudian Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam adalah termasuk diantara orang yang diperintahkan untuk mengikuti petunjuk mereka."

【91】

Shahih Bukhari 3169: Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Wuhaib] telah bercerita kepada kami [Ayyub] dari ['Ikrimah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: "Pada surat Shad tidak ada kewajiban untuk sujud tilawah, namun aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan sujud ketika membacanya."

【92】

Shahih Bukhari 3170: Telah bercerita kepadaku [Muhammad bin Bassyar] telah bercerita kepada kami [Muhammad binJa'far] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Muhammad bin Ziyad] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Sesungguhnya 'Ifrit dari bangsa jin baru saja menggangguku untuk memutuskan shalatku namun Allah menjadikan aku dapat menundukkannya lalu aku tangkap dan hendak mengikatnya pada tiang diantara tiang-tiang masjid hingga tiap orang dari kalian dapat melihatnya. Namun aku teringat akan do'a saudaraku, Nabi Sulaiman: (Ya Rabb, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak akan dimiliki oleh seorang pun setelah aku). (QS. Shad: 35). Maka kulepaskan kembali setan itu dalam keadaan hina. Kata 'Ifrit (dalam surat An-Naml: 39) digunakan untuk setiap orang yang membangkang (durhaka), baik dari kalangan manusia maupun jin. Timbangan kata 'Ifriit seperti kata "zibniyah" yang jamaknya "zabaniyah". (Sedang 'Ifriit, bentuk jamaknya 'Afaariit. -pent.)

【93】

Shahih Bukhari 3171: Telah bercerita kepada kami [Khalid bin Makhlad] telah bercerita kepada kami [Mughirah bin 'Abdur Rahman] dari [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Nabi Sulaiman bin Daud berkata: "Suatu malam aku akan menggilir (jima') tujuh puluh orang istriku yang setiap istriku itu akan mengandung (dan melahirkan) seorang penunggang kuda yang akan berjihad di jalan Allah." Kemudian temannya berkata kepadanya: "Ucapkanlah Insya Allah (Jika Allah menghendaki)." Namun Nabi Sulaiman tidak mengucapkan insya Allah sehingga tidak ada satu pun istrinya yang mengandung kecuali satu orang yang kemudian melahirkan anak yang dadanya hilang sebelah (berbadan sebelah). Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seandainya dia mengucapkan insya Allah pasti anak-anaknya itu akan berjihad di jalan Allah." [Syu'aib] dan [Abu Az Zanad] berkata: Yang benar istrinya berjumlah tujuh puluh.

【94】

Shahih Bukhari 3172: Telah bercerita kepadaku ['Umar binHafsh] telah bercerita kepada kami [bapakku] telah bercerita kepada kami [Al A'masy] telah bercerita kepada kami [Ibrahim At-Taymiy] dari [bapaknya] dari Abu Dzarr radliyallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Masjid apakah yang pertama di bangun di muka bumi ini?" Beliau menjawab: "Al-Masjidil Haram." Aku bertanya lagi: "Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Al-Masjidil Aqshaa." Aku bertanya lagi: "Berapa lama selang waktu antara keduanya?" Beliau menjawab: "Empat puluh." Kemudian Beliau bersabda: "Dimana saja kamu berada dan waktu shalat sudah datang, maka shalatlah, karena bumi bagimu adalah masjid."

【95】

Shahih Bukhari 3173: Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah bercerita kepada kami [Abu Az Zanad] dari ['Abdurrahman] yang bercerita kepadanya bahwa dia mendengar dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu yang mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perumpamaanku di hadapan manusia bagaikan seseorang yang menyalakan api lalu kupu-kupu dan hewan-hewan ini masuk ke dalam api tersebut." Dan Beliau juga bersabda: "Ada dua orang wanita dengan bayinya masing-masing, lalu datang serigala membawa kabur salah satu dari bayi itu. Maka salah seorang dari wanita itu berkata: 'Yang dibawa kabur serigala itu adalah anakmu.' Dan wanita lainnya berkata: 'Justru anakmu yang dibawa kabur serigala itu.' Akhirnya keduanya meminta keputusan kepada Nabi Daud lalu Nabi Daud memutuskan bahwa bayi yang ada itu milik wanita yang lebih tua. Namun keduanya pergi menemui Nabi Sulaiman bin Daud dan menceritakan peristiwa yang telah terjadi kepadanya. Maka Sulaiman berkata: "Berikan pisau agar aku potong bayi ini menjadi dua." Wanita yang lebih muda berkata: "Jangan kamu lakukan. Semoga Allah merahmatimu, anak itu miliknya." Maka akhirnya Nabi Sulaiman memutuskan bahwa bayi itu milik wanita yang lebih muda." Abu Hurairah berkata: "Demi Allah, aku belum pernah mendengar tentang "sikkin" (pisau) dalam kisah ini kecuali hari ini dan kami tidak pernah mengatakannya kecuali Al-Mudyah (golok).

【96】

Shahih Bukhari 3174: Telah bercerita kepada kami [Abu Al Walid] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari ['Abdullah] berkata: Ketika turun firman Allah Ta'ala yang artinya: (Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman) (QS. Al-An'am: 82), para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Siapa diantara kita yang tidak mencampur adukkan imannya dengan kezhaliman?" Maka kemudian Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya: (Janganlah kamu berbuat syirik (menyekutukan Allah), karena sesungguhnya syirik itu benar-benar kezhaliman yang besar) (QS. Luqman: 13).

【97】

Shahih Bukhari 3175: Telah bercerita kepadaku [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami ['Isa bin Yunus] telah bercerita kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari ['Abdullah] berkata: Ketika turun firman Allah Ta'ala yang artinya: (Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman) (QS. Al-An'am: 82), membuat kaum muslimin menjadi ragu lalu mereka berkata: "Wahai Rasulullah, adakah orang di antara kami yang tidak menzhalimi dirinya?" Maka beliau berkata: "Bukan itu maksudnya. Sesungguhnya yang dimaksud dengan kezhaliman pada ayat itu adalah syirik. Apakah kalian belum pernah mendengar apa yang diucapkan Luqman kepada anaknya saat dia memberi pelajaran: ("Wahai anakku, Janganlah kamu berbuat syirik (menyekutukan Allah), karena sesungguhnya syirik itu benar-benar kezhaliman yang besar"). (QS. Luqman: 13).

【98】

Shahih Bukhari 3176: Telah bercerita kepada kami [Hudbah bin Khalid] telah bercerita kepada kami [Hammam bin Yahya] telah bercerita kepada kami [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari [Malik bin Sha'sha'ah] bahwa Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam bercerita kepada mereka tentang malam Beliau diperjalankan (isra'), ketika itu beliau diangkat dan sampai ke lapis langit kedua lalu meminta ijin dibukakan pintu. Ada yang bertanya: "Siapa ini?" Dijawab: "Jibril." Ditanya lagi: "Siapa orang yang bersamamu?" Dijawab: "Muhammad." Ditanya lagi: "Apakah dia telah diutus?" Dijawab: "Benar." Setelah aku selesai dari pertanyaan di pintu itu, aku mendapatkan Nabi Yahya dan 'isa yang keduanya adalah saudara sepupu (dari pihak ibu). Dia (jibril) berkata: "Ini adalah Nabi Yahya dan 'isa, berilah salam kepada keduanya!" Maka aku beri salam dan keduanya membalas salamku lalu keduanya berkata: "Selamat datang, wahai saudara yang shalih dan Nabi yang shalih."

【99】

Shahih Bukhari 3177: Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata telah bercerita kepadaku [Sa'id bin Al Musayyab] berkata: Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada seorang pun dari anak keturunan Adam yang dilahirkan kecuali dia disentuh oleh setan saat dilahirkan, maka dia akan berteriak (menangis dengan keras) karena sentuhan setan tersebut kecuali Maryam dan anaknya." Kemudian Abu Hurairah membaca firman Allah Ta'ala: (dan aku memohon perlindungan kepada-Mu (ya Allah) untuknya (Maryam) dan untuk anak keturunannya dari setan yang terketuk). (QS. Ali 'Imran: 36).

【100】

Shahih Bukhari 3178: Telah bercerita kepadaku [Ahmad bin Abu Raja'] telah bercerita kepada kami [An-Nadlar] dari [Hisyam] berkata telah mengabarkan kepadaku [bapakku], katanya: aku mendengar ['Abdullah bin Ja'far] berkata: aku mendengar 'Ali radliyallahu 'anhu berkata: aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wanita yang paling baik pada jamannya adalah Maryam binti 'Imran dan wanita yang paling baik pada jamannya adalah Khadijah."

【101】

Shahih Bukhari 3179: Telah bercerita kepada kami [Adam] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] berkata: aku mendengar [Murrah Al Hamdaniy] yang bercerita, katanya dari Abu Musa Al Asy'ariy radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Keistimewaan 'Aisyah dibandingkan wanita-wanita lain, bagaikan keistimewaan makanan "tsarid" terhadap makanan yang lain. Orang-orang yang sempurna dari kalangan laki-laki banyak dan tidak ada orang yang sempurna dari kalangan wanita kecuali Maryam binti 'Imran dan Asiyah istrinya Fir'aun." Dan Ibnu Wahb berkata: telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab berkata: telah bercerita kepadaku Sa'id bin Al Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik wanita Quraisy adalah wanita yang paling baik mengendarai unta, paling penyayang kepada anaknya dan paling memelihara hak suaminya yaitu terhadap harta yang dimilikinya." Abu Hurairah berkata: "Maksudnya pada zaman sekarang. Dan Maryam binti 'Imran tidak pernah sekalipun menunggang unta". Hadits ini diikuti juga oleh anak saudara dari Az Zuhriy dan Ishaq Al Kalbiy dari Az Zuhriy.

【102】

Shahih Bukhari 3180: Telah bercerita kepada kami [Shadaqah bin Al Fadlal] telah bercerita kepada kami [Al Walid] dari [Al Awza'iy] berkata telah bercerita kepadaku ['Umair bin Hani'] berkata telah bercerita kepadaku [Junadah bin Abu Umayyah] dari 'Ubadah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak kecuali Allah satu-satunya dengan tidak menyekutukan-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya dan (bersaksi) bahwa 'Isa adalah hamba Allah, utusan-Nya dan firman-Nya yang Allah berikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan surga adalah haq (benar adanya), dan neraka adalah haq, maka Allah akan memasukkan orang itu ke dalam surga betapapun keadaan amalnya." [Al Walid] berkata: telah bercerita kapadaku [Ibnu Jabir] dari ['Umair] dari [Junadah] dengan menambahkan: "Maka akan dimasukkan ke dalam surga lewat salah satu dari ke delapan pintu surga yang mana saja yang dia mau."

【103】

Shahih Bukhari 3181: Telah bercerita kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah bercerita kepada kami [Jarir bin Hazim] dari [Muhammad bin Sirin] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada bayi yang bisa berbicara saat masih dalam buaian kecuali tiga orang. (Yang pertama) Nabi 'Isa. (Yang kedua), dahulu ada seorang laki-laki Bani Isra'il, yang dipanggil dengan nama Juraij, ketika dia sedang melaksanakan shalat ibunya datang memanggilnya, namun laki-laki itu enggan menjawabnya. Dia berkata dalam hati: "Apakah aku penuhi panggilannya atau aku teruskan shalat?" Akhirnya ibunya berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau matikan dia kecuali Engkau perlihatkan kepadanya wanita pezina." Suatu hari Juraij sedang berada di biaranya lalu datang seorang wanita menawarkan dirinya dan mengajaknya berbicara namun Juraij menolaknya. Kemudian wanita itu mendatangi seorang penggembala lalu wanita ini dapat merayu penggembala itu hingga melahirkan seorang anak. Si wanita lantas berkata: "Ini anaknya Juraij". Maka orang-orang mendatangi Juraij dan menghancurkan biaranya dan memaksanya keluar lalu memaki-makinya. Kemudian Juraij berwudlu' lalu shalat. Setelah itu dia mendatangi bayi itu lalu bertanya: "Siapakah bapakmu wahai anak?" Bayi itu menjawab: "Seorang penggembala". Orang-orang berkata: "Kami akan bangun biaramu terbuat dari emas". Juraij berkata: "Tidak, dari tanah saja". Dan (yang ketiga), ada seorang wanita dari kalangan Bani Isra'il yang ketika sedang menyusui bayinya ada seorang laki-laki tampan dan gagah sambil menunggang tunggangannya lewat di hadapan wanita itu. Wanita itu berkata: "Ya Allah, jadikanlah anakku ini seperti pemuda itu". Maka spontan saja bayinya melepaskan puting susu ibunya dan memandang laki-laki tampan itu lalu berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti dia". Lalu dia kembali mengisap puting susu ibunya". --Abu Hurairah berkata: Seakan aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengisap jari beliau.-- Lalu lewat seorang budak wanita, maka ibunya berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti dia". Maka sang bayi kembali melepaskan puting susu ibunya lalu berkata: "Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia (budak wanita itu)." Ibunya bertanya: "Mengapa kamu berkata begitu?" Bayi itu menjawab: "Sesungguhnya pemuda penunggang itu sebenarnya salah seorang dari orang-orang kejam (diktator) sedangkan budak wanita ini, orang-orang menuduhnya dengan mengatakan: "kamu mencuri, kamu berzina", padahal dia tidak pernah melakukannya".

【104】

Shahih Bukhari 3182: Telah bercerita kepadaku [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ma'mar] dan telah bercerita kepadaku [Mahmud] telah bercerita kepada kami ['Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhriy] berkata telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Al Musayyab] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Ketika malam aku diisra'kan, aku bertemu Musa. Lalu beliau menyebut ciri-cirinya. Yaitu, ternyata dia adalah seperti yang aku duga, seorang laki-laki yang berambut lurus dan seakan dia seorang laki-laki yang gagah berasal dari kalangan Syanu'ah (Yaman). Beliau berkata: "Dan aku juga melihat 'Isa." Lalu beliau sebut ciri-cirinya. "Ternyata dia adalah seorang laki-laki yang berperawakan sedang, berkulit merah seakan ia keluar dari ruang bawah tanah (kamar mandi) dan aku juga melihat Nabi Ibrahim 'alaihis salam, dan aku adalah anak keturunannya yang paling mirip dengannya. Kemudian aku disuguhkan dua buah gelas, yang satunya berisi susu dan satunya lagi berisi khamer (arak, minuman keras) lalu dikatakan kepadaku: "Ambillah mana yang kamu suka". Maka kuambil gelas berisi susu dan kuminum". Kemudian dikatakan kepadaku: "Kamu telah mengambil sesuai fithrah. Seandainya yang kamu ambil khamer, niscaya umatmu akan tersesat".

【105】

Shahih Bukhari 3183: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Isra'il] telah mengabarkan kepada kami ['Utsman bin Al Mughirah] dari [Mujahid] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "(Saat aku diisra'kan), Aku melihat 'Isa dan Musa serta Ibrahim. Adapun 'Isa, dia adalah laki-laki yang kulitnya kemerahan, tegap dan dadanya bidang sedangkan Musa adalah orang yang kurus (tinggi) seperti kebanyakan laki-laki dari Sudan (Afrika)."

【106】

Shahih Bukhari 3184: Telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] telah bercerita kepada kami [Abu Dlamrah] telah bercerita kepada kami [Musa] dari [Nafi'] telah berkata 'Abdullah: Suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bercerita di hadapan orang banyak tentang Al-Masihud Dajjal, sabda beliau: "Allah tidak buta sebelah, dan Al-Masihud Dajjal buta sebelah kanan, seakan matanya seperti buah anggur yang menjorok. Dan ketika aku mimpi juga diperlihatkan disisi Ka'bah seorang laki-laki dalam rupa yang paling baik diantara manusia, rambutnya keriting dan panjang sampai ke bahunya. Kepalanya seakan meneteskan air, ia letakkan kedua tangannya diantara dua pundak laki-laki di sampingnya, dan ia lakukan thawaf (mengelilingi) Ka'bah. Aku bertanya: "Siapakah orang itu?" Mereka berkata: "Dia adalah Al Masih bin Maryam. Kemudian aku melihat di belakangnya ada seseorang berbadan tegap dengan rambut keriting sedangkan mata kanannya buta. Keadaannya seperti orang yang aku lihat sebelumnya yaitu, Ibnu Qathan. Tangannya menggandeng pundak dua orang laki-laki di sebelahnya dan melakukan thawaf di Ka'bah. Aku bertanya: "Siapakah orang itu?" Mereka berkata: "Dia adalah Al-Masihud Dajjal." Hadits ini dikuti pula oleh ['Ubaidullah] dari Nafi'

【107】

Shahih Bukhari 3185: Telah bercerita kepada kami [Ahmad bin Muhammad Al Makkiy] berkata: aku mendengar [Ibrahim bin Sa'ad] berkata: telah bercerita kepadaku [Az Zuhriy] dari [Salim] dari [bapaknya] berkata: "Tidak! Demi Allah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengatakan bahwa 'Isa berkulit putih kemerahan namun beliau berkata: "Ketika aku tertidur (bermimpi), aku thawaf di Ka'bah dan ternyata ada seorang yang rambutnya lebat sedang didampingi oleh dua orang laki-laki yang rambutnya meneteskan atau mengalirkan air. Aku bertanya: "Siapakah orang itu?" Mereka berkata: "Dia adalah Putra Maryam ('Isa 'alaihis salam). Kemudian aku pergi dan berlalu dan ternyata ada seorang yang badannya berwarna putih kemerahan dengan rambut yang lebat sedang mata kanannya buta. Matanya bagaikan buah anggur yang menjorok. Aku bertanya: "Siapakah orang itu?" Mereka berkata: "Dia adalah Al-Masihud Dajjal". Dan orang yang paling mirip dengannya adalah Ibnu Qathan." Az Zuhriy berkata: "Ibnu Qathan adalah seorang laki-laki dari suku Khuza'ah yang mati dalam keadaan kafir jahiliyah."

【108】

Shahih Bukhari 3186: Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam besabda: "Aku adalah orang yang paling dekat dengan Ibnu Maryam ('Isa), dan para Nabi adalah saudara (dari keturunan) satu ayah, sedangkan antara aku dan dia (Isa) tidak ada Nabi."

【109】

Shahih Bukhari 3187: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Sinan] telah bercerita kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] telah bercerita kepada kami [Hilal bin 'Ali] dari ['Abdurrahman bin Abu 'Amrah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam besabda: "Aku orang yang paling dekat dengan 'Isa bin Maryam di dunia dan akhirat, dan para Nabi adalah bersaudara (dari keturunan) satu ayah dengan ibu yang berbeda, sedangkan agama mereka satu."

【110】

Shahih Bukhari 3188: [Ibrahim bin Thahman] berkata dari [Musa bin 'Uqbah] dari [Shafwan bin Sulaim] dari ['Atha' bin Yasar] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam besabda. Dan telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami ['Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam besabda: "'Isa bin Maryam melihat ada seseorang sedang mencuri lalu dia bertanya kepadanya: "Apakah kamu mencuri?" Orang itu menjawab: "Tidak, demi Allah, yang tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia." Maka 'Isa berkata: "Aku beriman kepada Allah dan aku dustakan (penglihatan) mataku."

【111】

Shahih Bukhari 3189: Telah bercerita kepada kami [Al Humaidiy] telah bercerita kepada kami [Sufyan] berkata: aku mendengar [Az Zuhriy] berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah] dari Ibnu 'Abbas bahwa dia mendengar 'Umar radliyallahu 'anhum berkata di atas mimbar, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku (mengkultuskan) sebagaimana orang Nashrani mengkultuskan 'Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya, maka itu katakanlah 'abdullahu wa rasuuluh (hamba Allah dan utusan-Nya)."

【112】

Shahih Bukhari 3190: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Shalih bin Hayyi] bahwa ada seorang laki-laki penduduk Khurasan berkata kepada [Asy-Sya'biy], [Abu Burdah] telah mengabarkan kepadaku dari Abu Musa Al Asy'ariy radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam besabda: "Jika seseorang mendidik sahaya wanitanya dengan baik dan mengajarkan ilmu dengan baik kemudian dia membebaskan lalu menikahinya maka baginya dua pahala. Dan bila seseorang beriman kepada 'Isa kemudian beriman kepadaku maka baginya dua pahala. Dan seorang sahaya (laki-laki) bila dia bertaqwa kepada Rabbnya dan mentaati tuannya maka baginya dua pahala."

【113】

Shahih Bukhari 3191: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Al Mughirah bin An-Nu'man] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam besabda: "Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (pada hari kiamat) dalam keadaan telanjang dan tidak dikhitan." Lalu Beliau membaca firman Allah (Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan yang pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti dari Kami. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya) (QS. Al-Anbiya': 104). Dan orang yang pertama kali diberikan pakaian pada hari kiamat adalah Nabi Ibrahim kemudian ada segolongan orang dari sahabatku yang akan diambil dari arah kanan dan kiri lalu aku katakan: 'Itu Sahabatku!' Maka diberitakan kepadaku: 'Sesungguhnya mereka telah menjadi murtad (keluar dari Islam) sepeninggal kamu.' Aku pun hanya bisa mengatakan sebagaimana ucapan hamba yang shalih, 'Isa bin Maryam: (Dan aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka. Namun setelah Engkau mewafatkan aku Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka maka mereka adalah hamba-hamba-Mu dan jika Engkau mengampuni mereka sungguh Engkau Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana). (QS. Al-Maidah: 117-118). Muhammad bin Yusuf Al Farabriy berkata: Diceritakan dari Abu 'Abdullah dari Qabishah berkata: Murtaddun disini adalah orang-orang yang murtad (keluar dari Islam karena menolak membayar zakat) pada zaman (khalifah) Abu Bakr lalu Abu Bakr radliallahu 'anhu memerengi mereka.

【114】

Shahih Bukhari 3192: Telah bercerita kepada kami [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub binIbrahim] telah bercerita kepada kami [bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Sa'id bin Al Musayyab] mendengar Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam besabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, diprediksikan segera turun kepada kalian 'Isa bin Maryam sebagai hakim yang adil, dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan jizyah dan harta benda akan banyak tersebar sehingga tidak ada seorang pun yag mau menerima (shadaqah) hingga pada masa itu satu kali sujud lebih baik dari pada dunia dan isinya." Kemudian Abu Hurairah berkata: "Bacalah firman Allah jika kamu mau: (Dan tidak ada satu pun dari Ahli Kitab kecuali pasti akan beriman kepadanya ('Isa 'alahis salam) sebelum kematiannya dan pada hari kiamat nanti 'Isa akan menjadi saksi bagi mereka). (QS. An-Nisaa: 159).

【115】

Shahih Bukhari 3193: Telah bercerita kepada kami [Ibnu Bukair] telah bercerita kepada kami [Al Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Nafi', maula Abu Qatadah Al Anshariy] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bagaimana sikap kalian jika Ibnu Maryam turun di tengah-tengah kalian dan menjadi imam kalian?" Hadits ini dikuatkan jalur periwayatannya oleh ['Uqail] dan [Al Awza'iy].

【116】

Shahih Bukhari 3194: Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Abu 'Awanah] telah bercerita kepada kami ['Abdul Malik] dari [Rab'iy bin Hirasy] berkata: ['Uqbah bin 'Amru] berkata kepada [Hudzaifah]: "Tidakkah kamu bersedia untuk menceritakan apa yang pernah kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Hudzaifah berkata: "Sungguh aku pernah mendengar beliau besabda: "Dajjal keluar dengan membawa air dan api. Adapun apa yang dilihat manusia sebagai api sebenarnya adalah air yang dingin, dan yang dilihat manusia sebagai air sesungguhnya dia adalah api yang membakar. Maka siapa di antara kalian yang berjumpa dengannya hendaklah mengambil yang di tangannya yang nampak seperti api karena itu adalah air yang segar lagi dingin." Hudzaifah berkata pula: Dan aku juga pernah mendengar Beliau besabda: "Ada seorang dari kaum sebelum kalian didatangi malaikat untuk mencabut nyawanya lalu ditanyakan kepadanya: "Apakah kamu pernah beramal kebaikan?" Orang itu menjawab: "Aku tidak tahu." Dikatakan kepadanya: "Coba kamu ingat-ingat!" Orang itu kembali menjawab: "Aku tidak tahu apa pun, kecuali aku pernah melakukan transaksi jual beli sesama manusia, terhadap yang diberi kelonggaran hartanya pun aku memberi toleransi waktu untuk membayar hutangnya, dan terhadap yang kesulitan aku memaafkan." Allah pun kemudian memasukkannya ke surga. Lalu Hudzaifah berkata lagi: "Dan aku juga pernah mendengar Beliau bersabda: "Ada seseorang ketika kematiannya sudah hampir dekat dan sudah tidak punya harapan untuk bertahan hidup, dia berwasiat kepada keluarganya: 'Jika nanti aku meninggal dunia, kumpulkanlah kayu bakar yang banyak lalu nyalakanlah api pada kayu-kayu itu (untuk membakarku) hingga apabila api telah melumat dagingku dan menghancurkan tulang belulangku, hingga setelah menjadi abu maka ambillah, kumpulkanlah abu jasadku itu lalu lihatlah suatu hari ketika angin berhembus kencang, maka kalian hanyutkanlah abu jasadku itu ke sungai.' Keluarganya pun melakukan wasiatnya. Pada hari kiamat Allah memgumpulkan kembali abu jasadnya itu lalu dihidupkan, kemudian dia ditanya: 'Mengapa kamu lakukan itu?' Orang itu menjawab: 'Karena aku takut kepada-Mu.' Maka Allah mengampuni orang itu." 'Uqbah bin 'Amru berkata: Dan aku mendengar Beliau besabda seperti itu dan disebutkan bahwa orang yang dimaksud itu pekerjaannya sebagai tukang penggali kubur.

【117】

Shahih Bukhari 3195: Telah bercerita kepadaku [Bisyir bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepadaku [Ma'mar] dan [Yunus] dari [Az Zuhriy] berkata: ['Ubaidullah bin 'Abdullah] telah mengabarkan kepadaku dari ['Aisyah] dan Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma, keduanya berkata: Ketika sakit Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam semakin parah, Beliau memegang bajunya dan ditutupnya mukanya. Bila sudah sesak, beliau lepaskan dari mukanya. Dalam keadaan selalu seperti itu beliau bersabda: "Laknat Allah tertimpa kepada Yahudi dan Nashara karena mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid-masjid." Beliau mengingatkan (kaum Muslimin) atas perbuatan mereka (Yahudi dan Nashara).

【118】

Shahih Bukhari 3196: Telah bercerita kepadaku [Muhammad bin Basysyar] telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Furat Al Qazaz] berkata: aku mendengar [Abu Hazim] berkata: "Aku hidup mendampingi Abu Hurairah selama lima tahun dan aku mendengar dia bercerita dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang besabda: "Bani Isra'il, kehidupan mereka selalu didampingi oleh para Nabi, bila satu Nabi meninggal dunia, akan dibangkitkan Nabi setelahnya. Dan sungguh tidak ada Nabi sepeninggal aku. Yang ada adalah para khalifah yang banyak jumlahnya." Para shahabat bertanya: "Apa yang engkau perintahkan kepada kami?" Beliau menjawab: "Penuhilah bai'at kepada khalifah yang pertama (lebih dahulu diangkat), berikanlah hak mereka karena Allah akan bertanya kepada mereka tentang pemerintahan mereka."

【119】

Shahih Bukhari 3197: Telah bercerita kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah bercerita kepada kami [Abu Ghassan] berkata: telah bercerita kepadaku [Zaid bin Aslam] dari ['Atha' binYasar] dari Abu Sa'id radliyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam besabda: "Kalian pasti akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta hingga seandainya mereka manempuh (masuk) ke dalam lubang biawak kalian pasti akan mengikutinya." Kami bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksud Yahudi dan Nashrani?" Beliau menjawab: "Siapa lagi (kalau bukan mereka)?"

【120】

Shahih Bukhari 3198: Telah bercerita kepada kami ['Imran bin Maisarah] telah bercerita kepada kami ['Abdul Warits] telah bercerita kepada kami [Khalid] dari [Abu Qalabah] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: "Orang-orang menyebut-nyebut tentang api dan lonceng (saat mengusulkan panggilan untuk shalat). Lalu ada juga diantara mereka yang mengusulkan seperti kebiasaan orang-orang Yahudi dan Nahrani. Maka Bilal radliyallahu 'anhu diperintahkan untuk mengumandangkan adzan dengan pengulangan dua kali dan iqamat secara ganjil."

【121】

Shahih Bukhari 3199: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari Abu Adl Dluha dari [Masruq] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Dia membenci seseorang bertolak pinggang (ketika shalat) dan berkata bahwa orang-orang Yahudi melakukannya. Hadits ini diikuti pula oleh [Syu'bah] dari [Al A'masy].

【122】

Shahih Bukhari 3200: Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami [Laits] dari [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya masa hidup kalian dibandingkan masa umat-umat yang dahulu hanyalah bagaikan antara 'Ashar hingga terbenamnya matahari. Dan perumpamaan kalian dibandingkan orang-orang Yahudi dan Nashrani seperti seseorang yang mempekerjakan para pekerja, ia berkata: 'Siapa yang mau bekerja untukku hingga pertengahan siang dengan upah satu qirath satu qirath?' maka orang-orang Yahudi melaksanakannya dengan upah satu qirath. Kemudian dia berkata lagi: 'Siapa yang mau bekerja untukku mulai pertengahan siang hingga waktu shalat 'Ashar dengan upah satu qirath?' Lalu orang-orang Nashrani mengerjakannya dengan upah satu qirath. Kemudian dia berkata lagi: 'Siapa yang mau bekerja untukku mulai waktu shalat 'Ashar hingga terbenam matahari dengan dua qirath?' Maka kalianlah yang mengerjakan mulai dari shalat 'Ashar hingga terbenam matahari dengan upah dua qirath. Ketahuilah bahwa kalian mendapatkan pahala dua kali." Maka orang-orang Yahudi dan Nashrani marah seraya berkata: 'Kami yang lebih banyak amal namun lebih sedikit upah!' Maka Allah bertanya: 'Apakah ada yang aku zhalimi dari hak kalian?' Mereka menjawab: 'Tidak.' Allah berfirman: 'Itulah karunia dari-Ku yang Aku berikan kepada siapa yang Aku kehendaki'."

【123】

Shahih Bukhari 3201: Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari [Thawus] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Aku mendengar ['Umar bin Al Khaththab] berkata: "Semoga Allah membinasakan si fulan, tidakkah dia mengetahui bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Semoga Allah melaknat Yahudi, karena telah diharamkan atas mereka lemak hewan (sapi dan kambing) namun mereka mencairkannya lalu memperjual belikannya." Hadits ini dikuatkan jalur perawinya oleh Jabir dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【124】

Shahih Bukhari 3202: Telah bercerita kepada kami [Abu 'Ashim adl-Dlahhak bin Makhlad] telah mengabarkan kepada kami [Al Awza'iy] telah bercerita kepada kami [Hassan bin 'Athiyyah] dari [Abi Kabsyah] dari ['Abdullah bin 'Amru] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sampaikan dariku sekalipun satu ayat dan ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani Isra'il dan itu tidak mengapa (dosa). Dan siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di neraka."

【125】

Shahih Bukhari 3203: Telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] berkata: telah bercerita kepadaku [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] berkata: [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] berkata bahwa [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata: bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak menyemir (mewarnai rambut atau jenggot), maka selisihilah mereka (berbeda dengan mereka)."

【126】

Shahih Bukhari 3204: Telah bercerita kepadaku [Muhammad] berkata: telah bercerita kepadaku [Hajjaj] telah bercerita kepadaku [Jarir] dari [Al Hasan] telah bercerita kepada kami [Jundab bin 'Abdullah] di masjid ini dan kami belum lupa sejak dia bercerita dan kami tidak khawatir bahwa Jundab berdusta atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada seseorang di antara umat sebelum kalian menderita luka-luka tapi dia tidak sabar lalu dia mengambill sebilah pisau kemudian memotong tangannya yang mengakibatkan darah mengalir dan tidak berhenti hingga akhirnya dia meninggal dunia. Lalu Allah Ta'ala berfirman: "Hamba-Ku mendahului Aku dengan membunuh dirinya maka Aku haramkan baginya surga."

【127】

Shahih Bukhari 3205: Telah bercerita kepadaku [Ahmad bin Ishaq] telah bercerita kepada kami ['Amru bin "Ashim] telah bercerita kepada kami [Hammam] telah bercerita kepada kami [Ishaq bin 'Abdullah] berkata: telah bercerita kepadaku ['Abdurrahman bin Abu 'Amrah] bahwa Abu Hurairah bercerita kepadanya bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan diriwayatkan pula, telah bercerita kepadaku [Muhammad] telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Raja'] telah mengabarkan kepada kami [Hammam] dari [Ishaq bin 'Abdullah] berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Abdurrahman bin Abu 'Amrah] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bercerita kepadanya bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada tiga orang dari Bani Isra'il yang menderita sakit. Yang pertama menderita penyakit kusta, yang kedua berkepala botak dan yang ketiga buta. Kemudian Allah Ta'ala menguji mereka dengan mengutus malaikat menemui mereka. Pertama, malaikat mendatangi orang yang berpenyakit kusta lalu bertanya kepadanya: "Apa yang paling kamu sukai?" Orang ini menjawab: "Warna kulit dan kulitku yang bagus karena sekarang ini manusia menjauh dariku." Beliau melanjutkan: "Maka malaikat itu mengusap kulitnya hingga hilang dan berganti dengan warna dan kulit yang bagus. Lalu malaikat bertanya lagi: "Harta apa yang paling kamu sukai?" Orang itu menjawab: "Unta". --Perawi berkata: "Atau sapi", perawi ragu bahwa orang yang berpenyakit kusta ataukah yang berkepala botak. Yang satu berkata: "Unta" dan yang lainnya berkata: "Sapi".-- Maka dia diberi puluhan unta, lalu malaikat berkata: "Semoga pada unta-unta itu ada keberkahan bagimu." Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang berkepala botak dan bertanya kepadanya: "Apa yang paling kamu sukai?" Orang ini menjawab: "Tumbuh rambut yang bagus dan penyakit ini pergi dariku karena sekarang ini manusia menjauh dariku." Beliau melanjutkan: "Maka malaikat itu mengusap kepala orang ini hingga hilang dan berganti dengan rambut yang bagus. Lalu malaikat bertanya lagi: "Harta apa yang paling kamu sukai?" Orang itu menjawab: "Sapi". Maka dia diberi seekor sapi yang sedang bunting lalu malaikat berkata: "Semoga pada sapi itu ada keberkahan bagimu." Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang buta lalu bertanya kepadanya: "Apa yang paling kamu sukai?" Orang ini menjawab: "Seandainya Allah Ta'ala mengembalikan penglihatanku sehingga dengan penglihatan itu aku dapat melihat manusia." Beliau melanjutkan: "Maka malaikat itu mengusap mata orang ini hingga Allah Ta'ala mengembalikan penglihatannya. Lalu malaikat bertanya lagi: "Harta apa yang paling kamu sukai?" Orang itu menjawab: "Kambing." Maka dia diberi seekor kambing yang bunting. Maka kedua orang yang pertama tadi hewan-hewannya berkembang biak dengan banyak begitu juga orang yang ketiga, masing-masing mereka memiliki lembah untuk menggembalakan unta-unta, lembah untuk menggembalakan sapi-sapi dan lembah untuk menggembalakan kambing-kambing. Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang tadinya berpenyakit kusta dalam bentuk keadaan seperti orang yang berpenyakit kusta lalu berkata: "Saya orang miskin yang bekalku sudah habis dalam perjalananku ini dan tidak ada yang menyampaikan aku hidup hingga hari ini kecuali Allah kemudian anda. Maka aku memohon kepadamu demi yang telah memberimu warna dan kulit yang bagus dan harta berupa seekor unta, apakah kamu mau memberiku bekal agar aku dapat meneruskan perjalananku ini?" Maka orang ini berkata: "Sesungguhnya hak-hak sangat banyak (untuk aku tunaikan)." Lalu Malaikat bertanya kepadanya: "Sepertinya aku mengenal anda. Bukankah kamu dahulu orang yang berpenyakit kusta dan manusia menjauhimu dan kamu dalam keadaan faqir lalu Allah memberimu harta?" Orang ini menjawab: "Aku memiliki ini semua dari harta warisan turun temurun." Maka Malaikat berkata: "Seandainya kamu berdusta, semoga Allah Ta'ala mengembalikanmu kepada keadaanmu semula." Kemudian Malaikat itu mendatangi orang yang dahulunya berkepala botak dalam bentuk keadaan orang yang berkepala botak, lalu malaikat berkata sebagaimana yang dikatakan kepada orang pertama tadi lalu orang yang dahulunya berkepala botak ini menjawab seperti jawaban orang yang dahulunya berpenyakit kusta lalu Malaikat berkata: "Seandainya kamu berdusta, semoga Allah mengembalikanmu kepada keadaanmu semula." Lalu Malaikat mendatangi orang yang dahulunya buta dalam bentuk sebagai orang buta lalu berkata: "Saya orang miskin yang bekalku sudah habis dalam perjalananku ini dan tidak ada yang menyampaikan aku hidup hingga hari ini kecuali Allah kemudian anda. Maka aku meminta seekor kambing kepadamu demi Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu, apakah kamu mau memberiku bekal agar aku dapat meneruskan perjalananku ini?" Maka orang ini menjawab: "Dahulu aku adalah orang yang buta lalu Allah mengembalikan penglihatanku dan aku juga seorang yang faqir lalu Dia memberiku kecukupan, maka itu ambillah sesukamu. Demi Allah, aku tidak akan menghalangimu untuk mengambil sesuatu selama kamu mengambilnya karena Allah." Maka Malaikat itu berkata: "Peganglah hartamu! Sesungguhnya kalian sedang diuji dan Allah telah ridla kepadamu dan murka kepada kedua temanmu."

【128】

Shahih Bukhari 3206: Telah bercerita kepada kami [Isma'il bin Khalil] telah mengabarkan kepada kami ['Ali bin Mushir] dari ['Ubaidullah bin 'Umar] dari [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada tiga orang dari orang-orang sebelum kalian yang ketika sedang bepergian turun hujan lalu ketiganya masuk ke dalam gua namun kemudian gua itu (pintunya) menutup mereka. Kemudian diantara mereka berkata kepada yang lainnya: 'Demi Allah, wahai kawan, tidak akan ada yang dapat menolong kalian kecuali kejujuran (kebajikan).' Maka masing-masing dari mereka berdo'a dengan apa yang mereka ketahui sebagai suatu kebajikan. Maka seorang diantara mereka berkata: 'Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku pernah punya seorang pekerja yang bekerja untukku dengan upah satu faraq (tiga sha') berupa beras lalu dia pergi dan meninggalkan upahnya itu kemudian aku sengaja dari beras itu aku jadikan benih dan aku tanam sehingga berkembang lalu dari hasilnya itu aku belikan seekor sapi. Suatu hari dia datang dan meminta upahnya yang dulu lalu aku katakan kepadanya: 'Lihatlah sapi itu. Itulah upah mu yang satu faraq itu ambil dan giringlah pulang!' Orang itu berkata: 'Yang menjadi hakku hanyalah satu faraq beras.' Aku katakan kepadanya: 'Ambillah sapi itu karena dia hasil yang aku kembangkan dari upah berasmu.' Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami." Maka pintu gua itu terbuka sedikit. Lalu orang yang lain berkata: 'Ya Allah, sungguh Engkau telah mengetahui bahwa aku memiliki kedua orang tua yang sudah renta. Dan setiap malam aku membawakan bagi keduanya susu dari kambing milikku. Pada suatu malam, aku terlambat mendatangi keduanya sehingga ketika aku datang keduanya sudah tertidur sementara keluargaku dan anak-anakku menangis karena kelaparan sedangkan aku tidak akan memberi minum kepada mereka sebelum kedua orang tuaku dan aku enggan untuk membangunkan keduanya dan aku juga enggan meninggalkan keduanya dengan meminum jatah susu keduanya. Dan aku terus menunggu dalam keadaan seperti itu hingga terbit fajar. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami.' Maka pintu gua itu kembali terbuka sedikit hingga mereka dapat melihat langit. Kemudian orang yang ketiga berkata: "Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku mempunyai anak pamanku (keponakan) yang merupakan manusia yang paling aku cintai dan aku pernah menginginkan dirinya untukku namun dia menolak kecuali bila aku dapat memberinya uang sebanyak seratus dinar. Maka aku bekerja dan berhasil mengumpulkan uang tersebut. Lalu aku temui dia dan aku berikan uang tersebut dan dia mempersilakan dirinya untukku namun ketika aku sudah berada di antara kedua kakinya dia berkata: 'Bertaqwalah kepada Allah, dan janganlah kamu renggut keperawanan kecuali dengan haq.' Maka aku berdiri lalu pergi meninggalkan uang seratus dinar tersebut. Ya Allah, seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata karena takut kepada-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami.' Maka Allah membukakan gua itu untuk mereka lalu mereka keluar."

【129】

Shahih Bukhari 3207: Telah bercerita kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah bercerita kepada kami [Abu Az Zanad] dari ['Abdurrahman] yang bercerita bahwa dia mendengar Abu Hurairah radliyallahu 'anhu yang katanya dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada seorang wanita dari kalangan Bani Isra'il yang ketika sedang menyusui bayinya lewat seorang laki-laki tampan dan gagah sambil menunggang tunggangannya di hadapan wanita itu. Wanita itu berkata: 'Ya Allah, janganlah Engkau matikan anakku sebelum dia menjadi seperti pemuda itu.' Maka spontan saja bayinya berkata: 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti dia.' Lalu dia kembali mengisap puting susu ibunya. Kemudian keduanya lewat di hadapan seorang wanita yang sedang diseret dan dipermainkan lalu ibu sang bayi berkata: 'Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti dia.' Maka sang bayi berkata: 'Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia.' Bayi itu selanjutnya berkata: 'Sesungguhnya pemuda penunggang itu adalah orang kafir sedangkan wanita tadi, orang-orang menuduhnya kamu telah berbuat zina namun dia berkata: "Cukuplah bagiku Allah (sebagai Pelindung).' dan orang-orang mengatakan kamu mencuri maka dia pun tetap berkata: 'Cukuplah bagiku Allah (sebagai Pelindung).'"

【130】

Shahih Bukhari 3208: Telah bercerita kepada kami [Sa'id bin Talid] telah bercerita kepada kami [Ibnu Wahb] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Jarir bin Hazim] dari [Ayyub] dari [Muhammad bin Sirin] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada seekor anjing yang sedang berputar-putar dekat sebuah sumur dan hampir mati karena kehausan lalu dilihat oleh seorang wanita pezina dari para pezina Bani Isra'il lalu wanita itu melepas sepatunya (dan mengambil air dengan sepatu itu) kemudian memberi minum anjing tersebut sehingga dia diampuni karena perbuatannya itu."

【131】

Shahih Bukhari 3209: Telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin 'Abdurrahman] bahwa Dia mendengar [Mu'awiyah bin Abu Sufyan] pada tahun haji (akhir masa pemerintahannya) berdiri di atas mimbar sambil memegang jambul rambutnya sedangkan di sampingnya ada pengawalnya lalu berkata: "Wahai penduduk Madinah, mana 'ulama kalian. Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang hal semacam ini dan beliau bersabda: 'Sesungguhnya Bani Isra'il binasa karena para wanita mereka melakukan ini'."

【132】

Shahih Bukhari 3210: Telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [bapaknya] dari [Abu Salamah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh telah ada pada setiap umat-umat sebelum kalian para muhaddits (orang-orang yang selalu berpandangan lurus/punya firasat tinggi) dan seandainya mereka ada pada umatku ini tentu dia adalah 'Umar bin Al Khaththab."

【133】

Shahih Bukhari 3211: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adiy] dari [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abu Ash-Shiddiq An-Najiy] dari Abu Sa'id Al Khudriy radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada seorang dari kalangan Bani Isra'il yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang manusia kemudian dia pergi untuk bertanya (tentang peluang ampunan). Maka dia menemui seorang pendeta dan bertanya kepadanya: 'Apakah ada pintu taubat buatku.' Pendeta itu menjawab: 'Tidak ada.' Maka orang ini membunuh pendeta tersebut. Kemudian dia bertanya lagi lalu ada seorang laki-laki yang berkata kepadanya: "Datangilah desa ini dan ini!" Kemudian orang itu (pergi menuju desa yang dimaksud) dan ketika hampir menemui ajalnya dia bangkit sambil memegang dadanya namun akhirnya meninggal dunia. Atas kejadian itu malaikat rahmat dan malaikat adzab (siksa) berselisih, lalu Allah mewahyukan kepada bumi yang dituju (desa untuk mencari taubat) agar mendekat dan mewahyukan kepada bumi yang ditinggalkan (tempat dia melakukan kejahatan) agar menjauh lalu berfirman kepada kedua malaikat itu: 'Ukurlah jarak keduanya!' Ternyata orang itu lebih dekat ke desa yang dituju maka dia diampuni."

【134】

Shahih Bukhari 3212: Telah bercerita kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Sufyan] telah bercerita kepada kami Abu Az Zinad dari [Al A'raj] dari [Abu Salamah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Shubuh (setelah selesai) Beliau menghadap kepada jama'ah lalu bersabda: "Ada orang yang sedang menggiring sapi betina lalu ketika ditungganginya dia memukul sapi tersebut, lalu sapi itu berbicara: "Aku diciptakan bukan untuk dipukuli seperti ini, tapi aku diciptakan untuk membantu pengembangan sawah ladang." Lalu orang-orang berkata: "Maha suci Allah, sapi dapat berbicara?" Beliau bersabda: "Aku beriman tentang kejadian itu, begitu juga Abu Bakr dan 'Umar." Saat itu keduanya tidak hadir disana. Dan ada pula seseorang yang sedang bersama kambingnya lalu ada seekor serigala yang akan memangsa kambingnya dan ketika serigala itu membawanya kabur, orang itu mencarinya seakan dia mengawasi kambingnya dari ancaman serigala maka serigala itu berbicara kepadanya: "Kini kamu merasa menjaganya dari aku tapi siapa yang menjaganya pada hari berburu saat tidak ada pengembala yang mengawasinya?" Lalu orang-orang berkata: "Maha suci Allah, serigala dapat berbicara?" Beliau bersabda: "Aku beriman tentang kejadian itu, begitu juga Abu Bakr dan 'Umar." Saat itu keduanya tidak hadir disana. Dan telah bercerita kepada kami ['Ali] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Mis'ar] dari [Sa'ad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【135】

Shahih Bukhari 3213: Telah bercerita kepada kami [Ishaq bn Nashr] telah mengabarkan kepada kami ['Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dari [Hammam] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada seorang laki-laki yang membeli sebidang tanah dari orang lain kemudian laki-laki yang membeli tanah itu mendapatkan sebuah guci yang di dalamnya ada emas. Maka orang yang membeli tanah itu berkata: "Ambillah emas milikmu karena aku hanya membeli tanah dan bukan membeli emas." Lalu orang yang menjual tanahnya berkata: "Yang aku jual adalah tanah ini dan apa yang ada di dalamnya." Akhirnya kedua orang itu meminta pendapat kepada seseorang, lalu orang yang dimintai pendapat itu berkata: "Apakah kalian berdua mempunyai anak?" Laki-laki yang satu berkata: "Aku punya anak laki-laki." Dan yang satunya lagi berkata: "Aku punya anak perempuan." Maka orang yang dimintai pendapat berkata: "Nikahkanlah anak laki-laki itu dengan anak perempuan itu dan berilah nafkah untuk keduanya dari emas tadi dan juga shadaqahkanlah."

【136】

Shahih Bukhari 3214: Telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] berkata: telah bercerita kepadaku [Malik] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dan dari [Abu An-Nadlar, maula 'Umar bin 'Ubaidullah] dari ['Amir bin Sa'ad bin Abu Waqash] dari bapaknya bahwa Dia ('Amir) mendengar bapaknya bertanya kepada Usamah bin Zaid: "Apa yang pernah kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang masalah tha'un (wabah penyakit sampar, pes, lepra)?" Maka Usamah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tha'un adalah sejenis kotoran (siksa) yang dikirim kepada satu golongan dari Bani Isra'il atau kepada umat sebelum kalian. Maka itu jika kalian mendengar ada wabah tersebut di suatu wilayah janganlah kalian memasuki wilayah tersebut dan jika kalian sedang berada di wilayah yang terkena wabah tersebut janganlah kalian mengungsi darinya." Abu An-Nadlar berkata: "Janganlah kalian mengungsi darinya kecuali untuk menyelematkan diri."

【137】

Shahih Bukhari 3215: Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Daud bin Abu Al Furat] telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin Buraidah] dari [Yahya bin Ya'mar] dari 'Aisyah radliyallahu 'anhu, istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang masalah tha'un lalu beliau mengabarkan aku bahwa tha'un (penyakit sampar, pes, lepra) adalah sejenis siksa yang Allah kirim kepada siapa yang Dia kehendaki dan sesungguhnya Allah menjadikan hal itu sebagai rahmat bagi kaum muslimin dan tidak ada seorang pun yang menderita tha'un lalu dia bertahan di tempat tinggalnya dengan sabar dan mengharapkan pahala dan mengetahui bahwa dia tidak terkena musibah melainkan karena Allah telah mentaqdirkannya kepadanya, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mati syahid.

【138】

Shahih Bukhari 3216: Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah bercerita kepada kami [Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anhu bahwa Orang-orang Quraisy sedang menghadapi persoalan yang menggelisahkan, yaitu tentang seorang wanita suku Al Makhzumiy yang mencuri lalu mereka berkata: "Siapa yang mau merundingkan masalah ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Sebagian mereka berkata: "Tidak ada yang berani menghadap beliau kecuali Usamah bin Zaid, orang kesayangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Usamah pun menyampaikan masalah tersebut lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah kamu meminta keringanan atas pelanggaran terhadap aturan Allah?" Kemudian beliau berdiri menyampaikan khuthbah lalu bersabda: "Orang-orang sebelum kalian menjadi binasa karena apabila ada orang dari kalangan terhormat (pejabat, penguasa, elit masyarakat) mereka mencuri, mereka membiarkannya dan apabila ada orang dari kalangan rendah (masyarakat rendahan, rakyat biasa) mereka mencuri mereka menegakkan sanksi hukuman atasnya. Demi Allah, sendainya Fathimah binti Muhamamd mencuri, pasti aku potong tangannya."

【139】

Shahih Bukhari 3217: Telah bercerita kepada kami [Adam] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] telah bercerita kepada kami ['Abdul Malik bin Maisarah] berkata: aku mendengar [An-Nazzaal bin Sabrah Al Hilaliy] dari ['Abdullah bin Mas'ud] berkata: Aku mendengar seseorang membaca suatu ayat tapi aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berbeda cara membacanya. Maka aku membawa orang itu menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian aku ceritakan masalah itu. Namun aku mengetahui ada ketidak sukaan beliau yang tergambar dalam raut wajah beliau. Lalu beliau bersabda: "Cara kalian membaca keduanya benar dan janganlah kalian berselisih karena orang-orang sebelum kalian berselisih hingga akhirnya mereka binasa."

【140】

Shahih Bukhari 3218: Telah bercerita kepada kami ['Umar bin Hafsh] telah bercerita kepada kami [bapakku] telah bercerita kepada kami [Al A'masy] berkata: telah bercerita kepadaku [Syaqiq]: ['Abdullah] berkata: Sepertinya aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sedang bercerita tetang seorang Nabi diantara para nabi yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah-darah sambil beliau mengusap darah yang mengalir dari wajah beliau lalu bersabda: "Ya Allah, ampunilah kaumku karena mereka orang-orang yang belum mengerti."

【141】

Shahih Bukhari 3219: Telah bercerita kepada kami [Abu Al Walid] telah bercerita kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari ['Uqbah bin 'Abdul Ghafir] dari Abu Sa'id radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Ada seorang laki-laki dari umat sebelum kalian yang Allah berikan anugerah harta yang banyak. Orang itu berkata (kepada keluarganya) ketika menjelang kematiannya: "Ayah macam apakah aku ini di hadapan kalian?" Mereka menjawab: "Ayah yang baik." Orang itu berkata lagi: "Aku belum pernah beramal kebaikan sedikitpun. Untuk itu bila aku mati, bakarlah jasadku kemudian kumpulkan debu jasadku lalu buanglah pada hari datangnya angin kencang." Kemudian keluarganya melaksanakan apa yang dipesankannya. (Pada hari kiamat) Allah 'azza wa jalla mengumpulkan debu jasadnya itu seraya berfirman: "Apa yang membuatmu menyuruh melakukan itu?" Orang itu menjawab: "Karena aku takut kepada-Mu." Akhirnya orang itu berjumpa dengan Allah Ta'ala dengan mendapatkan rahmat dari-Nya." Dan [Mu'adz] berkata: Telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] aku mendengar ['Uqbah bin 'Abdul Ghafir], aku mendengar [Abu Sa'id Al Khudriy] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【142】

Shahih Bukhari 3220: Telah bercerita kepada kami [Musaddad] telah bercerita kepada kami [Abu 'Awanah] dari ['Abdul Malik bin 'Umair] dari [Rib'iy bin Hirasy] berkata: ['Uqbah] bertanya kepada Hudzaifah: Maukah kamu menceriyakan apa yang pernah kamu dengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam? Hudzaifah berkata: aku mendengar beliau pernah bersabda: "Ada seseorang ketika kematiannya sudah hampir dekat dan sudah tidak punya harapan untuk bertahan hidup, dia berwasiat kepada keluarganya: "Jika nanti aku meninggal dunia, kumpulkanlah kayu bakar yang banyak lalu nyalakanlah api pada kayu-kayu itu (untuk membakarku) hingga apabila api telah melumat dagingku dan menghancurkan tulang belulangku hingga menjadi abu maka ambillah, kumpulkanlah abu jasadku itu lalu hanyutkanlah ke sungai pada suatu hari yang sangat terik atau ketika angin berhembus kencang." Pada hari kiamat Allah mengumpulkan kembali abu jasadnya itu lalu bertanya kepada orang itu: "Mengapa kamu lakukan itu?" Orang itu menjawab: "Karena aku takut kepada-Mu." Maka Allah mengampuni orang itu." 'Uqbah berkata: "Aku mendengarnya dia (Hudzaifah) berkata: berdasarkan jalur sanad lain: telah bercerita kepada kami [Musa] telah bercerita kepada kami [Abu 'Awanah] telah bercerita kepada kami ['Abdul Malik] dan berkata: "Pada hari yang tenang."

【143】

Shahih Bukhari 3221: Telah bercerita kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] telah bercerita kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada seorang laki-laki yang biasa memberi pinjaman (piutang) kepada orang lain dan dia berpesan kepada muridnya: "Jika kamu datangi mereka untuk menagih tapi mereka dalam kesulitan maka bebaskanlah, sebab dengan begitu semoga Allah membebaskan kita (pada hari qiamat)." Beliau bersabda: "Maka orang itu berjumpa dengan Allah Ta'ala lalu Allah membebaskannya (mengampuninya)."

【144】

Shahih Bukhari 3222: Telah bercerita kepadaku ['Abdullah bin Muhammad] telah bercerita kepada kami [Hisyam] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhriy] dari [Humaid bin "Abdur Rahman] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada seseorang yang melampaui batas atas dirinya (banyak berbuat dosa) dan ketika kematiannya sudah hampir dekat dia berpesan kepada anak-anaknya: "Jika nanti aku meninggal dunia, bakarlah jasadku lalu tumbuklah menjadi debu kemudian terbangkanlah pada angin. Demi Allah, seandainya Rabbku telah menetapkan pasti aku akan disiksa dengan siksaan yang tidak akan ditimpakan kepada seorang pun. Ketika orang itu meninggal dunia, perintahnya pun dilaksanakan. Kemudian Allah memerintahkan bumi dengan berfirman: "Kumpulkanlah apa yang ada padamu!" Maka bumi melaksanakan perintah Allah dan orang tadi berdiri menghadap, lalu Allah Ta'ala bertanya kepadanya: "Apa yang mendorongmu melakukan itu?" Orang itu menjawab: "Wahai Rabb, karena aku takut kepada-Mu." Allah Ta'ala pun mengampuninya." Dan perawi yang lain berkata: "Karena takut kepada-Mu, wahai Rabb." (menggunakan kata khauf sebagai ganti kata khasyyah).

【145】

Shahih Bukhari 3223: Telah bercerita kepadaku ['Abdullah bin Muhammad bin Asma'] telah bercerita kepada kami [Juwairiyah bin Asmai] dari [Nafi'] dari 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada seorang wanita disiksa disebabkan seekor kucing yang dikurungnya hingga mati kelaparan lalu wanita itupun masuk neraka karena dia tidak memberinya makan dan minum ketika mengurungnya, dan tidak melepaskannya sehingga dia dapat menyantap serangga tanah."

【146】

Shahih Bukhari 3224: Telah bercerita kepada kami [Ahmad bin Yunus] dari [Zuhair] telah bercerita kepada kami [MAnshur] dari [Rib'iy bin Hirasy] telah bercerita kepada kami [Abu Mas'ud 'Uqbah] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya diantara yang didapatkan manusia dari perkataan (yang disepakati) para Nabi adalah: 'Jika kamu tidak malu, berbuatlah sesukamu.'"

【147】

Shahih Bukhari 3225: Telah bercerita kepada kami [Adam] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] dari [Manshur] berkata: aku mendengar [Rib'iy bin Hirasy] bercerita dari [Abu Mas'ud]: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya diantara apa yang didapatkan manusia dari perkataan (yang disepakati) para Nabi adalah: "Jika kamu tidak malu, berbuatlah sesukamu."

【148】

Shahih Bukhari 3226: Telah bercerita kepada kami [Bisyir bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhriy] telah mengabarkan kepadaku [Salim] bahwa Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma bercerita bahwa Nabi Shallallu 'alaihi wa salam besabda: "Ada seorang laki-laki yang ketika dia melepas pakaiannya karena kesombongan, ia dibenamkan ke dasar bumi, dan orang itu terus meronta-ronta hingga hari kiamat." Hadits ini di ikuti oleh ['Abdur Rahman bin Khalid] dari [Az Zuhriy].

【149】

Shahih Bukhari 3227: Telah bercerita kepada kami [Musa bin Isma'il] telah bercerita kepada kami [Wuhaib] berkata: telah bercerita kepadaku [Ibnu Thawus] dari [bapaknya] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi Shallallu 'alaihi wa salam besabda: "Kita adalah orang belakangan yang akan mendahului ummat lain pada hari kiamat. Hanya memang setiap ummat telah diberi Kitab sebelum kita dan kita diberikan Kitab setelah mereka. Dan (perintah mengagungkan hari Jum'at) ini adalah hari yang mereka menyelisihinya. Maka hari esok untuk Yahudi dan lusa untuk Nashrani."

【150】

Shahih Bukhari 3228: (Masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya -dari [Abu Hurairah]-) Bagi setiap Muslim dalam setiap tujuh hari ada satu hari yang hari itu mereka mencuci kepala dan badannya (mandi)."

【151】

Shahih Bukhari 3229: Telah bercerita kepada kami [Adam] telah bercerita kepada kami [Syu'bah] telah bercerita kepada kami ['Amru bin Murrah] dia mendengar [Sa'id bin Al Musayyab] berkata: [Mu'awiyah bin Abu Sufyan] mengunjungi Madinah pada kunjungannya yang terakhir lalu dia memberikan khathbah sambil memegang jambul rambutnya lalu berkata: "Aku belum pernah melihat seorang pun yang melakukan hal seperti ini kecuali orang Yahudi dan sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam menamakannya dengan Az Zuur (kepalsuan) yaitu menyambung rambut dengan rambut palsu." Hadits ini diperkuat jalur perawinya oleh [Ghundar] dari [Syu'bah].