3. Ilmu

【1】

Shahih Bukhari 57: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sinan] berkata: telah menceritakan kepada kami [Fulaih]. Dan telah diriwayatkan pula hadits serupa dari jalan lain, yaitu Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Al Mundzir] berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fulaih] berkata: telah menceritakan kepadaku [bapakku] berkata: telah menceritakan kepadaku [Hilal bin Ali] dari [Atho' bin Yasar] dari [Abu Hurairah] berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berada dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui lalu bertanya: "Kapan datangnya hari kiamat?" Namun Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tetap melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata: "Beliau mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang dikatakannya itu." dan ada pula sebagian yang mengatakan: "Bahkan beliau tidak mendengar perkataannya." Hingga akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyelesaikan pembicaraannya, seraya berkata: "Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?" Orang itu berkata: "Saya wahai Rasulullah." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat." Orang itu bertanya: "Bagaimana hilangnya amanah itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat."

【2】

Shahih Bukhari 58: Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man 'Arim bin Al Fadlal] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyir] dari [Yusuf bin Mahak] dari [Abdullah bin 'Amru] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah tertinggal dari kami dalam suatu perjalanan yang kami lakukan hingga Beliau mendapatkan kami sementara waktu shalat sudah hampir habis, kami berwudlu' dengan hanya mengusap kaki kami. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berseru dengan suara yang keras: "celakalah bagi tumit-tumit yang tidak basah akan masuk neraka." Beliau serukan hingga dua atau tiga kali.

【3】

Shahih Bukhari 59: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya diantara pohon ada suatu pohon yang tidak jatuh daunnya. Dan itu adalah perumpamaan bagi seorang muslim." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Katakanlah kepadaku, pohon apakah itu?" Maka para sahabat beranggapan bahwa yang dimaksud adalah pohon yang berada di lembah. Abdullah berkata: "Aku berpikir dalam hati pohon itu adalah pohon kurma, tapi aku malu mengungkapkannya. Kemudian para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, pohon apakah itu?" Beliau menjawab: "Pohon kurma."

【4】

Shahih Bukhari 60: Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya diantara pohon ada satu pohon yang tidak jatuh daunnya. Dan itu adalah perumpamaan bagi seorang muslim". Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Katakanlah padaku, pohon apakah itu?" Maka para sahabat beranggapan bahwa yang dimaksud adalah pohon yang berada di lembah. Abdullah berkata: Aku berpikir dalam hati pohon itu adalah pohon kurma, tapi aku malu mengungkapkannya. Kemudian orang-orang berkata: "Wahai Rasulullah, pohon apakah itu?" Beliau menjawab: "Pohon kurma."

【5】

Shahih Bukhari 61: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Syarik bin Abdullah bin Abu Namir] bahwa dia mendengar [Anas bin Malik] berkata: Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam Masjid, ada seorang yang menunggang unta datang lalu menambatkannya di dekat Masjid lalu berkata kepada mereka (para sahabat): "Siapa diantara kalian yang bernama Muhammad?" Pada saat itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersandaran di tengah para sahabat, lalu kami menjawab: "orang Ini, yang berkulit putih yang sedang bersandar". Orang itu berkata kepada Beliau: "Wahai putra Abdul Muththalib" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Ya, aku sudah menjawabmu." Maka orang itu berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Aku bertanya kepadamu persoalan yang mungkin berat buatmu namun janganlah kamu merasakan sesuatu terhadapku." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Tanyalah apa yang menjadi persoalanmu." Orang itu berkata: "Aku bertanya kepadamu demi Rabbmu dan Rabb orang-orang sebelummu. Apakah Allah yang mengutusmu kepada manusia seluruhnya?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Demi Allah, ya benar!" Kata orang itu: "Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah Allah yang memerintahkanmu supaya kami shalat lima (waktu) dalam sehari semalam?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Demi Allah, ya benar!" Kata orang itu: "Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah Allah yang memerintahkanmu supaya kami puasa di bulan ini dalam satu tahun?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Demi Allah, ya benar!" Kata orang itu: "Aku bersumpah kepadamu atas nama Allah, apakah Allah yang memerintahkanmu supaya mengambil sedekah dari orang-orang kaya di antara kami lalu membagikannya kepada orang-orang fakir diantara kami?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Demi Allah, ya benar!" Kata orang itu: "Aku beriman dengan apa yang engkau bawa dan aku adalah utusan kaumku, aku Dlamam bin Tsa'labah saudara dari Bani Sa'd bin Bakr." Begitulah (kisah tadi) sebagaimana yang diriwayatkan oleh [Musa bin Isma'il] dan [Ali bin Abdul Hamid] dari [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

【6】

Shahih Bukhari 62: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abdullah] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Sa'd] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud] bahwa [Abdullah bin 'Abbas] telah mengabarkannya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengutus seseorang dengan membawa surat dan memerintahkan kepadanya untuk memberikan surat tersebut kepada Pemimpin Bahrain. Lalu Pemimpin Bahrain itu memberikannya kepada Kisra. Tatkala dibaca, surat itu dirobeknya. Aku mengira kemudian [Ibnu Musayyab] berkata: lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa agar mereka (kekuasaannya) dirobek-robek sehancur-hancurnya.

【7】

Shahih Bukhari 63: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqotil Abu Al Hasan Al Marwazi] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Qotadah] dari [Anas bin Malik] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menulis surat atau bermaksud menulis surat, lalu dikatakan kepada Beliau, bahwa mereka tidak akan membaca tulisan kecuali tertera stempel. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membuat stempel yang terbuat dari perak yang bertanda: Muhammad Rasulullah. Seakan-akan aku melihat warna putih pada tangan Beliau. Lalu aku (Syu'bah) bertanya kepada Qotadah: "Siapa yang mengatakan tanda cincin tersebut tertulis Muhammad Rasulullah?" Jawabnya: "Anas."

【8】

Shahih Bukhari 64: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa [Abu Murrah] -mantan budak Uqail bin Abu Thalib-, mengabarkan kepadanya dari [Abu Waqid Al Laitsi] bahwa, Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang bermajelis di Masjid bersama orang-orang, datanglah tiga orang. Yang dua orang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan yang seorang lagi pergi. Perawi berkata: Maka yang dua orang berdiri sejenak dihadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian satu diantaranya melihat tempat kosong dalam majelis maka ia duduk di tempat itu. Sedangkan yang kedua duduk di belakang mereka, sedangkan yang ketiga berbalik pergi. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai bermajelis, Beliau bersabda: "Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi? Adapun seorang diantara mereka, dia meminta perlindungan kepada Allah, maka Allah lindungi dia. Yang kedua, dia malu kepada Allah, maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling darinya."

【9】

Shahih Bukhari 65: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Bisyir] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Ibnu Sirin] dari [Abdurrahman bin Abu Bakrah] dari [bapaknya], dia menuturkan, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam duduk diatas untanya sementara orang-orang memegangi tali kekang unta tersebut. Beliau berkata: "Hari apakah ini?" Kami semua terdiam dan menyangka bahwa Beliau akan menamakan nama lain selain nama hari yang sudah dikenal. Beliau berkata: "Bukankah hari ini hari Nahar?" Kami menjawab: "Benar." Beliau bertanya: "Bulan apakah ini?" Kami semua terdiam dan menyangka bahwa Beliau akan menamakan nama lain selain nama bulan yang sudah dikenal. Beliau berkata: "Bukankah ini bulan Dzul Hijjah?" Kami menjawab: "Benar" Beliau bersabda: "Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian sesama kalian haram sebagaimana haramnya hari kalian ini, bulan kalian ini dan tanah kalian ini. (Maka) hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena orang yang hadir semoga dapat menyampaikan kepada orang yang lebih paham darinya."

【10】

Shahih Bukhari 66: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa'il] dari [Ibnu Mas'ud] berkata: bahwa, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam selalu memilah-milah hari yang tepat bagi kami untuk memberikan nasehat, karena khawatir rasa bosan akan menghinggapi kami.

【11】

Shahih Bukhari 67: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepadaku [Abu At Tayyah] dari [Anas bin Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Permudahlah dan jangan persulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari."

【12】

Shahih Bukhari 68: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wa'il] berkata: bahwa, [Abdullah] memberi pelajaran kepada orang-orang setiap hari Kamis, kemudian seseorang berkata: "Wahai Abu Abdurrahman, sungguh aku ingin kalau anda memberi pelajaran kepada kami setiap hari." dia berkata: "Sungguh aku enggan melakukannya, karena aku takut membuat kalian bosan, dan aku ingin memberi pelajaran kepada kalian sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi pelajaran kepada kami karena khawatir kebosanan akan menimpa kami."

【13】

Shahih Bukhari 69: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] berkata: [Humaid bin Abdurrahman] berkata: Aku mendengar [Mu'awiyyah] memberi khutbah untuk kami, dia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama. Aku hanyalah yang membagi-bagikan sedang Allah yang memberi. Dan senantiasa ummat ini akan tegak diatas perintah Allah, mereka tidak akan celaka karena adanya orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datang keputusan Allah."

【14】

Shahih Bukhari 70: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: telah berkata kepadaku [Ibnu Abu Najih] dari [Mujahid] berkata: Aku pernah menemani [Ibnu 'Umar] pergi ke Madinah, namun aku tidak mendengar dia membicarakan tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali satu kejadian dimana dia berkata: Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu Beliau diberi Jummar (bagian dalam pucuk pohon kurma, berwarna putih dan lembut dimakan dengan madu). Kemudian Beliau bersabda: "Sesungguhnya diantara pohon ada suatu pohon yang merupakan perumpamaan bagi seorang muslim." Aku ingin mengatakan bahwa itu adalah pohon kurma namun karena aku yang paling muda diantara yang lain maka aku diam. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Itu adalah pohon kurma."

【15】

Shahih Bukhari 71: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Abu Khalid] -dengan lafazh hadits yang lain dari yang dia ceritakan kepada kami dari Az Zuhri- berkata: aku mendengar [Qais bin Abu Hazim] berkata: aku mendengar [Abdullah bin Mas'ud] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak boleh mendengki kecuali terhadap dua hal: (terhadap) seorang yang Allah berikan harta lalu dia pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran dan seseorang yang Allah berikan hikmah lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain."

【16】

Shahih Bukhari 72: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Gharair Az Zuhri] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan [bapakku] kepadaku dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab], dia menceritakan bahwa ['Ubaidullah bin Abdullah] mengabarkan kepadanya dari [Ibnu 'Abbas], bahwasanya Dia dan Al Hurru bin Qais bin Hishin Al Fazari berdebat tentang sahabat Nabi Musa, Ibnu 'Abbas berkata: Dia adalah Khadlir. Tiba-tiba lewat Ubay bin Ka'b di depan keduanya, maka Ibnu 'Abbas memanggilnya dan berkata: "Aku dan temanku ini berdebat tentang sahabat Nabi Musa, yang ditanya tentang jalan yang akhirnya mempertemukannya, apakah kamu pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan masalah ini?" [Ubay bin Ka'ab] menjawab: Ya, benar, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ketika Musa di tengah pembesar Bani Israil, datang seseorang yang bertanya: Apakah kamu mengetahui ada orang yang lebih pandai darimu? Berkata Musa: "Tidak". Maka Allah Ta'ala mewahyukan kepada Musa: "Ada, yaitu hamba Kami bernama Khadlir." Maka Musa meminta jalan untuk bertemu dengannya. Allah menjadikan ikan bagi Musa sebagai tanda dan dikatakan kepadanya: "Jika kamu kehilangan ikan tersebut kembalilah, nanti kamu akan berjumpa dengannya." Maka Musa mengikuti jejak ikan di lautan. Berkatalah kepada Musa muridnya: {Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi? Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidaklah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan} (QS. Al Kahfi: 63). Maka {Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula} (QS. Al Kahfi: 64). Maka akhirnya keduanya bertemu dengan Khadlir. Begitulah kisah keduanya sebagaimana Allah ceritakan dalam Kitab-Nya.

【17】

Shahih Bukhari 73: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] berkata: telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendekapku lalu berdoa: "Ya Allah, ajarkanlah dia Kitab."

【18】

Shahih Bukhari 74: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Uwais] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Abdullah bin 'Abbas] berkata: "Aku datang dengan menunggang keledai betina, yang saat itu aku hampir menginjak masa baligh, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang shalat di Mina dengan tidak menghadap dinding. Maka aku lewat di depan sebagian shaf kemudian aku melepas keledai betina itu supaya mencari makan sesukanya. Lalu aku masuk ke dalam shaf (ikut shalat berjama'ah) dan tidak ada orang yang menyalahkanku."

【19】

Shahih Bukhari 75: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Yusuf] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abu Mushir] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Harb] Telah menceritakan kepadaku [Az Zubaidi] dari [Az Zuhri] dari [Mahmud bin Ar Rabbi'] berkata: "Aku mengingat dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, saat Beliau menyemburkan air dari mulut beliau ke wajahku yang berasal dari suatu timba sumur, dan saat itu aku anak yang baru berumur lima tahun."

【20】

Shahih Bukhari 76: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Qasim Khalid bin Khali] -seorang hakim di Himshi-, dia berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] telah mengabarkan kepada kami [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] dari [Ibnu 'Abbas] bahwasanya Dia dan Al Hurru bin Qais bin Hishin Al Fazari berdebat tentang sahabat Musa, Ibnu 'Abbas berkata: Dia adalah Khidlir. Tiba-tiba lewat Ubay bin Ka'b di depan keduanya, maka Ibnu 'Abbas memanggilnya dan berkata: "Aku dan temanku ini berdebat tentang sahabat Musa, yang ditanya tentang jalan yang akhirnya mempertemukannya, apakah kamu pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan masalah ini?" [Ubay bin Ka'ab] menjawab: Ya, benar, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ketika Musa di tengah pembesar Bani Israil, datang seseorang yang bertanya: apakah kamu mengetahui ada orang yang lebih pandai darimu? Berkata Musa: "Tidak." Maka Allah Ta'ala mewahyukan kepada Musa: "Ada, yaitu hamba Kami bernama Khidlir." Maka Musa meminta jalan untuk bertemu dengannya. Allah menjadikan ikan bagi Musa sebagai tanda dan dikatakan kepadanya: "Jika kamu kehilangan ikan tersebut kembalilah, nanti kamu akan berjumpa dengannya." Maka Musa mengikuti jejak ikan di lautan. Berkatalah murid Musa: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi? Sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidaklah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan." Maka Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari." Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Maka akhirnya keduanya bertemu dengan Khidlir." Begitulah kisah keduanya sebagaimana Allah ceritakan dalam Kitab-Nya.

【21】

Shahih Bukhari 77: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Usamah] dari [Buraid bin Abdullah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengan membawanya adalah seperti hujan yang lebat yang turun mengenai tanah. Diantara tanah itu ada jenis yang dapat menyerap air sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Dan di antaranya ada tanah yang keras lalu menahan air (tergenang) sehingga dapat diminum oleh manusia, memberi minum hewan ternak dan untuk menyiram tanaman. Dan yang lain ada permukaan tanah yang berbentuk lembah yang tidak dapat menahan air dan juga tidak dapat menumbuhkan tanaman. perumpamaan itu adalah seperti orang yang faham agama Allah dan dapat memanfa'atkan apa yang aku diutus dengannya, dia mempelajarinya dan mengajarkannya, dan juga perumpamaan orang yang tidak dapat mengangkat derajat dan tidak menerima hidayah Allah dengan apa yang aku diutus dengannya." Berkata Abu Abdullah: [Ishaq] berkata: "Dan diantara jenis tanah itu ada yang berbentuk lembah yang dapat menampung air hingga penuh dan diantaranya ada padang sahara yang datar."

【22】

Shahih Bukhari 78: Telah menceritakan kepada kami ['Imran bin Maisarah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abu At Tayyah] dari [Anas bin Malik] berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan dan diminumnya khamer serta praktek perzinahan secara terang-terangan."

【23】

Shahih Bukhari 79: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dari [Qotadah] dari [Anas bin Malik] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah sedikitnya ilmu dan merebaknya kebodohan, perzinahan secara terang-terangan, jumlah perempuan yang lebih banyak dan sedikitnya laki-laki, sampai-sampai (perbandingannya) lima puluh perempuan sama dengan hanya satu orang laki-laki.

【24】

Shahih Bukhari 80: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Al Laits] berkata: Telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Hamzah bin Abdullah bin Umar] bahwa [Ibnu Umar] berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ketika aku tidur, aku bermimpi diberi segelas susu lalu aku meminumnya hingga aku melihat pemandangan yang bagus keluar dari kuku-kukuku, kemudian aku berikan sisanya kepada sahabat muliaku Umar bin Al Khaththab". Orang-orang bertanya: "Apa ta'wilnya wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Ilmu."

【25】

Shahih Bukhari 81: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Isa bin Thalhah bin Ubaidillah] dari [Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri di Mina pada haji wada' memberi kesempatan kepada manusia untuk bertanya kepada beliau. Lalu datanglah seseorang dan berkata: "Aku tidak menyadari, ternyata saat aku mencukur rambut aku belum menyembelih." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sembelihlah, tidak apa-apa." Kemudian datang orang lain dan berkata: "Aku tidak menyadari, ternyata ketika berkurban aku belum melempar (jumrah)." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Lemparlah dan tidak apa-apa." Dan tidaklah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang sesuatu perkara sebelum dan sesudahnya kecuali beliau menjawab: "Lakukanlah dan tidak apa-apa."

【26】

Shahih Bukhari 82: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas]: bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya seseorang tentang haji yang dilakukannya, orang itu bertanya: "Aku menyembelih hewan sebelum aku melempar jumrah." Beliau memberi isyarat dengan tangannya, yang maksudnya "tidak apa-apa." "Dan aku mencukur sebelum menyembelih." Beliau memberi isyarat dengan tangannya yang maksudnya "tidak apa-apa."

【27】

Shahih Bukhari 83: Telah menceritakan kepada kami [Al Makki bin Ibrahim] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Hanzhalah bin Abu Sufyan] dari [Salim] berkata: aku mendengar [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Ilmu akan diangkat dan akan tersebar kebodohan dan fitnah merajalela serta banyak timbul kekacauan." Ditanyakan kepada Beliau: "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan kekacauan?" Maka Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Begini." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi isyarat dengan tangannya lalu memiringkannya. Seakan yang dimaksudnya adalah pembunuhan.

【28】

Shahih Bukhari 84: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Fatimah] dari [Asma'] berkata: Aku menemui Aisyah saat dia sedang shalat. Setelah itu aku tanyakan kepadanya: "Apa yang sedang dilakukan orang-orang?" Aisyah memberi isyarat ke langit. Ternyata orang-orang sedang melaksanakan shalat (gerhana matahari). Maka Aisyah berkata: "Maha suci Allah." Aku tanyakan lagi: "Satu tanda saja?" Lalu dia memberi isyarat dengan kepalanya, maksudnya mengangguk tanda mengiyakan. Maka akupun ikut shalat namun timbul perasaan yang membingungkanku, hingga aku siram kepalaku dengan air. Dalam khutbahnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memuji Allah dan mensucikan-Nya, lalu bersabda: "Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku, kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga surga dan neraka, lalu diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan terkena fitnah dalam kubur kalian seperti -atau hampir berupa- fitnah -yang aku sendiri tidak tahu apa yang diucapkan Asma' diantaranya adalah fitnah Al Masihud dajjal-: "Akan ditanyakan kepada seseorang (didalam kuburnya): "Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini?" Adapun orang beriman atau orang yang yakin, -Asma' kurang pasti mana yang dimaksud diantara keduanya- akan menjawab: 'Dia adalah Muhammad Rasulullah telah datang kepada kami membawa penjelasan dan petunjuk. Maka kami sambut dan kami ikuti. Dia adalah Muhammad, diucapkannya tiga kali. Maka kepada orang itu dikatakan: 'Tidurlah dengan tenang, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang yakin.' Adapun orang Munafiq atau orang yang ragu, -Asma' kurang pasti mana yang dimaksud diantara keduanya-, akan menjawab: "Aku tidak tahu siapa dia, aku mendengar manusia membicarakan sesuatu maka akupun mengatakannya."

【29】

Shahih Bukhari 85: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ghundar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Jamrah] berkata Aku pernah menjadi penerjemah antara [Ibnu 'Abbas] dan orang-orang, katanya: bahwasanya telah datang rombongan utusan Abdul Qais menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Utusan siapakah ini atau kaum manakah ini?" Utusan itu menjawab: "Rabi'ah." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Selamat datang kaum atau para utusan dengan sukarela dan tanpa menyesal." Para utusan berkata: "Wahai Rasulullah kami datang dari perjalanan yang jauh sementara diantara kampung kami dan engkau ada kampung kaum kafir (suku) Mudlor, dan kami tidak sanggup untuk mendatangi engkau kecuali di bulan suci. Ajarkanlah kami dengan satu perintah yang jelas, yang dapat kami amalkan dan kami ajarkan kepada orang-orang di kampung kami dan dengan begitu kami dapat masuk surga." Lalu mereka bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang minuman. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan mereka dengan empat hal dan melarang dari empat hal, memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah satu-satunya, beliau berkata: "Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah satu-satunya?" Mereka menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan: "Persaksian tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan dan kalian mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang." Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang mereka dari empat perkara, yaitu dari meminum Al Hantam, Ad Dubbaa` dan Al Muzaffaat. Syu'bah menerangkan: terkadang beliau menyebutkan An Naqir dan terkadang Muqoyyir (bukan naqir). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jagalah semuanya dan beritahukanlah kepada orang-orang di kampung kalian."

【30】

Shahih Bukhari 86: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqotil Abu Al Hasan] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Umar bin Sa'id bin Abu Husain] berkata: telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abu Mulaikah] dari ['Uqbah bin Al Harits]: bahwasanya Dia menikahi seorang perempuan putri Ibnu Ihab bin 'Aziz. Lalu datanglah seorang perempuan dan berkata: "Aku pernah menyusui 'Uqbah dan wanita yang dinikahinya itu." Maka 'Uqbah berkata kepada perempuan itu: "Aku tidak tahu kalau kamu pernah menyusuiku dan kamu tidak memberitahu aku." Maka 'Uqbah mengendarai kendaraannya menemui Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam di Madinah dan menyampaikan masalahnya. Maka Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Harus bagaimana lagi, sedangkan dia sudah mengatakannya." Maka 'Uqbah menceraikannya dan menikah dengan wanita yang lain.

【31】

Shahih Bukhari 87: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri]. Menurut jalur yang lainnya: Abu Abdullah berkata: dan berkata [Ibnu Wahb]: telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin Abu Tsaur] dari [Abdullah bin 'Abbas] dari ['Umar] berkata: Aku dan tetanggaku dari Anshar berada di desa Banu Umayyah bin Zaid dia termasuk orang kepercayaan di Madinah, kami saling bergantian menimba ilmu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sehari aku yang menemui Beliau dan hari lain dia yang menemui Beliau, Jika giliranku tiba, aku menanyakan seputar wahyu yang turun hari itu dan perkara lainnya. Dan jika giliran tetanggaku tiba, ia pun melakukan hal yang sama. Ketika hari giliran tetanggaku tiba, dia datang kepadaku dengan mengetuk pintuku dengan sangat keras, seraya berkata: "Apakah dia ada disana?" Maka aku kaget dan keluar menemuinya. Dia berkata: "Telah terjadi persoalan yang gawat." Umar berkata: Aku pergi menemui Hafshah, dan ternyata dia sedang menangis, aku bertanya kepadanya: "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menceraikanmu?" Hafshah menjawab: "Aku tidak tahu." Maka aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sambil berdiri aku tanyakan: "Apakah engkau menceraikan istri-istri engkau?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Tidak." Maka aku ucapkan: "Allah Maha Besar."

【32】

Shahih Bukhari 88: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Abu Al Mas'ud Al Anshari] berkata: Seorang sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, aku hampir tidak sanggup shalat yang dipimpin seseorang dengan bacaannya yang panjang." Maka aku belum pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi peringatan dengan lebih marah dari yang disampaikannya hari itu seraya bersabda: "Wahai manusia, kalian membuat orang lari menjauh. Maka barangsiapa shalat mengimami orang-orang ringankanlah. Karena diantara mereka ada orang sakit, orang lemah dan orang yang punya keperluan."

【33】

Shahih Bukhari 89: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin 'Amru Al 'Aqadi] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal Al Madini] dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] dari [Yazid] mantan budak Al Munba'its, dari [Zaid bin Khalid Al Juhani] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya oleh seseorang tentang barang temuan, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kenalilah tali pengikatnya, atau Beliau berkata: Kantong dan tutupnya, kemudian umumkan selama satu tahun, setelah itu pergunakanlah. Jika datang pemiliknya maka berikanlah kepadanya." Orang itu bertanya: "Bagaimana dengan orang yang menemukan unta?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam marah hingga nampak merah mukanya, lalu berkata: "Apa urusanmu dengan unta itu, sedang dia selalu membawa air di perutnya, bersepatu sehingga dapat hilir mudik mencari minum dan makan rerumputan, maka biarkanlah dia hingga pemiliknya datang mengambilnya." Orang itu bertanya lagi tentang menemukan kambing, maka Beliau menjawab: "Itu untuk kamu atau saudaramu atau serigala."

【34】

Shahih Bukhari 90: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sesuatu yang Beliau tidak suka, ketika terus ditanya, Beliau marah lalu berkata kepada orang-orang: "Bertanyalah kepadaku sesuka kalian." Maka seseorang bertanya: "Siapakah bapakku?" Beliau menjawab: "Bapakmu adalah Hudzafah." Yang lain bertanya: "Siapakah bapakku wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Bapakmu Salim, maula Syaibah" Ketika Umar melihat apa yang ada pada wajah Beliau, dia berkata: "Wahai Rasulullah, kami bertaubat kepada Allah 'azza wa jalla."

【35】

Shahih Bukhari 91: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar, lalu Abdullah bin Hudzafah menghadap kepadanya dan berkata: "Siapakah bapakku?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Bapakmu Hudzaafah". Ketika semakin banyak pertanyaan, Nabi bersabda: "Bertanyalah kalian kepadaku?" Maka Umar turun berlutut seraya berkata: "Kami ridla Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama kami dan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai Nabi Kami." Maka Abdullah bin Hudzafah terdiam.

【36】

Shahih Bukhari 92: Telah menceritakan kepada kami [Abdah] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abdushshamad] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Mutsanna] berkata: [Tsumamah bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila memberi salam, diucapkannya tiga kali dan bila berbicara dengan satu kalimat diulangnya tiga kali.

【37】

Shahih Bukhari 93: Telah menceritakan kepada kami ['Abdah bin Abdullah Ash Shafar] Telah menceritakan kepada kami [Abdushshamad] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Mutsanna] berkata: [Tsumamah bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bila berbicara diulangnya tiga kali hingga dapat dipahami dan bila mendatangi kaum, Beliau memberi salam tiga kali.

【38】

Shahih Bukhari 94: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyir] dari [Yusuf bin Mahak] dari [Abdullah bin 'Amru] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah tertinggal dari kami dalam suatu perjalanan yang kami lakukan, hingga Beliau mendapatkan kami sementara waktu shalat sudah hampir habis, maka kami berwudlu' dengan hanya mengusap kaki kami. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berseru dengan suara yang keras: "celakalah bagi tumit-tumit yang tidak basah akan masuk neraka." Diserukannya hingga dua atau tiga kali.

【39】

Shahih Bukhari 95: Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad Ibnu Salam], Telah menceritakan kepada kami [Al Muharibi] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Shalih bin Al Hayyan] berkata: telah berkata ['Amir Asy Sya'bi]: telah menceritakan kepadaku [Abu Burdah] dari [bapaknya] berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Ada tiga orang yang akan mendapat pahala dua kali: seseorang dari Ahlul Kitab yang beriman kepada Nabinya dan beriman kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan seorang hamba sahaya yang menunaikan hak Allah dan hak tuannya. Dan seseorang yang memiliki hamba sahaya wanita lalu dia memperlakukannya dengan baik, mendidiknya dengan baik, dan mengajarkan kepadanya dengan sebaik-baik pengajaran, kemudian membebaskannya dan menikahinya, maka baginya dua pahala". Berkata 'Amir: "Aku berikan permasalahan ini kepadamu tanpa imbalan, dan sungguh telah ditempuh untuk memperolehnya dengan menuju Madinah."

【40】

Shahih Bukhari 96: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ayyub] berkata: aku mendengar ['Atho'] berkata: aku mendengar [Ibnu 'Abbas] berkata: aku menyaksikan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam -sedang menurut 'Atho', dia berkata: aku menyaksikan Ibnu 'Abbas berkata: - bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar bersama Bilal, -dan dia mengira bahwa dia tidak mendengar, - maka Nabi memberi pelajaran kepada para wanita dan memerintahkan untuk bersedekah, maka seorang wanita memberikan anting dan cincin emasnya, dan Bilal memasukkannya ke saku bajunya. Berkata Abu Abdullah: dan [Isma'il] berkata: dari [Ayyub] dari ['Atho'], dan dia berkata: dari [Ibnu 'Abbas] bahwa ia bersaksi terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

【41】

Shahih Bukhari 97: Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Abdullah] berkata: telah menceritakan kepadaku [Sulaiman] dari ['Amru bin Abu 'Amru] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah], bahwa dia berkata: Ditanyakan: "Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafa'atmu pada hari kiamat?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Aku telah menduga wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah ini, karena aku lihat betapa perhatian dirimu terhadap hadits. Orang yang paling berbahagia dengan syafa'atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya".

【42】

Shahih Bukhari 98: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Uwais] berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari [Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash] berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan." Berkata Al Firabri Telah menceritakan kepada kami 'Abbas berkata: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Hisyam seperti ini juga.

【43】

Shahih Bukhari 99: Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah menceritakan kepadaKu [Ibnu Al Ashbahani] berkata: aku mendengar [Abu Shalih Dzakwan] menceritakan dari [Abu Sa'id Al Khudri]: Kaum wanita berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "kaum lelaki telah mengalahkan kami untuk bertemu dengan engkau, maka berilah kami satu hari untuk bermajelis dengan diri tuan." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berjanji kepada mereka satu hari untuk bertemu mereka, lalu Nabi memberi pelajaran dan memerintahkan kepada mereka, diantara yang disampaikannya adalah: "Tidak seorangpun dari kalian yang didahului oleh tiga orang dari anaknya kecuali akan menjadi tabir bagi dirinya dari neraka." Berkata seseorang: "Bagaimana kalau dua orang?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Ya dua orang juga." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdurrahman Al Ashbahani] dari [Dzakwan] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan dengan sanad seperti ini dari [Abdurrahman Al Ashbahani] berkata: aku mendengar [Abu Hazm] dari [Abu Hurairah] berkata: "Tiga orang yang belum baligh."

【44】

Shahih Bukhari 100: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Nafi' bin Umar] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] bahwa [Aisyah] istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah mendengar sesuatu yang tidak dia mengerti kecuali menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sampai dia mengerti, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Siapa yang dihisab berarti dia disiksa" Aisyah berkata: maka aku bertanya kepada Nabi: "Bukankah Allah Ta'ala berfirman: "Kelak dia akan dihisab dengan hisab yang ringan" Aisyah berkata: Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya yang dimaksud itu adalah pemaparan (amalan). Akan tetapi barangsiapa yang didebat hisabnya pasti celaka."

【45】

Shahih Bukhari 101: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata:, telah menceritakan kepada saya [Al Laits] berkata: telah menceritakan kepada saya [Sa'id] dia adalah anaknya Abu Sa'id dari [Abu Syuraih] bahwa Dia berkata kepada 'Amru bin Sa'id saat dia mengutus rombongan ke Makkah: "Wahai amir, izinkan aku menyampaikan satu persoalan yang pernah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sampaikan dalam khutbahnya saat pembebasan Makkah. Kedua telingaku mendengar, hatiku merasakannya dan kedua mataku melihat, beliau memuji Allah dan mensucikan Allah seraya bersabda: 'Sesungguhnya Makkah, Allah telah mensucikannya dan orang-orang (Musyrikin Makkah) tidak mensucikannya. Maka tidak halal bagi setiap orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir menumpahkan darah di dalamnya, dan tidak boleh mencabut pepohonan di dalamnya. Jika seseorang minta keringanan karena peperangan yang pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalamnya maka katakanlah: 'sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengizinkan Rasul-Nya dan tidak mengizinkan kepada kalian.' Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengizinkanku pada satu saat pada siang hari kemudian dikembalikan kesuciannya hari ini sebagaimana disucikannya sebelumnya. Maka hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir." Maka dikatakan kepada Abu Syuraij: "Apa yang dikatakan 'Amru?" Dia berkata: "Aku lebih mengetahui daripadamu wahai Abu Syuraij: "Beliau tidak akan melindungi orang yang bermaksiat, orang yang menumpahkan darah dan orang yang mencuri."

【46】

Shahih Bukhari 102: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin 'Abdul Wahhab] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Ibnu Abu Bakrah] dari [Abu Bakrah] Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan: "Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, Muhammad berkata: menurutku beliau mengatakan: "Dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian sebagaimana haramnya hari kalian ini di bulan kalian ini. Hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir." Dan Muhammad berkata: "Benarlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seperti apa yang disabdakannya, 'Bukankah aku telah menyampaikannya? ' beliau ulangi hingga dua kali.

【47】

Shahih Bukhari 103: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Al Ja'd] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Manshur] berkata: aku mendengar [Rib'i bin Jirasy] berkata: aku mendengar ['Ali] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian berdusta terhadapku (atas namaku), karena barangsiapa berduasta terhadapku dia akan masuk neraka."

【48】

Shahih Bukhari 104: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Jami' bin Syaddad] dari ['Amir bin 'Abdullah bin Az Zubair] dari [Bapaknya] berkata: Aku berkata kepada [Az Zubair]: "Aku belum pernah mendengar kamu membicarakan sesuatu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana orang-orang lain membicarakannya?" Az Zubair menjawab, "Aku tidak pernah berpisah dengan beliau, aku mendengar beliau mengatakan: "Barangsiapa berdusta terhadapku maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya di neraka."

【49】

Shahih Bukhari 105: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] dari ['Abdul 'Aziz], [Anas] berkata: Beliau melarangku untuk banyak menceritakan hadits kepada kalian karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa sengaja berdusta terhadapku (atas namaku), maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya di neraka."

【50】

Shahih Bukhari 106: Telah menceritakan kepada kami [Makki bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Abu 'Ubaid] dari [Salamah] berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa berkata tentangku yang tidak pernah aku katakan, maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya di neraka."

【51】

Shahih Bukhari 107: Telah menceritakan kepada kami [Musa] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Hushain] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berikanlah nama dengan namaku dan jangan dengan julukanku. Karena barangsiapa melihatku dalam mimpinya sungguh dia benar-benar telah melihatku, karena setan tidak sanggup menyerupai bentukku. Dan barangsiapa berdusta terhadapku, maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya dalam neraka."

【52】

Shahih Bukhari 108: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Mutharrif] dari [Asy Sya'bi] dari [Abu Juhaifah] berkata: Aku bertanya kepada ['Ali bin Abu Thalib]: "Apakah kalian memiliki kitab?" ia menjawab: "Tidak, kecuali Kitabullah atau pemahaman yang diberikan kepada seorang Muslim, atau apa yang ada pada lembaran ini." Aku katakan: "Apa yang ada dalam lembaran ini?" Dia menjawab: "Tebusan, membebaskan tawanan, dan jangan sampai seorang Muslim dibunuh demi membela seorang kafir."

【53】

Shahih Bukhari 109: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim Al Fadll bin Dukain] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah], bahwa Suku Khaza'ah telah membunuh seorang laki-laki dari Bani Laits saat hari pembesan Makkah, sebagai balasan terbunuhnya seorang laki-laki dari mereka (suku Laits). Peristiwa itu lalu disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau lalu naik kendaraannya dan berkhutbah: "Sesungguhnya Allah telah membebaskan Makkah dari pembunuhan, atau pasukan gajah." Abu Ubaidullah berkata: "Demikian Abu Nu'aim menyebutkannya, mereka ragu antara 'pembunuhan' dan 'gajah'. Sedangkan yang lain berkata: "Gajah." Lalu Allah memenangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum Mukminin atas mereka. Beliau bersabda: "Ketahuilah tanah Makkah tidaklah halal bagi seorangpun baik sebelumku atau sesudahku, ketahuilah bahwa sesungguhnya ia pernah menjadi halal buatku sesaat di suatu hari. Ketahuilah, dan pada saat ini ia telah menjadi haram: durinya tidak boleh dipotong, pohonnya tidak boleh ditebang, barang temuannya tidak boleh diambil kecuali untuk diumumkan dan dicari pemiliknya. Maka barangsiapa dibunuh, dia akan mendapatkan satu dari dua kebaikan: meminta tebusan atau meminta balasan dari keluarga korban." Lalu datang seorang penduduk Yaman dan berkata: "Wahai Rasulullah, tuliskanlah buatku?" beliau lalu bersabda: "Tuliskanlah untuk Abu fulan." Seorang laki-laki Quraisy lalu berkata: "Kecuali pohon Idzhir wahai Rasulullah, karena pohon itu kami gunakan di rumah kami dan di kuburan kami." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kecuali pohon Idzhir, kecuali pohon Idzhir." Lalu dikatakan kepada Abu Abdullah: "Apa yang dituliskan untuknya?" Ia menjawab: "Khutbah tadi."

【54】

Shahih Bukhari 110: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Amru] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Wahhab bin Munabbih] dari [saudaranya] berkata: aku mendengar [Abu Hurairah] berkata: "Tidaklah ada seorangpun dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang lebih banyak haditsnya dibandingkan aku, kecuali 'Abdullah bin 'Amru. Sebab ia bisa menulis sedang saya tidak." [Ma'mar] juga meriwayatkan dari [Hammam] dari [Abu Hurairah].

【55】

Shahih Bukhari 111: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahhab] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah] dari [Ibnu 'Abbas] berkata: "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertambah parah sakitnya, beliau bersabda: "Berikan aku surat biar aku tuliskan sesuatu untuk kalian sehingga kalian tidak akan sesat setelahku." Umar berkata: "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semakin berat sakitnya dan di sisi kami ada Kitabullah, yang cukup buat kami. Kemudian orang-orang berselisih dan timbul suara gaduh, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pergilah kalian menjauh dariku, tidak pantas terjadi perdebatan di hadapanku." Maka Ibnu 'Abbas keluar seraya berkata: "Ini adalah musibah, dan sungguh segala musibah tidak boleh terjadi di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al Qur'an."

【56】

Shahih Bukhari 112: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Hind] dari [Ummu Salamah]. Dan ['Amru] serta [Yahya bin Sa'id] dari [Az Zuhri] dari [Hind] dari [Ummu Salamah] berkata: "Pada suatu malam Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terbangun lalu bersabda: "Subhaanallah (Maha suci Allah), fitnah apakah yang diturunkan pada malam ini? Dan apa yang dibuka dari dua perbendaharaan (Ramawi dan Parsi)? Bangunlah wahai orang-orang yang ada di balik dinding (kamar-kamar), karena betapa banyak orang hidup menikmati nikmat-nikmat dari Allah di dunia ini namun akan telanjang nanti di akhirat (tidak mendapatkan kebaikan)."

【57】

Shahih Bukhari 113: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] berkata: telah menceritakan kepada saya [Al Laits] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Abdurrahman bin Khalid bin Musafir] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim] dan [Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah] bahwa ['Abdullah bin 'Umar] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat 'Isya bersama kami di akhir hayatnya. Setelah selesai memberi salam beliau berdiri dan bersabda: "Tidakkah kalian perhatikan malam kalian ini?. Sesungguhnya pada setiap penghujung seratus tahun darinya tidak akan tersisa seorangpun dari muka bumi ini."

【58】

Shahih Bukhari 114: Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Hakam] berkata: aku mendengar [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas] berkata: "Aku bermalam di rumah bibiku (Maimunah binti Al Harits), isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan saat itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersamanya karena memang menjadi gilirannya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat 'Isya, lalu beliau pulang ke rumahnya dan shalat empat rakaat, kemudian tidur dan bangun lagi untuk shalat." Ibnu Abbas berkata: "Beliau lalu tidur seperti anak kecil (sebentar-sebentar bangun) -atau kalimat yang semisal itu-, kemudian beliau bangun shalat. Kemudian aku bangun dan berdiri si sisi kirinya, beliau lalu menempatkan aku di kanannya. Setelah itu beliau shalat lima rakaat, kemudian shalat dua rakaat, kemudian tidur hingga aku mendengar dengkurannya, kemudian beliau keluar untuk melaksanakan shalat subuh."

【59】

Shahih Bukhari 115: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] berkata: "Sesungguhnya orang-orang mengatakan: "Abu Hurairah adalah yang paling banyak (menyampaikan hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam), kalau bukan karena dua ayat dalam Kitabullah aku tidak akan menyampaikannya." Lalu dia membaca ayat: {Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa penjelasan dan petunjuk} hingga firmanNya {Allah Maha Penyayang} (Al Baqarah: 159-160). Sesungguhnya saudara-saudara kita dari kalangan Muhajirin, mereka disibukkan dengan perdagangan di pasar-pasar, dan saudara-saudara kita dari kalangan Anshar, mereka disibukkan dengan pekerjaan mereka dalam mengurus harta mereka. sementara Abu Hurairah selalu menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan lapar, ia selalu hadir saat orang-orang tidak bisa hadir, dan ia dapat menghafal saat orang-orang tidak bisa menghafalnya."

【60】

Shahih Bukhari 116: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abu Bakr Abu Mush'ab] berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ibrahim bin Dinar] dari [Abu Dzi'b] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] berkata: Aku berkata: "Wahai Rasulullah, aku telah mendengar dari tuan banyak hadits namun aku lupa." Beliau lalu bersabda: "Hamparkanlah selendangmu." Maka aku menghamparkannya, beliau lalu (seolah) menciduk sesuatu dengan tangannya, lalu bersabda: "Ambillah." Aku pun mengambilnya, maka sejak itu aku tidak pernah lupa lagi." Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Fudaik] dengan redaksi seperti ini, atau dia berkata: "Menuangkan ke dalam tangannya."

【61】

Shahih Bukhari 117: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: telah menceritakan kepadaku [saudaraku] dari [Ibnu Abu Dzi'b] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] berkata: "Aku menyimpan ilmu (hadits) dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada dua wadah. Yang satu aku sebarkan dan sampaikan, yang satu lagi sekiranya aku sampaikan maka akan terputuslah tenggorokan ini."

【62】

Shahih Bukhari 118: Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Ali bin Mudrik] dari [Abu Zur'ah bin 'Amru] dari [Jarir], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya saat beliau diminta untuk memberi nasehat kepada orang-orang waktu haji wada': "Janganlah kalian kembali menjadi kafir, sehingga kalian saling membunuh satu sama lain."

【63】

Shahih Bukhari 119: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami ['Amru] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Jubair] berkata: Aku berkata kepada [Ibnu 'Abbas], "Sesungguhnya Nauf Al Bakali menganggap bahwa Musa bukanlah Musa Bani Isra'il, tapi Musa yang lain." Ibnu Abbas lalu berkata: "Musuh Allah itu berdusta, sungguh [Ubay bin Ka'b] telah menceritakan kepada kami dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Musa Nabi Allah berdiri di hadapan Bani Isra'il memberikan khutbah, lalu dia ditanya: "Siapakah orang yang paling pandai?" Musa menjawab: "Aku." Maka Allah Ta'ala mencelanya karena dia tidak diberi pengetahuan tentang itu. Lalu Allah Ta'ala memahyukan kepadanya: "Ada seorang hamba di antara hamba-Ku yang tinggal di pertemuan antara dua lautan lebih pandai darimu." Lalu Musa berkata: "Wahai Rabb, bagaimana aku bisa bertemu dengannya?" Maka dikatakan padanya: "Bawalah ikan dalam keranjang, bila nanti kamu kehilangan ikan itu, maka itulah petunjuknya." Lalu berangkatlah Musa bersama pelayannya yang bernama Yusya' bin Nun, dan keduanya membawa ikan dalam keranjang hingga keduanya sampai pada batu besar. Lalu keduanya meletakkan kepalanya di atas batu dan tidur. Kemudian keluarlah ikan itu dari keranjang {lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu} (Al Kahfi: 61). Kejadian ini mengherankan Musa dan muridnya, maka keduanya melanjutkan sisa malam dan hari perjalannannya. Hingga pada suatu pagi Musa berkata kepada pelayannya, {Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa lelah karena perjalanan kita ini} (Al Kahfi: 62). Musa tidak merasakan kelelahan kecuali setelah sampai pada tempat yang dituju sebagaimana diperintahkan. Maka muridnya berkata kepadanya: {Tahukah kamu ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi? Sesungguhnya aku lupa menceritakan ikan itu. Dan tidaklah yang melupakan aku ini kecuali setan} (Al Kahfi: 63). Musa lalu berkata: {Itulah tempat yang kita cari. Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula} (Al Kahfi: 64). Ketika keduanya sampai di batu tersebut, didapatinya ada seorang laki-laki mengenakan pakaian yang lebar, Musa lantas memberi salam. Khidlir lalu berkata: "Bagaimana cara salam di tempatmu?" Musa menjawab, "Aku adalah Musa." Khidlir balik bertanya, "Musa Bani Isra'il?" Musa menjawab, "Benar." Musa kemudian berkata: {Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?} Khidlir menjawab: {Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama Aku} (Al Kahfi: 66-67). Khidlir melanjutkan ucapannya, "Wahai Musa, aku memiliki ilmu dari ilmunya Allah yang Dia mangajarkan kepadaku yang kamu tidak tahu, dan kamu juga punya ilmu yang diajarkan-Nya yang aku juga tidak tahu." Musa berkata: {Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun} (Al Kahfi: 69). Maka keduanya berjalan kaki di tepi pantai sementara keduanya tidak memiliki perahu, lalu melintaslah sebuah perahu kapal. Mereka berbicara agar orang-orang yang ada di perahu itu mau membawa keduanya. Karena Khidlir telah dikenali maka mereka pun membawa keduanya dengan tanpa bayaran. Kemudian datang burung kecil hinggap di sisi perahu mematuk-matuk di air laut untuk minum dengan satu atau dua kali patukan. Khidlir lalu berkata: "Wahai Musa, ilmuku dan ilmumu bila dibandingkan dengan ilmu Allah tidaklah seberapa kecuali seperti patukan burung ini di air lautan." Kemudian Khidlir sengaja mengambil papan perahu lalu merusaknya. Musa pun berkata: "Mereka telah membawa kita dengan tanpa bayaran, tapi kenapa kamu merusaknya untuk menenggelamkan penumpangnya?" Khidlir berkata: {Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku} Musa menjawab: {Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku} (Al Kahfi: 72-73). Kejadian pertama ini karena Musa terlupa. Kemudian keduanya pergi hingga bertemu dengan anak kecil yang sedang bermain dengan dua temannya. Khidlir lalu memegang kepala anak itu, mengangkat dan membantingnya hingga mati. Maka Musa pun bertanya: {Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain?} (Al Kahfi: 74). Khidlir menjawab: {Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?} (Al Kahfi: 75). Ibnu 'Uyainah berkata: "Ini adalah sebuah penegasan. {Maka keduanya berjalan hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka. Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh. Maka Khidlir menegakkan dinding itu} (Al Kahfi: 77). Rasulullah meneruskan ceritanya: "Khidlir melakukannya dengan tangannya sendiri. Lalu Musa berkata: {Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu. Khidlir menjawab, "Inilah saat perpisahan antara aku dan kamu} (Al Kahfi: 77-78). Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Musa. Kita sangat berharap sekiranya Musa bisa sabar sehingga akan banyak cerita yang bisa kita dengar tentang keduanya."

【64】

Shahih Bukhari 120: Telah menceritakan kepada kami ['Utsman] berkata: telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wa'il] dari [Abu Musa] berkata: Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang disebut dengan perang fi sabilillah (di jalan Allah)? Sebab di antara kami ada yang berperang karena marah dan ada yang karena semangat?" Beliau lalu mengangkat kepalanya ke arah orang yang bertanya, dan tidaklah beliau angkat kepalanya kecuali karena orang yang bertanya itu berdiri. Beliau lalu menjawab: "Barangsiapa berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka dia perperang di jalan Allah 'azza wa jalla."

【65】

Shahih Bukhari 121: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Abu Salamah] dari [Az Zuhri] dari ['Isa bin Thalhah] dari ['Abdullah bin 'Amru] berkata: "Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di sisi jumrah sedang ditanya. Seorang laki-laki bertanya: "Wahai Rasulullah, aku menyembelih hewan sebelum aku melempar?" Beliau lalu bersabda: "Melemparlah sekarang, dan tidak mengapa." Kemudian datang orang lain dan berkata: "Wahai Rasulullah, aku telah mencukur rambut sebelum aku menyembelih?" Beliau menjawab: "Sembelihlah sekarang, dan tidak mengapa." Dan tidaklah beliau ditanya tentang sesuatu yang dikerjakan lebih dahulu atau sesuatu yang diakhirkan dalam mengerjakannya kecuali menjawab: "Lakukanlah dan tidak mengapa."

【66】

Shahih Bukhari 122: Telah menceritakan kepada kami [Qais bin Hafsh] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al A'masy Sulaiman bin Mihran] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari ['Abdullah] berkata: "Ketika aku berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di sekitar pinggiran Kota Madinah, saat itu beliau membawa tongkat dari batang pohon kurma. Beliau lalu melewati sekumpulan orang Yahudi, maka sesama mereka saling berkata: "Tanyakanlah kepadanya tentang ruh!" Sebagian yang lain berkata: "Janganlah kalian bicara dengannya hingga ia akan mengatakan sesuatu yang kalian tidak menyukainya." Lalu sebagian yang lain berkata: "Sungguh, kami benar-benar akan bertanya kepadanya." Maka berdirilah seorang laki-laki dari mereka seraya bertanya: "Wahai Abul Qasim, ruh itu apa?" Beliau diam. Maka aku pun bergumam, "Sesungguhnya beliau sedang menerima wahyu." Ketika orang itu berpaling, beliau pun membaca: {Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: "Ruh itu termasuk urusan Rabbku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit} (Al Israa`: 85). Al A'masy berkata: "Seperti inilah dalam qira`ah kami."

【67】

Shahih Bukhari 123: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Musa] dari [Isra'il] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] berkata: Ibnu Az Zubair berkata kepadaku: "['Aisyah] banyak merahasiakan (hadits) kepadamu. Apa yang pernah dibicarakannya kepadamu tentang Ka'bah?" Aku berkata: Aisyah berkata kepadaku: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Wahai 'Aisyah, kalau bukan karena kaummu masih dekat zaman mereka, -Az Zubair menyebutkan: "Dengan kekufuran"-, maka Ka'bah akan aku rubah, lalu aku buat dua pintu untuk orang-orang masuk dan satu untuk mereka keluar." Di kemudian hari hal ini dilaksanakan oleh Ibnu Zubair.

【68】

Shahih Bukhari 124: Dan Ali berkata: "Berbicaralah dengan manusia sesuai dengan kadar pemahaman mereka, apakah kalian ingin jika Allah dan rasul-Nya didustakan?" Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] dari [Ma'ruf bin Kharrabudz] dari [Abu Ath Thufail] dari ['Ali] seperti itu.

【69】

Shahih Bukhari 125: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] berkata: telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Qatadah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menunggang kendaraan sementara Mu'adz membonceng di belakangnya. Beliau lalu bersabda: "Wahai Mu'adz bin Jabal!" Mu'adz menjawab: "Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu." Beliau memanggil kembali: "Wahai Mu'adz!" Mu'adz menjawab: "Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu." Hal itu hingga terulang tiga kali, beliau lantas bersabda: "Tidaklah seseorang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah, tulus dari dalam hatinya, kecuali Allah akan mengharamkan baginya neraka." Mu'adz lalu bertanya: "Apakah boleh aku memberitahukan hal itu kepada orang-orang, sehingga mereka bergembira dengannya?" Beliau menjawab: "Nanti mereka jadi malas (untuk beramal)." Mu'adz lalu menyampaikan hadits itu ketika dirinya akan meninggal karena takut dari dosa.

【70】

Shahih Bukhari 126: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] berkata: aku mendengar [Bapakku] berkata: aku mendengar [Anas bin Malik] berkata: Disebutkan kepadaku bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Mu'adz bin Jabal: "Barangsiapa berjumpa Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, maka dia akan masuk surga." Mu'adz bertanya: "Bolehkan jika itu aku sampaikan kepada manusia?" Beliau menjawab: "Jangan, karena aku khawatir mereka akan jadi malas (untuk beramal)."

【71】

Shahih Bukhari 127: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari [Zainab] puteri Ummu Salamah, dari [Ummu Salamah] ia berkata: Ummu Sulaim datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu dalam perkara yang hak. Apakah bagi wanita wajib mandi jika ia bermimpi?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Ya, jika dia melihat air." Ummu Salamah lalu menutupi wajahnya seraya bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah seorang wanita itu bermimpi?" Beliau menjawab: "Ya, Celaka kamu. (jika tidak) Lantas dari mana datangnya kemiripan seorang anak itu?"

【72】

Shahih Bukhari 128: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari ['Abdullah bin Dinar] dari ['Abdullah bin 'Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya di antara pohon-pohon ada satu pohon yang tidak jatuh daunnya, dan itu adalah perumpamaan bagi seorang Muslim. Ceritakan kepadaku pohon apakah itu?" Maka orang-orang menganggapnya sebagai pohon-pohon yang ada di lembah, sedangkan menurut perkiraanku bahwa itu adalah pohon kurma." 'Abdullah berkata: "Tetapi aku malu (untuk mengungkapkannya). Lalu orang-orang berkata: "Wahai Rasulullah, beritahukan kami pohon apakah itu?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun menjawab: "Dia adalah pohon kurma." 'Abdullah berkata: "Kemudian aku ceritakan hal itu kepada bapakku, Maka bapakku berkata: "Aku lebih suka bila engkau ungkapkan saat itu dari pada aku memiliki begini dan begini."

【73】

Shahih Bukhari 129: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Daud] dari [Al A'masy] dari [Mundzir Ats Tsauri] dari [Muhammad Al Hanafiyah] dari ['Ali bin Abu Thalib] berkata: "Aku adalah seorang laki-laki yang mudah mengeluarkan madzi, lalu aku memerintahkan Al Miqdad bin Al Aswad untuk menanyakan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu ia pun menanyakannya kepada beliau, dan beliau menjawab: "Padanya ada kewajiban wudlu."

【74】

Shahih Bukhari 130: Telah menceritakan kepadaku [Qutaibah bin Sa'id] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [Nafi'] mantan budak 'Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab, dari ['Abdullah bin 'Umar], bahwa Ada seorang laki-laki datang berdiri di masjid lalu bertanya: "Wahai Rasulullah, dari mana engkau memerintahkan kami untuk bertalbiyah?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu menjawab: "Bagi penduduk Madinah bertalbiyah dari Dzul Hulaifah, penduduk Syam dari Al Juhfah, dan penduduk Najed dari Qarn." Ibnu Umar berkata: "Orang-orang mengklaim bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akan mengatakan bahwa penduduk Yaman bertalbiyah dari Yalamlam." Sementara Ibnu Umar berkata: "Aku tidak yakin bahwa (yang terakhir) ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."

【75】

Shahih Bukhari 131: Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi'b] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ibnu 'Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Ada seorang laki-laki bertanya: "Apa yang harus dikenakan oleh orang yang melakukan ihram?" Beliau menjawab: "Ia tidak boleh memakai baju, Imamah (surban yang dililitkan pada kepala), celana panjang, mantel, atau pakaian yang diberi minyak wangi atau za'faran. Jika dia tidak mendapatkan sandal, maka ia boleh mengenakan sepatu dengan memotongnya hingga di bawah mata kaki."