34. Kesaksian

【1】

Shahih Bukhari 2443: Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin 'Umar an-Numairiy] telah menceritakan kepada kami [Yunus] dan berkata: [Al Laits] telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Urwah bin Az Zubair] dan [Ibnu Al Musayyab] dan ['Alqamah bin Waqqash] dan ['Ubaidullah bin 'Abdullah] Tentang peristiwa yang menimpa 'Aisyah radliyallahu 'anha, yang sebagian ghosip mereka membenarkan lainnya, tepatnya ketika Ahlul Ifki (orang-orang yang menyebarkan berita bohong bahwa 'Aisyah selingkuh) melemparkan tuduhan kepadanya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil 'Ali dan Usamah ketika wahyu tidak kunjung turun, Beliau meminta pendapat keduanya tentang niat menceraikan isteri Beliau. Adapun Usamah, dia berpendapat: "Keluarga anda, tidak kami ketahui kecuali kebaikan semata." Sedangkan Barirah berkata: "Kalaupun aku melihat kekurangan pada 'Aisyah, tidak lebih sekedar ketika masih sebagai gadis kecil dibawah umur, ia ketiduran ketika menunggu adonan keluarganya lalu datang hewan kecil kemudian memakannya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang bisa memberiku alasan kepada kami tentang seseorang yang beritanya telah sampai kepadaku bahwa dia telah melancarkan gangguan pada keluargaku. Demi Allah tidaklah aku ketahui keluargaku melainkan kebaikan semata, dan sungguh orang-orang telah menyebut seorang laki-laki padahal aku tidak mengenal orang itu melainkan kebaikan."

【2】

Shahih Bukhari 2444: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata: [Salim] aku mendengar 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Ubay bin Ka'ab Al Anshariy pergi menuju pepohonan kurma yang disana ada Ibnu Shayyad, hingga ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemuinya, Ibnu Shayyad sedang bersandar di bawah pohon kurma dan Beliau ingin mendengar sesuatu dari Ibnu Shayyad secara rahasia sebelum dia melihat Beliau. Ketika itu Ibnu Shayyad berbaring diatas tikarnya dan mengeluarkan suara samar-samar yang nyaris tak bisa dipahami. Ibu Ibnu Shayyad rupanya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat Ibnu Shayad masih bersandar di bawah pohon kurma tersebut lalu ia berkata kepada Ibnu Shayyad: "Wahai anakku ini Muhammad datang!" Akhirnya Ibnu Shayyad terjaga. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata: "Seandainya ibunya membiarkannya tentu akan jelas (Ibnu Shayyad dajjal atau bukan)."

【3】

Shahih Bukhari 2445: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhriy] dari ['Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha: Isteri Rifa'ah Al Qurazhiy datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata: "Aku hidup berkeluarga bersama Rifa'ah lalu dia menceraikan aku dengan thalaq tiga lalu aku menikah dengan 'Abdurrahman bin Az Zubair namun dia ternyata lebih mementingkan dirinya sendiri. Maka Beliau berkata: "Apakah kamu mau kembali dengan Rifa'ah sehingga kamu dapat merasakan kemesraannya dan dia dapat pula merasakan kemesraan darimu?" Saat itu Abu Bakar sedang duduk di dekat Beliau sedangkan Khalid bin Sa'id bin Al 'Ash berada di pintu menunggu diizinkan masuk lalu dia berkata: "Wahai Abu Bakar, apakah kamu mendengar apa yang dikatakan perempuan ini di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam?"

【4】

Shahih Bukhari 2446: Telah menceritakan kepada kami [Habban] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami ['Umar bin Sa'id bin Abi Husain] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Abi Mulaikah] dari ['Uqbah bin Al Harits] bahwa Dia mengawini putri dari Abu Ihab bin 'aziz lalu datang seorang wanita dan berkata: "Sungguh aku pernah menyusui 'Uqbah dan wanita yang sekarang dikawininya." Kemudian 'Uqbah berkata kepadanya: "Aku tidak tahu kalau kamu telah menyusui aku dan kamu tidak memberitahu aku." Maka dia pergi menuju keluarga Abu Ihab untuk menanyakan mereka, maka mereka berkata: "Kami tidak tahu kalau wanita itu telah menyusui perempuan-perempuan kami." Lalu dia mengendarai tunggangan untuk menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di Madinah lalu dia bertanya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mau bagaimana lagi, wanita itu sudah mengatakannya." Maka 'Uqbah menceraikan isterinya itu lalu menikahi wanita lain.

【5】

Shahih Bukhari 2447: Telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin Nafi'] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata: telah menceritakan kepadaku [Humaid bin 'Abdurrahman bin 'Auf] bahwa ['Abdullah bin 'Utbah] berkata: aku mendengar 'Umar bin Al Khaththab radliyallahu 'anhu berkata: Sesungguhnya orang-orang telah mengambil wahyu (sebagai pedoman) pada masa hidup Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan hari ini wahyu sudah terputus. Dan hari ini kita menilai kalian berdasarkan amal-amal yang nampak (zhahir). Maka siapa yang secara zhahir menampakkan perbuatan baik kepada kita, kita percaya kepadanya dan kita dekat dengannya dan bukan urusan kita apa yang tersembunyi darinya karena hal itu sesuatu yang menjadi urusan Allah dan Dia yang akan menghitungnya. Dan siapa yang menampakkan perbuatan yang jelek kepada kita, maka kita tidak percaya kepadanya dan tidak membenarkannya sekalipun dibalik itu ada yang mengatakan baik.

【6】

Shahih Bukhari 2448: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Tsabit] dari Anas radliyallahu 'anhu berkata: Ada jenazah yang diusung lewat di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu orang-orang memuji jenazah tersebut dengan kebaikan lalu Beliau berkata: "Pasti." Kemudian lewat jenazah yang lain dan orang-orang mengatakan keburukan kepadanya atau lain dari yang pertama tadi lalu Beliau berkata: "Pasti." Maka ditanyakan: "Wahai Rasulullah (Apa maksudnya) Engkau mengatakan untuk yang ini pasti dan untuk yang itu pasti?" Beliau bersabda: "Persaksian orang-orang beriman adalah saksi-saksinya Allah di muka bumi."

【7】

Shahih Bukhari 2449: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Daud bin Abi Al Furat] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Buraidah] dari [Abu Al Aswad] berkata: Aku mengunjungi Madinah saat banyak orang sakit yang membawa kepada kematian mereka kemudian aku duduk di sisi 'Umar radliyallahu 'anhu saat lewat jenazah lalu jenazah itu dipuji dengan kebaikan maka 'Umar berkata: "Pasti." Kemudian lewat jenazah lain lalu dipuji pula dengan kebaikan maka 'Umar berkata: "Pasti." Kemudian lewat jenazah ketiga namun dicela dengan kejelekkan lalu diapun berkata: "Pasti." Maka aku tanyakan: "Apa yang dimaksud pasti wahai amirul mu'minin?" Maka 'Umar berkata: "Sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengatakannya: "Siapa saja dari muslim (yang meninggal dunia) lalu dipersaksikan dengan kebaikan oleh empat orang maka dia pasti akan dimasukkan oleh Allah ke dalam surga." Kami bertanya: "Bagaimana kalau hanya disaksikan oleh tiga orang?" Beliau menjawab: "Ya juga oleh tiga orang." Aku katakan: "Bagaimana kalau dua orang?" Beliau menjawab: "Ya juga oleh dua orang." Kemudian kami tidak bertanya bila hanya oleh satu orang.

【8】

Shahih Bukhari 2450: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah mengabarkan kepada kami [Al Hakam] dari ['Irak bin Malik] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Aflah meminta izin kepadaku namun aku tidak mengizinkannya. Dia berkata: "Apakah kamu menghindari aku padahal aku ini pamanmu?" Aku katakan: "Bagaimana bisa (engkau sebagai pamanku)?" Dia menjawab: "Isteri saudaraku telah menyusuimu." Maka 'Aisyah berkata: "Lalu aku tanyakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Beliau bersabda: "Aflah benar, izinkanlah ia masuk!"

【9】

Shahih Bukhari 2451: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Jabir bin Zaid] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata tentang putri Hamzah: "Dia tidak halal bagiku karena apa yang diharamkan karena sepersusuan sama diharamkan karena keturunan sedangkan dia adalah putri dari saudaraku sepersusuan."

【10】

Shahih Bukhari 2452: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari ['Abdullah bin Abu Bakar] dari ['Amrah binti 'Abdurrahman] bahwa 'Aisyah radliyallahu 'anha, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu hari berada bersamanya dan saat itu dia mendengar suatu suara seorang laki-laki yang meminta ijin di rumah Hafshah. 'Aisyah berkata: "Lalu aku katakan kepada Rasulullah: "Ada seorang laki-laki minta izin masuk di rumah anda?" 'Aisyah berkata: Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Aku mengenal bahwa laki-laki itu adalah menjadi paman Hafshah karena sesusuan." Maka 'Aisyah berkata: "Seandainya si fulan masih hidup yang dia menjadi pamannya karena sesusuan berarti boleh masuk menemuiku?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ya benar, karena satu susuan menjadikan sesuatu diharamkan seperti apa yang diharamkan karena (kelahiran) keturunan".

【11】

Shahih Bukhari 2453: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Asy'ats bin Abi Asy-Sya'naa'] dari [bapaknya] dari [Masruq] bahwa 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menemuiku dan saat itu disampingku ada seorang pemuda. Beliau bertanya: "Wahai 'Aisyah, siapakah orang ini?" Aku menjawab: "Ia saudara sesusuanku." Beliau bersabda: "Wahai 'Aisyah lihatlah siapa yang menjadi saudara-saudara kalian, karena sesusuan itu terjadi karena kelaparan." [Ibnu Mahdiy] juga meriwayatkannya dari [Sufyan].

【12】

Shahih Bukhari 2454: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] dari [Yunus]. Dan berkata: [Al Laits] telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kapadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa Ada seorang wanita yang mencuri saat peperangan pembebasan Makkah, kemudian wanita dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Beliau memerintahkan untuk memotong tangan wanita tersebut. 'Aisyah berkata: "Wanita tersebut menindaklanjuti taubatnya dengan baik, lalu wanita itu menikah. Setelah itu, suatu hari wanita itu datang untuk menyampaikan kebutuhannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

【13】

Shahih Bukhari 2455: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidulloh bin 'Abdullah] dari [Zaid bin Khalid radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Beliau memerintahkan bagi siapa yang berzina dan belum pernah menikah agar dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun.

【14】

Shahih Bukhari 2456: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami Abu Hayyan At-Taimiy dari [Asy-Sya'biy] dari An Nu'man bin Basyir radliyallahu 'anhuma berkata: Ibuku bertanya bapakku perihal sebagian pemberiannya kepadaku dari hartanya kemudian dia ingin memberikannya semua kepadaku, maka ibuku berkata: "Aku tidak rela sampai kamu persaksikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." Maka ayahku membawaku, saat itu aku masih kecil, menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata: "Sesungguhnya ibunya, binti Ruwahah, bertanya kepadaku tentang sebagaian pemberianku kepada anak ini." Beliau bertanya: "Apakah kamu memiliki anak selain dia ini?" Bapakku menjawab: "Ya punya." Dia berkata: "Aku menduga Beliau bersabda: "Janganlah engkau ajak aku dalam persaksian yang curang." Dan berkata Abu Hariz dari [Asy Sya'biy]: "Aku tidak mau bersaksi diatas kecurangan."

【15】

Shahih Bukhari 2457: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Abu Jamrah] berkata:, aku mendengar [Zahdam bin Mudharrib] berkata: aku mendengar 'Imran bin Hushain radliyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka kemudian orang-orang yang datang setelah mereka." 'Imran berkata: "Aku tidak tahu apakah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan lagi setelah (generasi beliau) dua atau tiga generasi setelahnya." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya setelah kalian akan ada kaum yang suka berkhianat (sehingga) mereka tidak dipercaya, mereka suka bersaksi padahal tidak diminta persaksian mereka, mereka juga suka memberi peringatan padahal tidak diminta berfatwa dan nampak dari ciri mereka orangnya berbadan gemuk-gemuk."

【16】

Shahih Bukhari 2458: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Ubaidah] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang setelah mereka kemudian orang-orang setelah mereka. Kemudian akan datang sebuah kaum yang persaksian seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya." Ibrahim berkata: "Dahulu, mereka (para shahabat) mengajarkan kami tentang bersaksi dan memegang janji (Mereka memukul kami bila melanggar perjanjian dan persaksian. -pent.)."

【17】

Shahih Bukhari 2459: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Munir] dia mendengar [Wahb bin Jarir] dan ['Abdul Malik bin Ibrahim] keduanya berkata: telah menceritakan kepadaku [Syu'bah] dari ['Ubaidullah bin Abi Bakar bin Anas] dari Anas radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang kaba'ir (dosa-dosa besar). Maka Beliau bersabda: "Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh orang dan bersumpah palsu." Hadits ini diikuti pula oleh [Ghundar], [Abu 'Amir], [Bahz] dan ['Abdush Shamad] dari [Syu'bah].

【18】

Shahih Bukhari 2460: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami Bisyir bin Al Mufadhdhal telah menceritakan kepada kami [Al Jurairiy] dari ['Abdurrahman bin Abi Bakrah] dari bapaknya radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Apakah kalian mau aku beritahu dosa besar yang paling besar?" Beliau menyatakannya tiga kali. Mereka menjawab: "Mau, wahai Rasulullah." Maka Beliau bersabda: "Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua." Lalu Beliau duduk dari sebelumnya berbaring kemudian melanjutkan sabdanya: "Ketahuilah, juga ucapan keji (curang)." Dia berkata: "Beliau terus saja mengatakannya berulang-ulang hingga kami mengatakan: 'Duh sekiranya Beliau diam'." Dan berkata Isma'il bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami [Al Jurairiy] dari ['Abdurrahman].

【19】

Shahih Bukhari 2461: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid bin Maimun] telah mengabarkan kepada kami ['Isa bin Yunus] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar seseorang membaca Al Qur'an di masjid lalu Beliau bersabda: "Semoga Allah merahmati orang itu. Sungguh dia telah mengingatkan aku tentang ayat ini dan itu yang aku telah lupa dari surat ini dan itu." Dan ['Abbad bin 'Abdullah] menambahkan dari 'Aisyah: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat tahajjud di rumahku lalu Beliau mendengar suara 'Abbad yang sedang shalat di masjid lalu Beliau berkata: "Wahai 'Aisyah, apakah itu suara 'Abbad?" Aku jawab: "Ya." Maka Beliau bersabda: "Ya Allah rahmatilah 'Abbad."

【20】

Shahih Bukhari 2462: Telah menceritakan kepada kami [Malik bin isma'il] telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'aziz bin Abu Salamah] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Syihab] dari [Salim bin 'Abdullah] dari 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bilal mengumandangkan adzan di tengah malam, maka silahkan kalian makan dan minum hingga adzan dikumandangkan." atau Beliau bersabda: "Hingga kalian dengar adzan Ibnu Ummi Maktum." Dan Ibnu Ummi Maktum adalah seorang sahabat yang buta, yang dia tidak mengumandangkan adzan kecuali setelah orang-orang berkata kepadanya: "Sekarang engkau telah berada di waktu pagi (sekarang giliranmu)."

【21】

Shahih Bukhari 2463: Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Wardan] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari ['Abdullah bin Abi Mulaikah] dari Al Miswar bin Makhramah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diberi beberapa potong pakaian. Lalu bapakku, Makhramah, berkata kepadaku: "Mari kita berangkat semoga Beliau memberikan sesuatu darinya." Maka bapakku berdiri di depan pintu lalu berbicara hingga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenal suaranya kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dengan membawa baju dengan menampakkan keindahannya seraya bersabda: "Sengaja aku simpan untukmu, sengaja aku simpan untukmu."

【22】

Shahih Bukhari 2464: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Maryam] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata: telah menceritakan kepadaku [Zaid] dari ['Iyadh bin 'Abdullah] dari Abu Sa'id Al Khudriy radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukankah persaksian seorang wanita sama dengan setengah persaksian seorang laki-laki?" Para wanita menjawab: "Benar." Beliau melanjutkan: "Itulah tanda setengah akalnya."

【23】

Shahih Bukhari 2465: Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Abi Mulaikah] dari ['Uqbah bin Al Harits]. Dan diriwayatkan pula, telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Ibnu Juraij] berkata: aku mendengar [Ibnu Abi Mulaikah] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Uqbah bin Al Harits] atau aku mendengar darinya bahwa Dia menikahi Ummu Yahya binti Ihab. Dia berkata: Kemudian datang seorang sahaya wanita berkulit hitam lalu berkata: "Aku telah menyusui kalian berdua." Peristiwa ini aku ceritakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, namun Beliau berpaling dariku. Kemudian aku berbicara dengan bertatapan muka dengan Beliau lalu aku ceritakan lagi masalahku kepada Beliau, maka Beliau bersabda: "Mau bagaimana lagi, wanita itu telah mengungkapkannya bahwa dia telah menyusui kalian berdua." Maka Beliau melarang dari menikahinya.

【24】

Shahih Bukhari 2466: Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari ['Umar bin Sa'id] dari [Ibnu Abi Mulaikah] dari ['Uqbah bin Al Harits] berkata: Aku menikah dengan seorang wanita lalu datang wanita lain seraya berkata: "Aku telah menyusui kalian berdua." Lalu aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Beliau bersabda: "Wanita itu telah mengatakannya, biarkanlah wanita itu." Atau ucapan semisalnya.

【25】

Shahih Bukhari 2467: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ar Rabi' Sulaiman bin Daud] dan [Ahmad] memberiku sebagian kepahaman, telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] dari [Ibnu Syihab Az Zuhriy] dari ['Urwah bin Az Zubair] dan [Sa'id bin Al Musayyab] dan ['Alqamah bin Waqashsh Al Laitsiy] dan ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Uqbah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Ketika orang-orang penuduh berkata kepadanya seperti apa yang sudah mereka katakan lalu Allah membersihkan dirinya dari fitnah keji ini. Berkata Az Zuhriy: dan mereka semua menceritakan kepadaku sekumpulan cerita 'Aisyah, sebagian mereka lebih cermat daripada sebagian lain dan lebih kuat kisahnya, lalu aku cermati hadits dari masing-masing mereka yang mereka ceritakan padaku dari 'Aisyah. Hadis-hadis tersebut satu sama lainnya saling menguatkan, mereka menduga bahwa 'Aisyah berkata: "Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bila berniat hendak mengadakan suatu perjalanan, Beliau mengundi diantara isteri-isteri Beliau. Bila nama seorang dari mereka keluar berarti dia ikut bepergian bersama Beliau. Pada suatu hari Beliau mengundi nama-nama kami untuk suatu peperangan yang Beliau lakukan, maka keluar namaku hingga aku turut serta bersama Beliau setelah turun ayat hijab, aku dibawa di dalam sekedup dan ditempatkan di dalamnya. Kami berangkat, hingga ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah selesai dari peperangan tersebut kami kembali pulang. Ketika hampir dekat dengan Madinah, Beliau mengumumkan untuk beristirahat malam. Maka aku keluar dari sekedup saat Beliau dan rombongan berhenti lalu aku berjalan hingga aku meninggalkan pasukan. Setelah aku selesai menunaikan keperluanku, aku kembali menuju rombongan namun aku meraba dadaku ternyata kalungku yang terbuat dari batu akik telah jatuh. Maka aku kembali untuk mencari kalungku. Kemudian orang-orang yang membawaku menuntun kembali unta yang aku tunggangi sedang mereka menduga aku sudah berada di dalam sekedup. Memang masa itu para wanita berbadan ringan-ringan, tidak berat, dan mereka tidak memakan daging, yang mereka makan hanyalah sesuap makanan hingga orang-orang tidak dapat membedakan berat sekedup ketika diangkat apakah ada wanita di dalamnya atau tidak. Saat itu aku adalah wanita yang masih muda. Maka mereka menggiring unta-unta dan berjalan. Dan aku baru mendapatkan kembali kalungku setelah pasukan sudah berlalu. Maka aku datangi tempat yang semula rombongan berhenti namun tidak ada seorangpun disana, lalu aku kembali ke tempatku saat tadi berhenti dengan harapan mereka merasa kehilangan aku lalu kembali ke tempatku. Ketika aku duduk, aku merasa sangat ngantuk hingga akhirnya aku tertidur. Adalah Safwan bin Al Mu'aththal As-Sulamiy adz-Dzakwan datang dari belakang rombongan pasukan hingga dia menghampiri tempatku dan dia melihat ada tanda orang sedang tidur, maka dia mendatangiku. Dahulu sebelum turun ayat hijab, dia pernah melihat aku. Aku terbangun dengan sangat kaget ketika dia menghentikan hewan tunggangannya dan merundukkannya hingga aku menaiki tunggangannya itu lalu dia menuntunnya hingga kami dapat menyusul rombongan setelah mereka singgah untuk melepas lelah ketika siang berada di puncaknya. Maka binasalah siapa yang binasa. Dan orang yang berperan menyebarkan tuduhan adalah 'Abdullah bin Ubay bin Salul. Kami tiba di Madinah dan aku menderita sakit selama satu bulan sementara orang-orang mulai terpengaruh dengan berita bohong (tuduhan) ini dan mereka membiarkan aku dalam kondisi sakit apalagi aku tidak melihat dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kelembutan yang biasa aku dapatkan jika aku sakit. Beliau hanya menjenguk aku lalu memberi salam lalu bertanya tentang keadaanku hanya dengan memberi isyarat sedang aku tidak menyadari sedikitpun apa yang sedang terjadi. Hingga ketika aku berangsur pulih dari sakit aku keluar bersama Ummu Misthah menuju tempat kami biasa membuang hajat, kami tidak keluar kesana kecuali di malam hari, itu terjadi sebelum kami mengambil tabir dekat dengan rumah kami, kebiasaan kami saat itu yaitu kebiasaan orang-orang Arab dahulu (arab tradisional) bila berada diluar rumah atau di lapangan terbuka. Maka kami, aku dan Ummu Misthah binti Abi Ruhum berjalan lalu dia tergelincir karena kainnya seraya dia mengumpat: "Celakalah Misthah." Aku katakan: "Sungguh buruk apa yang kamu ucapkan tadi. Apakah kamu mencela seorang yang pernah ikut perang Badar?" Dia berkata: "Wahai baginda putri, apakah Baginda belum mendengar apa yang mereka perbincangkan?" Lalu dia mengabarkan kepadaku tentang berita bohong (tuduhan keji). Kejadian ini semakin menambah sakitku diatas sakit yang sudah aku rasakan. Ketika aku sudah kembali ke rumahku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk menemuiku lalu memberi salam dan berkata: "Bagaimana keadaanmu?" Aku jawab: "Izinkan aku untuk pulang ke rumah kedua orang tuaku." 'Aisyah berkata: Saat itu aku ingin mencari kepastian berita dari pihak kedua orang tuaku. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberiku izin dan akhirnya aku menemui kedua orang tuaku lalu aku tanyakan kepada ibuku: "Apa yang sedang dibicarakan oleh orang-orang?" Ibuku menjawab: "Wahai ananda, anggaplah ringankan urusan yang sedang menimpa dirimu ini. Sungguh demi Allah, sangat jarang seorang wanita yang tinggal bersama seorang suami yang dia mencintainya padahal ia mempunyai isteri lain, melainkan isteri-isteri lainnya akan menyebarluaskan aibnya." Aku katakan: "Subhanallah, sungguh orang-orang sudah memperbincangkan masalah ini?" Aisyah berkata: Maka aku melewati malam itu hingga pagi dengan air mata tak bisa lagi menetes karena habis dan aku tidak bisa tidur karenanya hingga ketika pagi hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil 'Ali bin Abi Thalib dan Usamah bin Zaid ketika wahyu belum juga turun untuk mengajak keduanya bermusyawarah perihal rencana menceraikan isteri-isteri Beliau. Adapun Usamah, ia memberi isyarat kepadanya dengan apa yang diketahuinya secara persis karena kecintaannya kepada rumah tangga Rasulullah. Usamah berkata: "Keluarga Baginda wahai Rasulullah, demi Allah tidaklah kami mengenalnya melainkan kebaikan semata." Sedangkan 'Ali bin Abi Thalib berkata: "Wahai Rasulullah, Allah tidak akan menyusahkanmu sebab masih banyak wanita-wanita lain selain dia dan tanyakanlah kepada sahaya wanitanya yang dia akan membenarkanmu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Barirah lalu berkata: "Wahai Barirah, apakah kamu melihat pada diri 'Aisyah sesuatu yang meragukan kamu tentangnya?" Barirah menjawab: "Demi Dzat Yang mengutus anda dengan benar, sama sekali aku belum pernah melihat aib pada diri 'Aisyah yang bisa aku gunakan untuk membongkar aibnya, kalaupun aku melihat sesuatu padanya tidak lebih dari sekedar perkara kecil, yang ketika dia masih sangat muda dia pernah ketiduran saat menjaga adonan rotinya, lantas ada hewan ternak datang dan memakan adonan tersebut." Maka pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri untuk kemudian meminta pertanggung jawaban 'Abdullah bin Ubay bin Salul. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Siapakah yang bisa mengemukakan pertanggung jawaban terhadapku terhadap seseorang yang telah kudengar telah menyakiti keluargaku? Demi Allah, aku tidak mengetahui keluargaku melainkan kebaikan semata. Sungguh mereka telah menyebut-nyebut seorang laki-laki (maksudnya Shafwan yang diisukan selingkuh) yang aku tidak mengenalnya melainkan kebaikan semata, yang dia tidak pernah mendatangi keluargaku melainkan selalu bersamaku." Maka Sa'ad bin Mu'adz berdiri lalu berkata: "Wahai Rasulullah, aku akan membalaskan penghinaan ini untuk anda. Seandainya orang itu dari kalangan suku Aus, kami akan penggal batang lehernya dan seandainya dari saudara-saudara kami suku Khazraj, perintahkanlah kami pasti akan kami laksanakan perintah anda tersebut." Lalu berdirilah Sa'ad bin 'Ubadah, pimpinan suku Khazraj, yang sebelumnya dia adalah orang yang shalih namun hari itu terbawa oleh sikap kesukuan: "Kamu dusta, kamu tidak akan pernah bisa membunuhnya dan tidak akan bisa membalaskannya." Kemudian Usaid bin Hudhair berdiri seraya berkata: "Justru kamu yang dusta, kami pasti akan membunuhnya. Sungguh kamu sudah menjadi munafiq karena membela orang-orang munafiq." Maka terjadilah perang mulut antara suku Aus dan Khazraj hingga sudah saling ingin melampiaskan kekesalannya padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masih berdiri di atas mimbar hingga akhirnya Beliau turun lalu menenangkan mereka hingga akhirnya mereka terdiam dan Beliau pun diam. Maka aku menangis sepanjang hariku hingga air mataku tak bisa lagi menetes karena kering dan aku tidak bisa tidur karenanya hingga akhirnya kedua orang tuaku berada di sisiku sedangkan aku sudah menangis selama dua malam satu hari hingga aku menyangka hatiku jangan-jangan menjadi pecah." Aisyah berkata: Ketika kedua orantuaku sedang duduk di dekatku sementara aku terus saja menangis tiba-tiba ada seorang wanita Anshar yang meminta izin masuk lalu aku izinkan kemudian dia duduk sambil menangis bersamaku. Ketika dalam keadaan seperti itu tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang lalu duduk, namun tidak duduk di dekat aku sebagaimana saat Beliau menyampaikan apa yang telah terjadi denganku sebelum ini, sedangkan peristiwa ini sudah berlalu selama satu bulan dan wahyu belum juga turun untuk menjelaskan perkara yang menimpaku ini. 'Aisyah berkata: Maka Beliau bersaksi membaca dua kalimah syahadah kemudian berkata: "Wahai 'Aisyah, sungguh telah sampai kepadaku berita tentang dirimu begini dan begini. Jika kamu bersih tidak bersalah pasti nanti Allah akan membersihkanmu. Namun jika kamu jatuh pada perbuatan dosa maka mohonlah ampun kepada Allah dan bertobatlah kepada-Nya karena seorang hamba bila dia mengakui telah berbuat dosa lalu bertobat maka Allah pasti akan menerima tobatnya." Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyelesaikan kalimat yang disampaikan, air mataku mengering hingga tak kurasakan setetes pun. Lalu aku katakan kepada ayahku: "Jawablah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang aku." Ayahku berkata: "Demi Allah, aku tidak mengetahui apa yang harus aku katakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Lalu aku katakan kepada ibuku: "Jawablah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang aku dari apa yang barusan Beliau katakan." Ibuku pun menjawab: "Demi Allah, aku tidak mengetahui apa yang harus aku katakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." 'Aisyah berkata: "Aku hanyalah seorang anak perempuan yang masih muda yang aku tidak banyak membaca Al Qur'an." Aku katakan: "Sesungguhnya aku, demi Allah, aku telah mengetahui bahwa kalian telah mendengar apa yang diperbincangkan oleh orang banyak dan kalian pun telah memasukkannya dalam hati kalian lalu membenarkan berita tersebut. Seandainya aku katakan kepada kalian bahwa aku bersih dan demi Allah, Dia Maha Mengetahui bahwa aku bersih, kalian pasti tidak akan membenarkan aku tentang ini. Dan seandainya aku mengakui kepada kalian tentang urusan ini padahal Allah Maha Mengetahui bahwa aku bersih, kalian pasti membenarkannya. Demi Allah, aku tidak menemukan antara aku dan kalian suatu perumpamaan melainkan seperti ayahnya Nabi Yusuf ketika dia berkata: (Bersabarlah dengan sabar yang baik, dan Allah tempat meminta pertolongan dari segala yang kalian gambarkan) (QS. Yusuf: 18). Kemudian setelah itu aku pergi menuju tempat tidurku dengan berharap Allah akan membersihkan aku, akan tetapi demi Allah, aku tidak menduga kalau Allah menurunkan suatu wahyu tentang urusan yang menimpaku ini. Karena tidak pantas kalau Al Qur'an turun untuk membicarakan masalahku ini. Tetapi aku hanya berharap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendapatkan wahyu lewat mimpi yang Allah membersihkan diriku. Dan demi Allah, belum beliau menuju majelisnya dan belum pula dari Ahlul Bait yang keluar, hingga diturunkan wahyu kepada Beliau. Maka Beliau menerima wahyu tersebut sebagaimana Beliau biasa menerimanya dalam keadaan demam sangat berat dengan bercucuran keringat. Setelah selesai wahyu turun kepada Beliau, nampak Beliau tertawa dan kalimat pertama yang Beliau ucapkan adalah saat Beliau berkata kepadaku: "Wahai 'Aisyah, pujilah Allah, sungguh Allah telah membersihkan kamu." Lalu ibuku berkata kepadaku: "Bangkitlah untuk menemui Rasulullah!" Aku katakan kepada ibuku: "Demi Allah, aku tidak akan berdiri menemuinya dan tidak akan aku memuji siapapun selain Allah Ta'ala." Maka Allah menurunkan ayat (Sesungguhnya orang-orang yang menyebarkan berita bohong diantata kalian adalah masih golongan kalian juga. Janganlah kalian menduganya sebagai keburukan bahkan dia merupakan kebaikan buat kalian) (QS. An Nuur: 11). Ketika turun ayat ini yang menjelaskan terlepasnya diriku dari segala tuduhan, Abu Bakar Ash-Shiddiq radliyallahu 'anhu yang selalu menanggung hidup Misthah bin Utsatsah karena memang masih kerabatnya berkata: "Demi Allah, setelah ini aku tidak akan lagi memberi nafkah kepada Misthah untuk selamanya karena dia sudah ikut menyebarkan berita bohong tentang 'Aisyah." Maka kemudian Allah menurunkan ayat: (Dan janganlah orang-orang yang memiliki kelebihan dan kelapangan diantara kalian bersumpah untuk tidak lagi memberikan kepada -hingga ayat- Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) (QS. An Nuur: 22). Maka Abu Bakar berkata: "Ya, demi Allah, sungguh aku sangat berkeinginan bila Allah mengampuniku." Maka Abu Bakar kembali memberi nafkah kepada Misthah sebagaimana sebelumnya. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Zainab binti Jahsy tentang masalah aku seraya berkata: "Wahai Zainab, apa yang kamu ketahui dan apa pendapatmu?" Maka Zainab berkata: "Wahai Rasulullah, aku menjaga pendengaran dan penglihatanku, demi Allah aku tidak mengetahui tentang dia melainkan kebaikan." Kata 'Aisyah: Padahal Zainab adalah orang yang sebelumnya merasa lebih mulia daripadaku, yang kemudian Allah menjaganya dengan kewara'an. Dia berkata: Dan telah menceritakan kepada kami [Fulaih] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari 'Urwah dari 'Aisyah dan 'Abdullah bin Az Zubair seperti hadits ini. Berkata: Dan telah menceritakan kepada kami [Fulaih] dari [Rabi'ah bin Abi 'Abdurrahman] dan [Yahya bin Sa'id] dari [Al Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar] seperti ini juga.

【26】

Shahih Bukhari 2468: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] telah mengabarkan kepada kami ['Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Khalid Al Khadzdza'] dari ['Abdurrahman bin Abu Bakrah] dari [bapaknya] berkata: Ada seseorang menyanjung orang lain di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maka Beliau berkata: "Celaka kamu, kamu telah memenggal leher sahabatmu, kamu telah memenggal leher sahabatmu." Kalimat ini diucapkan oleh Beliau berulang kali, kemudian Beliau bersabda: "Siapa diantara kalian yang ingin memuji saudaranya tidak pada tempatnya hendaklah ia mengucapkan: 'Aku mengira si fulan, dan Allah yang menghisabnya, dan aku tidak menganggap suci seorangpun di hadapan Allah, aku mengira dia begini dan begini', sekalipun dia mengetahui tentang diri saudaranya itu."

【27】

Shahih Bukhari 2469: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Shabbah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Zakariya'] telah menceritakan kepada kami [Buraid bin 'Abdullah] dari [Abu Burdah] dari Abu Musa radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar seseorang memuji seseorang dan berlebihan dalam memujinya, maka Beliau bersabda: "Kalian telah binasa atau kalian telah memotong punggung seseorang."

【28】

Shahih Bukhari 2470: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah] berkata: telah menceritakan kepadaku [Nafi'] telah menceritakan kapadaku Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Dia pernah menawarkan diri kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk ikut dalam perang Uhud, saat itu umurnya masih empat belas tahun maka Beliau tidak mengizinkanku. Kemudian ia menawarkan lagi pada perang Khandaq yang saat itu usiaku lima belas tahun dan Beliau mengizinkanku. Nafi' berkata: "Aku menemui 'Umar bin 'Abdul 'aziz saat itu dia adalah khalifah lalu aku menceritakan hadits ini, dia berkata: "Ini adalah batas antara anak kecil dan orang dewasa." Maka kemudian dia menetapkan pegawainya untuk mewajibkan kepada siapa saja yang telah berusia lima belas tahun.

【29】

Shahih Bukhari 2471: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Shafwan bin Sulaim] dari 'Atha' bin Yasar dari [Abu Sa'id Al Khudriy] telah sampai kepadanya sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Mandi pada hari Jum'at adalah wajib bagi setiap orang yang sudah mimpi (baligh)."

【30】

Shahih Bukhari 2472: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang bersumpah dengan sumpah curang, dan bermaksud mengambil harta seorang muslim maka nanti dia akan berjumpa dengan Allah, sedang Allah murka kepadanya." Dia berkata: Maka [Al Ays'ats bin Qais] berkata: "Demi Allah, hadits itu berkenaan dengan aku, yang antara aku dan seorang Yahudi ada sebidang lahan, lalu dia mempermasalahkannya sehingga aku adukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Apakah kamu memiliki bukti?" Aku katakan: "Tidak." Lalu Beliau berkata kepada si Yahudi: "Bersumpahlah kamu!" 'Abdullah berkata: Aku katakan: "Wahai Rasulullah, jika demikian dia akan bersumpah dan membawa hartaku." 'Abdullah berkata: "Maka Allah menurunkan ayat: {INNAL LADZIINA YASYTARUUNA BI'AHDILLAAHI WA AIMAANIHIM TSAMANAN QALIILAN} (Sesungguhnya orang-orang yang menjualjanjinya dengan Allah dan sumpah mereka dengan harga yang murah) hingga akhir ayat (QS. Ali Imran: 77).

【31】

Shahih Bukhari 2473: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Nafi' bin 'Umar] dari [Ibnu Abi Mulaikah]: Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma telah menulis bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menetapkan sumpah bagi orang yang terdakwa (dituduh).

【32】

Shahih Bukhari 2474: Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wa'il] berkata: ['Abdullah] berkata: Siapa yang bersumpah yang dengan sumpahnya bermaksud untuk menguasai harta maka dia akan berjumpa Allah dan Allah dalam keadaan murka kepadanya. Kemudian Allah menurunkan ayat sebagai pembenaran atas ini: (Sesungguhnya orang-orang yang menjual janjinya dengan Allah dan sumpah mereka -hingga ayat berbunyi- siksa yang pedih) (QS. Ali 'Imran: 77). Kemudian [Al Asy'ats bin Qais] menemui kami lalu berkata: "Apa yang diceritakan kepada kalian oleh Abu 'Abdurrahman?" Maka kami ceritakan kepadanya apa yang disampaikan oleh Abu 'Abdurrahman. Maka dia berkata: "Dia benar, karena memang ayat itu turun berkenaan dengan aku, yang antara aku dan seseorang ada perselisihan tentang sesuatu sehingga kami bawa persoalan tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu Beliau bertanya: "Siapa dua orang saksimu atau orang itu menyatakan sumpahnya." Aku katakan kepada Beliau: "Kalau sumpah, dia pasti mau bersumpah lalu dia tidak mempedulikan aku." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang bersumpah dengan tujuan bermaksud mengambil harta seseorang padahal dia bersumpah dengan curang (dusta) maka nanti dia akan berjumpa Allah 'azza wa jalla, dan Allah murka kepadanya." Maka Allah menurunkan ayat sebagai pembenaran atas hal itu, lalu dia membaca ayat ini.

【33】

Shahih Bukhari 2475: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi 'Adiy] dari [Hisyam] telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma bahwa Hilal bin Umayyah menuduh isterinya berbuat serong (selingkuh) dengan Syarik bin Sahma' di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah kamu punya bukti atau punggungmu dipukul?" Maka dia berkata: "Wahai Rasulullah, bila seorang dari kami melihat ada seorang laki-laki bersama isterinya, apakah dia harus mencari bukti?" Beliau kontan mengatakan: "Harus ada bukti, jika tidak punggungmu harus didera (atas tuduhan ini)." Kemudian disebutkan hadits tentang Li'an (saling melaknat antara yang menuduh dengan yang dituduh).

【34】

Shahih Bukhari 2476: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin 'Abdul Hamid] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada tiga golongan yang Allah tidak akan mengajak mereka bicara pada hari kiamat, tidak memandang mereka dan tidak pula mensucikan mereka, serta bagi mereka disediakan siksa yang pedih, yaitu seseorang yang memiliki kelebihan air di jalan lalu dia enggan memberikannya kepada ibnu sabil, seseorang yang berbai'at kepada seorang (pemimpin) dan dia tidak berbai'at kepadanya kecuali demi kepentingan duniawi, bila dia diberikan apa yang sesuai dengan keinginannya maka dia memelihara janjinya, namun bila tidak maka dia tidak memelihara janjinya, dan seseorang yang menawar barang dagangan kepada seseorang setelah waktu 'Ashar, lalu dia bersumpah atas nama Allah: 'sungguh dengan harga sekian dan sekian aku memperoleh barang seperti ini', padahal dia dusta belaka."

【35】

Shahih Bukhari 2477: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa'il] dari Ibnu Mas'ud radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang bersumpah (yang dengan sumpahnya itu) dia bermaksud mengambil harta (orang), maka dia berjumpa Allah sedangkan Allah murka kepadanya."

【36】

Shahih Bukhari 2478: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Nashr] telah menceritakan kepada kami ['Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menawarkan sumpah kepada suatu kaum lalu merekapun segera bersumpah. Maka Beliau memerintahkan agar diundi siapa diantara mereka yang lebih dahulu bersumpah.

【37】

Shahih Bukhari 2479: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Al 'Awwam] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibrahim Abu Isma'il As-Saksakiy] dia mendengar 'Abdullah bin Abu Awfaa radliyallahu 'anhuma berkata: Ada seseorang yang menunggui barang dagangannya, lalu dia bersumpah atas nama Allah bahwa dia hanya memberikan dagangannya dengan harga sekian-sekian padahal bohong belaka, maka turunlah firman Allah: {INNAL LADZIINA YASYTARUUNA BI'AHDILLAAHI WA AIMAANIHIM TSAMANAN QALIILAN}(Sesungguhnya orang-orang yang menjual janjinya kepada Allah dan sumpah mereka dengan harga yang murah) (QS. Ali 'Imran: 77). Dan berkata Ibnu Abi Awfaa: Orang yang menipu orang lain, sama artinya dengan pemakan riba dan pengkhianat.

【38】

Shahih Bukhari 2480: Telah menceritakan kepada kami [Bisyir bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Abu Wa'il] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang bersumpah palsu (berdusta) yang dengan sumpahnya itu dia bermaksud mengambil harta orang lain atau Beliau bersabda dengan redaksi 'saudaranya', maka dia berjumpa Allah sedang Allah murka kepadanya." Lalu Allah 'azza wa jalla menurunkan ayat dalam Al Qur'an sebagai pembenaran atas hal itu: {INNAL LADZIINA YASYTARUUNA BI'AHDILLAAHI WA AIMAANIHIM TSAMANAN QALIILAN -AL AAYAH ILA QAULIHI- 'ADZAABUN ALIIMUN} (Sesungguhnya orang-orang yang menjual janjinya kepada Allah dan sumpah mereka dengan harga yang murah -hingga firmanNya- siksa yang pedih) (QS. Ali 'Imran: 77). Kemudian [Al Asy'ats] menemuiku seraya berkata: "Apa yang diceritakan 'Abdullah kepada kalian hari ini?" Aku katakan: "Begini dan begini." Maka dia berkata: "Ayat itu turun berkenaan dengan aku."

【39】

Shahih Bukhari 2481: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [pamannya, Abu Suhail bin Malik] dari [bapaknya] bahwa dia mendengar [Thalhah bin 'Ubaidullah] berkata: Ada seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu dia bertanya tentang Islam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Lima kali shalat dalam sehari semalam.".Lalu orang itu berkata: "Apakah untukku ada lagi selain itu?" Beliau bersabda: "Tidak ada, kecuali jika kamu mau mengerjakan yang tathawwu' (sunnah)." 'Ubaidullah berkata: "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan kepada orang itu tentang zakat, lalu orang itu bertanya lagi: "Apakah untukku ada lagi selain itu?" Beliau bersabda: "Tidak ada, kecuali jika kamu mau mengerjakan yang tathawwu' (sunnah)." Kemudian orang itu pergi sambil berkata: "Demi Allah aku tidak akan menambah atau mengurangi dari ini semua." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dia akan beruntung bila jujur."

【40】

Shahih Bukhari 2482: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Juwairiyah] berkata: [Nafi'] menyebutkan dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah hendaklah dia bersumpah atas nama Allah atau kalau tidak, lebih baik diam."

【41】

Shahih Bukhari 2483: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari [Zainab] dari Ummu Salamah radliyallahu 'anhah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh kalian seringkali mengadukan sengketa kepadaku, barang kali diantara kalian ada yang lebih pandai bersilat lidah daripada yang lain. Maka barangsiapa yang aku putuskan menang dengan mencederai hak saudaranya karena kepandaian argumentasinya, sesungguhnya hal itu sama saja aku sedang memberikan potongan api neraka padanya, maka janganlah dia mengambilnya."

【42】

Shahih Bukhari 2484: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Hamzah] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dari 'Ubaidullah bin 'Abdullah bahwa 'Abdullah bin 'Abbas radliyallahu 'anhuma mengabarkannya berkata: Telah mengabarkan kepada kami [Abu Sufyan] bahwa Raja Heraklius berkata kepadanya: "Aku telah bertanya kepadamu apa yang dia perintahkan kepada kalian, lalu kamu menjawab bahwa dia memerintahkan kalian untuk shalat, bershadaqah (zakat), menjauhkan diri dari berbuat buruk, menunaikan janji dan melaksankan amanah." Lalu dia berkata: "Ini adalah diantara sifat-sifat seorang Nabi."

【43】

Shahih Bukhari 2485: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Abu Suhail, Nafi' bin Malik bin Abu 'Amir] dari [bapaknya] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tanda-tanda munafiq ada tiga: jika berbicara dusta, jika diberi amanat dia khiyanat dan jika berjanji mengingkari."

【44】

Shahih Bukhari 2486: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ibnu Juraij] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Dinar] dari [Muhammad bin 'Ali] dari Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhum berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam wafat, Abu Bakar datang dengan membawa harta yang didapat dari Al 'Alaa' bin Al Hadhramiy lalu Abu Bakar berkata: "Siapa yang kepadanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki hutang atau siapa yang pernah dijanjikan oleh Beliau sesuatu hendaklah dia menemui kami." Jabir berkata: Aku katakan: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berjanji kepadaku akan memberikan aku sekian, sekian dan sekian." Maka dia mengulurkan tangannya tiga kali. Jabir berkata: Maka Abu Bakar memberikan ke tanganku lima ratus kemudian lima ratus kemudian lima ratus lagi.

【45】

Shahih Bukhari 2487: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdur Rahim] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Syuja'] dari Salim Al Afthas dari [Sa'id bin Jubair] berkata: Ada seorang Yahudi dari penduduk Hirah bertanya kepadaku tentang dua ketetapan yang dipilih oleh Nabi Musa. Aku menjawab: "Aku tidak tahu." Hingga aku mendatangi orang 'alim (pemuka) orang Arab dan bertanya kepadanya. Akhirnya aku menemui dan bertanya kepada [Ibnu 'Abbas], maka dia menjawab: "Nabi Musa memilih mengerjakan yang terbanyak dan terbaik diantara keduanya. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika Beliau bersabda maka pasti beliau lakukan."

【46】

Shahih Bukhari 2488: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] dari 'Abdullah bin 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: "Wahai sekalian kaum muslimin, bagaimana bisa kalian bertanya kepada Ahli kitab sedangkan kitab kalian yang diturunkan kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam adalah kitab paling baru tentang Allah. Kalian membacanya dengan tidak dicampur aduk, dan Allah telah memberitahu kalian bahwa orang-orang ahli kitab telah merubah apa yang telah Allah tetapkan, dan mereka merubahnya dengan tangan mereka, lalu mereka berkata ini dari sisi Allah {LIYASYTARUU BIHI TSAMANAN QALIILAN} (dengan maksud menjualnya dengan harga yang sedikit). Bukankah dengan ilmu yang telah datang kepada kalian berarti Dia melarang kalian untuk bertanya kepada mereka? Tidak, demi Allah, kami tidak melihat seorangpun dari mereka yang bertanya tentang apa yang diturunkan kepada kalian."

【47】

Shahih Bukhari 2489: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh bin Ghiyats] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata: telah menceritakan kepadaku [Asy Sya'biy] bahwa dia mendengar An Nu'man bin Basyir radliyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Perumpamaan orang yang mencari muka (tidak mengingkari pelanggaran) pada batasan Allah dan orang yang melakukan pelanggaran, seperti sekelompok orang yang berlayar dengan sebuah kapal, lalu sebagian dari mereka ada yang mendapat tempat di bagian bawah dan sebagian lagi di atas kapal. Lalu orang yang berada di bawah kapal bila mereka mencari air untuk minum, mereka harus melewati orang-orang yang berada di atas sehingga mengganggu orang yang diatas. Lalu salah seorang yang dibawa mengambil kapak untuk membuat lubang di bawah kapal. Maka orang-orang yang di atas mendatanginya dan berkata: "Apa yang kamu lakukan?" Orang yang di bawah berkata: "Kalian telah terganggu karena aku sedangkan aku memerlukan air." Maka bila orang yang berada di atas mencegah dengan tangan mereka maka mereka telah menyelamatkan orang tadi dan menyelamatkan diri mereka sendiri, namun apabila mereka membiarkan saja berarti dia telah membinasakan orang itu dan diri mereka sendiri."

【48】

Shahih Bukhari 2490: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata: telah menceritakan kepadaku [Kharijah bin Zaid Al Anshariy] bahwa [Ummu Al 'Alaa'], seorang wanita dari kalangan mereka yang telah berbai'at kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan kepadanya bahwa 'Utsman bin Mazh'un diberikan bagiannya ketika Kaum Anshar menawarkan tempat tinggal kepada Kaum Muhajirin. Berkata Ummu Al 'Alaa': Lalu 'Utsman bin Mazh'un mendapatkan bagiannya untuk tinggal bersama kami. Namun kemudian dia menderita sakit yang membawa kepada kematianya. Lalu dia kami mandikan dan kafani dengan baju yang dikenakannnya. Tak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang, lalu aku berkata kepada Beliau: "Semoga rahmat Allah tercurah atasmu wahai Abu As-Sa'ib ('Utsman bin Mazh'un). Dan persaksianku atasmu bahwa Allah telah memuliakanmu." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Dari mana kamu tahu bahwa Allah telah memuliakannya?" Aku jawab: "Demi bapak dan ibuku untuk anda, aku tidak tahu wahai Rasulullah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Adapun 'Utsman, demi Allah, telah datang kepadanya Al Yaqin (kematian) dan aku berharap dia berada diatas kebaikan. Demi Allah, meskipun aku ini utusan Allah, aku sendiri tidak tahu apa yang akan dilakukan-Nya terhadapku." Dia (Ummu Al 'Ala') berkata: Demi Allah, tidak seorangpun yang aku sucikan setelah peristiwa itu selamanya dan peristiwa ini membuatku bersedih. Dia berkata: Kemudian aku tidur dan bermimpi, aku melihat ada air yang mengalir untuk 'Utsman. Kemudian aku temui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu aku kabarkan tentang mimpiku itu, maka Beliau bersabda: "Itulah amal dia."

【49】

Shahih Bukhari 2491: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhriy] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila hendak bepergian Beliau mengundi diantara isteri-isteri Beliau, siapa yang keluar namanya berarti dialah yang ikut bepergian bersama Beliau. Dan Beliau juga membagi sama antara siang dan malam saat giliran untuk setiap isteri-isteri Beliau kecuali Saudah binti Zam'ah yang dia telah memberikan hak giliran siang dan malamnya untuk 'Aisyah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam demi mengharapkan ridho Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

【50】

Shahih Bukhari 2492: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Sumayya, maula Abu Bakar] dari [Abu Shalih] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seandainya manusia mengetahui (kebaikan) apa yang terdapat pada panggilan shalat dan shaf pertama lalu mereka tidak dapat meraihnya melainkan dengan mengundi tentulah mereka akan mengundinya. Seandainya mereka mengetahui apa yang terdapat pada bersegera melaksanakan shalat tentulah mereka akan berlomba untuk melakukannya dan seandainya mereka mengetahui apa yang terdapat pada 'Atmah (shalat 'Isya') dan Shubuh tentulah mereka akan mendatanginya walaupun harus dengan merangkak."