56. Pengobatan

【1】

Shahih Bukhari 5246: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad Az Zubairi] telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Sa'id bin Abu Husain] dia berkata: telah menceritakan kepadaku ['Atha` bin Abu Rabah] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Allah tidak akan menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya juga."

【2】

Shahih Bukhari 5247: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] dari [Khalid bin Dzakwan] dari [Rubayyi' binti Mu'awwidz bin 'Afra`] dia berkata: Kami pernah ikut perang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kami bertugas memberi minum kepada pasukan dan membantu menyiapkan keperluan mereka, serta ikut membawa orang-orang yang gugur dan yang terluka ke Madinah."

【3】

Shahih Bukhari 5248: Telah menceritakan kepada kami [Al Husain] telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Syuja'] telah menceritakan kepada kami [Salim Al Afthas] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma dia berkata: "Terapi pengobatan itu ada tiga cara, yaitu minum madu, bekam dan kay (menempelkan besi panas pada daerah yang terluka), sedangkan aku melarang ummatku berobat dengan kay." Hadits ini di rafa'kan (kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam). Dan di riwayatkan pula oleh [Al Qumi] dari [Laits] dari [Mujahid] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang minum madu dan berbekam."

【4】

Shahih Bukhari 5249: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahim] telah mengabarkan kepada kami [Suraij bin Yunus Abu Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Suja'] dari [Salim Al Afthas] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Terapi pengobatan itu ada tiga cara, yaitu: berbekam, minum madu dan kay (menempelkan besi panas pada daerah yang terluka), sedangkan aku melarang ummatku berobat dengan kay."

【5】

Shahih Bukhari 5250: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Hisyam] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat menyukai manisan dan madu."

【6】

Shahih Bukhari 5251: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Al Ghasil] dari ['Ashim bin Umar bin Qatadah] dia berkata: saya mendengar [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma berkata: saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sekiranya ada obat yang baik untuk kalian atau ada sesuatu yang baik untuk kalian jadikan obat, maka itu terdapat pada bekam atau minum madu atau sengatan api panas (terapi dengan menempelkan besi panas di daerah yang luka) dan saya tidak menyukai kay."

【7】

Shahih Bukhari 5252: Telah menceritakan kepada kami [Ayyas bin Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Abu Al Mutawakkil] dari [Abu Sa'id] bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata: "Saudaraku sedang menderita sakit perut." Beliau bersabda: "Minumilah madu." Kemudian laki-laki itu datang kedua kalinya, lalu beliau tetap bersabda: "Minumilah madu." Kemudian laki-laki itu datang yang ketiga kalinya, beliau bersabda: "Minumilah madu." Kemudian dia datang lagi sambil berkata: "Aku telah melakukannya." Maka beliau bersabda: "Maha benar Allah, dan perut saudaramulah yang berdusta, berilah minum madu." Lalu ia pun meminuminya madu dan akhirnya sembuh.

【8】

Shahih Bukhari 5253: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Sallam bin Miskin] telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] bahwa beberapa orang sedang menderita sakit, lalu mereka berkata: "Wahai Rasulullah, berilah kami tempat untuk menginap dan jamulah kami, ketika keadaan mereka mulai membaik, mereka berkata: "Sesungguhnya kota Madinah tidak cocok untuk kami, " lantas beliau menyuruh mereka supaya pergi ke padang tempat gembalaan unta-unta milik beliau, lalu beliau bersabda: "Setelah itu minumlah susunya." Ketika mereka semuanya sehat, ternyata mereka membunuh penggembala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan merampok sejumlah unta beliau, maka beliau memerintahkan untuk mengejar mereka. Kemudian beliau memotong tangan-tangan mereka dan kaki-kaki mereka serta mencongkel mata mereka, dan aku melihat salah seorang dari mereka menjulurkan lidahnya ke tanah sampai akhirnya mati terkapar." Sallam berkata: telah sampai kepadaku bahwa Al Hajjaj pernah berkata kepada Anas: "Ceritakanlah kepadaku tentang hukuman yang paling sadis yang pernah di lakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Anas menceritakan hadits di atas, ternyata hal itu sampai kepada Al Hasan, maka dia berkata: "Aku menyangka bahwa Anas belum pernah menyampaikan hadits ini."

【9】

Shahih Bukhari 5254: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Anas] radliallahu 'anhu bahwa sekelompok orang sedang menderita sakit ketika berada di Madinah, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan mereka supaya menemui penggembala beliau dan meminum susu dan kencing unta, mereka lalu pergi menemui sang penggembala dan meminum air susu dan kencing unta tersebut sehingga badan-badan mereka kembali sehat, setelah badan mereka sehat mereka justru membunuh penggembala dan merampok unta-untanya, setelah kabar itu sampai ke nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau pun memerintahkan untuk mengejar mereka, kemudian mereka di bawa ke hadapan Nabi, lantas Nabi memotong tangan dan kaki mereka serta mencongkel mata mereka." Qatadah berkata: telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Sirin bahwa peristiwa tersebut terjadi sebelum turunnya ayat tentang hudud (hukuman)."

【10】

Shahih Bukhari 5255: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] telah menceritakan kepada kami [Isra`il] dari [Manshur] dari [Khalid bin Sa'd] dia berkata: Kami pernah bepergian yang di antaranya terdapat Ghalib bin Abjar, di tengah jalan ia jatuh sakit, ketika sampai di Madinah ia masih menderita sakit, lalu [Ibnu Abu 'Atiq] menjenguknya dan berkata kepada kami: "Hendaknya kalian memberinya habbatus sauda' (jintan hitam), ambillah lima atau tujuh biji, lalu tumbuklah hingga halus, setelah itu teteskanlah di hidungnya di sertai dengan tetesan minyak sebelah sini dan sebelah sini, karena sesungguhnya [Aisyah] pernah menceritakan kepadaku bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya habbatus sauda' ini adalah obat dari segala macam penyakit kecuali saam." Aku bertanya: "Apakah saam itu?" beliau menjawab: "Kematian."

【11】

Shahih Bukhari 5256: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah] dan [Sa'id bin Musayyib] bahwa [Abu Hurairah] telah mengabarkan kepada keduanya, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dalam habbatus sauda' (jintan hitam) terdapat obat dari segala penyakit kecuali kematian." Ibnu Syihab berkata: "Maksud dari kematian adalah maut sedangkan habbatus sauda' adalah pohon syuniz."

【12】

Shahih Bukhari 5257: Telah menceritakan kepada kami [Hibban bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Yazid] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha bahwa dia memerintahkan untuk menkonsumsi talbinah (adonan yang terbuat dari gandum dan buah kurma) untuk orang yang sakit dan orang yang sedih karena musibah yang menimpanya, dia juga berkata: "Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya talbinah (adonan yang terbuat dari gandum dan buah kurma) itu dapat menyembuhkan hati yang sakit dan menghilangkan kesedihan."

【13】

Shahih Bukhari 5258: Telah menceritakan kepada kami [Farwah bin Abu Al Maghra`] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Ayahnya] dari ['Aisyah] bahwa dia juga memeritahkan supaya menkonsumsi talbinah (adonan yang terbuat dari gandum dan buah kurma), katanya: "Talbinah adalah obat yang tidak di sukai namun sangat bermanfa'at."

【14】

Shahih Bukhari 5259: Telah menceritakan kepada kami [Mu'alla bin Asad] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari [Ibnu Thawus] dari [Ayahnya] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau pernah berbekam dan mengupah orang yang membekamnya sambil bergurah (memasukkan obat ke hidung untuk mengeluarkan kotoran yang ada dalam tenggorokan)."

【15】

Shahih Bukhari 5260: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Al Fadl] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dia berkata: saya mendengar [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah] dari [Ummu Qais binti Mihshan] berkata: saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Gunakanlah dahan kayu India, karena didalamnya terdapat tujuh macam penyembuh, dan dapat menghilangkan penyakit (racun) di antaranya adalah radang penyakit paru.' Ibnu Sam'an berkata dalam haditsnya: "Karena sesungguhnya padanya terdapat obat dari tujuh macam jenis penyakit, di antaranya adalah radang penyakit paru (dada)." Lalu aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sambil membawa bayiku yang belum makan makanan, lalu bayiku mengencingi beliau, maka beliau meminta air dan memercikinya."

【16】

Shahih Bukhari 5261: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berbekam ketika sedang berpuasa."

【17】

Shahih Bukhari 5262: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari [Thawus] dan ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berbekam ketika beliau sedang ihram."

【18】

Shahih Bukhari 5263: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Humaid Ath Thawil] dari [Anas] radliallahu 'anhu bahwa dia di tanya mengenai upah tukang bekam, dia menjawab: "Abu Thaibah pernah membekam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau memberinya dua sha' makanan dan meyarankan supaya meringankan beban hamba sahayanya, setelah itu beliau bersabda: "Sebaik-baik sesuatu yang kalian gunakan untuk obat adalah bekam dan terapi kayu gaharu", beliau juga bersabda: "Dan janganlah kalian sakiti anak kalian dengan memasukkan jari ke dalam mulut."

【19】

Shahih Bukhari 5264: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Talid] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Amru] dan yang lainnya, bahwa [Bukair] telah menceritakan kepadanya bahwa ['Ashim bin Umar bin Qatadah] menceritakan kepadanya bahwa [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma pernah menjenguk Muqanna' kemudian dia berkata: "Kamu tidak akan sembuh hingga berbekam, karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya padanya terdapat obat."

【20】

Shahih Bukhari 5265: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Sulaiman] dari ['Alqamah] bahwa dia mendengar [Abdurrahman Al A'raj] bahwa dia mendengar [Abdullah bin Buhainah] menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berbekam di tengah-tengah kepalanya ketika di lahyil jamal yaitu ketika hendak menuju Makkah, sementara beliau sedang berihram." [Al Anshari] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin Hasan] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berbekam di kepalanya."

【21】

Shahih Bukhari 5266: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Hisyam] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berbekam di kepalanya karena rasa sakit yang di deritanya sementara beliau sedang berihram, ketika itu beliau singgah di dekat mata air yang bernama Lahyil Jamal." [Muhammad bin Sawa'] juga berkata: telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berbekam di kepalanya karena rasa sakit yang di deritanya ketika sedang berihram."

【22】

Shahih Bukhari 5267: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Aban] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Ghasil] dia berkata: telah menceritakan kepadaku ['Ashim bin Umar] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata: saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sekiranya ada sesuatu yang lebih baik untuk kalian pergunakan sebagai obat, maka itu ada terdapat pada minum madu, berbekam dan sengatan api panas (terapi dengan menempelkan besi panas di daerah yang luka) dan saya tidak menyukai kay (terapi dengan menempelkan besi panas pada daerah yang luka)."

【23】

Shahih Bukhari 5268: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dia berkata: saya mendengar [Mujahid] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Ka'b bin 'Ujrah] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menemuiku pada peristiwa Hudaibiyah, sementara aku sedang menyalakan api di bawah tungku, karena banyaknya kutu yang ada di rambutku, maka beliau bertanya: "Apakah hal itu sangat mengganggumu?" jawabku: "Ya" beliau bersabda: "Cukurlah lalu berpuasalah tiga hari atau berilah makan kepada enam orang miskin atau berkurbanlah." Ayyub berkata: "Aku tidak tahu manakah di antara ketiga fidyah tersebut yang lebih dulu di kerjakan."

【24】

Shahih Bukhari 5269: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Hisyam bin Abdul Malik] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Sulaiman bin Al Ghasil] telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin Umar bin Qatadah] dia berkata: saya mendegar [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sekiranya ada pengobatan yang baik untuk kalian jadikan sebagai obat, maka itu ada terdapat pada bekam dan sengatan api panas (terapi dengan menempelkan besi panas di daerah yang luka) namun aku tidak menyukai kay (terapi dengan menempelkan besi panas pada daerah yang luka)."

【25】

Shahih Bukhari 5270: Telah menceritakan kepada kami [Imran bin Maisarah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Fudlail] telah menceritakan kepada kami [Hushain] dari ['Amir] dari [Imran bin Hushain] radliallahu 'anhuma dia berkata: "Tidak ada ruqyah (jampi-jampi dari Qur'an dan Sunnah) kecuali dari penyakit 'Ain atau demam, lalu hal itu kusampaikan kepada [Sa'id bin Jubair], dia berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abbas] Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Beberapa ummat pernah ditampakkan kepadaku, maka nampaklah seorang nabi dan dua orang nabi lain lewat bersama dengan beberapa orang saja, dan seorang nabi lagi yang tidak bersama seorang pun, hingga tampak olehku segerombolan manusia yang sangat banyak, aku pun bertanya: "Apakah segerombolan manusia itu adalah ummatku?" di beritahukan: "Ini adalah Musa dan kaumnya." Lalu diberitahukan pula kepadaku: "Lihatlah ke ufuk." Ternyata di sana terdapat segerombolan manusia yang memenuhi ufuk, kemduian di beritahukan kepadaku: "Lihatlah di sebelah sini dan di sebelah sana, yaitu di ufuk langit." Ternyata di sana telah di padati dengan segerombolan manusia yang sangat banyak, " di beritahukan kepadaku: "Ini adalah ummatmu, dan di antara mereka terdapat tujuh puluh ribu yang masuk surga tanpa hisab." Setelah itu beliau masuk ke rumah dan belum sempat memberi penjelasan kepada mereka (para sahabat), maka orang-orang menjadi ribut, mereka berkata: "Kita adalah orang-orang yang telah beriman kepada Allah dan mengikuti jejak Rasul-Nya, mungkinkah kelompok tersebut adalah kita ataukah anak-anak kita yang dilahirkan dalam keadaan Islam sementara kita dilahirkan di zaman Jahiliyah." Maka hal itu sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lantas beliau keluar dan bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah minta untuk di ruqyah, tidak pernah bertathayur (menganggap sial pada binatang) dan tidak pula melakukan terapi dengan kay (terapi dengan menempelkan besi panas pada daerah yang sakit), sedangkan kepada Rabb mereka bertawakkal." Lalu Ukasah bin Mihshan berkata: "Apakah aku termasuk di antara mereka ya Rasulullah?" beliau menjawab: "Ya." Selanjutnya sahabat yang lain berdiri dan berkata: "Apakah aku termasuk dari mereka?" beliau bersabda: "Ukasah telah mendahuluimu."

【26】

Shahih Bukhari 5271: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Humaid bin Nafi'] dari [Zainab] dari [Ummu Salamah] radliallahu 'anha bahwa seorang wanita ditinggal mati oleh suaminya, hingga matanya menjadi bengkak (karena sering menangis), lantas orang-orang mengadukan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mereka juga menyebutkan supaya wanita itu menggunakan celak karena khawatir matanya akan semakin parah, maka beliau bersabda: "Sungguh dahulu salah seorang dari kalian pernah tinggal di rumah yang paling jelek -atau di sejelek-jelek rumah- (perawi ragu mengenai redaksi haditsnya), jika ada seekor anjing yang lewat, maka dia akan melemparnya dengan kotoran, kenapa tidak cukup waktu hanya empat bulan sepuluh hari untuk tinggal di rumahnya?"

【27】

Shahih Bukhari 5272: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdul Malik] saya mendengar ['Amru bin Huraits] berkata: saya mendengar [Sa'id bin Zaid] berkata: saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Cendawan berasal dari al Manna, dan airnya merupakan obat untuk penyakit mata." [Syu'bah] berkata: dan telah mengabarkan kepadaku [Al Hakam bin 'Utbah] dari [Al Hasan Al 'Urani] dari ['Amru bin Huraits] dari [Sa'id bin Zaid] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Syu'bah berkata: tatkala Al Hakam menceritakan hadits kepadaku aku tidak mengingkarinya dari hadits Abdul Malik.

【28】

Shahih Bukhari 5273: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Musa bin Abu 'Aisyah] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] dan ['Aisyah] bahwa [Abu Bakar] radliallahu 'anhu pernah mencium nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau wafat, selanjutnya Aisyah berkata: "Kami memasukkan obat melalui mulut beliau ketika beliau sakit, lalu beliau memberi isyarat kepada kami dengan mengatakan: "Janganlah kalian memasukkan obat lewat mulutku (dengan paksa)." Maka kami berkata: "Ah, itu biasa, memang orang sakit tidak suka obat." Ketika beliau tersadar, beliau bersabda: "Tidakkah aku telah melarang kalian memasukkan obat kedalam mulutku!, janganlah kalian memasukkan obat ke dalam mulutku." Kami pun berkata: "Ah biasa, memang orang sakit tidak suka obat." Lalu beliau bersabda: "Tidak ada seorangpun dalam rumah kecuali dirinya harus di obati (dengan paksa) melalui mulutnya kecuali Abbas, karena ia tidak bersama kalian."

【29】

Shahih Bukhari 5274: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ummu Qais] dia berkata: Aku mengunjungi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersama anakku yang baru saja saya obati kerongkongannya dengan tanganku, maka beliau bersabda: "Dengan maksud apa kamu mengobati penyakit tenggorokan anakmu dengan memasukkan jemari tangan? Gunakanlah kayu India, karena padanya terdapat tujuh ragam penyembuhan, dan dapat di masukkan sebagai obat tetes hidung untuk menyembuhkan penyakit kerongkongan dan dapat pula menjadi penyembuh dari penyakit radang selaput dada." Aku mendengar Az Zuhri berkata: "Dua hal telah dijelaskan kepadaku, namun aku belum mendapatkan penjelasan mengenai yang lima hal lagi, lalu aku berkata kepada Sufyan, sesungguhnya Ma'mar pernah berkata dengan lafazh: 'A'laqtu 'alaihi', perawi berkata: "Bahwa Ma'mar belum pernah mendengarnya, karena Sufyan hanya mengatakan dengan redaksi: "A'laqtu 'anhu, aku pernah mendengarnya langsung dari mulut Az Zuhri bahwa Sufyan mensifati seorang anak kecil yang ditahnik (mengunyahkan kurma kemudian dimasukkan ke dalam mulut bayi) dengan jari, kemudian Sufyan memasukkan jarinya ke kerongkongan, maka maksud dari hadits di atas adalah mengangkat kerongkongan dengan jari-jari (yaitu dengan memasukkan jari-jari melalui mulut), dan dia tidak mengatakan: "Menggantungkan sesuatu padanya."

【30】

Shahih Bukhari 5275: Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dan [Yunus], [Az Zuhri] mengatakan: telah mengabarkan kepadaku [Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] bahwa [Aisyah] radliallahu 'anha yaitu isteri nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Ketika sakit Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam semakin parah, beliau meminta izin kepada para isterinya supaya di rawat di rumahku, setelah para isterinya mengizinkan beliau (tinggal di rumahku), beliau keluar dengan dibopong dua orang yaitu beliau berada di antara Abbas dan laki-laki lain, sementara kaki beliau tertatih-tatih di tanah." Lalu kuberitahukan hal itu kepada [Ibnu Abbas], dia berkata: "Tahukah kamu siapakah yang dimaksud Aisyah dengan laki-laki lain itu?" aku menjawab: "Tidak." Ibnu Abbas berkata: "Dia adalah Ali." Aisyah berkata lagi: Setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke rumahnya sementara sakitnya semakin parah, beliau bersabda: "Tolong guyurlah aku dari tujuh geriba yang belum dibuka ikatannya, siapa tahu aku masih bisa menyampaikan pesan kepada orang-orang." Lantas kami dudukkan beliau di sebuah ember besar milik Hafsah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian kami mengguyur beliau dari geriba-geriba itu hingga nabi memberi isyarat "Cukup, telah kalian lakukan!" Nabi pun keluar menemui orang-orang dan mengimami mereka serta menyampaikan pidatonya.

【31】

Shahih Bukhari 5276: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah] bahwa [Ummu Qais binti Mihshan Al Asadiyah] -yaitu singa Bani Khuzaimah- dia termasuk dari wanita yang ikut berhijrah pertama kali dan yang berbai'at kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dia adalah saudara perempuannya Ukasah, dia mengabarkan bahwa dirinya pernah mengunjungi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama anaknya yang baru saja diobati dengan memasukkan jari-jari ke kerongkongannya, lalu beliau bersabda: "Dengan maksud apa kamu mengobati penyakit tenggorokan anakmu dengan memasukkan jemari tangan? Gunakanlah kayu India, karena padanya terdapat tujuh ragam penyembuhan, di antaranya dapat menjadi penyembuh dari penyakit radang selaput dada." Yang di maksud adalah dahan yaitu (dahan) kayu India." [Yunus] dan [Ishaq bin Rasyid] mengatakan dari [Az Zuhri] dengan lafazh: "Dia memasukan sesuatu pada kerongkongan."

【32】

Shahih Bukhari 5277: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abu Al Mutawakkil] dari [Abu Sa'id] dia berkata: seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata: "Sesungguhnya saudaraku menderita diare." Beliau bersabda: "Minumilah madu." Lalu laki-laki itu meminuminya madu, kemudian dia berkata lagi: "Sesungguhnya aku telah meminuminya madu, ternyata sakitnya tambah parah." Maka beliau bersabda: "Maha benar Allah, dan perut saudaramulah yang berdusta." Hadits ini juga diperkuat oleh riwayat [Nadlr] dari [Syu'bah].

【33】

Shahih Bukhari 5278: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] dan yang lain, bahwa [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu berkata: sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada 'adwa (meyakini bahwa penyakit tersebar dengan sendirinya, bukan karena takdir Allah), dan tidak ada shafar (menjadikan bulan shafar sebagai bulan haram atau keramat) dan tidak pula hammah (rengkarnasi atau ruh seseorang yang sudah meninggal menitis pada hewan)." Lalu seorang arab Badui berkata: "Wahai Rasulullah, lalu bagimana dengan unta yang ada dipasir, seakan-akan (bersih) bagaikan gerombolan kijang kemudian datang padanya unta berkudis dan bercampur baur dengannya sehingga ia menularinya?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapakah yang menulari yang pertama." Hadits ini juga di riwayatkan oleh [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dan [Sinan bin Abu Sinan].

【34】

Shahih Bukhari 5279: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad] telah mengabarkan kepada kami ['Attab bin Basyir] dari [Ishaq] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah] bahwa [Ummu Qais binti Mihshan] -dia termasuk dari wanita yang ikut hijrah pertama kali dan yang pernah berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia juga termasuk saudara perempuannya 'Ukasah bin Mihshan- telah mengabarkan kepadanya, bahwa dirinya pernah mengunjungi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama anaknya yang baru saja diobati dengan cara memasukkan jari-jari ke kerongkongannya, lalu beliau bersabda: "Bertaqwalah kepada Allah, dengan maksud apa kamu mengobati penyakit tenggorokan anakmu dengan memasukkan jemari tangan? Gunakanlah kayu India ini, karena padanya terdapat tujuh ragam penyembuhan, di antaranya adalah penyembuh penyakit radang selaput dada." Yang dimaksud adalah Al Kust (dahan) atau Al Kusth (dahan), yaitu secara bahasa."

【35】

Shahih Bukhari 5280: Telah menceritakan kepada kami ['Arim] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dia berkata: dibacakan di hadapan [Ayyub] dari kitabnya [Abu Qilabah], di antaranya ada sesuatu yang dibacakan dan ada sesuatu yang di dengar, sementara hal ini terdapat dalam kitabnya dari [Anas] bahwa Abu Thalhah dan Anas bin Nadlr pernah melakukan terapi kay (menempelkan besi panas pada daerah yang luka atau sakit) sementara Abu Thalhah juga pernah melakukan terapi kay (menempelkan besi panas pada daerah yang luka atau sakit) dengan tangannya sendiri." ['Abbad bin Manshur] mengatakan dari [Abu Qilabah] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberi izin kepada keluarga beliau dari Anshar untuk meruqyah dari penyakit demam dan sakit telinga. Anas mengatakan: "Aku juga pernah melakukan kay (menempelkan besi panas pada daerah yang luka atau sakit) pada penyakit radang selaput dada, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masih hidup. Abu Thalhah, Anas bin Nadlr, Zaid bin Tsabit juga pernah menyaksikanku ketika aku diterapi dengan kay (menempelkan besi panas pada daerah yang sakit) oleh Abu Thalhah."

【36】

Shahih Bukhari 5281: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdurrahman Al Qari] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] dia berkata: Ketika topi baja yang dikenakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pecah hingga menyebabkan wajah beliau mengalirkan darah dan gigi geraham beliau pecah, maka Ali menyiramkan air dari perisai sedangkan Fathimah datang membersihkan wajah beliau dari darah dengan air, ketika Fathimah 'alaihas salam melihat darah semakin bertambah banyak keluar, dia mengambil potongan pelepah kurma lalu dibakarnya sampai menjadi abu, kemudian abu tersebut diletakkan pada luka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga darahnya berhenti keluar."

【37】

Shahih Bukhari 5282: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Demam itu berasal dari tiupan neraka jahannam, maka redakanlah dengan air." Nafi' berkata: sedangkan Abdullah pernah mengatakan: "Hindarkanlah kami dari adzab."

【38】

Shahih Bukhari 5283: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Hisyam] dari [Fathimah binti Mundzir] bahwa [Asma` binti Abu Bakar] radliallahu 'anhuma bahwa apabila didatangkan kepadanya seorang wanita yang menderita sakit demam, maka ia akan mengambil air, lalu ia menyemburkan pada bagian saku (dadanya). Kemudian dia berkata: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami supaya mendinginkan dengan air."

【39】

Shahih Bukhari 5284: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah mengabarkan kepadaku [Ayahku] dari [Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Demam berasal dari hembusan nerakan Jahannam maka dinginkanlah ia dengan air."

【40】

Shahih Bukhari 5285: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Masruq] dari ['Abayah bin Rifa'ah] dari kakeknya [Rafi' bin Khadij] dia berkata: saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Demam berasal dari hembusan nerakan Jahannam maka dinginkanlah ia dengan air."

【41】

Shahih Bukhari 5286: Telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la bin Hammad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] bahwa [Anas bin Malik] telah menceritakan kepada mereka bahwa sekelompok orang atau pemuda dari kabilah 'Ukl dan 'Urainah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka menyatakan masuk Islam. Lalu mereka berkata: "Wahai Nabiyullah, kami orang yang hidup dari hasil ternak, bukan dari hasil pertanian." Lalu mereka menderita sakit di Madinah karena iklim yang tidak cocok, maka Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam memerintahkan mereka supaya keluar menemui penggembala yang sedang menggembalakan unta, lalu beliau menyuruh mereka keluar dari Madinah. Mereka pun minum susu unta tersebut dan minum air kencingnya. Tatkala mereka berada di perbatasan Madinah, mereka keluar dari Islam (kufur), kemudian membunuh pengembala unta Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam, dan menggiring untanya. Berita tersebut sampai kepada Rasulullah Shallallahu'alihi wasallam, maka beliau menyuruh untuk mencari jejak mereka, dan akhirnya mereka dapat dibawa kepada Rasulullah Shallallahu'laihi wasallam. Mereka dihukum dengan cara ditusuk matanya dengan paku (di congkel dengan paku panas), tangan dan kaki mereka dipotong, lalu mereka dibiarkan dalam keadaan seperti itu dibawah terik matahari hingga mereka mati."

【42】

Shahih Bukhari 5287: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Habib bin Abu Tsabit] dia berkata: saya mendengar [Ibrahim bin Sa'd] berkata: saya mendengar [Usamah bin Zaid] bercerita kepada Sa'd dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Apabila kalian mendengar wabah lepra di suatu negeri, maka janganlah kalian masuk ke dalamnya, namun jika ia menjangkiti suatu negeri, sementara kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri tersebut." Lalu aku berkata: "Apakah kamu mendengar Usamah menceritakan hal itu kepada Sa'd, sementara Sa'd tidak mengingkari perkataannya Usamah?" Ibrahim bin Sa'd berkata: "Benar."

【43】

Shahih Bukhari 5288: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al Khatthab] dari [Abdullah bin Abdullah bin Al Harits bin Naufal] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa Umar bin Khatthab pernah bepergian menuju Syam, ketika ia sampai di daerah Sargha, dia bertemu dengan panglima pasukan yaitu Abu 'Ubaidah bersama sahabat-sahabatnya, mereka mengabarkan bahwa negeri Syam sedang terserang wabah. Ibnu Abbas berkata: "Lalu Umar bin Khattab berkata: 'Panggilkan untukku orang-orang muhajirin yang pertama kali (hijrah), ' kemudian mereka dipanggil, lalu dia bermusyawarah dengan mereka dan memberitahukan bahwa negeri Syam sedang terserang wabah, merekapun berselisih pendapat. Sebagian dari mereka berkata: 'Engkau telah keluar untuk suatu keperluan, kami berpendapat bahwa engkau tidak perlu menarik diri.' Sebagian lain berkata: 'Engkau bersama sebagian manusia dan beberapa sahabat Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam. Kami berpendapat agar engkau tidak menghadapkan mereka dengan wabah ini, ' Umar berkata: 'Keluarlah kalian, ' dia berkata: 'Panggilkan untukku orang-orang Anshar'. Lalu mereka pun dipanggil, setelah itu dia bermusyawarah dengan mereka, sedangkan mereka sama seperti halnya orang-orang Muhajirin dan berbeda pendapat seperti halnya mereka berbeda pendapat. Umar berkata: 'keluarlah kalian, ' dia berkata: 'Panggilkan untukku siapa saja di sini yang dulu menjadi tokoh Quraisy dan telah berhijrah ketika Fathul Makkah.' Mereka pun dipanggil dan tidak ada yang berselisih dari mereka kecuali dua orang. Mereka berkata: 'Kami berpendapat agar engkau kembali membawa orang-orang dan tidak menghadapkan mereka kepada wabah ini.' Umar menyeru kepada manusia: 'Sesungguhnya aku akan bangun pagi di atas pelana (maksudnya hendak berangkat pulang di pagi hari), bagunlah kalian pagi hari, ' Abu Ubaidah bin Jarrah bertanya: 'Apakah engkau akan lari dari takdir Allah? ' maka Umar menjawab: 'Kalau saja yang berkata bukan kamu, wahai Abu 'Ubaidah! Ya, kami lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain. Bagaimana pendapatmu, jika kamu memiliki unta kemudian tiba di suatu lembah yang mempunyai dua daerah, yang satu subur dan yang lainnya kering, tahukah kamu jika kamu membawanya ke tempat yang subur, niscaya kamu telah membawanya dengan takdir Allah. Apabila kamu membawanya ke tempat yang kering, maka kamu membawanya dengan takdir Allah juga.' Ibnu Abbas berkata: "Kemudian datanglah [Abdurrahman bin 'Auf], dia tidak ikut hadir (dalam musyawarah) karena ada keperluan. Dia berkata: "Saya memiliki kabar tentang ini dari Rasulullah Shalla Allahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Jika kalian mendengar suatu negeri terjangkit wabah, maka janganlah kalian menuju ke sana, namun jika dia menjangkiti suatu negeri dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dan lari darinya." Ibnu 'Abbas berkata: "Lalu Umar memuji Allah kemudian pergi."

【44】

Shahih Bukhari 5289: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdullah bin 'Amir] bahwa Umar pernah bepergian menuju Syam, ketika dia sampai di daerah Sargha, diberitahukan kepadanya bahwa negeri Syam sedang terjangkiti wabah penyakit menular, lantas [Abdurrahman bin 'Auf] memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian mendengar wabah tersebut menjangkiti suatu negeri, maka janganlah kalian menuju ke sana, namun jika dia menjangkiti suatu negeri dan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dan lari darinya."

【45】

Shahih Bukhari 5290: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nu'aim Al Mujmir] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Al Masih (Dajjal) dan penyakit lepra tidak akan bisa masuk Madinah."

【46】

Shahih Bukhari 5291: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami ['Ashim] telah menceritakan kepadaku [Hafshah binti Sirin] dia berkata: [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu bertanya kepadaku: "Sebab apakah Yahya meninggal dunia?" Jawabku: "Karena menderita lepra." Anas berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "(mati) karena menderita lepra adalah syahid bagi setiap Muslim."

【47】

Shahih Bukhari 5292: Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Malik] dari [Sumayy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "(meninggal) karena sakit perut adalah syahid, dan (meninggal) karena lepra juga syahid."

【48】

Shahih Bukhari 5293: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Habban] telah menceritakan kepada kami [Daud bin Abu Al Furat] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Buraidah] dari [Yahya bin Ya'mar] dari ['Aisyah isteri Nabi] shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa dia pernah mengabarkan kepada kami, bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai penyakit lepra, lantas Nabiyullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberitahukan kepadanya: "Bahwa penyakit lepra merupakan azab yang Allah timpakan terhadap siapa yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tidaklah seseorang yang berada di wilayah yang terjangkit penyakit lepra, kemudian ia tetap tinggal di negerinya dan selalu bersabar, ia mengetahui bahwa penyakit tersebut tidak akan mengjangkitinya kecuali apa yang Allah tetapkan kepadanya, maka baginya seperti pahalanya orang yang mati syahid." Hadits ini juga di perkuat oleh riwayat [An Nadlr] dari [Daud].

【49】

Shahih Bukhari 5294: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meniupkan kepada diri beliau sendiri dengan Mu'awwidzat (surat An nas dan Al falaq) ketika beliau sakit menjelang wafatnya, dan tatkala sakit beliau semakin parah, sayalah yang meniup dengan kedua surat tersebut dan saya megusapnya dengan tangan beliau sendiri karena berharap untuk mendapat berkahnya." Aku bertanya kepada Az Zuhri: "Bagaimana cara meniupnya?" dia menjawab: "Beliau meniup kedua tangannya, kemudian beliau mengusapkan ke wajah dengan kedua tangannya."

【50】

Shahih Bukhari 5295: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Bisyr] dari [Abu Al Mutawakkil] dari [Abu Sa'id Al Khudri] radliallahu 'anhu bahwa beberapa orang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengadakan suatu perjalanan, ketika mereka melewati salah satu perkampungan dari perkampungan Arab, orang-orang kampung tersebut tidak menerima mereka, ketika sikap mereka masih seperti itu seorang pemimpin mereka terkena sengatan kalajengking, lalu mereka pun berkata: "Apakah diantara kalian ada yang mempunyai obat, atau seorang yang bisa meruqyah?" lalu para sahabat Nabi pun berkata: "Sesungguhnya kalian tidak mau menerima kami, maka kamipun tidak akan melakukannya sehingga kalian memberikan imbalan kepada kami, " akhirnya mereka pun berjanji akan memberikan beberapa ekor kambing."Lalu seorang sahabat Nabi membaca Ummul Qur`an dan mengumpulkan ludahnya seraya meludahkan kepadanya hingga laki-laki itu sembuh, kemudian orang-orang kampung itu memberikan kepada para sahabat Nabi beberapa ekor kambing." Namun para sahabat Nabi berkata: "Kita tidak akan mengambilnya hingga kita bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang hal ini, " lalu mereka bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang pemberian itu hingga membuat beliau tertawa. Beliau bersabda: "Tidak tahukah bahwa itu ruqyah, ambillah pemberian tersebut dan berilah bagiannya untukku."

【51】

Shahih Bukhari 5296: Telah menceritakan kepada kami [Sidan bin Muddzarib Abu Muhammad Al Bahili] telah menceritakan kepada kami Abu Ma'syar Al Bashri dia adalah seorang yang jujur yaitu [Yusuf bin Yazid Al Barra`] dia berkata: telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Al Ahnas Abu Malik] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Ibnu Abbas] bahwa beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melewati sumber mata air dimana terdapat orang yang tersengat binatang berbisa, lalu salah seorang yang bertempat tinggal di sumber mata air tersebut datang dan berkata: "Adakah di antara kalian seseorang yang pandai menjampi? Karena di tempat tinggal dekat sumber mata air ada seseorang yang tersengat binatang berbisa." Lalu salah seorang sahabat Nabi pergi ke tempat tersebut dan membacakan al fatihah dengan upah seekor kambing. Ternyata orang yang tersengat tadi sembuh, maka sahabat tersebut membawa kambing itu kepada teman-temannya. Namun teman-temannya tidak suka dengan hal itu, mereka berkata: "Kamu mengambil upah atas kitabullah?" setelah mereka tiba di Madinah, mereka berkata: "Wahai Rasulullah, ia ini mengambil upah atas kitabullah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya upah yang paling berhak kalian ambil adalah upah karena (mengajarkan) kitabullah."

【52】

Shahih Bukhari 5297: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Ma'bad bin Khalid] dia berkata: saya mendengar [Abdullah bin Syaddad] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami supaya meruqyah orang yang terkena penyakit 'ain (gangguan sihir)."

【53】

Shahih Bukhari 5298: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Wahb bin 'Athiyah Ad Dimasyqi] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Walid Az Zubaidi] telah mengabarkan kepada kami [Az Zuhri] dari ['Urwah bin Zubair] dari [Zainab puteri Ummu Salamah] dari Ummu Salamah radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat budak wanita di rumahnya, ketika beliau melihat bekas hitam pada wajah budak wanita itu, beliau bersabda: "Ruqyahlah dia, karena padanya terdapat nadlrah (sisa sakit yang disebabkan karena sorotan mata jahat)." Hadits ini diperkuat oleh riwayat [Abdullah bin Salim] dari [Az Zubaidi], dan berkata [Uqail] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku [Urwah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【54】

Shahih Bukhari 5299: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Nashr] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ma'mar] dari [Hammam] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Penyakit 'ain (yang disebabkan oleh sorotan mata yang dengki) adalah haq (benar)." Dan beliau melarang tato."

【55】

Shahih Bukhari 5300: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman As Syaibani] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Al Aswad] dari [Ayahnya] dia berkata: saya bertanya kepada ['Aisyah] tentang ruqyah (jampi-jampi dari al Qur'an dan As Sunnah) dari penyakit demam, dia menjawab: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengizinkan ruqyah dari setiap penderita sakit demam."

【56】

Shahih Bukhari 5301: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abdul Aziz] dia berkata: "Aku dan Tsabit pernah mengunjungi Anas bin Malik, lalu Tsabit berkata: "Wahai Abu Hamzah, aku sedang menderita suatu penyakit." Maka Anas berkata: "Maukah kamu aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" dia menjawab: "Tentu." Anas berkata: "ALLAHUMMA RABBAN NAASI MUDZHIBIL BA`SA ISYFII ANTA SYAAFI LAA SYAAFIYA ILLA ANTA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit)."

【57】

Shahih Bukhari 5302: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepadaku [Sulaiman] dari [Muslim] dari [Masruq] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selalu meminta perlindungan terhadap sebagian keluarganya, beliau mengusap dengan tangan kanannya sambil berdo'a: "ALLAHUMMA RABBAN NAASI ADZHIBIL BA`SA ISYFIHI ANTA SYAAFI LAA SYIFAA`A ILLA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit)." [Sufyan] berkata: Aku menceritakan hal ini kepada [Manshur], maka dia menceritakan kepadaku dari [Ibrahim] dari [Masruq] dari [Aisyah] seperti hadits di atas.

【58】

Shahih Bukhari 5303: Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Abu Raja`] telah menceritakan kepada kami [An Nadlr] dari [Hisyam bin 'Urwah] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Ayahku] dari ['Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika meruqyah beliau berdo'a: "Hilangkanlah rasa sakit wahai Rabb manusia, di tangan-Mu lah segala kesembuhan, dan tidak ada yang dapat menyingkap penyakit tersebut melainkan Engkau."

【59】

Shahih Bukhari 5304: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Abdurrabbihi bin Sa'id] dari ['Amrah] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha bahwa apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendo'akan orang sakit, beliau membaca: "BISMILLAHI TURBATU ARDLINA BI RIIQATI BA'DLINA YUSYFAA SAQIIMUNA BI IDZNI RABBINA ("Dengan nama Allah, Debu tanah kami dengan ludah sebagian kami semoga sembuh orang yang sakit dari kami dengan izin Rabb kami."

【60】

Shahih Bukhari 5305: Telah menceritakan kepadaku [Shadaqah bin Al Fadl] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari ['Abdurrabbihi bin Sa'id] dari ['Amrah] dari ['Aisyah] dia berkata: "Biasanya dalam meruqyah, beliau membaca: "BISMILLAHI TURBATU ARDLINA BI RIIQATI BA'DLINA YUSYFAA SAQIIMUNA BI IDZNI RABBINA ("Dengan nama Allah, Debu tanah kami dengan ludah sebagian kami semoga sembuh orang yang sakit dari kami dengan izin Rabb kami."

【61】

Shahih Bukhari 5306: Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] dari [Yahya bin Sa'id] dia berkata: saya mendengar [Abu Salamah] berkata: saya mendengar [Abu Qatadah] berkata: saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mimpi baik dari Allah sedangkan ihtilam (mimpi buruk) datangnya dari syetan, maka apabila salah seorang dari kalian mimpi sesuatu yang dibencinya, hendaknya ia menidupkan tiga kali tiaupan ketika bangun, lalu meminta perlindungan dari kejahatannya, sebab kejahatan tersebut tidak akan membahayakan dirinya." Abu Salamah berkata: "Apabila aku bermimpi sesuatu yang aku merasa lebih berat dari gunung, maka aku tidak akan memperdulikannya setelah aku mendengar hadits ini."

【62】

Shahih Bukhari 5307: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah Al Uwaisi] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak tidur, maka beliau akan meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca QUL HUWALLAHU AHAD (QS Al Ikhlas 1-4) dan Mu'awidzatain (An Nas dan Al Falaq), kemudian beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata: Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku melakukan hal itu." Yunus berkata: aku melihat Ibnu Syihab apabila hendak tidur, ia melakukan hal itu juga."

【63】

Shahih Bukhari 5308: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyr] dari [Abu Al Mutawakkil] dari [Abu Sa'id] bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pergi dalam suatu perjalanan, ketika mereka singgah di suatu perkampungan dari perkampungan Arab, mereka meminta supaya diberi jamuan, namun penduduk perkampungan itu enggan untuk menjamu mereka, ternyata salah seorang dari tokoh mereka tersengat binatang berbisa, mereka sudah berusaha menerapinya namun tidak juga memberi manfa'at sama sekali, maka sebagian mereka mengatakan: "Sekiranya kalian mendatangi sekelompok laki-laki (sahabat Nabi) yang singgah di tempat kalian, semoga saja salah seorang dari mereka ada yang memiliki sesuatu, lantas mereka mendatangi para sahabat Nabi sambil berkata: "Wahai orang-orang, sesungguhnya pemimpin kami tersengat binatang berbisa, dan kami telah berusaha menerapinya dengan segala sesuatu namun tidak juga membuahkan hasil, apakah salah seorang dari kalian memiliki sesuatu (sebagai obat)?" Salah seorang sahabat Nabi menjawab: "Ya, demi Allah aku akan meruqyahnya (menjampinya), akan tetapi demi Allah, sungguh kami tadi meminta kalian supaya menjamu kami, namun kalian enggan menjamu kami, dan aku tidak akan meruqyah (menjampinya) sehingga kalian memberikan imbalan kepada kami." Lantas penduduk kampung itu menjamu mereka dengan menyediakan beberapa ekor kambing, lalu salah satu sahabat Nabi itu pergi dan membaca al hamdulillahi rabbil 'alamin (al fatihah) dan meludahkan kepadanya hingga seakan-akan pemimpin mereka terlepas dari tali yang membelenggunya dan terbebas dari penyakit yang dapat membinasakannya. Abu Sa'id berkata: "Lantas penduduk kampung tersebut memberikan imbalan yang telah mereka persiapkan kepada sahabat Nabi, dan sahabat Nabi yang lain pun berkata: "Bagilah." Namun sahabat yang meruqyah berkata: "Jangan dulu sebelum kita menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan memberitahukan apa yang terjadi dan kita akan melihat apa yang beliau perintahkan kepada kita." Setelah itu mereka menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan memberitahukannya kepada beliau, beliau bersabda: "Apakah kamu tidak tahu bahwa itu adalah ruqyah? Dan kalian telah mendapatkan imbalan darinya, maka bagilah dan berilah bagian untukku."

【64】

Shahih Bukhari 5309: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memintakan perlindungan untuk sebagian keluarga beliau, lalu beliau mengusapkan kepadanya dengan tangan kanannya sambil berdo'a: "ADZHIBIL BA`SA ALLAHUMMA RABBAN NAASI WASYFII ANTA SYAAFI LAA SYIFAA`A ILLA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Hilangkanlah rasa sakit Ya Allah Rabb manusia, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit)." Lalu aku menceritakan hal ini kepada [Manshur], maka dia menceritakan kepadaku dari [Ibrahim] dari [Masruq] dari [Aisyah] seperti hadits di atas.

【65】

Shahih Bukhari 5310: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad Al Ju'fi] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa meniupkan pada diri beliau sendiri dengan mu'awwidzat (surat An nas dan Al falaq) ketika sakit menjelang kematiannya, ketika sakit beliau semakin parah, maka akulah yang meniupkan (dengan membacakan mu'awidzat) kepadanya, aku mengusapkan dengan tangan beliau sendiri karena berharap keberkahan darinya." Aku bertanya kepada Ibnu Syihab: "Bagaimana cara beliau meniup (dengan membaca mu'awidzat)?" dia menjawab: "Yaitu beliau meniupkan (dengan membaca mu'awidzat) pada tangannya kemudian beliau mengusapkannya ke wajah beliau."

【66】

Shahih Bukhari 5311: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hushain bin Numair] dari [Hushain bin Abdurrahman] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui kami lalu beliau bersabda: "Telah ditampakkan kepadaku umat-umat, maka aku melihat seorang Nabi lewat bersama satu orang, seorang Nabi bersama dua orang saja, seorang Nabi bersama sekelompok orang dan seorang Nabi tanpa seorang pun bersamanya. Lalu tiba-tiba ditampakkan kepadaku kumpulan manusia yang banyak memenuhi ufuk, aku berharap mereka adalah ummatku, namun dikatakan padaku: 'Ini adalah Musa dan kaumnya, lalu di katakana pula kepadaku: "Tapi lihatlah di ujung sebelah sana.' Ternyata aku melihat ada sekumpulan orang yang sangat banyak, kemudian dikatakan lagi padaku: 'Lihat juga yang sebelah sana.' Ternyata aku juga melihat ada sekumpulan orang yang sangat banyak lagi, lalu dikatakan padaku: 'Ini adalah umatmu, dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang akan masuk surga tanpa hisab." Setelah itu orang-orang bubar dan belum sempat ada penjelasan kepada mereka, sehingga para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saling membicarakan hal itu, mereka berkata: "Adapun kita dilahirkan dalam kesyirikan akan tetapi kita beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mungkin mereka adalah para anak cucu kita." Lantas peristiwa tersebut sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda: "Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah bertathayur (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), tidak pernah meminta untuk diruqyah dan tidak mau menggunakan Kay (pengobatan dengan besi panas), dan kepada Tuhan merekalah mereka bertawakkal." Lalu Ukasyah bin Mihshan berdiri dan berkata: "Apakah aku termasuk di antara mereka, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Ya." Kemudian yang lainnya berdiri lalu bertanya: "Apakah aku juga termasuk di antara mereka?" Beliau menjawab: "Ukasyah telah mendahuluimu dalam hal ini."

【67】

Shahih Bukhari 5312: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit) tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), dan adakalanya kesialan itu terdapat pada tiga hal, yaitu: isteri, tempat tinggal dan kendaraan."

【68】

Shahih Bukhari 5313: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] bahwa [Abu Hurairah] berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada thiyarah (menganggap sial pada sesuatu sehingga tidak jadi beramal) dan yang baik adalah Alfa`lu." Para sahabat bertanya: "wahai Rasulullah apakah Al fa`lu itu?" beliau menjawab: "Yaitu kalimat baik yang di dengar oleh salah satu dari kalian."

【69】

Shahih Bukhari 5314: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada thiyarah (menganggap sial pada sesuatu sehingga tidak jadi beramal) dan yang baik adalah al fa'lu." Abu Hurairah bertanya: "Apakah al fa'lu itu wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Kalimat yang baik yang di dengar oleh salah seorang dari kalian."

【70】

Shahih Bukhari 5315: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit), tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), dan yang menakjubkanku adalah al fa'lu yang baik yaitu kalimat yang baik."

【71】

Shahih Bukhari 5316: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Hakam] telah menceritakan kepada kami [An Nadlr] telah mengabarkan kepada kami [Isra`il] telah mengabarkan kepada kami [Abu Hashin] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit), tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), tidak ada hammah (keyakinan jahiliyah tentang rengkarnasi) dan tidak pula shafar (menganggap bulan shafar sebagai bulan haram atau keramat)."

【72】

Shahih Bukhari 5317: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Khalid] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memutuskan perkara antara dua wanita dari Bani Hudzail yang sedang berkelahi, salah seorang melempar lawannya dengan batu dan mengenai perutnya padahal ia sedang hamil, hingga menyebabkan kematian anak yang dikandungnya. Lalu mereka mengadukan peristiwa itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau memutuskan hukuman (bagi wanita pembunuh) untuk membayar diyat janin dengan seorang hamba sahaya laki-laki atau perempuan, lantas wali wanita yang menanggung (diyat) berkata: "Ya Rasulullah, bagaimana saya harus menanggung orang yang belum bisa makan dan minum, bahkan belum bisa berbicara ataupun menjerit sama sekali?, tidakkah hal itu dapat dikatagorikan sebagai kecelakaan yang tidak dapat dihindari?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya perkara itu seperti perkara paranormal yang membacakan mantera-mantera."

【73】

Shahih Bukhari 5318: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu bahwa salah seorang dari dua orang wanita melempar lawannya dengan batu hingga menyebabkan janinnya gugur, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memutuskan untuk membayar diyat janin dengan seorang budak baik laki-laki maupun perempuan." Dan dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Musayyab] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memutuskan mengenai janin yang terbunuh di perut ibunya dengan (membayar diyat) seorang hamba sahaya baik laki-laki maupun perempuan. Lantas orang yang diputusi hukuman berkata: "Bagaimana saya harus menanggung orang yang belum bisa makan dan minum, bahkan belum bisa berbicara ataupun menjerit sama sekali?, tidakkah hal itu dapat dikatagorikan sebagai kecelakaan yang tidak dapat di hindari?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya perkara itu seperti perkara paranormal (yang membacakan mantera-mantera)."

【74】

Shahih Bukhari 5319: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al Harits] dari [Abu Mas'ud] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dari upah hasil penjualan anjing, upah pelacuran dan upah dari perdukunan."

【75】

Shahih Bukhari 5320: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Yahya bin 'Urwah bin Az Zubair] dari Urwah bin Az Zubair dari ['Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: beberapa orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai paranormal, lalu beliau menjawab: ""Mereka (para dukun) bukanlah apa-apa." Mereka berkata: "Wahai Rasulullah! Terkadang apa yang mereka ceritakan adalah benar." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perkataan yang nyata (benar) itu adalah perkataan yang dicuri oleh jin, kemudian ia menempatkannya di telinga walinya lalu mereka mencampur adukkan bersama kebenaran itu dengan seratus kedustaan." Ali berkata: Abdurrazaq berkata: lafazh "Perkataan yang nyata (benar) …" adalah mursal, setelah itu sampai kepadaku bahwa lafazh tersebut telah di musnadkan."

【76】

Shahih Bukhari 5321: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [Hisyam] dari [ayahnya] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: "Seorang Yahudi dari Bani Zuraiq yang bernama Labid bin Al A'sham telah menyihir Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun dibuat seakan-akan telah melakukan sesuatu pekerjaan yang beliau tidak kerjakan. Sampai disuatu hari -atau suatu malam- beliau berada di sampingku namun beliau tetap berdo'a dan berdo'a, kemudian beliau bersabda: "Wahai Aisyah, apakah kamu telah merasakan bahwa Allah telah memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan (hukumi)? Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya duduk di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku. Kemudian salah seorang berkata kepada yang satunya: "Menderita sakit apakah laki-laki ini?" temannya menjawab: "Terkena sihir.' salah satu mala'ikat tersebut bertanya: "Siapakah yang menyihirnya?" temannya menjawab: "Labid bin Al A'sham." Malaikat yang satu bertanya: "Dengan benda apakah dia menyihir?" temannya menjawab: "Dengan rambut yang terjatuh ketika disisir dan seludang mayang kurma." Salah satu malaikat bertanya: "Di manakah benda itu diletakkan?" temannya menjawab: "Di dalam sumur Dzarwan." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatanginya bersama beberapa orang sahabatnya, lalu bersabda: "Wahai Aisyah! seakan-akan airnya berubah bagaikan rendaman pohon inai atau seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepala syetan." Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, tidakkah anda mengeluarkannya?" beliau menjawab: "Tidak, sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku hanya tidak suka memberikan kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu." Kemudian beliau memerintahkan seseorang membawanya (barang yang dipakai untuk menyihir) lalu menguburnya." Hadits ini juga diperkuat oleh riwayat [Abu Usamah] dan [Abu Dlamrah] serta [Ibnu Abu Az Zinad] dari [Hisyam]. [Al Laits] dan [Ibnu 'Uyainah] mengatakan dari [Hisyam] mengenai lafazh "Musth (sisir) " dan "Musyaqah (helai rambut yang jatuh karena disisir) dikatakana pula "Al Musyathah yaitu helai rambut yang jatuh apabila disisir." Sedangkan Musyaqqah ialah rambut yang melekat pada sisir tatkala menyisir."

【77】

Shahih Bukhari 5322: Telah menceritakan kepadaku [Abdul Aziz bin Abdullah] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Sulaiman] dari [Tsaur bin Zaid] dari [Abu Al Ghaits] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jauhilah hal-hal yang membinasakan yaitu menyekutukan Allah dan sihr."

【78】

Shahih Bukhari 5323: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] dia berkata: saya mendengar [Ibnu 'Uyainah] berkata: orang yang pertama kali menceritakan kepada kami adalah [Ibnu Juraij], dia berkata: telah menceritakan kepadaku [keluarga 'Urwah] dari 'Urwah, lalu aku bertanya kepada [Hisyam] tentang haditsnya, maka dia menceritakannya kepada kami dari [Ayahnya] dari ['Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah disihir hingga seakan-akan beliau telah mendatangi para isterinya, padahal beliau tidak mendatanginya, -Sufyan mengatakan: "Bahwa keadaan seperti ini termasuk sihir yang paling berat- kemudian beliau bersabda: "Wahai Aisyah, apakah kamu mengetahui bahwa Allah telah memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan (hukumi)? Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya duduk di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku. Kemudian seorang yang berada di kepalaku berkata kepada yang satunya: "Kenapa laki-laki ini?" temannya menjawab: "Terkena sihir.' salah seorang darinya bertanya: "Siapakah yang menyihirnya?" temannya menjawab: "Lubid bin Al A'sham, laki-laki dari Bani Zuraiq, seorang munafik dan menjadi sekutu orang-orang Yahudi." Salah seorang darinya bertanya: "Dengan benda apakah dia menyihir?" temannya menjawab: "Dengan rambut yang terjatuh ketika disisir." Salah seorang darinya bertanya: "Di manakah benda itu diletakkan?" temannya menjawab: "Di mayang kurma yang diletakkan di bawah batu dalam sumur Dzarwan." Aisyah berkata: "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi sumur tersebut hingga beliau dapat mengeluarkan barang tersebut, lalu beliau bersabda: "Ini adalah sumur yang diperlihatkan padaku, seakan-akan airnya berubah bagaikan rendaman pohon inai dan seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepala syetan." Abu Hisyam berkata: "apakah beliau meminta barangnya dikeluarkan?" Aisyah berkata: Lalu aku bertanya: "Apakah anda tidak meruqyahnya?" beliau bersabda: "Tidak, sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku hanya tidak suka memberikan kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu."

【79】

Shahih Bukhari 5324: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaid bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam disihir hingga seakan-akan beliau mengangan-angan telah berbuat sesuatu, padahal beliau tidak melakukannya, hingga ketika beliau berada di sampingku, beliau berdo'a kepada Allah dan selalu berdo'a, kemudian beliau bersabda: "Wahai Aisyah, apakah kamu telah merasakan bahwa Allah telah memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan (hukumi)? Jawabku: "Apa itu wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya duduk di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku. Kemudian salah seorang berkata kepada yang satunya: "Menderita sakit apakah laki-laki ini?" temannya menjawab: "Terkena sihir.' salah seorang darinya bertanya: "Siapakah yang menyihirnya?" temannya menjawab: "Lubid bin Al A'sham seorang Yahudi dari Bani Zuraiq." Salah satunya bertanya: "Dengan benda apakah dia menyihir?" temannya menjawab: "Dengan rambut yang terjatuh ketika disisir dan seludang mayang kurma." Salah seorang darinya bertanya: "Di manakah benda itu di letakkan?" temannya menjawab: "Di dalam sumur Dzi Arwan." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi sumur tersebut bersama beberapa orang sahabatnya, beliau pun melihat ke dalam ternyata di dalamnya terdapat pohon kurma, lalu beliau kembali menemui 'Aisyah bersabda: "Wahai Aisyah! seakan-akan airnya berubah bagaikan rendaman pohon inai atau seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepala syetan." Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, tidakkah anda mengeluarkannya?" beliau menjawab: "Tidak, sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku hanya tidak suka memberikan kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu." Kemudian beliau memerintahkan seseorang membawanya (barang yang dipakai untuk menyihir) lalu menguburnya."

【80】

Shahih Bukhari 5325: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Abdullah bin Umar] radliallahu 'anhuma bahwa dua orang dari penduduk Masyriq datang kepadanya, lalu keduanya berkhutbah hingga orang-orang heran dengan penjelasannya, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya dalam penjelasan (bayan) itu mengandung sihir, atau sesungguhnya sebagian bayan (penjelasan) itu mengandung sihir."

【81】

Shahih Bukhari 5326: Telah menceritakan kepada kami [Ali] telah menceritakan kepada kami [Marwan] telah mengabarkan kepada kami [Hasyim] telah mengabarkan kepada kami ['Amir bin Sa'd] dari [Ayahnya] radliallahu 'anhu dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa di pagi hari makan beberapa biji kurma 'ajwah setiap harinya, maka tidak akan membahayakan terhadap dirinya baik itu racun maupun sihir pada hari itu hingga malam hari." Dan yang lain mengatakan tujuh biji kurma."

【82】

Shahih Bukhari 5327: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Hasyim] dia berkata: saya mendengar ['Amir bin Sa'd] saya mendengar Sa'd radliallahu 'anhu berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa di pagi hari makan tujuh biji kurma 'ajwah setiap harinya, maka tidak akan membahayakan terhadap dirinya baik itu racun dan juga sihir pada hari itu."

【83】

Shahih Bukhari 5328: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit) tidak ada shafar (menganggap bulan shafar sebagai bulan haram atau keramat) dan tidak pula hammah (keyakinan jahiliyah tentang rengkarnasi)." Lalu seorang Arab badui berkata: "Wahai Rasulullah, lalu bagimana dengan unta yang ada di padang pasir, seakan-akan (bersih) bagaikan gerombolan kijang lalu datang padanya unta berkudis dan bercampur baur dengannya sehingga ia menularinya?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Lalu siapakah yang menulari yang pertama?" Setelah itu Abu Salamah mendengar Abu Hurairah mengatakan: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah (unta) yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat." -sepertinya Abu Hurairah mengingkari hadits yang pertama- maka kami bertanya: "Tidakkah anda pernah menceritakan bahwa tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit)." Lalu dia bicara dengan bahasa Habasyah, maka aku tidak pernah melihatnya lupa terhadap hadits selain hadits di atas."

【84】

Shahih Bukhari 5329: Telah menceritaka kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] dia berkata: telah menceritaka kepadaku [Ibnu Wahb] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Salim bin Abdullah] dan [Hamzah] bahwa [Abdullah bin Umar] radliallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit) tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), dan adakalanya kesialan itu terdapat pada tiga hal, yaitu: kendaraan, isteri dan tempat tinggal."

【85】

Shahih Bukhari 5330: Telah menceritaka kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah menceritaka kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit)." Abu Salamah bin Abdurrahman berkata: saya mendengar Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Janganlah kalian mencampurkan antara yang sakit dengan yang sehat." Dan dari [Az Zuhri] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Sinan bin Abu Sinan Ad Du`ali] bahwa [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu berkata: sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit) " maka seorang Arab badui berdiri dan berkata: "Lalu bagimana dengan unta yang ada di padang pasir, seakan-akan (bersih) bagaikan gerombolan kijang lalu datang padanya unta berkudis dan bercampur baur dengannya sehingga ia menularinya?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Lalu siapakah yang menulari yang pertama."

【86】

Shahih Bukhari 5331: Telah menceritaka kepadaku [Muhammad bin Basyar] telah menceritaka kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritaka kepada kami [Syu'bah] dia berkata: saya mendengar [Qatadah] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Tidak ada 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit) dan tidak pula thiyarah (menganggap sial pada sesuatu sehingga tidak jadi beramal) dan yang menakjubkanku adalah al fa'lu." Mereka bertanya: "Apakah al fa'lu itu?" beliau menjawab: "Kalimat yang baik."

【87】

Shahih Bukhari 5332: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abu Haurairah] Bahwa ketika Khaibar ditaklukkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diberi hadiah seekor kambing beracun. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam langsung bersabda: 'Tolong kumpulkanlah orang-orang Yahudi yang ada di sini.' Maka mereka dikumpulkanlah di hadapan beliau. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Saya akan bertanya kepada kalian tentang sesuatu, apakah kalian akan menjawab dengan jujur? ', mereka menjawab: 'Ya, wahai Abu Qasim (Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam).' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: 'Siapakah ayah kalian? ' Mereka menjawab: 'Ayah kami si fulan.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Kalian bohong!, tetapi ayah kalian adalah si fulan.' Mereka menjawab: 'Baginda benar.' Lalu beliau bersabda kepada mereka: 'Apakah kalian akan jujur jika saya tanya tentang sesuatu? ' Mereka menjawab: 'Ya, dan jika kami berbohong niscaya baginda mengetahuinya, sebagaimana baginda mengetahui ayah-ayah kami.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada mereka: 'Siapakah penghuni neraka? ' Mereka menjawab: 'Kami berada di dalamnya sebentar dan kemudian baginda menggantikan kami di dalamnya.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada mereka: Terhinalah kalian di dalamnya, demi Allah subhanahu wata'ala kami tidak akan menggantikan kalian di dalamnya selamanya." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada mereka: "Apakah kalian akan berkata jujur terhadap pertanyaan yang akan kutanyakan kepada kalian?", mereka menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Apakah kalian membubuhi racun pada (daging) kambing tersebut?" Mereka menjawab: "Ya, " beliau bertanya: "Apa yang menyebabkan kalian berbuat demikian?" Mereka menjawab: "Kami ingin terbebas jika baginda seorang pembohong dan jika baginda benar seorang Nabi maka (racun itu) tidak akan mencelakai baginda."

【88】

Shahih Bukhari 5333: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] dia berkata: saya mendengar [Dzakwan] menceritakan dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Barangsiapa menjatuhkan diri dari gunung, hingga membunuh jiwanya (bunuh diri), maka ia akan jatuh ke neraka jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa menegak racun, hingga meninggal dunia, maka racun tersebut akan berada di tangannya, dan ia akan menegaknya di neraka jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Dan barang siapa bunuh diri dengan (menusuk dirinya dengan) besi, maka besi itu akan ada di tangannya, dengannya ia akan menghujamkan ke perutnya di neraka jahannam, ia kekal dan abadi di dalamnya selama-lamanya."

【89】

Shahih Bukhari 5334: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Basyir Abu Bakar] telah mengabarkan kepada kami [Hasyim bin Hasyim] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Amir bin Sa'd] dia berkata: saya mendengar [Ayahku] berkata: saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alai wasallam bersabda: "Barangsiapa di pagi hari makan tujuh buah kurma 'ajwah, maka pada hari itu racun dan sihir tidak akan membahayakan dirinya."

【90】

Shahih Bukhari 5335: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Abu Idris Al Khaulani] dari [Abu Tsa'labah Al Khusyani] radliallahu 'anhu dia berkata: Nabi Shallallahu 'alai wasallam melarang makan setiap binatang buas yang bertaring." Az Zuhri mengatakan: "Aku belum mendengar hadits tersebut hingga aku tiba di Syam, [Al Laits] menambahkan, katanya: telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] perawi berkata: lalu aku bertanya kepada Ibnu Syihab: "Apakah kita harus berwudlu' atau bolehkah kita meminum susu keledai betina atau memakan empedu binatang buas atau meminum kencing unta?" dia menjawab: "Orang-orang muslim banyak yang menjadikannya obat, dan mereka menganggap hal itu tidak mengapa, adapun susu keledai, maka telah sampai kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang memakan dagingnya sementara belum sampai kepada kami tentang larangan dan perintah meminum susunya, sedangkan empedu binatang buas. Ibnu Syihab mengatakan: telah mengabarkan kepadaku [Abu Idris Al Khaulani] bahwa [Abu Tsa'labah Al Khusani] telah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang makan setiap binatang buas yang bertaring."

【91】

Shahih Bukhari 5336: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari ['Utbah bin Muslim] mantan budak Bani Taim dari ['Ubaid bin Hunain] mantan budak Bani Zuraiq dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seekor lalat hinggap di tempat minum salah seorang dari kalian, hendaknya ia mencelupkan ke dalam minuman tersebut, kemudian membuangnya, karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat penawarnya."