8. Shalat

【1】

Shahih Bukhari 336: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] berkata: [Abu Dzar] menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Saat aku di Makkah atap rumahku terbuka, tiba-tiba datang Malaikat Jibril Alaihis Salam. Lalu dia membelah dadaku kemudian mencucinya dengan menggunakan air zamzam. Dibawanya pula bejana terbuat dari emas berisi hikmah dan iman, lalu dituangnya ke dalam dadaku dan menutupnya kembali. Lalu dia memegang tanganku dan membawaku menuju langit dunia. Tatkala aku sudah sampai di langit dunia, Jibril Alaihis Salam berkata kepada Malaikat penjaga langit: 'Bukalah!' Malaikat penjaga langit berkata: 'Siapa Ini?' Jibril menjawab: 'Ini Jibril'. Malaikat penjaga langit bertanya lagi: 'Apakah kamu bersama orang lain?' Jibril menjawab: "Ya, bersamaku Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.' Penjaga itu bertanya lagi: 'Apakah dia diutus sebagai Rasul?' Jibril menjawab: 'Benar.' Ketika dibuka dan kami sampai di langit dunia, ketika itu ada seseorang yang sedang duduk, di sebelah kanan orang itu ada sekelompok manusia begitu juga di sebelah kirinya. Apabila dia melihat kepada sekelompok orang yang di sebelah kanannya ia tertawa, dan bila melihat ke kirinya ia menangis. Lalu orang itu berkata: 'Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril: 'Siapakah dia?' Jibril menjawab: "Dialah Adam Alaihis Salam, dan orang-orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya adalah ruh-ruh anak keturunannya. Mereka yang ada di sebelah kanannya adalah para ahli surga sedangkan yang di sebelah kirinya adalah ahli neraka. Jika dia memandang ke sebelah kanannya dia tertawa dan bila memandang ke sebelah kirinya dia menangis.' Kemudian aku dibawa menuju ke langit kedua, Jibril lalu berkata kepada penjaganya seperti terhadap penjaga langit pertama. Maka langit pun dibuka." Anas berkata: "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan bahwa pada tingkatan langit-langit itu beliau bertemu dengan Adam, Idris, Musa, 'Isa dan Ibrahim semoga Allah memberi shalawat-Nya kepada mereka. Beliau tidak menceritakan kepadaku keberadaan mereka di langit tersebut, kecuali bahwa beliau bertemu Adam di langit dunia dan Ibrahim di langit keenam." Anas melanjutkan: "Ketika Jibril berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia melewati Idris. Maka Idris pun berkata: 'Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril: 'Siapakah dia?' Jibril menjawab: 'Dialah Idris.' Lalu aku berjalan melewati Musa, ia pun berkata: 'Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril: 'Siapakah dia?' Jibril menjawab: 'Dialah Musa.' Kemudian aku berjalan melewati 'Isa, dan ia pun berkata: 'Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril: 'Siapakah dia?' Jibril menjawab: 'Dialah 'Isa.' Kemudian aku melewati Ibrahim dan ia pun berkata: 'Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril: 'Siapakah dia?' Jibril menjawab: 'Dialah Ibrahim shallallahu 'alaihi wa sallam.' Ibnu Syihab berkata: Ibnu Hazm mengabarkan kepadaku bahwa Ibnu 'Abbas dan Abu Habbah Al Anshari keduanya berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kemudian aku dimi'rajkan hingga sampai ke suatu tempat yang aku dapat mendengar suara pena yang menulis." Ibnu Hazm berkata: Anas bin Malik menyebutkan: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kemudian Allah 'azza wa jalla mewajibkan kepada ummatku shalat sebanyak lima puluh kali. Maka aku pergi membawa perintah itu hingga aku berjumpa dengan Musa, lalu ia bertanya: 'Apa yang Allah perintahkan untuk umatmu?' Aku jawab: 'Shalat lima puluh kali.' Lalu dia berkata: 'Kembalilah kepada Rabbmu, karena umatmu tidak akan sanggup!' Maka aku kembali dan Allah mengurangi setengahnya. Aku kemudian kembali menemui Musa dan aku katakan bahwa Allah telah mengurangi setengahnya. Tapi ia berkata: 'Kembalilah kepada Rabbmu karena umatmu tidak akan sanggup.' Lalu aku kembali menemui Allah dan Allah kemudian mengurangi setengahnya lagi.' Kemudian aku kembali menemui Musa, lalu ia berkata: 'Kembalilah kepada Rabbmu, karena umatmu tetap tidak akan sanggup.' Maka aku kembali menemui Allah Ta'ala, lalu Allah berfirman: 'Lima ini adalah sebagai pengganti dari lima puluh. Tidak ada lagi perubahan keputusan di sisi-Ku!' Maka aku kembali menemui Musa dan ia kembali berkata: 'Kembailah kepada Rabb-Mu!' Aku katakan: 'Aku malu kepada Rabb-ku.' Jibril lantas membawaku hingga sampai di Sidratul Muntaha yang diselimuti dengan warna-warni yang aku tidak tahu benda apakah itu. Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya banyak kubah-kubah terbuat dari mutiara dan tanahnya dari minyak kesturi."

【2】

Shahih Bukhari 337: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Shalih bin Kaisan] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah] Ibu kaum Mu'minin, ia berkata: "Allah telah mewajibkan shalat, dan awal diwajibkannya adalah dua rakaat dua rakaat, baik saat mukim atau saat dalam perjalanan. Kemudian ditetapkanlah ketentuan tersebut untuk shalat safar (dalam perjalanan), dan ditambahkan lagi untuk shalat di saat mukim."

【3】

Shahih Bukhari 338: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Ibrahim] dari [Muhammad] dari [Ummu 'Athiyah] berkata: "Kami diperintahkan untuk mengajak keluar (wanita) haid dan wanita yang sedang dipingit pada dua hari raya, sehingga mereka bisa menyaksikan jama'ah kaum Muslimin dan mendo'akan mereka, lalu menjauhkan wanita-wanita haid dari tempat shalat mereka." Seorang wanita berkata: "Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang tidak memiliki jilbab?" Beliau menjawab: "Hendaklah temannya meminjamkan jilbab miliknya kepadanya." ['Abdullah bin Raja'] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Imran] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sirin] telah menceritakan kepada kami [Ummu 'Athiyah] aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda seperti ini."

【4】

Shahih Bukhari 339: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin Muhammad] berkata: telah menceritakan kepadaku [Waqid bin Muhammad] dari [Muhammad bin Al Munkadir] berkata: "Jabir mengerjakan shalat dengan mengenakan sarung yang ia ikatkan pada leher (tengkuk), sementara pakaiannya ia gantungkan di gantungan baju. Seseorang lalu berkata kepadanya: "Kenapa kamu shalat dengan menggunakan satu kain!" [Jabir bin Samurah] menjawab: "Aku lakukan itu agar bisa dilihat oleh orang bodoh seperti kamu. Sebab mana ada pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, di antara kami yang memiliki dua kain!"

【5】

Shahih Bukhari 340: Telah menceritakan kepada kami [Mutharrif Abu Mush'ab] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Abu Al Mawali] dari [Muhammad bin Al Munkadir] berkata: Aku melihat [Jabir bin 'Abdullah] melaksanakan shalat dengan mengenakan satu pakaian. Lalu dia berkata: "Aku pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dengan mengenakan (satu) kain."

【6】

Shahih Bukhari 341: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Umar bin Abu Salamah], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dengan mengenakan satu kain yang diikatkan pada kedua sisinya.

【7】

Shahih Bukhari 342: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam] berkata: telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari ['Umar bin Abu Salamah] bahwa Dia melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat di rumah Ummu Salamah dengan mengenakan satu kain yang kedua sisinya digantungkan pada kedua pundaknya.

【8】

Shahih Bukhari 343: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaid bin Isma'il] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] bahwa ['Umar bin Abu Salamah] mengabarkan kepadanya, ia berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat di rumah Ummu Salamah dengan mengenakan satu kain yang menutupi seluruh badannya yang diletakkan pada kedua pundaknya."

【9】

Shahih Bukhari 344: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Uwais] berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik bin Anas] dari [Abu An Nadlar] mantan budak 'Umar bin 'Abdullah bahwa [Abu Murrah] mantan budak Ummu Hani' binti Abu Thalib mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar [Ummu Hani' binti Abu Thalib] berkata: Aku berkunjung kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada hari pembebasan Makkah, aku dapati beliau mandi sementara Fathimah, puteri beliau menutupinya dengan tabir. Ummu Hani' binti Abu Thalib berkata: Lantas aku memberi salam kepada beliau, lalu beliau bertanya: "Siapakah ini?" Aku menjawab: "Aku Ummu Hani' binti Abu Thalib." Lalu beliau bertanya: "Selamat datang wahai Ummu Hani'." Setelah selesai mandi beliau shalat delapan rakaat dengan berselimut pada satu baju. Setelah selesai shalat aku berkata: "Wahai Rasulullah, anak ibuku mengatakan dia telah membunuh seseorang dan aku telah memberi ganti rugi kepada seseorang yakni Abu Hubairah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Kami telah setuju apa yang engkau berikan wahai Ummu Hani'!" Ummu Hani' berkata: "Saat itu adalah waktu dluha."

【10】

Shahih Bukhari 345: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] bahwa Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang shalat menggunakan satu baju. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah setiap orang dari kalian memiliki dua baju?"

【11】

Shahih Bukhari 346: Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Malik] dari [Abu Az Zanad] dari ['Abdurrahman Al A'raj] dari [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian shalat dengan menggunakan satu kain, hingga tidak selembar pun kain yang menutupi kedua pundaknya."

【12】

Shahih Bukhari 347: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari ['Ikrimah] berkata: Aku pernah mendengar, atau aku pernah bertanya kepadanya, ia berkata: Aku mendengar [Abu Hurairah] berkata: Aku bersumpah bahwa aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa shalat dengan menggunakan satu kain, maka hendaklah ia selempangkan pada kedua pundaknya."

【13】

Shahih Bukhari 348: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Shalih] berkata: telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] dari [Sa'id bin Al Harits] berkata: Kami bertanya kepada [Jabir bin 'Abdullah] tentang shalat dengan mengenakan satu lembar kain. Maka ia menjawab: "Aku pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam salah satu perjalanannya. Pada suatu malamnya aku datang untuk keperluanku. Saat itu aku dapati beliau sedang shalat dengan mengenakan satu kain. Maka aku bergabung dengan beliau dan shalat disampingnya. Setelah selesai beliau bertanya: "Ada urusan apa (malam-malam begini) kamu datang wahai Jabir?" Maka aku sampaikan keperluanku kepada beliau. Setelah aku selesai, beliau berkata: "Kenapa aku lihat kamu menyelimutkan (kain) seperti ini?" Aku jawab: "Kainku sempit!" Beliau bersabda: "Jika kain itu lebar maka diikatkanlah dari pundak, namun bila sempit maka cukup dikenakan (sebatas untuk menutup aurat)."

【14】

Shahih Bukhari 349: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] berkata: telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'd] berkata: Kaum laki-laki shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan mengikatkan kain pada leher-leher mereka seperti bayi. Lalu dikatakan kepada kaum wanita: "Janganlah kalian mengangkat kepala kalian hingga para laki-laki telah duduk."

【15】

Shahih Bukhari 350: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dari [Mughirah bin Syu'bah] berkata: Aku pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, beliau bersabda: "Wahai Mughirah, ambilkan segayung air." Lalu aku mencarikan air untuk beliau, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pergi menjauh hingga tidak terlihat olehku untuk buang hajat. Saat itu beliau mengenakan jubah lebar, beliau berusaha mengeluarkan tangannya lewat lubang lengan namun terlalu sempit. Lalu beliau mengeluarkan tangannya lewat bawah jubahnya, lantas aku sodorkan segayung air kemudian beliau berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat dengan mengusap kedua sepatunya lalu shalat."

【16】

Shahih Bukhari 351: Telah menceritakan kepada kami [Mathar bin Al Fadlal] berkata: telah menceritakan kepada kami [Rauh] berkata: telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin Ishaq] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Dinar] berkata: aku mendengar [Jabir bin 'Abdullah] menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama orang-orang Quraisy memindahkan batu Ka'bah sementara saat itu beliau mengenakan kain lebar. Pamannya, Al 'Abbas, lalu berkata kepadanya: "Wahai anak saudaraku, seandainya kainmu engkau letakkan pada pundakmu tentu batu akan lebih ringan. Maka beliau lepas dan dipakaikannya di pundaknya, tiba-tiba beliau terjatuh dan pingsan. Setelah peristiwa itu tidak pernah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terlihat telanjang.

【17】

Shahih Bukhari 352: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] berkata: Seorang laki-laki datang dan bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang shalat dengan menggunakan satu lembar baju. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: "Apakah setiap kalian memiliki dua helai baju?" Kemudian ada seseorang bertanya kepada 'Umar, lalu ia menjawab: "Jika Allah memberi kelapangan (kemudahan), maka pergunakanlah." Bila seseorang memiliki banyak pakaian, maka dia shalat dengan pakaiannya itu. Ada yang shalat dengan memakai kain dan rida (selendang besar), ada yang memakai kain dan gamis (baju panjang sampai kaki), ada yang memakai kain dan baju, ada yang memakai celana panjang dan rida', ada yang memakai celana panjang dan gamis, ada yang memakai celana panjang dan baju, ada yang memakai celana pendek dan rida', ada yang memakai celana pendek dan gamis." Abu Hurairah berkata: "Menurutku 'Umar mengatakan: "Dan ada yang memakai celana pendek dan rida'."

【18】

Shahih Bukhari 353: Telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin 'Ali] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi'b] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ibnu 'Umar] berkata: Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Apa yang harus dikenakan oleh seseorang saat ihram?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Dia tidak boleh mengenakan baju, celana, mantel dan tidak boleh pula pakaian yang diberi minyak wangi atau wewangian dari daun tumbuhan. Dan siapa yang tidak memiliki sandal, ia boleh mengenakan sepatu tapi hendaklah dipotong hingga berada dibawah mata kaki." Dan dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti ini juga.

【19】

Shahih Bukhari 354: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata: telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang seseorang mengenakan pakaian shama` (berselimut sehingga seluruh bagian badannya tertutup) dan melarang seseorang duduk ihtiba` dengan selembar kain hingga tidak ada yang menutupi bagian kemaluannya."

【20】

Shahih Bukhari 355: Telah menceritakan kepada kami [Qabishah bin 'Uqbah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dua macam jual beli: jual beli Al Limas dan An Nibadz. Dan melarang dari dua cara berpakaian: berpakaian shama` dan seorang laki-laki duduk ihtiba dengan mengenakan satu kain.

【21】

Shahih Bukhari 356: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [anak saudara Ibnu Syihab] dari [Pamannya] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Humaid bin 'Abdurrahman bin 'Auf] bahwa [Abu Hurairah] berkata: "Pada hari Nahr (Idul Adlha) Abu Bakar mengutusku kepada para pemberi pengumuman saat pelaksanaan haji, di Mina kami umumkan bahwa orang Musyrik tidak boleh berhaji setelah tahun ini dan tidak boleh thawaf dengan keadaan telanjang." Humaid bin 'Abdurrahman berkata: "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membonceng Ali pada tunggangannya dan memerintahkannya untuk mengumumkan surat Al Bara'ah (At Taubah)." Abu Hurairah berkata: "Lalu 'Ali mengumumkan bersama kami pada penduduk Mina di hari Nahr, bahwa orang Musyrik tidak boleh berhaji setelah tahun ini dan tidak boleh thawaf dengan keadaan telanjang."

【22】

Shahih Bukhari 357: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Aziz bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Al Mawali] dari [Muhammad bin Al Munkadir] berkata: Aku masuk menemui [Jabir bin 'Abdullah] yang saat itu sedang shalat dengan menggunakan kain sarung yang diikatkannya pada tengkuk, sedangkan pakaiannnya diletakkan pada gantungan baju. Setelah selesai kami bertanya: "Wahai Abu 'Abdullah, bagaimana kamu shalat sedangkan kain rida' (selendang) mu engkau gantung pada gantungan baju?" Maka Jabir menjawab: "Benar, sesungguhnya aku senang bila berbuat seperti itu agar bisa dilihat oleh orang bodoh seperti kamu. Aku pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dengan cara seperti itu."

【23】

Shahih Bukhari 358: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulayyah] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Shuhaib] dari [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berperang di Khaibar. Maka kami melaksanakan shalat shubuh di sana di hari yang masih sangat gelap, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Thalhah mengendarai tunggangannya, sementara aku membonceng Abu Thalhah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu melewati jalan sempit di Khaibar dan saat itu sungguh lututku menyentuh paha Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu beliau menyingkap sarung dari pahanya hingga aku dapat melihat paha Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang putih. Ketika memasuki desa beliau bersabda: "Allahu Akbar, binasalah Khaibar dan penduduknya! Sungguh, jika kami mendatangi halaman suatu Kaum, {Maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu} (Qs. Ash Shaffaat: 177). Beliau mengucapkan kalimat ayat ini tiga kali. Anas bin Malik melanjutkan: (Saat itu) orang-orang keluar untuk bekerja, mereka lantas berkata: "Muhammad datang!" 'Abdul 'Aziz berkata: Sebagian sahabat kami menyebutkan: "Pasukan (datang)!" Maka kami pun menaklukkan mereka, para tawanan lantas dikumpulkan. Kemudian datanglah Dihyah Al Kalbi seraya berkata: "Wahai Nabi Allah, berikan aku seorang wanita dari tawanan itu!" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Pergi dan bawalah seorang tawanan wanita." Dihyah lantas mengambil Shafiyyah binti Huyay. Tiba-tiba datang seseorang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Nabi Allah, Tuan telah memberikan Shafiyyah binti Huyay kepada Dihyah! Padahal dia adalah wanita yang terhormat dari suku Quraidhoh dan suku Nadlir. Dia tidak layak kecuali untuk Anda." Lalu beliau bersabda: "Panggillah Dihyah dan wanita itu." Maka Dihyah datang dengan membawa Shafiyyah. Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat Shafiyyah, beliau berkata: "Ambillah wanita tawanan yang lain selain dia." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerdekakan wanita tersebut dan menikahinya." Tsabit berkata kepada Anas bin Malik: "Apa yang menjadi maharnya?" Anas menjawab: "Maharnya adalah kemerdekaan wanita itu, beliau memerdekakan dan menikahinya." Saat berada diperjalanan, Ummu Sulaim merias Shafiyyah lalu menyerahkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat malam tiba, sehingga jadilah beliau pengantin. Lalu beliau bersabda: "Siapa saja dari kalian yang memiliki sesuatu hendaklah ia bawa kemari." Lantas beliau menggelar hamparan terbuat dari kulit, lalu berdatanganlah orang-orang dengan membawa apa yang mereka miliki. Ada yang membawa kurma dan ada yang membawa keju/lemak. Anas mengatakan: Aku kira ia juga menyebutkan sawiq (makanan yang dibuat dari biji gandum dan adonan tepung gandum). Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mencampur makanan-makanan tersebut. Maka itulah walimahan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

【24】

Shahih Bukhari 359: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Urwah] bahwa ['Aisyah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat fajar dan ikut juga wanita-wanita Mu'minat yang wajahnya tertutup dengan kerudung, kemudian kembali ke rumah mereka masing-masing tanpa diketahui oleh seorangpun."

【25】

Shahih Bukhari 360: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat di atas kain yang bergambar. Lalu beliau melihat kepada gambar tersebut. Selesai shalat beliau berkata: "Pergilah dengan membawa kain ini kepada Abu Jahm dan gantilah dengan pakaian polos dari Abu Jahm. Sungguh kain ini tadi telah mengganggu shalatku." [Hisyam bin 'Urwah] berkata dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku melihat pada gambarnya dan aku khawatir gambar itu menggangguku."

【26】

Shahih Bukhari 361: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar 'Abdullah bin 'Amru] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Shuhaib] dari [Anas bin Malik], bahwa Kain tipis milik 'Aisyah digunakan untuk gorden, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Singkirkanlah kain ini dari kita, karena gambar-gambarnya selalu menggangguku dalam shalatku."

【27】

Shahih Bukhari 362: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari ['Uqbah bin 'Amir] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diberi hadiah berupa kain yang terbuat dari sutra, lalu beliau memakainya dan shalat. Setelah selesai, beliau menyingkirkannya dengan keras seakan tidak suka, beliau bersabda: "Ini tidak patut bagi orang yang bertakwa."

【28】

Shahih Bukhari 363: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ar'arah] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Umar bin Abu Za'idah] dari ['Aun bin Abu Juhaifah] dari [Bapaknya] berkata: Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada dalam kemah merah yang terbuat dari kulit yang disamak. Dan aku lihat Bilal mengambilkan air wudlu untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan aku lihat orang-orang saling berebut air tersebut. Orang yang mendapatkanya maka ia langsung mengusapkannya, dan bagi yang tidak maka ia mengambilnya dari tangan temannya yang basah. Kemudian aku lihat Bilal mengambil tombak kecil dan menancapkannya di tanah, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dengan mengenakan pakaian merah menghadap ke arah tombak kecil dan memimpin orang-orang shalat sebanyak dua raka'at. Dan aku lihat orang-orang dan hewan berlalu melewati depan tombak tersebut.

【29】

Shahih Bukhari 364: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Hazim] berkata: Orang-orang bertanya kepada [Sahal bin Sa'd] tentang terbuat dari apa mimbar Rasulullah? Maka dia berkata: "Tidak ada seorangpun yang masih hidup dari para sahabat yang lebih mengetahui masalah ini selain aku. Mimbar itu terbuat dari batang pohon hutan yang tak berduri, mimbar itu dibuat oleh budak seorang wanita untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika selesai dibuat dan diletakkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri pada mimbar tersebut menghadap kiblat. Beliau bertakbir dan orang-orang pun ikut shalat dibelakangnya, lalu beliau membaca surat lalu rukuk, dan orang-orang pun ikut rukuk di belakangnya. Kemudian beliau mengangkat kepalanya, lalu mundur ke belakang turun dan sujud di atas tanah. Kemudian beliau kembali ke atas mimbar dan rukuk, kemudian mengangkat kepalanya lalu turun kembali ke tanah pada posisi sebelumnya dan sujud di tanah. Itulah keberadaan mimbar." Abu 'Abdullah berkata: 'Ali bin Al Madini berkata: Ahmad bin Hambal rahimahullah bertanya kepadaku tentang hadits ini. Ia katakan: "Yang aku maksudkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam posisinya lebih tinggi daripada orang-orang. Maka tidak mengapa seorang imam posisinya lebih tinggi daripada Makmum berdasarkan hadits ini." Berkata: Aku katakan: "Sesungguhnya Sufyan bin 'Uyainah sering ditanya tentang masalah ini, Apakah kamu tidak pernah mendengarnya?" Ahmad bin Hambal menjawab: "Tidak."

【30】

Shahih Bukhari 365: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdurrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Humaid Ath Thawil] dari [Anas bin Malik], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah terjatuh dari kudanya hingga mengakibatkan betisnya atau bahunya terluka. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjauhi isteri-isterinya selama sebulan. Beliau lalu duduk di ruangan yang agak tinggi yang tangganya terbuat dari kayu. Para sahabatnya lalu mengunjunginya, kemudian beliau shalat mengimami mereka dengan duduk sedangkan para sahabatnya shalat dengan berdiri. Setelah salam, beliau bersabda: "Sesungguhnya dijadikannya imam itu untuk diikuti. Jika imam bertakbir maka takbirlah kalian, jika rukuk maka rukuklah kalian, jika sujud maka sujudlah kalian, dan jika ia shalat dengan berdiri maka shalatlah kalian dengan berdiri." Kemudian Beliau turun kembali setelah dua puluh sembilan hari. Mereka pun berkata: "Wahai Rasulullah, bukankan engkau mengasingkan diri selama satu bulan?" Beliau menjawab: "Satu bulan itu dua puluh sembilan hari."

【31】

Shahih Bukhari 366: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dari [Khalid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sulaiman Asy Syaibani] dari ['Abdullah bin Syidad] dari [Maimunah] ia berkata: "Pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat sementara aku berada di sampingnya, dan saat itu aku sedang haid. Dan setiap kali beliau sujud, pakaian beliau mengenai aku. Dan beliau shalat di atas tikar kecil."

【32】

Shahih Bukhari 367: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] bahwa Neneknya, Mulaikah, mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menghadiri hidangan yang ia masak untuk beliau. Maka beliau menyantap makanan tersebut kemudian bersabda: "Berdirilah, aku akan pimpin kalian shalat." Anas berkata: "Maka aku berdiri di tikar milik kami yang sudah lusuh dan hitam akibat sering digunakan. Lalu aku memercikinya dengan air, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri diatasnya. Aku dan seorang anak yatim lalu membuat barisan di belakang beliau, sementara orang tua (nenek) berdiri di belakang kami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu shalat memimpim kami sebanyak dua raka'at lalu pergi."

【33】

Shahih Bukhari 368: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sulaiman Asy Syaibani] dari ['Abdullah bin Syaddad] dari [Maimunah] ia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat di atas tikar kecil."

【34】

Shahih Bukhari 369: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Abu An Nadlr] mantan budak 'Umar bin 'Ubaidullah, dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata: "Aku pernah tidur di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sementara kedua kakiku di arah Qiblat (shalatnya). Jika sujud beliau menyentuh kakiku, maka aku tarik kedua kakiku. Dan jika berdiri aku kembali meluruskan kakiku." 'Aisyah berkata: "Pada saat itu di rumah-rumah belum ada lampu penerang."

【35】

Shahih Bukhari 370: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Laits] telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Urwah] bahwa ['Aisyah] mengabarkan kepadanya, bahwa Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang shalat Aisyah pernah tidur di arah kiblat beliau, ia tidur di atas kasur dengan posisi seperti jenazah.

【36】

Shahih Bukhari 371: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid] dari ['Irak] dari ['Urwah], bahwa Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sedang shalat, 'Aisyah berbaring antara beliau dengan arah kiblatnya, di atas tempat tidur yang digunakan untuk tidur keduanya.

【37】

Shahih Bukhari 372: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Hisyam bin 'Abdul Malik] berkata: telah menceritakan kepada kami [Bisyir bin Al Mufadlal] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ghalib Al Qaththan] dari [Bakar bin 'Abdullah] dari [Anas bin Malik] berkata: Kami shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu salah seorang dari kami meletakkan salah satu dari ujung bajunya di tempat sujudnya karena panasnya tempat sujud.

【38】

Shahih Bukhari 373: Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abu Maslamah Sa'id bin Yazid Al Azdi] berkata: Aku bertanya kepada [Anas bin Malik]: "Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat dengan memakai sandal?" Dia menjawab: "Ya."

【39】

Shahih Bukhari 374: Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al A'masy] berkata: aku mendengar [Ibrahim] menceritakan dari [Hammam bin Al Harits] berkata: "Aku pernah melihat [Jarir bin 'Abdullah] kencing, lalu ia berwudlu dan mengusap dua sepatunya lalu berdiri shalat. Maka hal itu ditanyakan kepadanya, lantas ia menjawab: "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berbuat seperti ini." Ibrahim berkata: "Yang jadi mengherankan mereka adalah karena Jarir adalah termasuk di antara orang yang masuk Islam belakangan."

【40】

Shahih Bukhari 375: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Nashr] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dari [Al Mughirah bin Syu'bah] berkata: "Aku memberi air wudlu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau mengusap kedua sepatunya dan shalat."

【41】

Shahih Bukhari 376: Telah mengabarkan kepada kami [Ash Shaltu bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Mahdi] dari [Washil] dari [Abu Wa'il] dari [Hudzaifah], bahwa Ia melihat seorang laki-laki tidak sempurna dalam rukuk dan sujudnya. Setelah orang itu selesai shalat, Hudzaifah berkata kepadanya: "Kamu belum shalat!" Orang itu berkata: "Aku rasa sudah cukup." Hudzaifah berkata lagi: "Seandainya kamu meninggal, maka kamu meninggal dunia bukan di atas sunah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam."

【42】

Shahih Bukhari 377: Telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Bakar bin Mudlar] dari [Ja'far bin Rabi'ah] dari [Ibnu Hurmuz] dari ['Abdullah bin Malik bin Buhainah], bahwa Jika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat, beliau membentangkan kedua lengannya hingga tampak putih ketiaknya." [Al Laits] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ja'far bin Rabi'ah] seperti itu.

【43】

Shahih Bukhari 378: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Abbas] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mahdi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Manshur bin Sa'd] dari [Maimun bin Siyah] dari [Anas bin Malik] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa shalat seperti shalat kita, menghadap ke arah kiblat kita dan memakan sembelihan kita, maka dia adalah seorang Muslim, ia memiliki perlindungan dari Allah dan Rasul-Nya. Maka janganlah kalian mendurhakai Allah dengan mencederai perlindungan-Nya."

【44】

Shahih Bukhari 379: Telah menceritakan kepada kami [Nu'aim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mubarak] dari [Humaid Ath Thawil] dari [Anas bin Malik] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku diperintah untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah). Jika mereka mengucapkannya kemudian mendirikan shalat seperti shalat kita, menghadap ke kiblat kita dan menyembelih seperti cara kita menyembelih, maka darah dan harta mereka haram (suci) bagi kita kecuali dengan hak Islam dan perhitungannya ada pada Allah." [Ibnu Abu Maryam] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Ayyub] telah menceritakan kepada kami [Humaid] telah menceritakan kepada kami [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan ['Ali bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] berkata: telah menceritakan kepada kami [Humaid] berkata: "Maimun bin Siyah bertanya kepada [Anas bin Malik]: "Wahai Abu Hamzah, apa yang menjadikan haramnya darah dan harta seorang hamba?" Anas menjawab: "Siapa yang bersaksi Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), menghadap ke kiblat kita, shalat sepeti shalat kita dan memakan sembelihan kita, maka dia adalah Muslim, baginya hak dan kewajiban seorang Muslim."

【45】

Shahih Bukhari 380: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dari ['Atha' bin Yazid Al Laitsi] dari [Abu Ayyub Al Anshari], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian mendatangi (masuk ke dalam) WC, maka janganlah kalian menghadap ke arah kiblat dan jangan pula membelakanginya. Tetapi menghadaplah ke timurnya atau ke baratnya." Abu Ayyub berkata: "Ketika kami datang ke Syam, kami dapati WC rumah-rumah di sana dibangun menghadap kiblat. Maka kami alihkan dan kami memohon ampun kepada Allah Ta'ala." Dan dari [Az Zuhri] dari ['Atha] berkata: aku mendengar [Abu Ayyub] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti ini.

【46】

Shahih Bukhari 381: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Dinar] berkata: "Kami pernah bertanya kepada [Ibnu 'Umar] tentang seseorang yang thawaf di Ka'bah untuk 'Umrah tetapi tidak melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah. Apakah dia boleh berhubungan (jima') dengan isterinya?" Maka Ibnu 'Umar berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang, lalu thawaf mengelilingi Ka'bah tujuh kali, shalat di sisi Maqam dua rakaat, lalu sa'i antara Shafa dan Marwah. Dan sungguh bagi kalian ada suri tauladan yang baik pada diri Rasulullah." Dan kami pernah bertanya kepada [Jabir bin 'Abdullah] tentang masalah ini. Maka ia menjawab: "Jangan sekali-kali ia mendekati isterinya hingga ia melaksanakan sa'i antara bukit Shafa dan Marwah."

【47】

Shahih Bukhari 382: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Saif] -Ibnu Sulaiman- berkata: aku mendengar [Mujahid] berkata: [Ibnu 'Umar] pernah di datangi kemudian dikatakan kepadanya: "Saat Ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam Ka'bah." Maka Ibnu 'Umar berkata: "Lalu aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, namun beliau telah keluar, dan aku mendapati Bilal sedang berdiri di antara dua pintu. Lalu aku bertanya kepada Bilal: "Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat di dalam Ka'bah?" Bilal menjawab: "Ya, dua raka'at antara dua sisi dua tiang sebelah kiri dari arah kamu masuk, lalu beliau keluar dan shalat menghadap Ka'bah dua raka'at."

【48】

Shahih Bukhari 383: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Nashr] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] dari ['Atha'] berkata: aku mendengar [Ibnu 'Abbas] berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam Ka'bah, beliau berdo'a di seluruh sisinya dan tidak melakukan shalat hingga beliau keluar darinya. Beliau kemudian shalat dua raka'at dengan memandang Ka'bah lalu bersabda: "Inilah kiblat."

【49】

Shahih Bukhari 384: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Raja'] berkata: telah menceritakan kepada kami [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara' bin 'Azib] radliyallahu 'anhuma berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat mengahdap Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menginginkan kiblat tersebut dialihkan ke arah Ka'bah. Maka Allah menurunkan ayat: {Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit} (Qs. Al Baqarah: 144). Maka kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menghadap ke Ka'bah. Lalu berkatalah orang-orang yang kurang akal, yaitu orang-orang Yahudi: {Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus} (Qs. Al Baqarah: 144). Kemudian ada seseorang yang ikut shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, orang itu kemudian keluar setelah menyelesaikan shalatnya. Kemudian orang itu melewati Kaum Anshar yang sedang melaksanakan shalat 'Ashar dengan menghadap Baitul Maqdis. Lalu orang itu bersaksi bahwa dia telah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan menghadap Ka'bah. Maka orang-orang yang sedang shalat itu pun berputar dan menghadap Ka'bah."

【50】

Shahih Bukhari 385: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Abu 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] dari [Muhammad bin 'Abdurrahman] dari [Jabir bin 'Abdullah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat diatas tunggangannya menghadap kemana arah tunggangannya menghadap. Jika Beliau hendak melaksanakan shalat yang fardlu, maka beliau turun lalu shalat menghadap kiblat."

【51】

Shahih Bukhari 386: Telah menceritakan kepada kami ['Utsman] berkata: telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] berkata: [Abdullah] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat." Ibrahim melanjutkan: "Tapi aku tidak tahu apakah beliau kelebihan rakaat atau kurang. Setelah salam, beliau pun ditanya: "Wahai Rasulullah, telah terjadi sesuatu dalam shalat!" Beliau bertanya: "Apakah itu?" Maka mereka menjawab: "Anda shalat begini dan begini." Beliau kemudian duduk pada kedua kakinya menghadap kiblat, kemudian beliau sujud dua kali, kemudian salam. Ketika menghadap ke arah kami, beliau bersabda: "Sesungguhnya bila ada sesuatu yang baru dari shalat pasti aku beritahukan kepada kalian. Akan tetapi aku ini hanyalah manusia seperti kalian yang bisa lupa sebagaimana kalian juga bisa lupa, maka jika aku terlupa ingatkanlah. Dan jika seseorang dari kalian ragu dalam shalatnya maka dia harus meyakini mana yang benar, kemudian hendaklah ia sempurnakan, lalu salam kemudian sujud dua kali."

【52】

Shahih Bukhari 387: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Aun] berkata: telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Humaid] dari [Anas bin Malik] berkata: ['Umar bin Al Khaththab] radliyallahu 'anhu berkata: "Aku memiliki pemikiran yang aku ingin jika itu dikabulkan oleh Rabbku dalam tiga persoalan. Maka aku sampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: 'Wahai Rasulullah, seandainya Maqam Ibrahim kita jadikan sebagai tempat shalat.' Lalu turunlah ayat: {Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim sebagai tempat shalat} (Qs. Al Baqarah: 125). Yang kedua tentang hijab. Aku lalu berkata: 'Wahai Rasulullah, seandainya Tuan perintahkan isteri-isteri Tuan untuk berhijab karena yang berkomunikasi dengan mereka ada orang yang shalih dan juga ada yang fajir (suka bermaksiat).' Maka turunlah ayat hijab. Dan yang ketiga, saat isteri-isteri beliau cemburu kepada beliau (sehingga banyak yang membangkang), aku katakan kepada mereka: 'Semoga bila Beliau menceraikan kalian, Rabbnya akan menggantinya dengan isteri-isteri yang lebih baik dari kalian.' Maka turunlah ayat tentang masalah ini." Abu Abdullah berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Ayyub] berkata: telah menceritakan kepadaku [Humaid] ia berkata: Aku mendengar [Anas] seperti hadits ini.

【53】

Shahih Bukhari 388: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik bin Anas] dari ['Abdullah bin Dinar] dari ['Abdullah bin 'Umar] berkata: Ketika orang-orang shalat subuh di Quba', tiba-tiba datang seorang laki-laki dan berkata: "Sungguh, tadi malam telah turun ayat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau diperintahkan untuk menghadap ke arah Ka'bah." Maka orang-orang yang sedang shalat berputar menghadap Ka'bah, padahal pada saat itu wajah-wajah mereka sedang menghadap negeri Syam. Mereka kemudian berputar ke arah Ka'bah.

【54】

Shahih Bukhari 389: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari ['Abdullah] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat Dhuhur lima raka'at. Maka orang-orang berkata: "Apakah ada tambahan dalam shalat?" Beliau balik bertanya: "Apakah yang terjadi?" Mereka menjawab: "Engkau telah shalat sebanyak lima raka'at." Maka beliau pun duduk di atas kedua kakinya lalu sujud dua kali.

【55】

Shahih Bukhari 390: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Humaid] dari [Anas bin Malik] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat ada dahak di dinding kiblat, lalu beliau merasa jengkel hingga nampak tersirat pada wajahnya. Kemudian beliau menggosoknya dengan tangannya seraya bersabda: "Jika salah seorang dari kalian berdiri shalat sesungguhnya dia sedang berhadapan dengan Rabbnya, atau sesungguhnya Rabbnya berada antara dia dan kiblat, maka janganlah dia meludah ke arah kiblat, tetapi lakukanlah ke arah kirinya atau di bawah kaki (kirinya)." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memegang tepi kainnya dan meludah di dalamnya, setelah itu beliau membalik posisi kainnya lalu berkata: atau beliau melakukan seperti ini.

【56】

Shahih Bukhari 391: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat ludah di dinding kiblat, lalu beliau menggosoknya kemudian menghadap ke arah orang banyak seraya bersabda: "Jika seseorang dari kalian berdiri shalat janganlah dia meludah ke arah depannya, karena Allah berada di hadapannya ketika dia shalat."

【57】

Shahih Bukhari 392: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] Ummul Mukminin, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat ludah atau ingus pada dinding kiblat, lalu beliau menggosoknya.

【58】

Shahih Bukhari 393: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin 'Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] dan [Abu Sa'id] keduanya menceritakan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat ludah pada dinding masjid, lalu beliau mengambil batu kerikil kemudian menggosoknya. Setelah itu beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian meludah maka janganlah ia membuangnya ke arah depan atau sebelah kanannya, tetapi hendaklah ia lakukan ke arah kirinya atau di bawah kaki (kirinya)."

【59】

Shahih Bukhari 394: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin 'Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] dan [Abu Sa'id] keduanya mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat ludah pada dinding masjid, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengambil batu kerikil dan menggosoknya. Kemudian beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian meludah janganlah ia meludah ke arah kiblat atau ke sebelah kanannya, tapi hendaklah ia lakukan ke arah kiri atau di bawah kaki kirinya."

【60】

Shahih Bukhari 395: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Qatadah] berkata: aku mendengar [Anas bin Malik] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jangan sekali-kali salah seorang dari kalian meludah ke arah depan atau samping kanannya, tapi hendaklah ke arah kiri atau di bawah kakinya."

【61】

Shahih Bukhari 396: Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Qatadah] berkata: aku mendengar [Anas bin Malik] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seorang Mukmin sedang shalat, sesungguhnya ia sedang berhadapan dengan Rabbnya. Maka janganlah ia meludah ke arah depan atau sebelah kanannya, namun hendaklah ia melakukannya ke arah kiri atau di bawah kakinya."

【62】

Shahih Bukhari 397: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dari [Humaid bin 'Abdurrahman] dari [Abu Sa'id] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat ludah pada arah kiblat masjid, lalu beliau menggosoknya dengan batu kerikil. Kemudian beliau melarang seorang laki-laki meludah ke arah depan atau sebelah kanannya. Tetapi hendaklah ia melakukannya ke arah kiri atau ke bawah kaki kirinya." Dan dari [Az Zuhri] ia mendengar [Humaid] dari [Abu Sa'id] seperti ini.

【63】

Shahih Bukhari 398: Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Qatadah] berkata: aku mendengar [Anas bin Malik] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Meludah di dalam Masjid adalah suatu dosa. Maka kafarahnya (tebusannya) adalah menguburnya."

【64】

Shahih Bukhari 399: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Nashr] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dari [Hammam] ia mendengar [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian berdiri shalat, maka janganlah meludah ke arah depannya sebab ia sedang berhadapan dengan Allah selagi ia berada di tempat shalatnya, dan jangan ke sebelah kanannya karena di sana ada Malaikat. Tetapi hendaklah ia meludah ke arah kiri atau di bawah kakinya, kemudian dikuburnya."

【65】

Shahih Bukhari 400: Telah menceritakan kepada kami [Malik bin Isma'il] berkata: telah menceritakan kepada kami [Zuhair] berkata: telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas bin Malik], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat dahak di dinding kiblat lalu menggosoknya dengan tangannya. Dan nampak kebencian dari beliau, atau kebenciannya terlihat karena hal itu. Beliau pun bersabda: "Jika salah seorang dari kalian berdiri shalat, sesungguhnya ia sedang berhadapan dengan Rabbnya, atau sesungguhnya Rabbnya berada di antara dia dan arah kiblatnya, maka janganlah ia meludah ke arah kiblat. Tetapi hendaklah ia lakukan ke arah kiri atau di bawah kaki (kirinya)." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memegang tepi kainnya dan meludah di dalamnya, setelah itu beliau membalik posisi kainnya lalu berkata: atau beliau melakukan seperti ini.

【66】

Shahih Bukhari 401: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah kalian lihat kiblatku disini? Demi Allah, tidaklah tersembunyi bagiku khusyuk dan rukuk kalian. Sungguh, aku dapat melihatnya dari belakang punggungku."

【67】

Shahih Bukhari 402: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Shalih] berkata: telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] dari [Hilal bin 'Ali] dari [Anas bin Malik] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat bersama kami, kemudian beliau naik mimbar dan bersabda: "Sesungguhnya saat shalat dan rukuk, aku dapat melihat kalian dari belakangku sebagaimana sekarang aku melihat kalian."

【68】

Shahih Bukhari 403: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mempertandingkan antara kuda yang dipersiapkan untuk pacuan yang jaraknya dimulai dari Al Hafya' sampai Tsaniyatul Wada', dan kuda yang tidak disiapkan untuk pacuan yang dimulai dari Al Hafya' hingga Masjid Bani Zuraiq. Dan 'Abdullah bin 'Umar adalah termasuk orang yang mengikuti pacuan tersebut.

【69】

Shahih Bukhari 404: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa dia mendengar [Anas] berkata: Aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat beliau sedang berada di Masjid bersama orang banyak. Maka aku menghadap kepada beliau, lalu beliau bertanya kepadaku: "Apakah kamu diutus oleh Abu Thalhah?" Aku menjawab: "Ya." Beliau bertanya lagi: "Untuk undangan makan?" Aku menjawab: "Benar." Kemudian beliau bersabda kepada orang-orang yang bersama beliau: "Mari berangkat!" Maka beliau pun berangkat dan aku juga berangkat bersama mereka.

【70】

Shahih Bukhari 405: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Syihab] dari [Sahal bin Sa'd], bahwa Ada seorang laki-laki datang dan berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika seorang suami mendapati laki-laki lain bersama isterinya? apakah boleh membunuhnya?". Lalu keduanya saling melaknat di dalam masjid, sementara aku menyaksikannya.

【71】

Shahih Bukhari 406: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Mahmud bin Ar Rabi'] dari ['Itban bin Malik], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendatanginya di rumahnya seraya bersabda: "Mana tempat di rumahmu yang kamu sukai untuk aku pimpin shalat?" Maka aku menunjukkan suatu tempat, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam takbir dan kami membuat shaf di belakangnya, kemudian beliaupun shalat dua rakaat.

【72】

Shahih Bukhari 407: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] berkata: telah menceritakan kepadaku [Al Laits] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata: telah menceritakan kepadaku [Mahmud bin Ar Rabi' Al Anshari] bahwa ['Itban bin Malik] seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang pernah ikut perang Badar dari kalangan Anshar, dia pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Rasulullah, pandanganku sudah buruk sedang aku sering memimpin shalat kaumku. Apabila turun hujan, maka air menggenangi lembah yang ada antara aku dan mereka sehingga aku tidak bisa pergi ke masjid untuk memimpin shalat. Aku menginginkan Tuan dapat mengunjungi aku lalu shalat di rumahku yang akan aku jadikan sebagai tempat shalat." Mahmud berkata: Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Aku akan lakukan insyaAllah." 'Itban berkata: Maka berangkatlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakar ketika siang hari, beliau lalu meminta izin lalu aku mengizinkannya, dan beliau tidak duduk hingga beliau masuk ke dalam rumah. Kemudian beliau bersabda: "Mana tempat di rumahmu yang kamu sukai untuk aku pimpin shalat." Maka aku tunjukkan tempat di sisi rumah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berdiri dan takbir. Sementara kami berdiri membuat shaf di belakang beliau, beliau shalat dua raka'at kemudian salam. 'Itban melanjutkan: Lalu kami suguhkan makanan dari daging yang kami masak untuk beliau. Maka berkumpullah warga desa di rumahku dalam jumlah yang banyak. Salah seorang dari mereka lalu berkata: "Mana Malik bin Ad Dukhaisyin atau Ibnu Ad Dukhsyun?" Ada seorang yang menjawab: "Dia munafiq, dia tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: "Janganlah kamu ucapkan seperti itu. Bukankah kamu tahu dia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan mengharap ridla Allah?" Orang itu menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." 'Itban berkata: Kami lihat pandangan dan ketulusan beliau itu untuk kaum Munafiqin. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan mengharap ridla Allah?" [Ibnu Syihab] berkata: "Kemudian aku tanyakan kepada [Al Hushain bin Muhammad Al Anshari] salah seorang dari Bani Salim yang termasuk orang terpandang tentang hadits Mahmud bin Ar Rabi' ini. Maka dia membenarkannya."

【73】

Shahih Bukhari 408: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Asy'ats bin Sulaim] dari [ayahnya] dari [Masruq] dari ['Aisyah] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan dalam setiap perbuatannya. Seperti dalam bersuci, menaiki kendaraan dan memakai sandal."

【74】

Shahih Bukhari 409: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Hisyam] berkata: [Bapakku] mengabarkan kepadaku dari ['Aisyah] Ummul Mukminin, bahwa Ummu Habibah dan Ummu Salamah menceritakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa mereka melihat gereja di Habasyah yang di dalamnya terdapat gambar. Maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya jika orang shalih dari mereka meninggal, maka mereka mendirikan masjid di atas kuburannya dan membuat patungnya di sana. Maka mereka itulah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiyamat."

【75】

Shahih Bukhari 410: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] dari [Abu At Tayyah] dari [Anas bin Malik] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah lalu singgah di perkampungan bani 'Amru bin 'Auf, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tinggal di sana selama empat belas malam. Kemudian beliau mengutus seseorang menemui bani Najjar, maka mereka pun datang dengan pedang di badan mereka. Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas tunggangannya sedangkan Abu Bakar membonceng di belakangnya dan para pembesar bani Najjar berada di sekelilingnya hingga sampai di sumur milik Abu Ayyub. Beliau suka segera shalat saat waktu shalat sudah masuk, maka beliau pun shalat di kandang kambing. Kemudian beliau memerintahkan untuk membangun masjid, beliau mengutus seseorang menemui pembesar bani Najjar. utusan itu menyampaikan: "Wahai bani Najjar, sebutkan berapa harga kebun kalian ini?" Mereka menjawab: "Tidak, demi Allah. Kami tidak akan menjualnya kecuali kepada Allah!" Anas berkata: Aku beritahu kepada kalian bahwa pada kebun itu banyak terdapat kuburan orang-orang musyrik, juga ada sisa-sisa reruntuhan rumah dan pohon-pohon kurma. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk membongkar kuburan-kuburan tersebut, reruntuhan rumah diratakan dan pohon-pohon kurma ditumbangkan lalu dipindahkan di depan arah kiblat masjid. Lalu membuat pintu masjid dari pohon dan mengangkut batu bata sambil menyanyikan nasyid. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ikut bekerja pula bersama mereka sambil mengucapkan: "Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat, maka ampunilah kaum Anshar dan Muhajirin."

【76】

Shahih Bukhari 411: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu At Tayyah] dari [Anas bin Malik] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat di kandang kambing." Setelah itu aku mendengar Anas mengatakan: "Beliau shalat di kandang kambing sebelum masjid di bangun."

【77】

Shahih Bukhari 412: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Al Fadll] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Hayyan] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] berkata: Aku melihat [Ibnu 'Umar] shalat menghadap untanya, dan ia mengatakan: "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukannya."

【78】

Shahih Bukhari 413: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha' bin Yasar] dari ['Abdullah bin 'Abbas] berkata: Ketika terjadi gerhana matahari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat (gerhana), kemudian beliau bersabda: "Neraka telah diperlihatkan kepadaku, dan belum pernah sekalipun aku melihat suatu pemandangan yang lebih mengerikan dari pada hari ini."

【79】

Shahih Bukhari 414: Telah menceritakan kepada kami [Musadad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah bin 'Umar] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jadikanlah (sebagian dari) shalat kalian ada di rumah-rumah kalian, dan jangan kalian jadikan ia sebagai kuburan."

【80】

Shahih Bukhari 415: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari ['Abdullah bin Dinar] dari ['Abdullah bin 'Umar] radliyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian memasuki tempat yang penghuninya disiksa kecuali kalian menangis, jika tidak bisa menangis maka janganlah kalian memasukinya agar kalian tidak mendapat musibah sebagaimana mereka mendapatkannya."

【81】

Shahih Bukhari 416: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Abdah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah], bahwa Ummu Salamah menceritakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebuah gereja yang dia lihat di suatu tempat di negeri Habasyah (Etiopia) yang disebut Mariyah. Kemudian dia ceritakan apa yang dilihatnya bahwa di dalamnya ada gambar (patung). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: "Mereka adalah suatu kaum yang jika ada hamba shalih atau laki-laki shalih dari mereka meninggal, mereka membangun masjid di atas kuburannya dan membuatkan patung untuknya. Maka mereka itulah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah."

【82】

Shahih Bukhari 417: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku [Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] bahwa ['Aisyah] dan ['Abdullah bin 'Abbas] keduanya berkata: Ketika sakit Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam semakin parah, beliau memegang bajunya dan ditutupkan pada mukanya. Bila telah terasa sesak, beliau lepaskan dari mukanya. Ketika keadaannya seperti itu beliau bersabda: "Semoga laknat Allah tertimpah kepada orang-orang Yahudi dan Nashara, mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid." Beliau memberi peringatan (kaum Muslimin) atas apa yang mereka lakukan.

【83】

Shahih Bukhari 418: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah melaknat Yahudi karena mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid."

【84】

Shahih Bukhari 419: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sinan] berkata: telah menceritakan kepada kami [Husyaim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sayyar] -yaitu Abu Al Hakam- berkata: telah menceritakan kepada kami [Yazid Al Faqir] berkata: telah menceritakan kepada kami [Jabir bin 'Abdullah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorangpun dari Nabi-Nabi sebelumku, aku ditolong melawan musuhku dengan ketakutan mereka sepanjang sebulan perjalanan, bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud dan suci, maka dimana saja seorang laki-laki dari ummatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat. Dihalalkan harta rampasan untukku, para Nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia, dan aku diberikan (hak) syafa'at."

【85】

Shahih Bukhari 420: Telah menceritakan kepada kami [Ubaid bin Isma'il] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah], bahwa Ada seorang budak perempuan hitam milik suatu kaum orang 'Arab telah mereka merdekakan. 'Aisyah mengatakan: "Pada suatu hari sahaya ini keluar bersama seorang bayi perempuan dengan membawa kain tikar tenunan berwarna merah terbuat dari kulit yang dihiasi dengan permata. berkata 'Aisyah: Maka sahaya itu meletakkan tikar tersebut atau duduk diatasnya. Lalu tiba-tiba ada burung terluka yang jatuh. Sahaya itu menganggapnya sebagai daging maka diambilnya. Lalu orang-orang itu mencari burung tersebut tapi tidak menemukannya. Berkata 'Aisyah: Lalu orang-orang itu menanyakannya kepadaku. Berkata 'Aisyah: Lalu orang-orang itu menggeledah sampai pada bagian depan sahaya tersebut. 'Aisyah berkata: Demi Allah, aku ada bersama mereka saat burung itu jatuh lalu dia mengambilnya. Maka terjadilah apa yang terjadi diantara mereka. 'Aisyah berkata: Aku katakan: Inilah yang kalian duga aku berada di balik ini semua padahal orang ini lah yang berbuat dan aku berlepas diri darinya. 'Aisyah berkata: Lalu sahaya ini menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian masuk Islam. Berkata 'Aisyah: Sahaya ini memiliki rumah kecil di dekat masjid. 'Aisyah berkata: Dan setiap dia menemui aku dia menceritakan disampingku. 'Aisyah berkata: Tidaklah dia duduk disisiku melainkan selalu bersya'ir. Berkata 'Aisyah: Aku katakan kepadanya: "Apa alasanmmu setiap kali bermajelis denganku kamu bersya'ir seperti itu?" 'Aisyah berkata: Maka dia ceritakan seperti kejadian dalam hadits ini."

【86】

Shahih Bukhari 421: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah] berkata: telah menceritakan kepadaku [Nafi'] berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Abdullah bin 'Umar], bahwa Ia pernah tidur di masjid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat dia masih pemuda lajang dan belum punya keluarga.

【87】

Shahih Bukhari 422: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Abu Hazim] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang ke rumah Fathimah namun 'Ali tidak ada di rumah. Lalu beliau bertanya: "Kemana putera pamanmu?" Fathimah menjawab: "Antara aku dan dia terjadi sesuatu hingga dia marah kepadaku, lalu dia pergi dan tidak tidur siang di rumah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada seseorang: "Carilah, dimana dia!" Kemudian orang itu kembali dan berkata: "Wahai Rasulullah, dia ada di masjid sedang tidur." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatanginya, ketika itu Ali sedang berbaring sementara kain selendangnya jatuh di sisinya hingga ia tertutupi debu. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membersihkannya seraya berkata: "Bangunlah Abu Turab! bangunlah Abu Turab!"

【88】

Shahih Bukhari 423: Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin 'Isa] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] dari [Bapaknya] dari [Abu Hazm] dari [Abu Hurairah] berkata: "Sungguh, aku pernah melihat sekitar tujuh puluh orang dari Ashhabush Shuffah. Tidak ada seorangpun dari mereka yang memiliki rida' (selendang), atau kain, atau baju panjang kecuali mereka ikatkan dari leher mereka. Di antara mereka ada yang kainnya sampai ke tengah betisnya dan ada yang sampai ke mata kaki. Kemudian dia lipatkan dengan tangannya karena khawatir auratnya terlihat."

【89】

Shahih Bukhari 424: Telah menceritakan kepada kami [Khallad bin Yahya] berkata: telah menceritakan kepada kami [Mis'ar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Muharib bin Ditsar] dari [Jabir bin 'Abdullah] berkata: Aku datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat beliau berada di masjid -Mis'ar berkata: Menurutku Jabir berkata: Saat waktu dluha.- Jabir bin 'Abdullah berkata: Beliau bersabda: "Shalatlah dua rakaat." Ketika itu beliau mempunyai hutang kepadaku. Maka beliau membayarnya dan memberi tambahan kepadaku.

【90】

Shahih Bukhari 425: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari ['Amir bin 'Abdullah bin Az Zubair] dari ['Amru bin Sulaim Az Zaraqi] dari [Abu Qatadah As Salami], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah ia shalat dua raka'at sebelum ia duduk."

【91】

Shahih Bukhari 426: . Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Para Malaikat selalu memberi shalawat (mendo'akan) kepada salah seorang dari kalian selama ia masih di tempat ia shalat dan belum berhadats. Malaikat berkata: 'Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia'."

【92】

Shahih Bukhari 427: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd] berkata: telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Shalih bin Kaisan] berkata: telah menceritakan kepada kami [Nafi'] bahwa ['Abdullah bin 'Umar] mengabarkan kepadanya, bahwa Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Masjid dibangun dengan menggunakan tanah liat yang dikeraskan (bata). Atapnya dari dedaunan sedangkan tiangnya dari batang pohon kurma. Pada masanya Abu Bakar tidak memberi tambahan renovasi apapun, kemudian pada masanya Umar bin Al Khaththab ia memberi tambahan renovasi, Umar merenovasi dengan batu bata dan dahan batang kurma sesuai dengan bentuk yang ada di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Tiang utama ia ganti dengan kayu. Kemudian pada masa Utsman ia banyak melakukan perubahan dan renovasi, dinding masjid ia bangun dari batu yang diukir dan batu kapur. Kemudian tiang dari batu berukir dan atapnya dari batang kayu pilihan."

【93】

Shahih Bukhari 428: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Mukhtar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Khalid Al Hadza'] dari ['Ikrimah], Ibnu 'Abbas berkata kepadaku dan kepada Ali, anaknya: "Pergilah kalian bedua menemui [Abu Sa'id] dan dengarlah hadits darinya!" Maka kami pun berangkat. Dan kami dapati dia sedang memperbaiki dinding miliknya, ia mengambil kain selendangnya dan duduk ihtiba`. Kemudian ia mulai berbicara hingga menyebutkan tentang pembangunan masjid. Ia mengisahkan: "Masing-masing kami membawa bata satu persatu, sedangkan 'Ammar membawa dua bata dua bata sekaligus. Saat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihatnya, beliau berkata sambil meniup debu yang ada padanya: "Kasihan 'Ammar, dia akan dibunuh oleh golongan durjana. Dia mengajak mereka ke surga sedangkan mereka mengajaknya ke neraka." Ibnu 'Abbas berkata: 'Ammar lantas berkata: "Aku berlindung kepada Allah dari fitnah tersebut."

【94】

Shahih Bukhari 429: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz] telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahl] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus seorang wanita dan berkata: "Perintahkan budakmu yang tukang kayu itu agar membuat tangga mimbar untukku, hingga aku bisa duduk di atasnya."

【95】

Shahih Bukhari 430: Telah menceritakan kepada kami [Khallad] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid bin Aiman] dari [Bapaknya] dari [Jabir bin 'Abdullah], bahwa Ada seorang wanita berkata: "Wahai Rasulullah, bolehkah aku buatkan sesuatu untuk Tuan, sehingga Tuan bisa duduk di atasnya? Karena aku punya seorang budak yang ahli dalam masalah pertukangan kayu." Beliau menjawab: "Silakan, kalau kamu mau." Maka wanita itu membuat sebuah mimbar.

【96】

Shahih Bukhari 431: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku ['Amru] bahwa [Bukair] menceritakan kepadanya, bahwa ['Ashim bin 'Umar bin Qatadah] menceritakan kepadanya bahwa dia mendengar ['Ubaidullah Al Khaulani] bahwa dia mendengar ['Utsman bin 'Affan] berkata di tengah pembicaraan orang-orang sekitar masalah pembangunan masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia katakan: Sungguh, kalian telah banyak berbicara, padahal aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang membangun masjid -Bukair berkata: Menurutku beliau mengatakan: "karena mengharapkah ridla Allah", maka Allah akan membangun untuknya yang seperti itu di surga."

【97】

Shahih Bukhari 432: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: Aku katakan kepada ['Amru]: Apakah kamu mendengar [Jabir bin 'Abdullah] berkata: Ada seorang laki-laki berjalan di dalam masjid dengan membawa panah. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Jagalah ujung panahmu!"

【98】

Shahih Bukhari 433: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Burdah bin 'Abdullah] berkata: aku mendengar [Abu Burdah] dari [Bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa lewat dengan membawa panah di masjid atau pasar kita, maka hendaklah dipegang ujung panahnya dengan tangannya agar tidak melukai seorang muslim."

【99】

Shahih Bukhari 434: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi'] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin 'Abdurrahman bin 'Auf] bahwa dia mendengar [Hassan bin Tsabit Al Anshari] meminta kesaksian [Abu Hurairah]: Semoga Allah memberimu kebaikan, apakah anda mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Hassan, penuhilah panggilan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (permintaan untuk melawan kaum kafir). Ya Allah, kuatkanlah dia dengan Ruhul Qudus (Malaikat Jibril)."? Abu Hurairah menjawab: "Ya."

【100】

Shahih Bukhari 435: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Shalih bin Kaisan] dari [Ibnu Syihab] berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah] berkata: "Pada suatu hari aku penah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri di pintu rumahku sedangkan budak-budak Habasyah sedang bermain di dalam Masjid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menutupiku dengan kain selendangnya saat aku menyaksikan permainan mereka." [Ibraim bin Al Mundzir] menambahkan, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyaksikan budak-budak Habasyah mempertunjukkan permainan tombak mereka."

【101】

Shahih Bukhari 436: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Yahya] dari ['Amrah] dari ['Aisyah] berkata: Barirah datang kepadanya dan meminta tolong dalam masalah pembebasan dirinya (sebagai budak). 'Aisyah lalu berkata: "Kalau kamu mau, aku berikan tebusan kepada tuanmu dan perwalianmu milikku." Tuannya berkata: "Kalau mau, engkau bisa berikan sisanya (harga budak tersebut)." Sekali waktu Sufyan menyebutkan: "Kalau kamu mau, bebaskanlah dia dan perwalian milik kami." Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang, Aisyah menceritakan hal itu kepada beliau. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: "Beli dan merdekakanlah! Sesungguhnya perwalian itu bagi orang yang memerdekakannya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri dekat mimbar, sekali waktu Sufyan menyebutkan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam naik mimbar lalu bersabda: "Kenapa suatu kaum membuat persyaratan dengan syarat-syarat yang tidak ada pada Kitabullah. Barangsiapa membuat syarat yang tidak ada pada Kitabullah, maka tidak berlaku sekalipun dia membuat persyaratan seratus kali." ['Ali] berkata: [Yahya] dan ['Abdul Wahhab] berkata dari [Yahya] dari ['Amrah] seperti hadits ini. Dan [Ja'far bin 'Aun] berkata: dari [Yahya] ia berkata: aku mendengar ['Amrah] berkata: aku mendengar ['Aisyah]. Dan [Malik] meriwayatkan dari [Yahya] dari ['Amrah] bahwa Barirah. Namun ia tidak menyebut bahwa (Rasulullah) naik mimbar.

【102】

Shahih Bukhari 437: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin 'Umar] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] dari ['Abdullah bin Ka'b bin Malik] dari [Ka'b], bahwa Ia pernah menagih hutang kepada Ibnu Abu Hadrad di dalam Masjid hingga suara keduanya meninggi yang akhirnya didengar oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang berada di rumah. Beliau kemudian keluar menemui keduanya sambil menyingkap kain gorden kamarnya, beliau bersabda: "Wahai Ka'b!" Ka'b bin Malik menjawab: "Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu." Beliau bersabda: "Bebaskanlah hutangmu ini." Lalu beliau memberi isyarat untuk membebaskan setengahnya. Ka'b bin Malik menjawab: "Sudah aku lakukan wahai Rasulullah." Lalu beliau bersabda (kepada Ibnu Abu Hadrad): "Sekarang bayarlah!"

【103】

Shahih Bukhari 438: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Tsabit] dari [Rafi'] dari [Abu Hurairah]: Ada seorang laki-laki kulit hitam atau wanita kulit hitam yang menjadi tukang sapu Masjid meninggal dunia. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bertanya tentang keberadaan orang tersebut. Orang-orang pun menjawab: "Dia telah meninggal!" Beliaupun bersabda: "Kenapa kalian tidak memberi kabar kepadaku? Tunjukkanlah kuburannya padaku!" Kemudian beliau mendatangi kuburan orang itu lalu menshalatinya.

【104】

Shahih Bukhari 439: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] dari [Abu Hamzah] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dari ['Aisyah] berkata: "Ketika turun ayat-ayat dalam Surah Al Baqarah tentang masalah riba, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar ke masjid lalu membacakan ayat-ayat tersebut kepada manusia. Kemudian beliau mengharamkan perdagangan khamr."

【105】

Shahih Bukhari 440: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Waqid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Tsabit] dari [Abu Rafi'] dari [Abu Hurairah]: "Seorang laki-laki atau perempuan mengurusi (kebersihan) Masjid, dan aku tidak melihat kecuali bahwa ia adalah seorang wanita. Lalu dia menyebutkan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau shalat di atas kuburnya."

【106】

Shahih Bukhari 441: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Rauh] dan [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Muhammad bin Ziyad] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya 'Ifrit dari bangsa Jin baru saja menggangguku untuk memutus shalatku tapi Allah memenangkan aku atasnya, dan aku berkehendak untuk mengikatnya di salah satu tiang masjid sampai waktu shubuh sehingga tiap orang dari kalian dapat melihatnya. Namun aku teringat ucapan saudaraku Sulaiman Alaihis Salam ketika berdo'a: {Ya Rabb, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak akan dimiliki oleh seorangpun setelah aku} (Shaad: 35). Rauh berkata: "Kemudian beliau mengusirnya dalam keadaan hina."

【107】

Shahih Bukhari 442: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Laits] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Sa'id] bahwa ia mendengar [Abu Hurairah] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengirim pasukan berkuda mendatangi Najed, pasukan itu lalu kembali dengan membawa seorang laki-laki dari bani Hanifah yang bernama Tsumamah bin Utsal. Mereka kemudian mengikat laki-laki itu di salah satu tiang masjid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu keluar menemuinya dan bersabda: "Lepaskanlah Tsumamah." Tsumamah kemudian masuk ke kebun kurma dekat Masjid untuk mandi. Setelah itu ia kembali masuk ke Masjid dan mengucapkan: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah."

【108】

Shahih Bukhari 443: Telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin Yahya] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Numair] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] berkata: Pada hari peperangan Khandaq, Sa'd terluka pada bagian lengannya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian mendirikan tenda untuk menjenguk Sa'd dari dekat, sementara di Masjid banyak juga tenda milik bani Ghifar. Kemudian banyak darah yang mengalir ke arah mereka (orang-orang bani Ghifar), maka mereka pun berkata: "Wahai penghuni tenda! Cairan apa yang mengenai kami ini? Ia muncul dari arah kalian?" Dan ternyata cairan itu adalah darah Sa'd yang keluar sehingga ia pun meninggal.

【109】

Shahih Bukhari 444: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Muhammad bin 'Abdurrahman bin Naufal] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] berkata: Aku mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa aku mengalami rasa sakit. Beliau kemudian bersabda: "Thawaflah di belakang orang dengan berkendaraan." Maka aku pun melakukan thawaf, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat di sisi Ka'bah dengan membaca: "WATHTHUUR WA KITAABIM MASTHUUR" (Demi bukit, dan Kitab yang ditulis). (Ath Thuur: 1-2)

【110】

Shahih Bukhari 445: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] berkata: telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] berkata: telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Qatadah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik], bahwa Dua orang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari kediaman beliau pada malam yang gelap gulita. Dan seakan pada keduanya ada lampu kecil yang menerangi keduanya, ketika keduanya berpisah, masing-masing dari shahabat tersebut diiringi cahaya hingga tiba menemui keluarganya.

【111】

Shahih Bukhari 446: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sinan] berkata: telah menceritakan kepada kami [Fulaih] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlr] dari ['Ubaid bin Hunain] dari [Busr bin Sa'd] dari Abu Sa'id Al Khudri berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan khuthbahnya: "Sesungguhnya Allah telah menawarkan kepada seorang hamba untuk memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya. Kemudian hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah." Maka tiba-tiba Abu Bakar Ash Shiddiq menangis. Aku berpikir dalam hati, apa yang membuat orang tua ini menangis, hanya karena Allah menawarkan kepada seorang hamba untuk memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya lalu hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah?" Dan ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah yang dimaksud hamba tersebut. Dan Abu Bakar adalah orang yang paling memahami isyarat itu. Kemudian beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, jangalah kamu menangis! Sesungguhnya manusia yang paling terpercaya di hadapanku dalam persahabatannya dan hartanya adalah Abu Bakar. Seandainya aku boleh mengambil kekasih dari ummatku, tentulah Abu Bakar orangnya. Akan tetapi yang ada adalah persaudaraan Islam dan berkasih sayang dalam Islam. Sungguh, tidak ada satupun pintu di dalam Masjid yang tersisa melainkan akan tertutup kecuali pintunya Abu Bakar."

【112】

Shahih Bukhari 447: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad Al Ju'fi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] berkata: telah menceritakan kepadaku [Bapakku] ia berkata: Aku mendengar [Ya'la bin Hakim] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas] berkata: Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dalam keadaan sakit yang membawa pada ajalnya. Saat itu kepalanya dibalut dengan kain, lalu beliau naik mimbar dan mengucapkan puja dan puji kepada Allah. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya tidak ada seorangpun yang paling amanah dihadapanku, baik pada dirinya maupun hartanya melebihi Abu Bakar bin Abu Quhafah. Seandainya aku boleh mengambil kekasih dari ummatku tentulah aku ambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Akan tetapi persaudaraan Islam lebih utama. Tutuplah semua pintu dariku kecuali pintu Abu Bakar."

【113】

Shahih Bukhari 448: Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] dan [Qutaibah bin Sa'id] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengunjungi Makkah (Ka'bah) seraya memanggil 'Utsman bin Thalhah, 'Utsman bin Thalhah kemudian membuka pintu (Ka'bah) dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun masuk diikuti oleh Bilal, Usamah bin Zaid, dan 'Utsman bin Thalhah, lalu pintu ditutup. Beliau berada di dalam sesaat kemudian mereka keluar." Ibnu Umar berkata: "Aku segera menemui Bilal untuk menanyakan sesuatu, Bilal pun menjawab: "Beliau melaksanakan shalat di dalam (Ka'bah)." Aku bertanya lagi: "Di sebelah mana?" Bilal menjawab: "Di antara dua tiang." Ibnu Umar berkata: "Lalu aku lupa untuk bertanya berapa beliau shalat."

【114】

Shahih Bukhari 449: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] bahwa dia mendengar [Abu Hurairah] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengirim pasukan berkuda mendatangi Najed, kemudian pasukan tersebut kembali dengan membawa tawanan seorang laki-laki dari Bani Hanifah yang bernama Tsumamah bin Utsal. Kemudian laki-laki itu diikat di salah satu tiang masjid."

【115】

Shahih Bukhari 450: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Ju'aid bin 'Abdurrahman] berkata: telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Khushaifah] dari [As Sa'ib bin Yazid] berkata: Ketika aku berdiri di dalam masjid tiba-tiba ada seseorang melempar aku dengan kerikil, dan ternyata setelah aku perhatikan orang itu adalah 'Umar bin Al Khaththab. Dia berkata: "Pergi dan bawalah dua orang ini kepadaku!" Maka aku datang dengan membawa dua orang yang dimaksud, lalu 'Umar bertanya: "Siapa kalian berdua?" Atau "Dari mana asalnya kalian berdua?" Keduanya menjawab: "Kami berasal dari Tha'if." 'Umar pun berkata: "Sekiranya kalian dari penduduk sini maka aku akan hukum kalian berdua! Sebab kalian telah meninggikan suara di Masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."

【116】

Shahih Bukhari 451: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Ka'b bin Malik] bahwa Ka'b bin Malik mengabarkan kepadanya, bahwa Ia menagih hutang kepada Ibnu Abu Hadrad pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam masjid hingga suara keduanya meninggi dan didengar oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang sedang berada di rumah. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian keluar menemui keduanya sambil menyingkap kain gorden kamar. Beliau memanggil Ka'b bin Malik: "Wahai Ka'b!" Ka'b bin Malik menjawab: "Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu." Beliau memberi isyarat dengan tangannya agar ia membebaskan setengah dari hutangnya. Ka'b bin Malik berkata: "Wahai Rasulullah, aku sudah lakukan." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda: "Sekarang bayarlah!"

【117】

Shahih Bukhari 452: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadldlal] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar] berkata: Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang pada saat itu sedang di atas mimbar: "Bagaimana cara shalat malam?" Beliau menjawab: "Dua raka'at dua raka'at. Apabila dikhawatirkan masuk shubuh, maka shalatlah satu raka'at sebagai witir (penutup) bagi shalatnya sebelumnya." Ibnu 'Umar berkata: "Jadikanlah witir sebagai shalat terakhir kalian, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan hal yang demikian."

【118】

Shahih Bukhari 453: Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat beliau sedang berkhuthbah, katanya: "Bagaimana cara shalat malam?" Beliau menjawab: "Dua raka'at dua raka'at. Apabila dikhawatirkan masuk subuh, maka shalatlah satu raka'at sebagai witir (penutup) bagi shalat yang telah kamu laksanakan sebelumnya." [Al Walid bin Katsir] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah] bahwa [Ibnu 'Umar] menceritakan kepada mereka, bahwa ada seseorang yang memanggil Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat beliau berada di masjid.

【119】

Shahih Bukhari 454: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa [Abu Murrah] mantan budak 'Uqail bin Abu Thalib mengabarkan kepadanya dari [Abu Waqid Al Laitsi] berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di masjid, maka datanglah tiga orang laki-laki. Dua orang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan seorang lagi pergi. Satu di antara dua orang ini nampak berbahagia bermajelis bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sedang yang satu lagi duduk di belakang mereka. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai (menyampaikan pengajaran) beliau bersabda: "Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi? Adapun seorang di antara mereka, dia meminta perlindungan kepada Allah maka Allah lindungi dia. Yang kedua, dia malu kepada Allah maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling darinya."

【120】

Shahih Bukhari 455: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Abbad bin Tamim] dari [Pamannya] bahwa Dia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berbaring di dalam masjid dengan meletakkan satu kakinya di atas kaki yang lain. Dan dari Ibnu Syihab dari Sa'id bin Al Musayyab berkata: 'Umar dan 'Utsman juga melakukan hal serupa.

【121】

Shahih Bukhari 456: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Aku belum mengerti kedua orang tuaku kecuali saat keduanya telah memeluk agama ini. Dan tidak berlalu suatu haripun dalam kehidupan kami kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang menemui kami di penghujung hari, baik pada saat paginya maupun sore. Aku ingat saat nampak keIslaman Abu Bakar, ketika dia di masjid dan shalat di sana dengan membaca Al Qur'an. Maka wanita-wanita dan anak-anak Musyrik memperhatikan dia dengan penuh keheranan. Sementara Abu Bakar adalah seseorang yang sangat mudah menangis, yang tidak bisa menguasai air matanya apabila dia membaca Al Qur'an. Dan kejadian itu telah menggemparkan para pembesar Musyrikin Quraisy."

【122】

Shahih Bukhari 457: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Shalat berjama'ah lebih utama dari shalatnya sendirian di rumah atau di pasarnya sebanyak dua puluh lima derajat. Jika salah seorang dari kalian berwudlu lalu membaguskan wudlunya kemudian mendatangi masjid dengan tidak ada tujuan lain kecuali shalat, maka tidak ada langkah yang dilakukannya kecuali Allah akan mengangkatnya dengan langkah itu setinggi satu derajat, dan menghapus darinya satu kesalahan hingga dia memasuki masjid. Dan jika dia telah memasuki masjid, maka dia akan dihitung dalam keadaan shalat selagi dia meniatkannya, dan para malaikat akan mendoakannya selama dia masih berada di tempat yang ia gunakan untuk shalat: 'Ya Allah ampunkanlah dia. Ya Allah rahmatilah dia'. Selama dia belum berhadats."

【123】

Shahih Bukhari 458: Telah menceritakan kepada kami [Hamid bin 'Umar] dari [Bisyr] telah menceritakan kepada kami ['Ashim] telah menceritakan kepada kami [Waqid] dari [Bapaknya] dari [Ibnu 'Umar] atau [Ibnu 'Amru], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menganyam jemarinya. Ashim bin 'Ali berkata: telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin Muhammad] berkata: aku mendengar hadits ini dari bapakku, tapi aku tidak hafal, lalu [Waqid] mengingatkan aku dari [Bapaknya] ia berkata: aku mendengar [Bapakku] ia berkata: ['Abdullah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai 'Abdullah bin 'Amru, mengapa jika kamu bersama orang-orang lemah itu kamu berbuat begini?"

【124】

Shahih Bukhari 459: Telah menceritakan kepada kami [Khallad bin Yahya] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Burdah bin 'Abdullah bin Abu Burdah] dari [Kakeknya] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain." kemudian beliau menganyam jari jemarinya.

【125】

Shahih Bukhari 460: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] berkata: telah menceritakan kepada kami [An Nadlr bin Syumail] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Ibnu Sirin] dari [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah bersama kami melaksanakan salah satu dari shalat yang berada di waktu malam. Ibnu Sirin berkata: Abu Hurairah menyebutkan (nama) shalat tersebut, tetapi aku lupa. Abu Hurairah mengatakan: Beliau shalat bersama kami dua raka'at kemudian salam, kemudian beliau mendatangi kayu yang tergeletak di masjid. Lalu beliau berbaring pada kayu tersebut seolah sedang marah dengan meletakkan lengan kanannya di atas lengan kirinya serta menganyam jari jemarinya, sedangkan pipi kanannya diletakkan pada punggung telapak tangan kiri. Kemudian beliau keluar dari pintu masjid dengan cepat. Orang-orang pun berkata: "Apakah shalat telah diqashar (diringkas)?" Padahal ditengah-tengah orang banyak tersebut ada Abu Bakar dan 'Umar, dan keduanya enggan membicarakannya. Sementara di tengah kerumunan tersebut ada seseorang yang tangannya panjang dan dipanggil dengan nama Dzul Yadain, dia berkata: "Wahai Rasulullah, apakah Tuan lupa atau shalat diqashar?" Beliau menjawab: "Aku tidak lupa dan shalat juga tidak diqashar." Beliau bertanya: "Apakah benar yang dikatakan Dzul Yadain?" Orang-orang menjawab: "Benar." Beliau kemudian maju ke depan dan mengerjakan shalat yang tertinggal kemudian salam. Setelah itu beliau takbir dan sujud seperti sujudnya yang dilakukannya atau lebih lama lagi. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan takbir, kemudian takbir dan sujud seperti sujudnya atau lebih lama lagi, kemudian mengangkat kepalanya dan takbir. Bisa jadi orang-orang bertanya kepadanya (Ibnu Sirin), apakah dalam hadits ada lafadh: "Kemudian beliau salam" lalu ia berkata: aku mendapat berita bahwa Imran bin Hushain berkata: Kemudian beliau salam."

【126】

Shahih Bukhari 461: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Bakar Al Muqaddam] berkata: telah menceritakan kepada kami [Fudlail bin Sulaiman] berkata: telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] berkata: "Aku melihat [Salim bin 'Abdullah] memilih tempat di suatu jalan lalu melaksanakan shalat di tempat tersebut. Dan dia menceritakan bahwa [Bapaknya] pernah shalat di tempat itu, dan bapaknya pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga shalat di tempat itu." Telah menceritakan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] bahwa dia pernah shalat di tempat itu, dan aku bertanya kepada Salim, dan aku juga tidak mengetahuinya kecuali dia sepakat dengan Nafi' tentang tempat yang dimaksud. Namun keduanya berbeda pendapat tentang masjid yang berada di Syarafir Rawha'.

【127】

Shahih Bukhari 462: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir Al Hizami] berkata: telah menceritakan kepada kami [Anas bin 'Iyadl] berkata: telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] bahwa ['Abdullah bin 'Umar] mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berhenti di Dzul Hulaifah di bawah pohon samurah ketika melaksanakan 'Umrah dan hajinya, yaitu tempat yang sekarang digunakan sebagai masjid di daerah Dzul Hulaifah. Ketika beliau kembali dari suatu peperangan, atau haji, atau umrah, dan melewati jalan tersebut beliau turun melalui dasar lembah, dan ketika telah sampai di dasar lembah beliau singgah di Bathha' (saluran tempat mengalirnya air) yang terletak di tebing sebelah timur dari lembah tersebut. Di situ beliau bermalam dan beristirahat sampai pagi. Beliau tidak singgah di masjid yang berbatu dan tidak juga di bukit yang ada masjidnya. Di lembah itu terdapat celah yang pernah digunakan oleh 'Abdullah untuk melaksanakan shalat. Di dasar lembah tersebut ada gundukan pasir dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat di situ. Suatu hari aliran air di Bathha' menyeret gundukan pasir tersebut sehingga menutup celah yang pernah digunakan oleh 'Abdullah untuk shalat. Dan 'Abdullah bin 'Umar menceritakan kepadanya (Nafi') bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat di masjid kecil, bukan masjid yang terdapat di Syarafur Rawha'. 'Abdullah mengetahui tempat yang pernah digunakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk shalat. Ia berkata: "Disana, di sebelah kanan jika kamu berdiri shalat di masjid itu. Masjid itu terletak di sebelah kanan jalan jika kamu berjalan menuju ke arah Makkah. Jarak masjid tersebut dengan masjid besar sejauh lemparan batu atau kurang lebihnya sekitar itu." Dan Ibnu 'Umar juga pernah shalat di lembah 'Irqi yang terletak diperbatasan Rawha'. Lembah ini ujungnya di sisi jalan di bawah masjid yang posisinya di sebelah kanan jika kamu berjalan menuju Makkah. Disana sudah dibangun masjid namun 'Abdullah bin 'Umar belum pernah shalat di masjid tersebut. Dia melewati masjid tersebut dari sebelah kiri dan belakangnya, kemudian ia shalat di depannya di lembah 'Irq itu sendiri. Pernah ketika dia kembali dari Rawha', dia tidak shalat Dhuhur (di tempat lain) hingga sampai di tempat tersebut, kemudian dia shalat Dhuhur di tempat tersebut. Jika dia kembali dari Makkah dan melewati tempat itu satu jam sebelum Shubuh atau di akhir waktu sahar (menjelang shubuh), dia beristirahat hingga shalat Shubuh di tempat itu. Dan 'Abdullah juga menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berhenti singgah di bawah pohon besar di desa Ar Ruwaitsah di sebelah kanan jalan menghadap ke jalan, yakni pada tempat yang rendah dan datar. Sehingga beliau bisa melalui tebing datar yang jaraknya dua mil dari ujung jalan yang datar desa Ar Ruwaitsah. Tebing itu bagian atasnya sudah banyak yang rontok dan berjatuhan di sisi bawahnya, namun tebing itu masih berdiri tegak pada landasannya sekalipun pada sisinya itu banyak terdapat celah. Dan 'Abdullah bin 'Umar juga menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat di dekat air terjun yang posisinya di belakang desa Al 'Arj jika kamu menuju desa Hadlbah. Pada masjid itu ada dua atau tiga kuburan yang ditandai dengan batu yang berada di sebelah kanan jalan, pada jalan yang datar. Di sisi kanan jalan yang datar itulah 'Abdullah pernah melintas ketika kembali dari desa Al 'Arj setelah matahari condong pada tengah hari, lalu dia shalat Dhuhur di masjid itu. Dan 'Abdullah bin 'Umar juga menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah singgah di pohon-pohon besar di sebelah kiri jalan di tempat saluran air dekat desa Harsya. Saluran air itu letaknya berhubungan dengan ujung jalan desa Harsya yang jaraknya sejauh lemparan anak panah (kira-kira dua pertiga mil). 'Abdullah pernah shalat di dekat pohon yang paling besar dan paling tinggi di antara pohon-pohon besar tersebut. Dan 'Abdullah bin 'Umar juga menceritakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah singgah pada saluran air yang terletak dekat lembah yang disebut dengan Marrul Dhahran, yakni sebelum Madinah jika menuruni lembah Shafrawat. Beliau singgah dan turun hingga ke bawah yang posisinya ada di sebelah kiri jalan jika kamu menuju arah Makkah. Jarak antara saluran air yang beliau singgahi dengan jalan hanya berjarak tidak lebih dari sejauh lemparan batu. Dan 'Abdullah bin 'Umar juga menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah singgah di Dzu Thuwa dan bermalam di sana sampai subuh, lalu ia melaksanakan shalat Shubuh di sana ketika Beliau pergi mengunjungi Makkah. Tempat shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut posisinya pada sebuah bukit besar, bukan pada posisi di mana sekarang dibangun masjid, yaitu pada dasar bukit tersebut. Dan 'Abdullah bin 'Umar juga menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menghadap dua jalan masuk menuju gunung yang jaraknya dengan puncak gunung sekitar sebesar Ka'bah, posisinya sekarang di sebelah kiri dari masjid yang didirikan. Dan tempar shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam letaknya lebih rendah dari tebing yang berwarna hitam. Jarak tempat itu dari tebing tersebut sepuluh hasta atau kurang lebih sekitar itu. Dan jika kamu shalat menghadap dua jalan ke gunung tersebut maka tempat tersebut berada di tengah antara kamu berdiri dengan Ka'bah.

【128】

Shahih Bukhari 463: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] dari ['Abdullah bin 'Abbas] bahwa dia berkata: "Pada suatu hari aku datang sambil menunggang keledai betina dan pada saat itu usiaku hampir baligh. Saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang shalat bersama orang banyak di Mina tanpa ada dinding (tabir) di hadapannya. Maka aku lewat didepan sebagian shaf, lantas aku turun dan aku biarkan keledaiku mencari makan. Kemudian aku masuk ke barisan shaf dan tidak ada seorang pun yang menegurku."

【129】

Shahih Bukhari 464: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] -yakni Ibnu Manshur- berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Numair] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin 'Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika keluar untuk shalat 'Id, beliau meminta sebuah tombak lalu ditancapkannya di hadapannya. Kemudian beliau shalat dengan menghadap ke arahnya, sedangkan orang-orang shalat di belakangnya. Beliau juga berbuat seperti itu ketika dalam bepergian, yang kemudian diteruskan oleh para pemimpin (Khulafa Rasyidun).

【130】

Shahih Bukhari 465: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Aun bin Abu Juhaifah] berkata: aku mendengar [Bapakku], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat bersama para sahabat di daerah Bathha`, dan di hadapan beliau ditancapkan sebuah tombak kecil. Beliau mengerjakan shalat Dhuhur dua raka'at dan shalat Ashar dua raka'at, sementara wanita dan keledai berlalu lalang di hadapannya.

【131】

Shahih Bukhari 466: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Zurarah] berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Abu Hazim] dari [Bapaknya] dari [Sahl bin Sa'd] berkata: "Jarak antara tempat shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan dinding (pembatas) adalah selebar untuk jalan kambing."

【132】

Shahih Bukhari 467: Telah menceritakan kepada kami [Al Makki bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Abu 'Ubaid] dari [Salamah] berkata: "Jarak antara dinding masjid di mimbar kira-kira seukuran kambing bisa lewat."

【133】

Shahih Bukhari 468: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah] telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menancapkan sebuah tombak lalu shalat menghadapnya.

【134】

Shahih Bukhari 469: Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Aun bin Abu Juhaifah] berkata: Aku mendengar [Bapakku] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui kami saat terik matahari. Kemudian beliau diberi bejana berisi air, lalu beliau berwudlu dan mengerjakan shalat Dhuhur dan 'Ashar bersama kami. Sementara itu dihadapannya ditancapkan sebuah tonggak, sementara para wanita dan keledai berlalu lalang di belakang tonggak kayu tersebut."

【135】

Shahih Bukhari 470: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim bin Bazi'] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syadzan] dari [Syu'bah] dari ['Atha' bin Abu Maimunah] berkata: Aku mendengar [Anas bin Malik] berkata: "Jika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar untuk buang hajat, maka aku dan seorang anak kecil mengikuti beliau dengan membawa tongkat, atau sebatang kayu, atau bekas tombak dan bejana berisi air. Jika beliau selesai dari buang hajat, maka kami memberikan bejana tersebut kepada beliau."

【136】

Shahih Bukhari 471: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Abu Juhaifah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar saat terik matahari, kemudian beliau melaksanakan shalat Dhuhur dan 'Ashar dua raka'at dua raka'at di Bathha`. Sementara dihadapannya ditancapkan sebuah tongkat. Ketika beliau berwudlu, maka orang-orang mengusapkan bekas air wudlunya (ke badan)."

【137】

Shahih Bukhari 472: Telah menceritakan kepada kami [Al Makki bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Abu 'Ubaid] berkata: Aku dan [Salamah bin Al Akwa'] datang (ke Masjid), lalu dia shalat menghadap tiang yang dekat dengan tempat mushhaf. Lalu aku tanyakan: "Wahai Abu Muslim, kenapa aku lihat kamu memilih tempat shalat dekat tiang ini?" Dia menjawab: "Sungguh aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memilih untuk shalat di situ."

【138】

Shahih Bukhari 473: Telah menceritakan kepada kami [Qabishah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru bin 'Amir] dari [Anas bin Malik] berkata: "Aku pernah melihat para sahabat senior berlomba mendekati tiang saat adzan Maghrib." [Syu'bah] menambahkan dari ['Amru] dari [Anas]: "Sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar."

【139】

Shahih Bukhari 474: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata: telah menceritakan kepada kami [Juwairiah] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam Ka'bah bersama Usamah bin Zaid, 'Utsman bin Thalhah dan Bilal dalam waktu yang cukup lama. Kemudian beliau keluar dan akulah orang yang pertama kali masuk setelah beliau keluar. Lantas aku bertanya kepada Bilal: "Dimana beliau tadi melaksanakan shalat?" Bilal menjawab: "Di antara dua tiang depan."

【140】

Shahih Bukhari 475: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam Ka'bah bersama Usamah bin Zaid, Bilal dan 'Utsman bin Thalhah Al Hajabi kemudian pintu ditutup, dan beliau berada di dalamnya. Kemudian setelah beliau keluar aku bertanya kepada Bilal apa yang dilakukan oleh beliau di dalamnya. Bilal menjawab: "Beliau menjadikan tiang berada di sebelah kiri, lalu satu di sebelah kanan dan tiga tiang berada di belakangnya -saat itu tiang Ka'bah berjumlah enam buah- kemudian beliau shalat." Isma'il menyebutkan kepada kami: [Malik] menceritakan kepadaku, ia sebutkan: "Dua tiang di sebelah kanannya."

【141】

Shahih Bukhari 476: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Dlamrah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] bahwa ['Abdullah bin 'Umar], bahwa Jika ia masuk ke dalam Ka'bah, ia berjalan ke arah depan sementara pintu Ka'bah di belakangnya. Ia terus berjalah hingga antara dia dan dinding dihadapannya kira-kira tiga hasta, lalu dia shalat di tempat dimana [Bilal] mengabarkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat di posisi itu. 'Abdullah bin 'Umar berkata: "Dan tidak mengapa jika di antara kami shalat di dalam Ka'bah menghadap kemana saja yang dia mau."

【142】

Shahih Bukhari 477: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Bakar Al Muqaddami] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] dari ['Ubaidullah bin 'Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Beliau pernah menambatkan tunggangannya lalu shalat menghadap ke arahnya. Aku (Nafi') berkata: "Apakah kamu pernah melihat bahwa tunggangannya itu berjalan pergi?" Ibnu 'Umar menjawab: "Beliau ambil tali pelananya lalu meletakkannya di depannya, kemudian shalat menghadap ke arahnya." Dan Ibnu 'Umar juga pernah melakukannya.

【143】

Shahih Bukhari 478: Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari ['Aisyah] berkata: "Apakah kalian menyamakan kami dengan anjing dan keledai? Sungguh, aku pernah berbaring di atas tikar, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang dan berdiri melaksanakan shalat di tengah tikar. Aku tidak ingin mengganggu beliau, maka aku geser kakiku pelan-pekan dari tikar hingga aku keluar dari selimutku."

【144】

Shahih Bukhari 479: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Humaid bin Hilal] dari [Abu Shalih] bahwa [Abu Sa'id] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Hilal Al 'Adawi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Shalih as Samman] berkata: "Pada hari jum'at aku melihat [Abu Sa'id Al Khudri] shalat menghadap sesuatu yang membatasinya dari orang-orang (yang lewat). Kemudian ada seorang pemuda dari Bani Abu Mu'aith hendak lewat di depannya. Maka Abu Sa'id menghalangi orang itu dengan menahan dadanya. Pemuda itu mencari jalan tapi tidak ada kecuali di depan Abu Sa'id. Maka pemuda itu mengulangi lagi untuk lewat. Abu Sa'id kembali menghadangnya dengan lebih keras dari yang pertama. Kemudian pemuda itu pergi meninggalkan Abu Sa'id dan menemui Marwan, lalu ia mengadukan peristiwa yang terjadi antara dirinya dengan Abu Sa'id. Setelah itu Abu Sa'id ikut menemui Marwan, Marwan pun berkata: "Apa yang kau lakukan terhadap anak saudaramu ini, wahai Abu Sa'id?" Abu Sa'id menjawab: Aku pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seorang dari kalian shalat menghadap sesuatu yang membatasinya dari orang, kemudian ada seseorang yang hendak lewat dihadapannya maka hendaklah dicegah. Jika dia tidak mau maka perangilah dia, karena dia adalah setan."

【145】

Shahih Bukhari 480: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu An Nadlr] mantan budak 'Umar bin 'Abaidullah dari [Busr bin Sa'id] bahwa Zaid bin Khalid mengutusnya kepada Abu Juhaim untuk menanyakan apa yang didengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang orang yang lewat di depan orang yang sedang shalat. Abu Juhaim lalu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sekiranya orang yang lewat di depan orang yang mengerjakan shalat mengetahui apa akibat yang akan ia tanggung, niscaya ia berdiri selama empat puluh lebih baik baginya dari pada dia lewat di depan orang yang sedang shalat." Abu An Nadlr berkata: "Aku tidak tahu yang dimaksud dengan jumlah 'empat puluh itu', apakah empat puluh hari, atau bulan, atau tahun."

【146】

Shahih Bukhari 481: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Khalil] telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Mushir] dari [Al A'masy] dari [Muslim] -yakni Abu Shubaih- dari [Masruq] dari ['Aisyah], bahwa Telah disebutkan di sisinya tentang sesuatu yang dapat memutuskan shalat, orang-orang mengatakan: "Yang dapat memutus shalat diantaranya adalah anjing, keledai dan wanita." Maka 'Aisyah pun berkata: "Sungguh kalian telah menganggap kami (kaum wanita) sebagaimana anjing. Sungguh aku pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat, sementara aku berbaring di atas tikar antara beliau dan arah biblatnya. Saat aku ada keperluan dan aku tidak ingin menghadapnya, maka aku pergi dengan pelan-pelan." Dan dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari ['Aisyah] seperti ini.

【147】

Shahih Bukhari 482: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam] berkata: telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari ['Aisyah] ia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat sedangkan aku tidur di atas ranjangnya dengan membentang dihapannya. Ketika akan witir, beliau membangunkan aku hingga aku pun shalat witir."

【148】

Shahih Bukhari 483: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu An Nadlr] mantan budak 'Umar bin 'Ubaidullah, dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata: "Aku pernah tidur di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan kakiku berada di arah kiblatnya. Jika akan sujud beliau menyentuhku dengan tangannya, maka aku pun menarik kakiku. Dan jika beliau berdiri aku luruskan kembali kakiku." 'Aisyah berkata: "Pada zaman itu rumah-rumah tidak memiliki lampu."

【149】

Shahih Bukhari 484: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh bin 'Iyats] berkata: telah menceritakan kepada kami [Bapakku] ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari ['Aisyah]. (dalam jalur lain disebutkan) [Al A'masy] berkata: telah menceritakan kepadaku [Muslim] dari [Masruq] dari ['Aisyah], bahwa Telah disebutkan kepadanya tentang sesuatu yang dapat memutuskan shalat: anjing, keledai dan wanita. Maka ia pun berkata: "Kalian telah menyamakan kami dengan keledai dan anjing! Demi Allah, aku pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat sedangkan aku berbaring di atas tikar antara beliau dan arah kiblatnya. Sehingga ketika aku ada suatu keperluan dan aku tidak ingin duduk hingga menyebabkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terganggu, maka aku pun pergi diam-diam dari dekat kedua kaki beliau."

【150】

Shahih Bukhari 485: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'id] berkata: telah menceritakan kepadaku [Anak saudara Ibnu Syihab], bahwa Dia pernah bertanya kepada [Pamannya] tentang sesuatu yang dapat memutuskan shalat. Maka pamannya menjawab: Tidak ada yang dapat memutuskan shalat. Aku telah mendapat kabar dari ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdiri melaksanakan shalat malam sedangkan aku berbaring membentang antara beliau dan arah kiblatnya di tempat tidur keluarga."

【151】

Shahih Bukhari 486: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari ['Amir bin 'Abdullah bin Az Zubair] dari ['Amru bin Sulaim Az Zuraqi] dari [Abu Qatadah Al Anshari], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat dengan menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan menurut riwayat Abu Al 'Ash bin Rabi'ah bin 'Abdu Syamsi, ia menyebutkan: "Jika sujud beliau letakkan anak itu dan bila berdiri beliau gendong lagi."

【152】

Shahih Bukhari 487: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Zurarah] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Asy Syaibani] dari ['Abdullah bin Syaddad bin Al Had] berkata: bibiku [Maimunah binti Al Harits] mengabarkan kepadaku, ia berkata: "Tempat tidurku berhadapan dengan tempat shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan terkadang pakaian beliau mengenaiku saat aku sedang tidur."

【153】

Shahih Bukhari 488: Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid bin Ziyad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Asy Syaibani Sulaiman] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Syaddad] berkata: Aku mendengar [Maimunah] berkata: "Pernah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat sedangkan aku tidur disampingnya. Jika sujud baju beliau mengenaiku, padahal saat itu aku sedang haid." [Musaddad] menambahkan dari [Khalid] ia berkata: [Sulaiman Asy Syaibani] menceritakan kepadaku dengan lafadh: "Dan aku sedang haid."

【154】

Shahih Bukhari 489: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Ali] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Qasim] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: "Sangat buruk apa yang kalian lakukan dengan menyamakan kami dengan anjing dan keledai! Sungguh, aku pernah lihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat sedangkan aku berbaring antara beliau dan arah kiblatnya. Jika akan sujud beliau mendorong kakiku dengan tangannya, maka aku pun segera menarik kedua kakiku."

【155】

Shahih Bukhari 490: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ishaq As Suramari] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] berkata: telah menceritakan kepada kami [Isra'il] dari [Abu Ishaq] dari ['Amru bin Maimun] dari ['Abdullah] berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat di dekat Ka'bah, ada orang-orang Quraisy yang sedang duduk-duduk di majelis mereka. Ketika itu ada seorang laki-laki dari mereka yang berkata: "Tidakkah kalian melihat kepada orang yang riya' ini? Siapa dari kalian yang dapat mengambilkan buatku sisa unta yang baru disembelih milik fulan, lalu dia kumpulkan kotorannya, darah dan plasenta (ari-ari) nya!" Maka ada seorang laki-laki datang dengan membawa kotoran tersebut, ia menunggu sampai beliau sujud. Sehingga ketika beliau sujud, ia bisa meletakkan kotoran tersebut di antara bahu beliau. Maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sujud, orang itu meletakkan kotoran-kotoran unta itu di antara dua bahu beliau. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tetap dalam keadaan sujud, mereka pun tertawa hingga sebagian condong kepada sebagian yang lain. Lalu ada seseorang menemui Fathimah radliyallahu 'anha, dan orang itu adalah Juwairiyah. Maka Fathimah bergegas mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang saat itu masih dalam keadaan sujud. Kemudian Fathimah membersihkan kotoran-kotoran unta tersebut dari beliau. Kemudian Fathimah menghadap ke arah mereka dan mengumpat orang-orang Quraisy tersebut. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyelesaikan shalat dan berdo'a: "Ya Allah kuserahkan (urusan) Quraisy kepada-Mu, Ya Allah kuserahkan Quraisy kepada-Mu, Ya Allah kuserahkan Quraisy kepada-Mu." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut satu persatu nama-nama mereka: "Ya Allah kuserahkan (urusan) 'Amru bin Hisyam kepada-Mu, 'Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Al Walid bin 'Utbah, Umayyah bin Khalaf, 'Uqbah bin Abu Mu'aith dan 'Umarah bin Al Walid." 'Abdullah bin Mas'ud berkata: "Demi Allah, aku melihat orang-orang yang disebut Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut terbantai pada perang Badar, kemudian mereka dibuang ke lembah Badar." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jadilah para penghuni lembah ini diiringi dengan kutukan."