45. Tafsir Al-Qur'an

【1】

Shahih Bukhari 4114: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Khubaib bin 'Abdur Rahman] dari [Hafsh bin 'Ashim] dari [Abu Sa'id bin Al Mu'alla] dia berkata: Suatu saat saya sedang melaksanakan shalat di masjid, tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggilku namun saya tidak menjawab panggilannya hingga shalatku selesai. Setelah itu, saya menemui beliau dan berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya pada waktu itu saya sedang shalat." Beliau bersabda: "Bukankah Allah telah berfirman: (Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu). Beliau bersabda lagi: "Sungguh, saya akan mengajarimu tentang surat yang paling agung yang terdapat di dalam Al Qur`an sebelum kamu keluar dari Masjid." Kemudian beliau memegang tanganku, dan saat beliau hendak keluar Masjid, saya pun berkata: "Bukankah engkau berjanji: 'Saya akan mengajarimu surat yang paling agung yang terdapat di dalam Al Qur`an.'?" Beliau menjawab: (Yaitu surat) {AL HAMDU LILLAHI RABBIL 'AALAMIIN} (Segala puji bagi Allah, Rabb semesta Alam), ia adalah As Sab'u Al Matsani, dan Al Qur`an Al Azhim yang telah diwahyukan kepadaku.

【2】

Shahih Bukhari 4115: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Sumayya] dari [Abu Shalih] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bila imam mengucapkan, {Ghairil maghdluubi 'alaihim walaadl-dlalliin} (Bukan orang-orang yang dimurkai dan bukan orang-orang yang sesat) maka ucapkanlah, 'Aamiin', Barangsiapa ucapan aamiin-nya bersamaan dengan aamiin para malaikat, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu."

【3】

Shahih Bukhari 4116: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] Telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari Anas radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan [Khalifah] berkata kepadaku Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zura'i] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari Anas radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Pada hari kiamat orang-orang yang beriman berkumpul lalu mereka berkata: 'Sebaiknya kita meminta syafa'at kepada Rabb kita sehingga kita dapat pindah dari tempat kita sekarang juga.' Lalu mereka mendatangi Adam seraya mengatakan: 'Engkau adalah bapaknya manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya sendiri dan menjadikan malaikat-malaikat-Nya sujud kepadamu, serta diajarkan pula kepadamu nama-nama segala sesuatu, maka mintakanlah syafa'at untuk kami kepada Rabb mu agar Dia memindahkan kami dari tempat kami ini!' Maka Adam berkata: 'Bukan aku yang kalian maksud.' kemudian Adam menyebutkan dosa yang pernah ia lakukan, hingga dosa tersebut membuatnya malu kepada Allah, lalu Adam berkata: 'Datanglah kalian kepada Nuh karena ia adalah rasul pertama yang Allah utus kepada penduduk bumi.' kemudian mereka pun mendatangi Nuh, lalu Nuh berkata: 'Bukan aku yang kalian maksud.' lalu ia menyebutkan kesalahannya yakni permintaannya kepada Rabbnya dengan tanpa ilmu, hingga membuatnya malu kepada Rabbnya, lalu dia berkata: 'Akan tetapi datangilah kekasih Ar Rahman (Nabi Ibrahim).' maka mereka pun mendatanginya, lalu Ibrahim mengatakan: 'Bukan aku yang kalian maksud, tapi datanglah kalian kepada Musa, seorang hamba yang Allah ajak bicara secara langsung dan diberikan Taurat.' Maka mereka pun mendatangi Musa, dan Musa juga berkata: 'Bukan aku yang kalian maksud.' seraya menyebutkan seseorang yang dia bunuh tanpa alasan yang benar, hingga hal itu membuatnya malu kepada Rabbnya, lalu dia berkata: 'Akan tetapi datanglah kalian kepada Isa, hamba Allah dan Rasul-Nya, kalimat serta ruh-Nya.' Maka mereka pun mendatangi Isa, kemudian Isa mengatakan: 'Bukan aku yang kalian maksud, akan tetapi datanglah kalian kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, seorang hamba yang dosanya telah diampuni Allah, baik yang lalu atau yang akan datang.' Maka mereka pun mendatangiku, maka aku pun pergi sehingga aku meminta izin kepada Rabbku, lalu aku pun diizinkan. Maka ketika aku melihat Rabbku, aku langsung jatuh sujud kepada Rabbku, kemudian Dia membiarkanku bersujud sekehendak-Nya. Setelah itu dikatakan: 'Bangunlah wahai Muhammad! memintalah maka engkau akan diberikan! berkatalah maka engkau akan didengarkan! dan mintalah syafa'at maka engkau akan diberi (hak memberi syafa'at).' Maka aku mengangkat kepalaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku, kemudian aku memberikan syafa'at dan Dia memberikan aku batasan, lalu aku memasukkan orang-orang ke dalam surga. Kemudian aku kembali kepada Rabbku untuk yang kedua kalinya, dan ketika aku melihat Rabbku, sama seperti sebelumnya, kemudian aku memberikan syafa'at dan Dia memberikan aku batasan, lalu aku memasukkan orang-orang ke dalam surga. Kemudian aku kembali kepada Rabbku untuk yang keempat kalinya, lalu aku berkata: '(Wahai Rabb) tidak ada yang tersisa kecuali orang yang terhalang oleh Al Qur`an dan wajib baginya kekal di neraka.'" Abu 'Abdullah berkata: "Kecuali orang yang terhalang oleh Al Qur`an" yang dimaksud adalah firman Allah Ta'ala {KHAALIDIINA FIIHA} (mereka kekal didalamnya).

【4】

Shahih Bukhari 4117: Telah menceritakan kepadaku ['Utsman bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wail] dari ['Amru bin Syurahbil] dari ['Abdullah] dia berkata: Aku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?" Beliau menjawab: "Kamu menjadikan tandingan bagi Allah, padahal dialah yang menciptakanmu. Aku berkata: "Tentu itu sungguh besar." Aku bertanya lagi: "Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Kamu membunuh anakmu karena takut akan makan bersamamu." Aku bertanya lagi: "Kemudian apa?" beliau menjawab: "Berzina dengan istri tetanggamu."

【5】

Shahih Bukhari 4118: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Abdul Malik] dari ['Amru bin Huraits] dari Sa'id bin Zaid radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Al Kam-ah (cendawan) adalah sejenis manna (sejenis makanan yang diturunkan Allah Ta'ala kepada Bani Israil), airnya mengandung obat bagi penyakit mata."

【6】

Shahih Bukhari 4119: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad] Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman bin Mahdi] dari [Ibnu Al Mubarak] dari [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Dikatakan kepada Bani Israil: {Masukilah pintu itu dengan keadaan sujud dan Katakanlah: 'Hiththah' (ampunilah dosa-dosa)} Lalu mereka memasuki pintu itu dan mengganti apa yang telah diperintahkan kepada mereka seraya merangkak di atas pantat-pantat mereka dan mereka berkata: 'Hiththah adalah Habbah (biji) dalam tepung.'"

【7】

Shahih Bukhari 4120: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Munir] dia mendengar ['Abdullah bin Bakr] Telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas] dia berkata: 'Abdullah bin Salam mendengar kedatangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dia sedang dikebun memanen buah. Maka ia langsung menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: "Wahai Rasulullah, aku bertanya kepadamu tentang tiga perkara tidak akan ada yang dapat menjawab kecuali seorang Nabi, Apakah yang terjadi pertama kali dari tanda-tanda hari kiamat, apa yang pertama kali dimakan oleh penduduk surga, dan dari mana seseorang dapat menyerupai bapaknya atau ibunya?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jibril baru saja memberiku kabar." Abdullah bertanya: "Jibril?" Beliau menjawab: "Ya." beliau melanjutkan: "Ia adalah malaikat yang sangat dimusuhi yahudi." kemudian beliau membaca ayat: {Barangsiapa musuh bagi Jibril maka sesungguhnya ia menurunkan Al Qur'an ke dalam hatimu atas izin Allah} (Al Baqarah: 97) Beliau bersabda: "Tanda hari kiamat yang akan terjadi pertama kali adalah api yang keluar dari timur yang akan menggiring manusia ke barat, adapun sesuatu yang pertama kali dimakan penduduk surga adalah hati ikan hiu, adapun darimana seseorang dapat menyerupai bapak atau ibunya adalah apabila air mani laki-laki dapat mendahului sel telur wanita maka akan keluar laki-laki, dan apabila sel telur wanita dapat mendahului air mani laki-laki maka akan keluar wanita." Kemudian Abdullah bin Salam berkata: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah." Kemudian dia berkata lagi: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang yahudi itu adalah kaum yang pendusta, kalau mereka mengetahui keIslamanku mereka pasti akan menghinaku dihadapanmu. Maka utuslah seseorang agar memanggil mereka dan tanyakan kepada mereka tentang aku." Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil mereka, lalu beliau bertanya kepada mereka: "Siapakah Abdullah bin Salam menurut kalian?" Mereka menjawab: "Dia adalah orang terbaik kami dan anak dari orang terbaik dari kami, dia adalah tuan kami dan anak dari tuan kami." Beliau bertanya lagi: "Bagaimana menurut kalian, kalau seandainya dia masuk Islam?" Mereka menjawab: "Mudah-mudahan Allah melindunginya dari hal itu (masuk Islam)." Maka Abdullah bin Salam keluar seraya mengatakan: "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah." Lalu mereka berkata: "Dia adalah orang yang paling jelek di antara kami dan anak dari orang yang paling jelek di antara kami." -Mereka menjelek-jelekkan Abdullah bin Salam.- Setelah itu Abdullah bin Salam berkata: "Inilah yang paling aku khawatirkan."

【8】

Shahih Bukhari 4121: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Ali] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Habib] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata: 'Umar radliyallahu 'anhu berkata: "Ubay adalah orang yang paling pandai dalam membaca Al Qur'an di antara kami, dan Ali adalah orang yang paling paham dengan hukum di antara kami. Sementara kami banyak meninggalkan qira`ah Ubay (dalam membaca Al Qur'an). Karena Ubay pernah berkata: "Aku tidak akan meninggalkan sesuatu yang telah aku dengar dari Rasulullah. Sementara Allah Tabaraka Wa Ta'ala berfirman: {Ayat mana saja yang kami nasakhkan, atau kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya} (Al Baqarah: 106).

【9】

Shahih Bukhari 4122: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari ['Abdullah bin Abu Husain] Telah menceritakan kepada kami [Nafi' bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: 'Sebagian keturunan Adam telah mengatakan kebohongan tentang Aku padahal mereka sama sekali tidak berhak melakukan demikian. Dan mereka mencelaku, padahal mereka tidak punya hak untuk mencelaku. Kebohongan yang mereka perbuat tentang-Ku adalah mereka menganggap Aku tidak mampu menciptakan kembali sebagaimana dulu telah diciptakan. Adapun celaannya kepada-Ku, yaitu mereka mengatakan bahwa Aku mempunyai anak. Maha Suci Aku, sama sekali Aku tidak mengambil istri dan tidak mempunyai anak.'

【10】

Shahih Bukhari 4123: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Humaid] dari [Anas] dia berkata: ['Umar] berkata: Aku telah menepati Rabbku dalam tiga hal, atau Rabbku telah menyetujuiku dalam tiga hal. Aku berkata: "Wahai Rasulullah seandainya engkau menjadikan Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat." Aku berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya yang menemuimu adalah orang-orang yang baik dan yang jahat, seandainya engkau perintahkan kepada para Ummul Mukminin supaya memakai hijab." maka turunlah ayat hijab. Dan suatu ketika aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mempersalahkan sebagian istri-istrinya, maka aku pun mengunjungi mereka dan berkata: "Berhentilah kalian dari berbuat masalah dengan Nabi atau boleh jadi Allah akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik dari pada kalian." Ketika aku menemui salah seorang istrinya, ia berkata kepadaku: "Wahai 'Umar! Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lebih berhak menasehati istri-istrinya dari pada kamu?" Maka Allah menurunkan ayat: {'ASAA RABBUHU IN THALLAQAKUNNA AN YUBADDILAHU AZWAAJAN KHAIRAN MINKUNNA MUSLIMAATIN} (Boleh jadi jika ia ceraikan kamu, Tuhannya akan memberinya ganti istri-istri yang lebih baik dari pada kamu -perempuan yang berserah diri-) (QS At Tahrim: 5). Dan Ibnu Abu Maryam berkata: Telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Ayub] Telah menceritakan kepadaku [Humaid] Aku mendengar [Anas] dari ['Umar].

【11】

Shahih Bukhari 4124: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin 'Abdullah] bahwa ['Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakr]: Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin 'Umar] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukankah engkau melihat bahwa kaummu ketika membangun Ka'bah mengurangi pondasi-pondasi Ibrahim?" Maka saya katakan: "Wahai Rasulullah, tidakkah engkau kembalikan ke pondasi-pondasi Ibrahim?" Beliau menjawab: "Kalaulah tidak karena kaummu dekat dengan masa kekafiran." Abdullah bin Umar berkata: Sungguh seandainya 'Aisyah mendengar hal ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, niscaya aku tidak akan melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan mengusap dua rukun yang mengiringi Hijr, melainkan karena Baitullah tidak disempurnakan bangunannya di atas pondasi-pondasi (yang dibangun) Nabi Ibrahim.

【12】

Shahih Bukhari 4125: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin 'Umar] Telah mengabarkan kepada kami ['Ali Al Mubarak] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Orang-orang ahlu kitab membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan menjelaskannya kepada orang-orang Islam dengan bahasa arab. Melihat hal itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian mempercayai ahlu kitab dan jangan pula mendustakannya, tetapi ucapkanlah: 'Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang telah diturunkan kepada kami.'" (Al Baqarah: 136)

【13】

Shahih Bukhari 4126: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] dia mendengar dari [Zuhair] dari [Abu Ishaq] dari Al Bara' radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dengan menghadap ke baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan. Dan beliau menyukai jika kiblatnya menghadap ke arah ka'bah. Kemudian beliau pun shalat Ashar bersama sekelompok para sahabat dengan menghadap ke arab kiblat. Setelah itu salah seorang dari sahabat tersebut keluar dan melewati kaum muslimin di sebuah masjid yang pada waktu itu mereka sedang ruku. Sahabat tadi berkata: "Aku bersaksi dengan nama Allah, sungguh aku telah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan menghadap ka'bah." Mereka pun segera berputar dalam keadaan shalat menghadap ke arah kiblat. Ada beberapa orang yang telah meninggal dengan menghadap ke arah kiblat pertama yang kami tidak tahu apa yang harus kami katakan mengenai hukumnya bagi mereka tersebut. Maka Allah pun menurunkan ayat: {Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan keimanan kalian, sesungguhnya Allah maha pengasih lagi maha penyayang kepada manusia.} (Al Baqarah: 143)

【14】

Shahih Bukhari 4127: Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Rasyid] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dan [Abu Usamah] dan lafazh ini milik Jarir dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih], Abu Usamah berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Shalih dari [Abu Sa'id Al Khudri] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Pada hari kiamat, Nuh akan dipanggil (Allah) dan ia akan menjawab: 'Labbaik dan Sa'daik, wahai TuhanKu!' lalu Allah bertanya: 'Apakah telah kau sampaikan pesan Kami?' Nuh menjawab: 'Ya.' Kemudian Allah akan bertanya kepada bangsa (umat) Nuh: 'Apakah ia telah menyampaikan pesan kami kepadamu sekalian?' Mereka akan berkata: 'Tidak ada yang memberikan peringatan kepada kami.' Maka Allah bertanya: 'Siapa yang menjadi saksimu?' Nuh menjawab: 'Muhammad dan umatnya.' Maka mereka (umat Muhammad) akan bersaksi bahwa Nuh telah menyampaikan pesan (Allah). {WAYAKUUNAR RASUULU 'ALAIKUM SYAHIIDA} (Dan Rasul menjadi saksi atas kalian) dan itulah maksud dari firman Allah jalla dzikruh: {WAKADZALIKA JA'ALNAAKUM UMMATAN WASATHAN LITAKUUNUU SYUHADAA-A 'ALANNAASI WAYAKUUNAR RASUULU 'ALAIKUM SYAHIIDA} (Demikianlah kami jadikan kalian sebagai umat yang adil supaya kamu menjadi saksi atas manusia. Dan Rasul menjadi saksi atas kalian). (QS. Al Baqarah (2): 143).

【15】

Shahih Bukhari 4128: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] dari [Abdullah bin Dinar] dari Ibnu Umar radliyallahu 'anhuma: Tatkala orang-orang melaksanakan shalat shubuh di Quba`, tiba-tiba ada orang yang datang dan berkata: "Allah telah menurunkan wahyu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam agar menghadap Ka'bah, maka menghadaplah ke sana!" lalu mereka berbalik menghadap Ka'bah.

【16】

Shahih Bukhari 4129: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] dari [Bapaknya] dari Anas radliyallahu 'anhu dia berkata: Semua orang yang pernah shalat menghadap dua kiblat sudah tiada kecuali aku.

【17】

Shahih Bukhari 4130: Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] Dan telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Dinar] dari Ibnu Umar radliyallahu 'anhuma: "Tatkala orang-orang sedang shalat shubuh di Quba', datang seseorang lalu berkata: 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam ini mendapat wahyu, beliau diperintahkan menghadap ke Ka'bah. Maka menghadaplah ke sana!' Mereka pun segera beralih ke Ka'bah, padahal sebelumnya wajah-wajah mereka menghadap ke Syam (Baitul Maqdis)."

【18】

Shahih Bukhari 4131: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Qaza'ah] Telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Tatkala orang-orang sedang shalat shubuh di Quba', datang seseorang lalu berkata: "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam ini mendapat wahyu, beliau diperintahkan menghadap ke Ka'bah. Maka menghadaplah ke sana!" Mereka pun segera beralih ke Ka'bah, padahal sebelumnya wajah-wajah mereka menghadap ke Syam (Baitul Maqdis).

【19】

Shahih Bukhari 4132: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] Telah menceritakan kepadaku [Abu Ishaq] dia berkata: Aku mendengar Al Barra radliyallahu 'anhu berkata: "Kami shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan. Lalu beliau merubahnya dengan menghadap kiblat."

【20】

Shahih Bukhari 4133: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Ismail] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muslim] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Dinar] dia berkata: Aku mendengar Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma berkata: Tatkala orang-orang sedang shalat shubuh di Quba', datang seseorang lalu berkata: "Rasulullah pada malam ini mendapat wahyu, beliau diperintahkan menghadap ke Ka'bah. Maka menghadaplah ke sana!" Mereka pun segera beralih ke Ka'bah dalam keadaan shalat, padahal sebelumnya wajah-wajah mereka menghadap ke Syam (Baitul Maqdis).

【21】

Shahih Bukhari 4134: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu 'Umar] dia berkata: Tatkala orang-orang sedang shalat shubuh di Quba', datang seseorang lalu berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam ini mendapat wahyu, beliau diperintahkan menghadap ke Ka'bah. Maka menghadaplah ke sana!" Mereka pun segera beralih ke Ka'bah, padahal sebelumnya wajah-wajah mereka menghadap ke Syam (Baitul Maqdis).

【22】

Shahih Bukhari 4135: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Bapaknya] dia berkata: Aku bertanya kepada ['Aisyah] istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, -Saat itu saya masih muda-: "Apakah anda tahu tentang firman Allah Tabaraka Wa Ta'ala: {INNASH SHAFAA WAL MARWATA MIN SYA'AA-IRILLAAHI FAMAN HAJJAL BAITA AWI'TAMARA FALAA JUNAAHA 'ALAIHI AN YATHTHAWWAFA BIHIMAA} (Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya). Sebab sepengetahuanku tidak masalah bagi seseorang untuk meninggalkan Sa'i antara keduanya." 'Aisyah menjawab: "Bukan begitu, kalau seperti yang kamu katakan, maka jadinya tidak ada dosa orang tidak melakukan sa'i. Ayat ini turun pada orang-orang Anshar, yang dahulu mereka melakukan talbiyah karena Manat, yang letaknya di depan Qadid. Yang mereka berkeharusan berthawaf antara Shofa dan Marwah. Tatkala Islam datang, mereka bertanya pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang hal itu. Maka Allah menurunkan ayat: {INNASH SHAFAA WAL MARWATA MIN SYA'AA-IRILLAAHI FAMAN HAJJAL BAITA AWI'TAMARA FALAA JUNAAHA 'ALAIHI AN YATHTHAWWAFA BIHIMAA} (Sesungguhnya Shafa dan Marwa adalah sebagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya)." (QS. Al Baqarah: 158).

【23】

Shahih Bukhari 4136: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Ashim bin Sulaiman] dia berkata: Aku bertanya kepada Anas bin Malik radliyallahu 'anhu tentang Shafa dan Marwah. Maka dia menjawab: "Aku menganggap keduanya sebagai perkara jahiliyah, tatkala Islam datang, keduanya kami tinggalkan lalu turunlah firman Allah Ta'ala: {INNASH SHAFAA WAL MARWATA MIN SYA'AA-IRILLAAHI FAMAN HAJJAL BAITA AWI'TAMARA FALAA JUNAAHA 'ALAIHI AN YATHTHAWWAFA BIHIMAA} (Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya)." (QS. Al Baqarah: 158).

【24】

Shahih Bukhari 4137: Telah menceritakan kepada kami [Abdan] dari [Abu Hamzah] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq] dari [Abdullah], Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata beberapa kalimat dan aku berkata yang lain. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mati, sedangkan dia menyeru selain Allah sebagai tandingannya maka dia masuk neraka." Sedangkan aku berkata: 'Barangsiapa yang mati dan dia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu maka dia masuk surga.'

【25】

Shahih Bukhari 4138: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Amru] dia berkata: Aku mendengar [Mujahid] berkata: Aku mendengar Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Dahulu pada Bani Israil terdapat hukum qishas namun tidak ada diyah pada mereka, lalu Allah Ta'ala berfirman untuk umat ini: (Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh: orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya) (QS. Al Baqarah: 178) Pemberian maaf itu maksudnya adalah menerima diyat pada pembunuhan dengan sengaja. (Hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diyat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula)) (QS. Al Baqarah: 178) Yaitu ia mengikuti ini dengan cara yang ma'ruf, dan membayar dengan cara yang baik. (Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat) (QS. Al Baqarah: 178) Yaitu dari apa yang telah diwajibkan atas umat sebelum kalian. (Barangsiapa yang melampui batas setelah itu, maka baginya Adzab yang pedih) (QS. Al Baqarah: 178) Yaitu membunuh setelah menerima diyah.

【26】

Shahih Bukhari 4139: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Al Anshari] Telah menceritakan kepada kami [Humaid] bahwa [Anas] menceritakan kepada mereka dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Kitabullah adalah Al Qishas."

【27】

Shahih Bukhari 4140: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Munir] dia mendengar [Abdullah bin Bakr As Sahmi] Telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas] bahwa Rubayyi' -pamannya- pernah mematahkan gigi seri seorang budak wanita, kemudian mereka meminta kepadanya untuk memaafkan, namun mereka (keluarganya) menolak. Kemudian ditawarkan kepada mereka denda, namun mereka tetap menolak, lalu mereka mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau memerintahkan untuk diqishash. Anas bin An Nadhr berkata: "Wahai Rasulullah, apakah gigi seri Ar Rubayyi' akan dipatahkan? Tidak, demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, gigi serinya jangan dipatahkan." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Anas, Kitabullah adalah Al Qishas." Maka orang-orang tersebut rela memberikan maaf. kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah terdapat orang yang apabila ia bersumpah atas nama Allah maka Allah akan mengabulkannya."

【28】

Shahih Bukhari 4141: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ubaidullah] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma dia berkata: Dahulu hari Asyura' adalah hari yang orang-orang jahiliyyah pergunakan untuk puasa, tatkala turun bulan Ramadlan, beliau bersabda: "Barangsiapa yang ingin berpuasa Asyura' hendaklah ia berpuasa, dan bagi yang tidak ingin, silahkan ia tinggalkan."

【29】

Shahih Bukhari 4142: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha: Dahulu hari Asyura' adalah hari-hari yang dipergunakan orang-orang jahiliyyah untuk melakukan puasa, tatkala datang bulan Ramadlan, beliau bersabda: "Barangsiapa yang ingin berpuasa Asyura' hendaklah ia berpuasa, dan bagi yang tidak ingin, maka berbukalah."

【30】

Shahih Bukhari 4143: Telah menceritakan kepadaku [Mahmud] Telah mengabarkan kepada kami [Ubaidullah] dari [Israil] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] dari [Abdullah] dia berkata bahwa Suatu hari Al Asy'ats menemuinya yang pada waktu itu dia sedang makan. Maka dia berkata: "Hari ini adalah hari 'Asyura." Abdullah berkata: "Dahulu sebelum diwajibkan bulan Ramadlan, hari ini adalah hari berpuasa. Tatkala diwajibkan bulan Ramadlan, maka hari itu ditinggalkan, oleh karena itu mendekat dan makanlah!"

【31】

Shahih Bukhari 4144: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Bapakku] dari Aisyah radliyallahu 'anha dia berkata: Dahulu hari 'Asyura adalah hari yang orang-orang Quraisy pergunakan pada masa Jahiliyyah untuk berpuasa. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukan puasa itu. Tatkala sampai di Madinah beliau berpuasa pada hari itu dan pernah memerintahkan untuk berpuasa (pada hari itu), namun ketika perintah puasa Ramadlan turun dan diwajibkan, maka puasa 'Asyura ditinggalkan. Akhirnya barangsiapa yang ingin berpuasa 'Asyura hendaklah berpuasa, dan barangsiapa yang tidak ingin, maka tinggalkanlah.

【32】

Shahih Bukhari 4145: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami [Rauh] Telah menceritakan kepada kami [Zakaria bin Ishaq] Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Dinar] dari ['Atha] Dia mendengar [Ibnu Abbas] membaca ayat: (Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya maka wajib membayar fidya yaitu memberi makan orang miskin) (QS. Al Baqarah: 184), Ibnu Abbas berkata: Ayat ini tidak dimanshukh, namun ayat ini hanya untuk orang yang sudah sangat tua dan nenek tua, yang tidak mampu menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada orang miskin.

【33】

Shahih Bukhari 4146: Telah menceritakan kepada kami [Ayyas bin Al Walid] Telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Nafi] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Dia membaca ayat: (Wajib membayar fidyah dengan memberi maka kepada orang miskin). Ibnu 'Umar berkata: Ayat ini telah dimanshukh (dihapus).

【34】

Shahih Bukhari 4147: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] Telah menceritakan kepada kami [Bakr bin Mudlar] dari [Amru bin Al Harits] dari [Bukair bin Abdullah] dari [Yazid] budak yang dimerdekakan Salamah bin Al Akwa' dari Salamah dia berkata: Tatkala turun ayat: (Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya maka wajib membayar fidya yaitu memberi makan orang miskin) adalah barangsiapa yang ingin berbuka maka hendaklah membayar fidyah, hingga turunlah ayat setelahnya yang menasakh (menghapus) ayat tersebut. Abu Abdullah berkata: Bukair meninggal sebelum Yazid.

【35】

Shahih Bukhari 4148: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Al Barra] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Utsman] Telah menceritakan kepada kami [Syuraih bin Maslamah] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Yusuf] dari [Bapaknya] dari [Abu Ishaq] dia berkata: Aku mendengar Al Barra radliyallahu 'anhu, Tatkala diperintahkan puasa Ramadlan, orang-orang tidak mau mendekati para wanita sepanjang bulan Ramadlah tersebut. Dan ada beberapa orang yang mengkhianati dirinya sendiri. Maka Allah menurunkan ayat: {'ALIMALLAAHU ANNAKUM KUNTUM TAKHTAANUUNA ANFUSAKUM FATAABA 'ALAIKUM WA 'AFAA 'ANKUM} (Allah mengetahui bahwa kalian tidak dapat menahan diri kalian sendiri. Maka Dia menerima taubat kalian dan memaafkan kalian).

【36】

Shahih Bukhari 4149: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Ismail] Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Hushain] dari [As Sya'bi] dari [Adi] dia berkata: Adi mengambil benang putih dan benang hitam. Hingga apabila malam tiba dia melihat pada benang tersebut, namun keduanya tidak nampak juga. Dipagi harinya dia berkata: "Wahai Rasulullah, aku telah meletakkan dibawah bantalku benang putih dan benang hitam." Maka beliau bersabda: "Bantalmu terlalu besar jika kamu bentangkan benang hitam dan putih dibawah bantalmu."

【37】

Shahih Bukhari 4150: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Mutharrif] dari [Asy Sya'bi] dari 'Adi bin Hatim radliyallahu 'anhu berkata: Aku bertanya: "Wahai Rasulullah apakah yang dimaksud (benang putih dari benang hitam), apakah keduanya itu benar-benar berbentuk benang tali?" Beliau menjawab: "Sesunguhnya lehermu terlalu panjang bila melihat kedua benang itu. tidak demikian, sesungguhnya yang dimaksud adalah hitamnya malam dan putihnya siang hari."

【38】

Shahih Bukhari 4151: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] Telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan Muhammad bin Mutharrif] Telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahal bin Sa'ad] dia berkata: Ketika turun ayat: {WAKULUU WASYRABUU HATTAA YATABAYYANA LAKUMUL KHAITHUL ABYADLU MINAL KHAITHIL ASWADI} (Dan makan minumlah kamu sehingga terang bagimu benang putih dari benang hitam) (QS. Al Baqarah: 187) Sedangkan ayat {MINAL FAJRI} (Di waktu fajar) belum turun. Orang-orangpun apabila mau berpuasa, salah seorang dari mereka mengikat kakinya dengan benang putih dan benang hitam, dan mereka terus makan hingga nampak bagi mereka kedua benang tersebut. Lalu Allah menurunkan ayat: {MINAL FAJRI} (Di waktu fajar) Akhirnya mereka mengerti bahwa yang dimaksud adalah dari waktu malam ke siang.

【39】

Shahih Bukhari 4152: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Al Barra] dia berkata: Pada masa Jahiliyyah, orang-orang yang berihram pada waktu haji, mendatangi rumah dari belakang, maka Allah menurunkan ayat: {Bukan suatu kebaikan mendatangi rumah-rumah dari belakang, kebaikan adalah (kebaikan) orang yang bertakwa. Datangilah rumah-rumah dari pintu-pintunya.} (Al Baqarah: 189)

【40】

Shahih Bukhari 4153: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab] Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Dua orang laki-laki mendatangi Ibnu 'Umar mengadukan perihal fitnah yang menimpa Ibnu Az Zubair keduanya berkata: "Sesungguhnya orang-orang telah berbuat sesuatu kepadanya, sedangkan kamu wahai Ibnu 'Umar sebagai sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka apa yang menghalangimu tidak ikut campur dalam urusan ini?" Ibnu 'Umar menjawab: "Yang menghalangiku adalah karena Allah telah mengharamkan darah saudara muslim." Lalu keduanya berkata: "Bukankah Allah telah berfirman: (Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah)?" maka Ibnu 'Umar menjawab: "Kami telah berperang hingga fitnah itu tidak ada lagi dan Din ini sudah menjadi milik Allah. Sedangkan kalian menginginkan peperangan hingga terjadi fitnah dan Din ini menjadi milik selain Allah." 'Utsman bin Shalih menambahkan dari [Ibnu Wahhab] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Fulan dan [Haiwah bin Syuraih] dari [Bakr bin 'Amru Al Ma'afiri] bahwa [Bukair bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepadanya dari [Nafi'] bahwa Seseorang menemui Ibnu 'Umar seraya berkata: "Wahai Abu 'Abdurrahman apa yang menghalangimu untuk berhaji dan berumrah pada tahun ini dan kamu meninggalkan jihad di jalan Allah padahal kamu tahu bahwa Allah sangat menganjurkan hal itu?" Ibnu 'Umar menjawab: "Wahai anak saudaraku, Islam ini dibangun atas lima dasar: Iman kepada Allah dan Rasul-Nya, shalat lima waktu, puasa dibulan Ramadlan, menunaikan zakat, dan haji ke baitullah." Laki-laki itu berkata: "Wahai Abu Abdurrahman, apakah kamu tidak mendengar apa yang disebutkan Allah di dalam kitabnya: (Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai kembali pada perintah Allah). Juga firman Allah: (Perangilah mereka hingga tidak ada fitnah)." Ibnu 'Umar menjawab: "Kami telah melakukan hal itu pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika Islam masih sedikit hingga seseorang dari kami difitnah karena agamanya, baik dengan dibunuh maupun disiksa sampai Islam semakin menyebar dan tidak ada lagi fitnah." Orang itu berkata lagi: "Bagaimana pendapatmu tentang 'Utsman dan Ali?" Ibnu 'Umar menjawab: "Adapun 'Utsman maka Allah telah memaafkannya sedangkan kalian telah membenci untuk memaafkannya. Sedangkan Ali dia adalah sepupu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan menantunya." Lalu dia mengisyaratkan dengan tangannya seraya berkata: "Inilah rumahnya sebagaimana kamu lihat."

【41】

Shahih Bukhari 4154: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami [An Nadlr] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] dia berkata: Aku mendengar [Abu Wa'il] dari [Hudzaifah] Mengenai ayat: (Dan infaqkanlah hartamu di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dengan tanganmu sendiri). Ayat ini turun tentang memberi nafkah.

【42】

Shahih Bukhari 4155: Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdurrahman bin Al Ashbahani] dia berkata: Aku mendengar [Abdullah bin Ma'qil] dia berkata: Aku duduk mendekati [Ka'ab bin Ujrah] di masjid Kufah, lalu aku bertanya kepada Ka'ab tentang fidyah puasa. Saya pernah dibawa menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sementara kutu-kutu telah bertebaran di wajahku. Maka beliau berkata: "Saya lihat penyakitmu sudah demikian parah, apakah kamu mempunyai seekor kambing?" saya menjawab: "Tidak." Beliau bersabda: "Berpuasalah tiga hari, atau memberi makan kepada enam orang miskin yakni sebanyak tetengah sha' untuk setiap orang dan cukurlah rambutmu." Ka'ab berkata: Maka ayat ini turun khusus berkenaan denganku, namun bagi kalian bersifat umum.

【43】

Shahih Bukhari 4156: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Imran Abu Bakr] Telah menceritakan kepada kami [Abu Raja'] dari Imran bin Hushain radliyallahu 'anhuma dia berkata: Ayat mut'ah (menggabungkan haji dan umrah) telah diturunkan di dalam kitabullah, maka kami pun melaksanakannya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Al Qur'an tidak menurunkan ayat yang mengharamkannya, beliau pun tidak melarangnya hingga beliau wafat. Sehingga seseorang dapat berbicara apa yang ia kehendaki menurut pendapatnya.

【44】

Shahih Bukhari 4157: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Uyainah] dari [Amru] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: 'Ukadh, Majanah, Dzul Majaz adalah pasar-pasar yang ada pada masa jahiliyah. Mereka merasa takut berdosa bila berjualan pada musim haji. Maka turunlah ayat: (Bukanlah suatu dosa bagimu sekalian mencari karunia dari Rabb kalian) (QS. Al Baqarah: 198). Yaitu pada musim-musim haji.

【45】

Shahih Bukhari 4158: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hazim] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Bapaknya] dari Aisyah radliyallahu 'anha, Suku Quraisy dan orang-orang yang memeluk agama mereka, biasa tinggal di Muzdalifah dan memanggil diri mereka sendiri dengan Al Hums, sementara orang-orang Arab lainnya biasa tinggal di Arafah. Ketika Islam datang, Allah memerintahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk tinggal di sana (dengan waktu yang telah ditentukan) dan kemudian berangkat dari sana. Itulah yang dimaksud firman Allah Ta'ala: (Kemudian berangkatlah beramai-ramai dari tempat bertolaknya orang banyak) (QS. Al Baqarah: 199).

【46】

Shahih Bukhari 4159: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abu Bakr] Telah menceritakan kepada kami [Fudlail bin Sulaiman] Telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] Telah mengabarkan kepadaku [Kuraib] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata: Seseorang berthawaf di Ka'bah setelah bertahalul hingga dia bertalbiyah untuk haji. Apabila dia hendak pergi ke Arafah, maka hendaklah dia menyembelih unta, atau sapi, atau kambing kapan saja dia kehendaki jika hal itu mudah baginya. Jika hal itu terasa sulit, maka hendaklah dia berpuasa selama tiga hari pada waktu haji, yaitu sebelum hari Arafah. Jika ternyata hari terakhirnya dari tiga hari tersebut adalah hari Arafah, maka hal itu tidak mengapa baginya. Kemudian hendaklah dia berangkat untuk wukuf di Arafah dari waktu Ashar hingga menjelang malam. Lalu berangkat dari Arafah ketika orang-orang keluar darinya hingga sampai di Muzdalifah tempat mereka bermalam. setelah itu hendaklah mereka berdzikir kepada Allah dengan memperbanyak takbir, dan tahlil sebelum subuh tiba. Kemudian bertolaklah kalian dari Arafah karena orang-orang telah bertolak. Allah Ta'ala berfirman: (Kemudian bertolaklah dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) (QS. Al Baqarah: 199). Hingga kalian melempar Jumrah.

【47】

Shahih Bukhari 4160: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abdul Aziz] dari [Anas] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a: Allahumma {RABBANAA AATINA FID DUNYAA HASANATAN WA FIL AAKHIRATI HASANAH WAQINAA ADZAABAN NAAR} (Ya Allah berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan lindungilah kami dari adzab neraka).

【48】

Shahih Bukhari 4161: Telah menceritakan kepada kami [Qabisha] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Mulaikah] dari ['Aisyah] secara marfu' dia berkata: "Orang yang paling Allah benci adalah orang yang suka membantah dan sengit permusuhannya." Abdullah berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Mulaikah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【49】

Shahih Bukhari 4162: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ibnu Juraij] dia berkata: Aku mendengar [Ibnu Abu Mulaikah] berkata: Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata Mengenai firman Allah: (Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan) (QS. Yusuf: 110). Perlahan-lahan Ibnu Abbas pergi sambil memikirkan ayat itu seraya membaca ayat: (Sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat) (QS. Al Baqarah: 214). Lalu aku bertemu dengan [Urwah], maka aku sebutkan tentang ayat tersebut kepadanya, dia pun menjawab: ['Aisyah] berkata: Demi Allah, tidaklah Allah berjanji kepada Rasul-Nya sedikitpun kecuali hal itu akan diketahui olehnya sebelum dia meninggal. Namun ujian demi ujian bagi para Rasul akan senantiasa ada hingga mereka merasa khawatir orang-orang yang bersama mereka akan ada yang mendustakannya. Aisyah seraya membaca: (Mereka (para rasul) itu menyangka mereka akan didustakan).

【50】

Shahih Bukhari 4163: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami [An Nadlr bin Syumail] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Aun] dari [Nafi'] dia berkata: Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma apabila membaca Al Qur'an, beliau tidak berbicara hingga selesai membacanya. Pada suatu hari aku mengambilkan mushaf-nya, maka dia membaca surat Al Baqarah hingga selesai dengan hafalannya. Lalu dia berkata: "Tahukah kamu tentang apa surat ini turun?" Aku menjawab: "Tidak." Dia berkata: "Surat ini turun tentang ini dan itu kemudian dia pergi." Dan dari [Abdus Shamad] Telah menceritakan kepadaku [ayahku] telah menceritakan kepadaku [Ayyub] dari [Nafi] dari [Ibnu 'Umar] mengenai ayat: (Istri-istrimu adalah ladang bagimu maka datangilah ladang-ladangmu kapan saja sesuai yang kamu sukai) (QS. Al Baqarah: 223), Ibnu 'Umar berkata: Yaitu mendatanginya dari kemaluannya. Diriwayatkan oleh [Muhammad bin Yahyan bin Sa'id] dari [Bapaknya] dari [Ubaidullah] dari [Nafi] dari [Ibnu 'Umar].

【51】

Shahih Bukhari 4164: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Al Munkadir] aku mendengar Jabir radliyallahu 'anhu berkata: Orang-orang Yahudi berkata: "Apabila menggauli wanita melalui belakang maka mata anaknya akan menjadi juling." Lalu Allah menurunkan ayat: {NISAAA-UKUM HARTSUN LAKUM FA'TUU HARTSAKUM ANNA SYI'TUM} (Isteri-isteri kalian adalah ladang kalian, maka datangilah ladang kalian dari mana engkau kehendaki) (QS. Al Baqarah: 223).

【52】

Shahih Bukhari 4165: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Abu Amir Al 'Aqidi] Telah menceritakan kepada kami [Abbad bin Rasyid] Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ma'qil bin Yasar] berkata: aku mempunyai saudara perempuan yang dilamar kepadaku. Dan [Ibrahim] berkata: dari [Yunus] dari [Al Hasan] telah menceritakan kepadaku [Ma'qil bin Yasar]. -diriwayatkan dari jalur lainnya- Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] Telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Al Hasan] bahwa Saudara perempuan Ma'qil ditalak suaminya dan meninggalkannya hingga habis masa iddahnya. Kemudian dia meminangnya lagi, namun Ma'qil menolaknya. Maka turunlah ayat: {FALAA TA'DLULUUHUNNA ANYANKIHNA AZWAAJAHUNNA} (Jangalah kamu halangi mereka untuk menikah lagi dengan suaminya) (QS. Al Baqarah: 232).

【53】

Shahih Bukhari 4166: Telah menceritakan kepadaku [Umayyah bin Bustham] Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'i] dari [Habib] dari [Ibnu Abu Mulaikah], [Ibnu Zubair] berkata: Aku bertanya kepada [Utsman bin Affan] mengenai ayat: (Dan orang-orang yang mati di antara kamu serta meninggalkan istri-istri) (QS. Al Baqarah: 234). Dia menjawab: "Ayat itu telah dinasakh dengan ayat yang lain." Lalu aku bertanya: "Kenapa kamu menulisnya atau membiarkannya?" Dia menjawab: "Wahai anak saudaraku, aku tidak akan merubahnya sedikitpun dari tempatnya."

【54】

Shahih Bukhari 4167: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah menceritakan kepada kami [Rauh] Telah menceritakan kepada kami [Syibl] dari [Ibnu Abu Najih] dari Mujahid Mengenai firman Allah: {WALLADZIINA YUTAWAFFAUNA MINKUM WAYADZARUUNA AZWAAJAN} (Dan orang-orang yang mati di antara kamu serta meninggalkan istri-istri) (QS. Al Baqarah: 234). Ayat ini menerangkan wajibnya iddah di rumah keluarganya. Lalu Allah menurunkan ayat: (Dan orang-orang yang akan mati di antara kami dan meninggalkan istri-istri, hendaklah membuat wasiat untuk istri-istrinya yaitu nafkah sampai setahun tanpa mengeluarkannya dari rumah. Tetapi jika mereka keluar sendiri, maka tidak ada dosa bagimu mengenai apa yang mereka lakukan terhadap diri mereka sendiri dalam hal-hal yang baik). Mujahid berkata: Allah telah menjadikannya sebagai penyempurna dalam hitungan setahun yaitu tujuh bulan dan dua puluh malam sebagai wasiat. Apabila dia ingin, maka dia menempati sesuai wasiat tersebut. Namun jika ia ingin keluar, maka itu sudah menjadi kehendaknya. Itulah yang dimaksud firman Allah Ta'ala: (Tetapi jika mereka keluar sendiri, maka tidak ada dosa bagimu). Maka Iddah adalah perkara yang wajib. Perawi mengaku itu dari Mujahid. [Atha] berkata: [Ibnu Abbas] berkata: "Ayat ini telah menghapus 'iddah di rumah keluarganya sehingga ia ber'iddah di tempat yang ia kehendaki, yaitu firman Allah Ta'ala: (Tanpa keluar rumah). Atha berkata: 'Jika dia berkehendak, maka dia beriddah di rumah keluarganya dan tinggal sesuai wasiatnya. Namun jika dia berkehendak, ia keluar darinya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala: (Maka tidak ada dosa bagimu mengenai apa yang mereka lakukan terhadap diri mereka senidiri) (QS. Al Baqarah: 240), 'Atha berkata: Kemudian turun ayat mirats (mengenai warisan) yang menghapus mengenai tempat tinggal, maka dia boleh beriddah sesuai kehendaknya tanpa harus tinggal dirumahnya. Dan dari [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Warqa] dari [Ibnu Abu Najih] dari Mujahid dengan redaksi yang serupa. Dan dari Ibnu Abu Najih dari ['Atha] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Ayat ini telah menghapus 'iddahnya di rumah keluarganya sehingga ia ber'iddah di tempat yang ia kehendaki, yaitu firman Allah: (Tanpa keluar rumah). Serupa dengan riwayat sebelumnya.

【55】

Shahih Bukhari 4168: Telah menceritakan kepada kami [Hibban] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Aun] dari [Muhammad bin Sirin] dia berkata: Aku duduk di sebuah majlis yang di dalamnya ada sekelompok orang-orang Anshar, di dalamnya ada Abdurrahman bin Abu Laila, lalu aku menyebutkan Hadits Abdullah bin Utbah yang menceritakan tentang Subaiah binti Al Harits. Maka Abdurrahman bin Abu Laila berkata: "Akan tetapi pamannya tidak mengatakan hal itu." Lalu aku katakan: "Aku berani bertanggung jawab jika aku berdusta tentang orang yang berada di sisi Kufah." -seraya mengeraskan suaranya-. Kemudian aku keluar dan bertemu dengan [Malik bin Amir], atau Malik bin Auf. Aku berkata: "Bagaimana menurut Ibnu Mas'ud tentang orang yang telah ditinggal mati oleh suaminya padahal dia dalam keadaan hamil?" Dia menjawab: Ibnu Mas'ud berkata: "Apakah kamu akan memberatkannya dan tidak memberinya rukhsah, padahal sungguh telah turun surat An Nisa' yang pendek setelah surat yang panjang (Al Baqarah)?" [Ayyub] berkata: dari [Muhammad] Aku bertemu dengan [Abu Atiyyah Malik bin Amir].

【56】

Shahih Bukhari 4169: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Yazid] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Muhammad] dari [Abidah] dari Ali radliyallahu 'anhu dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. Dan telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman] Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] dari [Abidah] dari Ali radliyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda pada hari perang Khandaq: "Mereka telah menyibukkan kita dari shalat wustha (shalat Ashar), hingga matahari terbenam, semoga Allah memenuhi kuburan dan rumah mereka atau perut -Yahya merasa ragu- mereka dengan api."

【57】

Shahih Bukhari 4170: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ismail bin Abu Khalid] dari [Al Harits bin Syubail] dari [Abu Amru As Saibani] dari [Zaid bin Arqam] dia berkata: Kami berbincang-bincang pada waktu shalat, seorang dari kami berbicara dengan temannya karena ada satu keperluan, hingga akhirnya turunlah ayat: {HAAFIDHUU 'ALASH SHALAWAATI WASH SHALAATIL WUSTHAA WAQUUMUU LILLAAHI QAANITIIN} (Peliharalah semua shalat, dan shalat wustha. Dan berdirilah untuk Allah dalam shalatmu dengan khusyu) (QS. Al Baqarah: 238) Lalu kami diperintahkan untuk diam.

【58】

Shahih Bukhari 4171: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] bahwa Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma apabila ditanya tentang shalat khauf dia menjawab: "Seorang imam maju bersama sekelompok orang, lalu shalat satu rakaat bersama mereka. Sedangkan sekelompok yang lain yang berada antara imam dengan musuh belum mengerjakan shalat. Jika orang-orang yang shalat bersama imam telah selesai, mereka mundur ke tempat orang-orang yang belum shalat dan mereka tidak mengucapkan salam. Kelompok yang belum shalat maju dan shalat bersama imam satu rakaat. Imam pergi dan dia telah shalat dua rekaat. Maka semua dari dua kelompok itu berdiri dan menyempurnakan shalat mereka satu raka'at, satu raka'at, setelah perginya imam. Setiap kelompok itu telah menyempurnakan dua raka'at. Jika keadaan lebih menakutkan dari pada itu, mereka shalat dengan berjalan kaki atau dengan menunggangi tunggangan, baik menghadap qiblat atau tidak." Malik berkata: Nafi' berkata: "Saya tidak melihat Abdullah bin 'Umar menceritakannya melainkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."

【59】

Shahih Bukhari 4172: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abu Al Aswad] Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Al Aswad] dan [Yazid bin Zurai'i] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Habib bin Syahid] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dia berkata: [Ibnu Zubair] berkata: Aku bertanya kepada ['Utsman] tentang ayat yang terdapat dalam surah Al Baqarah yaitu: (Dan orang-orang yang mati di antara kamu serta meninggalkan istri-istri, -hingga firmanNya- tanpa keluar rumah). (Al Baqarah: 234). Dia menjawab: "Ayat itu telah dinasakh dengan ayat yang lain." Lalu aku bertanya: "Kenapa kamu menulisnya?" Dia menjawab: "Wahai anak saudaraku, apakah kamu akan meninggalkannya? aku tidak akan merubahnya sedikitpun dari tempatnya." Humaid berkata: Atau perkataan yang serupa dengan ini.

【60】

Shahih Bukhari 4173: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dan [Sa'id] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku lebih berhak untuk ragu dari pada Ibrahim ketika ia berkata: ("Wahai Tuhanku perlihatkanlah kepada saya bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang yang telah mati." Allah berfirman: "Apakah kamu tidak beriman?" Ibrahim berkata: "Tentu aku telah beriman, hanya agar hatiku lebih mantap.")"

【61】

Shahih Bukhari 4174: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ibnu Juraij] Aku mendengar [Abdullah bin Abu Mulaikah] bercerita dari [Ibnu Abbas] dia berkata: dan aku juga mendengar saudaranya yaitu Abu Bakar bin Abu Mulaikah bercerita dari [Ubaid bin Umair] dia berkata: Pada suatu hari Umar radliyallahu 'anhu berkata kepada para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Menurut kalian berkenaan dengan apakah ayat ini diturunkan: (Adakah salah seorang dari kalian yang ingin memiliki kebun) (QS. Al Baqarah: 266). Para sahabat menjawab: 'Allahu A'lam.' Maka 'Umar pun marah, seraya berkata: "Katakan kami tahu atau kami tidak tahu." Kemudian Ibnu Abbas berkata: "Aku mengerti sedikit tentang ayat itu wahai Amirul Mukminin." 'Umar berkata: "Wahai anak saudaraku, katakanlah! Jangan kamu cela dirimu sendiri." Ibnu Abbas berkata: "Ayat itu membuat sebuah perumpamaan tentang suatu amalan." 'Umar berkata: "Amalan apakah?" Ibnu Abbas menjawab: "Tentang suatu amalan." Umar melanjutkan: "Yaitu tentang seorang laki-laki yang kaya, lalu dia beramal dengan menta'ati Allah Azza Wa Jalla. Kemudian Allah mengutus setan kepadanya. Maka ia pun melakukan maksiat hingga ia tenggelamkan amalan kebaikan yang telah dilakukannya."

【62】

Shahih Bukhari 4175: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Syarik bin Abu Namir] bahwa ['Atha bin Yasar] dan [Abdurrahman bin Abu 'Amrah Al Anshari] keduanya berkata: Kami mendengar Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang miskin bukanlah orang yang merasa telah cukup dengan satu atau dua buah kurma, atau sesuap atau dua suap makanan. Tetapi orang miskin adalah orang yang tidak meminta-minta dan menunjukan kemiskinannya kepada orang lain. Jika kalian mau, bacalah firman Allah: {LAA YAS-ALUUNAN NAASA ILHAAFA} (Mereka tidak meminta-minta kepada orang lain) (QS. Al Baqarah: 273).

【63】

Shahih Bukhari 4176: Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh bin Giyats] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] Telah menceritakan kepada kami [Muslim] dari [Masruq] dari Aisyah radliyallahu 'anha dia berkata: Ketika beberapa ayat terakhir dari surat Al Baqarah turun mengenai riba, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacakannya kepada orang-orang, kemudian beliau mengharamkan jual beli khamr (minuman keras).

【64】

Shahih Bukhari 4177: Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Khalid] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman Al A'masy] Aku mendengar Abu Adl Dluha bercerita dari [Masruq] dari ['Aisyah] dia berkata: Tatkala turun beberapa ayat terakhir dari surat Al Baqarah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar lalu membacakannya di masjid. Kemudian beliau mengharamkan jual beli minuman keras.

【65】

Shahih Bukhari 4178: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basyar] Telah menceritakan kepada kami [Gundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Manshur] dari Abu Adl Dluha dari [Masruq] dari ['Aisyah] dia berkata: Tatkala beberapa ayat terakhir dari surat Al Baqarah diturunkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacakannya di masjid dan beliau mengharamkan jual beli minuman keras.

【66】

Shahih Bukhari 4179: Dan [Muhammad bin Yusuf] berkata kepada kami: dari [Sufyan] dari [Manshur] dan [Al A'masy] dari Abu Adl Dluha dari [Masruq] dari ['Aisyah] dia berkata: Tatkala beberapa ayat terakhir dari surat Al Baqarah diturunkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri membacakannya kepada kami kemudian beliau mengharamkan jual beli minuman keras.

【67】

Shahih Bukhari 4180: Telah menceritakan kepada kami [Qabishah bin Uqbah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Ashim] dari [As Sya'bi] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Ayat terakhir yang di turunkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah ayat tentang riba.

【68】

Shahih Bukhari 4181: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [An Nafali] Telah menceritakan kepada kami [Miskin] dari [Syu'bah] dari [Khalid Al Hadza] dari [Marwan Al Ashfar] dari salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu Ibnu 'Umar bahwa Ayat: {WA-IN TUBDUU MAA FII ANFUSIKUM AW TUKHFUUH} (Jika kalian menampakkan apa yang ada dalam diri kalian atau menyembunyikannya) (QS. Al Baqarah: 284) telah di nasakh (hapus).

【69】

Shahih Bukhari 4182: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] Telah mengabarkan kepada kami [Rauh] Telah mengabarkan kepada kami [Syubah] dari [Khalid Al Hadza] dari [Marwan Al Ashfar] dari salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang aku kira [Ibnu 'Umar] Mengenai firman Allah: {WA-IN TUBDUU MAA FII ANFUSIKUM AW TUKHFUUH} (Jika kalian menampakkan apa yang ada dalam diri kalian atau menyembunyikannya) (QS. Al Baqarah: 284) Ibnu Umar berkata: Ayat ini telah dinasakh (hapus) oleh ayat sesudahnya.

【70】

Shahih Bukhari 4183: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Ibrahim At Tustari] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca ayat ini: (Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat darinya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: Kami beriman kepada Al Qur'an seluruhnya dari Rabb kami. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang memiliki akal pikiran) (QS. Ali Imran: 7). 'Aisyah berkata: kemudian Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kalian melihat orang-orang yang mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat, maka mereka itulah orang-orang yang disebutkan oleh Allah, Maka Waspadalah kalian terhadap mereka!"

【71】

Shahih Bukhari 4184: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah bayi yang dilahirkan kecuali setan akan menyentuhnya ketika ia lahir, sehingga mereka menangis keras karena sentuhan setan tersebut, kecuali Maryam dan putranya." Lalu Abu Hurairah berkata: Jika kalian mau bacalah: (dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari pada setan yang terkutuk) (QS. Ali Imran: 36).

【72】

Shahih Bukhari 4185: Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa'il] dari Abdullah bin Mas'ud radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah palsu atas sesuatu, yang dengannya ingin merampas harta seorang muslim, maka ia akan berjumpa dengan Allah sementara Ia murka kepadanya." Sebagai pembenaran hal itu Allah telah menurunkan ayat: (Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih) (QS. Ali Imran: 77). Maka [Asy'ats bin Qais] masuk seraya bertanya: "Apa yang dikatakan Abdurrahman kepada kalian?" Kami menjawab: "Begini dan begitu." Dia berkata: "Ayat itu berkenaan denganku. Aku mempunyai sebuah sumur di sebidang tanah milik sepupuku. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Yang menjadi keputusan sekarang adalah pengakuanmu atau sumpahnya." Aku berkata: "Kalau semudah itu dia akan bersumpah wahai Rasulullah!" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah palsu atas sesuatu, yang dengannya ingin merampas harta seorang muslim, dan dia menjadi pelaku kejahatan karenanya, maka ia akan berjumpa dengan Allah sementara Allah murka kepadanya."

【73】

Shahih Bukhari 4186: Telah menceritakan kepada kami [Ali yaitu Ibnu Abu Hasyim] dia mendengar [Husyaim], Telah mengabarkan kepada kami [Al 'Awwam bin Hausyab] dari [Ibrahim bin Abdurrahman] dari Abdullah bin Abu Aufa radliyallahu 'anhuma bahwa Seorang laki-laki menjual barang di pasar, lalu dia bersumpah bahwa dia telah memberikan barangnya padahal belum dia berikan, hal itu dia lakukan untuk merayu seorang muslim agar membeli barangnya. Maka turunlah ayat: (Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih) (QS. Ali Imran: 77).

【74】

Shahih Bukhari 4187: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin 'Ali bin Nashr]: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Daud] dari [Juraij] dari [Ibnu Abu Mulaikah] bahwa Dua orang wanita pernah menjahit kulit di sebuah rumah atau di sebuah kamar. Lalu salah seorang dari mereka keluar seraya membawa alat jahitnya ditelapak tangannya. Lalu dia menuduh temannya yang mengambil. Akhirnya hal itu dilaporkan kepada Ibnu Abbas. Ibnu Abbas berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kalau orang-orang di benarkan sesuai dengan pengakuannya maka akan hilanglah darah dan harta suatu kaum. Ingatkanlah ia dengan Allah dan bacakanlah kepadanya firman Allah: (Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka)" (QS. Al Imran: 77). Lalu perempuan itu mengakuinya. Kemudian Ibnu Abbas berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya sumpah itu berlaku bagi orang yang dituduh."

【75】

Shahih Bukhari 4188: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Musa] dari [Hisyam] dari [Ma'mar]: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Muhammad]: Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrazzaq]: Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibnu 'Abbas] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abu Sufyan] dari lisannya ke lisanku, ia berkata: Aku berangkat pada masa-masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diutus. Dan ketika aku berada di Syam, ada sebuah surat dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Heraklius, yang membawa surat itu adalah Dahyah Al Kalbi, lalu ia menyerahkan kepada pembesar Bashrah, kemudian pembesar Bashrah menyerahkannya kepada Heraklius. Abu Sufyan berkata: Maka Heraklius berkata: "Apakah di sini ada seseorang yang berasal dari kaum orang yang mengaku Nabi ini?" Mereka menjawab: "Ya." Lalu aku dipanggil bersama orang-orang Quraisy. Kami pun masuk menemui Heraklius, kemudian kami diperintah duduk dihadapannya. Heraklius berkata: "Siapakah di antara kalian yang lebih dekat nasabnya dengan orang yang mengaku Nabi ini?" Abu Sufyan berkata: Aku menjawab: "Aku." Lalu mereka mendudukkanku lebih depan lagi. Sedangkan para sahabatku duduk dibelakangku. Kemudian dipanggillah penerjemah. Heraklius berkata: "Katakan kepada orang ini, bahwa aku akan menanyakannya tentang orang yang mengaku Nabi itu, apabila ia berdusta kepadaku, maka dustakanlah." Abu Sufyan berkata: "Demi Allah, kalaulah berdusta itu menguntungkanku tentu aku akan berdusta." Kaisar bertanya kepada penerjemahnya: "Bagaimana kedudukannya diantara kalian?" Aku menjawab: "Dia mempunyai kedudukan diantara kami." Kaisar berkata: "Apakah dari nenek moyangnya ada seorang raja?" Aku menjawab: "Tidak ada." Kaisar bertanya: "Apakah kalian menganggapnya sebagai pendusta sebelum ia menyerukan dakwahnya?" Aku menjawab: "Tidak." Kaisar bertanya: "Apakah yang mengikutinya dari kalangan bangsawan atau dari kalangan orang-orang lemah?" Aku menjawab: "Bahkan dari kalangan orang-orang yang lemah." Kaisar bertanya: "Apakah jumlahnya semakin banyak atau semakin berkurang?" Aku menjawab: "Semakin bertambah." Kaisar berkata: "Apakah diantara pengikutnya ada yang murtad setelah ia masuk Islam, karena menyesal dan benci kepadanya?" Aku menjawab: "Tidak ada." Kaisar bertanya: "Apakah kalian memeranginya?" Aku menjawab: "Ya." Kaisar bertanya: "Bagaimana kalian memeranginya?" Aku menjawab: "Kami memeranginya secara bergantian kadang kami menang, dan kadang kami yang kalah." Kaisar bertanya: "Apakah ia berkhianat?" Aku menjawab: "Tidak. Dan kami tidak tahu apa yang dia lakukan sekarang." Abu Sufyan berkata: Demi Allah, Tidak ada yang dapat aku katakan kecuali itu. Kemudian Kaisar berkata: "Apakah ada yang menyerukan sebelumnya seperti apa yang ia serukan?" Aku menjawab: "Tidak." Lalu Kaisar berkata kepada penerjemahnya: "Katakan padanya, Sesungguhnya aku tanyakan padamu tentang nasab keturunannya, lalu kamu sebutkan bahwa ia mempunyai nasab yang terhormat, memang begitulah para rasul, mereka diutus (dari keluarga) yang mempunyai nasab luhur di antara kaumnya. Dan aku tanyakan apakah kakek-kakeknya ada yang pernah menjadi raja, kamu jawab tidak ada. Menurutku, Bila ada di antara kakek-kakeknya menjadi raja, pasti aku katakan: 'Dia hanya ingin mengembalikan kekuasaan leluhurnya.' Aku tanyakan kepadamu, apakah yang menjadi pengikutnya orang-orang lemah di antara mereka ataukah pemuka-pemuka masyarakat, kamu jawab, orang-orang lemahlah yang mengikutinya. Dan memang orang-orang lemahlah pengikut para rasul. Aku tanyakan apakah kalian pernah menuduhnya berdusta sebelum ia mengatakan ini (mengaku menjadi Nabi), kamu jawab belum pernah. Aku tahu tidaklah mungkin ia meninggalkan perkataan dusta kepada manusia kemudian dia berani berbohong kepada Allah. Aku tanyakan kepadamu, apakah ada seseorang yang murtad karena benci kepada agamanya setelah memeluknya, kamu jawab, tidak ada. Begitulah halnya perkara iman ketika telah bercampur pesonanya dengan hati. Aku tanyakan kepadamu, apakah mereka bertambah atau berkurang, kamu jawab bahwa mereka selalu bertambah. Begitulah halnya perkara iman sampai ia sempurna. Aku tanyakan kepadamu, apakah kalian memeranginya, kamu jawab, bahwa kalian memeranginya, dan peperangan antara kalian dengannya silih berganti. Kadang kalian menang dan kadang kalah. Demikian juga para rasul, mereka mendapati berbagai ujian lalu memperoleh hasil yang baik. Aku tanyakan kepadamu, apakah ia pernah berkhianat, kamu jawab, belum pernah. Begitulah para rasul, mereka tidak pernah berkhianat. Aku tanyakan padamu apakah ada seseorang dari kalian yang menyerukan kepada hal ini sebelumnya, engkau jawab belum pernah, menurutku, bila ada orang yang pernah menyeru kepada hal ini sebelumnya, niscaya aku akan berkata: 'Dia hanya mengikuti perkataan yang pernah diucapkan sebelumnya.' Lalu Kaisar bertanya: "Dia menyuruh kalian untuk apa?" Abu Sufyan berkata: Aku menjawab: "Dia menyuruh kami untuk shalat, membayar zakat, menyambung silaturahim dan menjaga kehormatan." Kaisar berkata: "Jika yang kamu katakan itu benar, maka dia adalah Nabi. Aku tahu bahwa dia akan diutus, tapi aku tidak menyangka bahwa dia dari (bangsa) kalian. Jika saja aku dapat memastikan bahwa aku akan bertemu dengannya niscaya aku memilih bertemu dengannya. Jika saja aku ada di sisinya, pasti aku cuci kedua kakinya (sebagai bentuk penghormatan). Dan kekuasaannya akan mencapai wilayah dimana kedua kakiku berada. Abu Sufyan berkata: Kemudian ia meminta surat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan dibacakan, yang isi surat itu adalah: BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM (dengan nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang). Dari Muhammad hamba Allah dan Rasul-Nya kepada Heraclius penguasa Romawi, semoga keselamatan menyertai siapa saja yang mengikuti petunjuk (kebenaran). Amma Ba'du. Sesungguhnya aku menyerumu untuk memenuhi panggilan Islam, masuk Islamlah niscaya engkau selamat. Dan masuk Islamlah, niscaya Allah akan memberikan pahalaNya padamu dua kali lipat. Tapi jika engkau berpaling (menolak), maka engkau akan menanggung seluruh dosa orang-orang Romawi. Dan (Katakanlah: 'Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah'. jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: 'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)'). Setelah ia selesai dengan bacaannya, terjadilah kegaduhan di antara para pembesar Romawi yang ada di sekitarnya, dan menjadi semakin ribut, sehingga aku tidak tahu apa yang mereka katakan. Lalu keluarlah perintah, dan kami dibawa keluar. Abu Sufyan berkata: Ketika aku dan kawan-kawanku telah keluar dan menyelesaikan urusanku dengan mereka, aku berkata pada mereka: "Urusan Ibnu Abu Kabsyah telah menjadikan ia ditakuti oleh raja-raja Bani Al Ashfar (kulit kuning). Abu Sufyan berkata: Demi Allah. Aku senantiasa meyakini bahwa Muhammad akan meraih kejayaan, hingga akhirnya Allah memasukkan Islam ke dalam hatiku. Az Zuhri berkata: Lalu Kaisar Romawi menyeru para pembesar Romawi dan mengumpulkan mereka di rumahnya. Ia berseru: "Wahai bangsa Ruum, Apakah kalian mau menang dan jaya selama-lamanya? Dan kerajaan kalian tetap langgeng?" Lalu mereka berontak dengan marah dan melempari pintu, hingga pintunya ditutup. Lalu Kaisar berkata: "Sesungguhnya aku hanya ingin menguji kalian apakah kalian masih mencintai agama kalian atau tidak, dan sungguh aku telah melihat kalian dalam keadaan yang aku sukai." Lalu mereka pun bersujud dan ridla atas ungkapan kaisar.

【76】

Shahih Bukhari 4189: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] bahwasanya dia mendengar Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Abu Thalhah adalah orang Anshar yang paling banyak pohon kurmanya. Dan harta yang paling ia sukai dari harta miliknya adalah Bairuha` (kebun) yang berhadapan dengan masjid. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa masuk ke dalamnya untuk minum airnya yang jernih segar. Ketika turun ayat: (Kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai). Maka Abu Thalhah berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah berfirman: (Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai) dan harta yang paling aku sukai adalah Bairuha`, maka ia sekarang adalah sedekah bagi Allah. Dan aku mengharap kebaikan dan simpanannya di sisi Allah. Wahai Rasulullah, sekarang aturlah ia sesukamu." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: "Wah, itu adalah harta yang menguntungkan, itu adalah harta yang menguntungkan! Aku telah mendengar apa yang telah kamu katakan, namun aku melihat sepertinya lebih baik itu engkau sedekahkan untuk kerabat-kerabatmu." Lalu Abu Thalhah berkata: "Wahai Rasulullah, aku akan melakukannya." Maka Abu Thalhah pun membagi-bagikan kepada kerabat dan anak-anak pamannya." ['Abdullah bin Yusuf] dan [Rauh bin 'Ubadah] berkata: "Itulah harta yang rabih (menguntungkan)." Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Yahya] dia berkata: Aku membaca Hadits [Malik] dengan lafazh: 'Maal Rayih.' (harta yang menguntungkan). Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah Al Anshari] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Tsumamah] dari Anas radliyallahu 'anhu berkata: 'Maka harta itu dibagikan kepada Hassan dan Ubay, dan aku pun termasuk kerabat yang paling dekat dengannya namun dia tidak memberikannya kepadaku sedikit pun.'

【77】

Shahih Bukhari 4190: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Al Mundzir] Telah menceritakan kepada kami [Abu Dlamrah]: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] dari 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Orang-orang Yahudi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan membawa seorang laki-laki dan seorang perempuan yang telah berzina. Lalu Nabi bertanya kepada mereka: "Apa yang kalian lakukan kepada orang yang berzina?" Mereka menjawab: "Kami mencoret-coret wajah keduanya dengan warna hitam dan memukulnya." Nabi bertanya: "Apakah kalian tidak menemukan hukuman rajam di dalam Taurat?" Mereka menjawab: "Kami tidak mendapatkannya sedikit pun." Maka Abdullah bin Salam berkata kepada mereka: "Kalian telah berdusta, datangkanlah Taurat kalian dan bacalah jika kalian orang-orang yang jujur." Maka mereka pun meletakkan kitab yang mereka pelajari dan di antara mereka ada yang menutupinya dengan tangan pada ayat rajam, dengan cepat dia membaca apa yang ada disamping kanan kirinya tanpa membaca ayat rajam. Abdullah bin Salam pun segera menyingkirkan tangannya, seraya berkata: "Apa ini?" Tatkala mereka melihat hal itu, mereka menjawab: "Ini adalah ayat rajam." Maka Rasulullah memerintahkan untuk merajam keduanya di dekat kuburan samping masjid. Kata Abdullah: 'Aku melihat lelakinya melindungi dan menutupi wanitanya dari lemparan batu dengan cara membungkukkan badannya.'

【78】

Shahih Bukhari 4191: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] dari [Sufyan] dari [Maisarah] dari [Abu Hazim] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu Mengomentari ayat: {KUNTUM KHAIRA UMMATIN UKHRIJAT LINNNAAS} (Kalian adalah sebaik-baik umat yang diutus kepada seluruh manusia) (QS. Ali Imran: 110), kata Abu Hurairah: 'Sebaik-baik manusia untuk manusia, adalah kalian membawa mereka dengan dirantai, hingga mereka masuk Islam.'

【79】

Shahih Bukhari 4192: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: ['Amru] berkata: Aku mendengar Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma berkata Mengenai firman Allah: {IDZ HAMMAT THAA-IFATAANI MINKUM AN TAFSYALAA WALLAAHU WALIYYUHUMAA} (Ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu) (QS. Ali Imran: 122). Dia berkata: Kamilah dua kelompok itu, yaitu Bani Haritsah dan Bani Salamah, dan tidaklah aku menyukainya -sedangkan dalam riwayat lain Sufyan berkata:- dan tidaklah yang membuatku senang kecuali karena ayat itu diturunkan berupa firman Allah: {WALLAAHU WALIYYUHUMAA} (Padahal Allah adalah penolong kedua golongan itu).

【80】

Shahih Bukhari 4193: Telah menceritakan kepada kami [Hibban bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Salim] dari [Bapaknya] bahwasanya Dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau mengangkat kepalanya dari ruku pada raka'at terakhir dari shalat subuh beliau berdoa: "Ya Allah laknatlah fulan dan fulan." yaitu setelah beliau membaca: 'Sami'allah hu Liman Hamidah.' maka Allah menurunkan ayat: {LAISA LAKA MINAL AMRI SYAI-UN ... FA-INNAHUM DHAALIMUUN} (Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim) (QS. Ali Imran: 128)." Diriwayatkan oleh [Ishaq bin Rasyid] dari [Az Zuhri].

【81】

Shahih Bukhari 4194: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dan [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika ingin mendoakan kecelakaan kepada seseorang atau berdoa keselamatan kepada seseorang beliau selalu qunut setelah rukuk. Kira-kira ia berkata: "Jika beliau mengucapkan: "SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH" beliau berdoa: "Wahai Rabb kami bagi-Mu segala pujian, Ya Allah selamatkanlah Al Walid bin Al Walid, Salamah bin Hisyam, dan 'Ayyasy bin Abu Rabi'ah. Ya Allah keraskanlah hukuman-Mu atas Mudlar, dan timpahkanlah kepada mereka tahun-tahun paceklik sebagaimana tahun-tahun pada masa Yusuf." -beliau mengeraskan bacaan tersebut- beliau juga membaca pada sebagian shalat yang lainnya, beliau membaca pada shalat subuh: "Ya Allah, laknatlah si fulan dan si fulan dari penduduk Arab." Sampai akhirnya Allah mewahyukan kepada beliau: {LAISA LAKA MINAL AMRI SYAI-UN} (Tak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu) (QS. Ali Imran: 128).

【82】

Shahih Bukhari 4195: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Khalid] Telah menceritakan kepada kami [Zuhair] Telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] berkata: Aku mendengar Al Bara' bin 'Azib radliyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan Abdullah bin Jubair sebagai komandan pasukan yang berjalan kaki pada perang Uhud. Lalu mereka lari berpencaran, itulah yang dimaksud dengan firman Allah: "Ingatlah ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu" pada waktu itu tidak ada yang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali hanya dua belas orang.

【83】

Shahih Bukhari 4196: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim bin 'Abdur Rahman Abu Ya'qub] Telah menceritakan kepada kami [Hushain bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Qatadah] Telah menceritakan kepada kami [Anas] bahwa Abu Thalhah berkata: Kami mendapati rasa kantuk yang sangat pada waktu kami dalam barisan perang Uhud, lalu Abu Thalhah berkata: Sehingga pedangku terjatuh dari tanganku, lalu aku mengambilnya, lalu jatuh kembali dan kembali aku mengambilnya.

【84】

Shahih Bukhari 4197: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] aku melihatnya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr] dari [Abu Hashin] dari [Abu Adl Dluha] dari Ibnu 'Abbas {Hasbunallah wa ni'mal wakil} adalah ucapan Ibrahim 'alaihis salam ketika dilemparkan ke api. Dan juga diucapkan oleh Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ketika orang-orang munafik berkata: {INNANNAASA QAD JAMA'UU LAKUM FAKHSYAUHUM FAZAADAHUM IIMAANAN WA QAALUU HASBUNALLAAHU WA NI'MAL WAKIIL} ("Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.")

【85】

Shahih Bukhari 4198: Telah menceritakan kepada kami [Malik bin Ismail] Telah menceritakan kepada kami [Israil] dari [Abu Hashin] dari [Abu Adl Dluha] dari [Ibnu 'Abbas] berkata: Perkataan terakhir yang diucapkan Ibrahim ketika dia dilemparkan ke api adalah: "HASBIYALLAAHU WANI'MAL WAKIIL" (Cukuplah Allah bagiku sebagai sebaik-baik pelindung).

【86】

Shahih Bukhari 4199: Telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Munir] dia mendengar [Abu An Nadlr] Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman] yaitu Ibnu 'Abdullah bin Dinar dari [Bapaknya] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang diberi harta oleh Allah, lalu ia tidak menunaikan zakatnya, maka hartanya akan diubah pada hari Kiamat seperti seekor ular berkepala putih (karena banyak racunnya) serta memiliki dua titik hitam di atas matanya atau dua taring, memangsa dengan kedua tulang rahangnya pada hari Kiamat, lalu mengatakan: 'Akulah harta simpananmu, akulah harta simpananmu'." Kemudian beliau membaca ayat ini: {WALAA YAHSIBANNAL LADZIINA YABKHALUUNA BIMAA AATAAHUMULLAAHU MIN FADL-LIHI} (Janganlah sekali-kali orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka). hingga akhir ayat.

【87】

Shahih Bukhari 4200: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa Usamah bin Zaid radliyallahu 'anhuma telah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengendarai seekor keledai, dilengkapi dengan penutup kaki yang dibuat di Fadak dan aku berada di belakangnya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pergi untuk berkunjung kepada Sa'ad bin 'Ubadah di Bani Al Harits bin Al Khazraj, kejadian ini berlangsung sebelum perang Badar. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, melewati sekelompok orang, yang di dalamnya ada 'Abdullah bin 'Ubay bin Salul. Dan itu terjadi sebelum 'Abdullah bin 'Ubay masuk Islam. Di dalam kerumunan itu berkumpul orang-orang dari berbagai agama yaitu: orang-orang Muslim, kafir, para penyembah berhala, dan Yahudi. Di sana juga terlihat 'Abdullah bin Rawahah. Ketika debu yang di timbulkan dari keledai (yang dikendarai Nabi) mengenai kerumunan itu, 'Abdullah bin 'Ubay menutup hidungnya dengan bajunya dan berkata: "Jangan tutupi kami dengan debu." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan salam kepada mereka, lalu turun dan mengajak mereka kepada Allah (memeluk agama Islam) dan membacakan kepada mereka Al Qur'an mulia. Mendengar hal itu 'Abdullah bin 'Ubay bin Salul berkata: "Wahai manusia! Tak ada yang lebih baik daripada yang engkau ucapkan, jika itu benar, kalau begitu jangan mengganggu pertemuan kami. Pulanglah! bacakan saja kepada orang-orang yang datang kepadamu." Mendengar itu 'Abdullah bin Rawahah berkata: 'Ya Rasulullah! Bawalah (apa yang ingin Anda sampaikan) kepada kami dalam pertemuan kami, karena kami menyukainya." Maka orang-orang Muslim, kafir, dan Yahudi saling mencaci maki satu sama lain hingga mereka mau berkelahi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menenangkan mereka dan mereka semua kembali tenang. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menaiki kembali keledainya dan melanjutkan perjalanan hingga sampailah di kediaman Sa'ad bin 'Ubadah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Sa'ad: "Apakah engkau mendengar apa yang disampaikan Hubab?" Yang beliau maksudkan adalah 'Abdullah bin 'Ubay yang telah berkata ini dan itu. Mendengar itu Sa'ad bin 'Ubadah berkata: "Wahai Rasulullah! Ampuni dan beri maaf dia, karena demi Allah yang memberimu Al Kitab, Allah memberikan kepadamu Kebenaran (Al Qur'an) pada saat penduduk kota ini (Madinah) tengah mencari seseorang untuk memimpin mereka. Tetapi ketika Allah menentang (keputusan) itu melalui Kebenaran (Al Qur'an) yang diberikan kepada Anda, maka ('Abdullah bin 'Ubay) dengki terhadapmu, seperti kelakuannya yang engkau lihat terhadapmu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memaafkannya. Dan dahulu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya memaafkan orang-orang kafir dan para Ahli Kitab sebagaimana yang diperintahkan Allah, dan mereka bersabar terhadap gangguan. Allah 'azza wa jalla berfirman: {WALA TASMA'UNNA MINAL LADZIINA UUTUL KITAABA MIN QABLIKUM WAMINAL LADZIINA ASYRAKUU ADZAN KATSIIRA} (Dan kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati) (QS. Ali Imran: 186) Dan Allah berfirman: {WADDA KATSIIRUN MIN AHLIL KITAABI LAW YARUDDUUNAKUM MIN BA'DI IIMAANIKUM KUFFAARAN HASADAN MIN INDI ANFUSIHIM} (Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri) (QS. Al Baqarah: 109) sampai akhir ayat. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menegaskan prinsip memberikan ampunan kepada mereka selama Allah memerintahkannya demikian hingga Allah memberikan izin untuk memerangi mereka. Maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertempur dalam Perang Badar dan Allah membinasakan orang-orang terkemuka kafir Quraisy, Ibnu Ubay bin Salul dan orang-orang yang bersama dengannya dari kalangan musyrikin dan para penyembah berhala berkata: "Islam telah muncul." Lalu mereka memberikan baiat mereka (untuk memeluk agama Islam) kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan menjadi Muslim.

【88】

Shahih Bukhari 4201: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar] dari Abu Sa'id Al Khudri radliyallahu 'anhu bahwa Beberapa orang munafik pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila beliau pergi berperang mereka tidak turut berperang dan merasa bangga dengan ketidakpergiannya untuk menyelisihi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah kembali (membawa kemenangan dan harta rampasan perang), mereka mengemukakan alasan mereka masing-masing yang menjadikan mereka tidak turut berperang dan menguatkan alasannya dengan sumpah. Kemudian mereka ingin dipuji (seolah-olah merekalah yang pahlawan) padahal mereka tidak berbuat apa-apa. Karena itu turunlah ayat: {LAA YAHSIBANNAL LADZIINA YAFRAHUUNA BIMAA ATAW WA YUHIBBUUNA AN YUHMADUU BIMAA LAM YAF'ALUU} (Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka ingin dipuji terhadap perbuatan yang tidak mereka kerjakan, janganlah kamu mengira bahwa mereka akan terlepas dari siksa) (QS. Ali Imraan (3): 188).

【89】

Shahih Bukhari 4202: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] bahwa [Ibnu Juraij] Telah menceritakan kepada mereka dari [Ibnu Abu Mulaikah] bahwa ['Alqamah bin Waqqash] telah mengabarkan kepadanya bahwasannya Marwan berkata kepada penjaga pintunya: "Wahai Abu Rafi', pergilah menemui Ibnu Abbas, tanyakan kepadanya: 'Apabila setiap orang dari kita akan disiksa karena merasa senang dengan apa yang dia kerjakan dan suka untuk dipuji terhadap apa yang belum dia kerjakan, dengan demikian berarti kita semua akan di adzab?'" Ibnu Abbas berkata: "Ada apa dengan ayat ini? Ayat ini hanya di turunkan mengenai orang Yahudi. Yaitu ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menanyakan kepada mereka tentang sesuatu, namun mereka menyembunyikannya dan mengabarkan hal yang lain. Lalu mereka perlihatkan kepada beliau bahwa mereka berhak mendapat pujian dari apa yang telah mereka kabarkan itu dan mereka senang dengan apa yang telah mereka kerjakan, yaitu sikap mereka yang menyembunyikan sesuatu yang beliau tanyakan." Lalu Ibnu Abbas membaca ayat: (Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Al Kitab (yaitu), "Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya (isi kitab itu) kepada manusia dan janganlah kamu menyembunyikannya) sampai firmanNya (orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka ingin dipuji terhadap perbuatan yang tidak mereka kerjakan) (QS. Ali Imran: 187-188). Dan diriwayatkan pula oleh ['Abdurrazzaq] dari Ibnu Juraij. Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Muqatil] Telah mengabarkan kepada kami [Al Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Humaid bin 'Abdurrahman bin 'Auf] bahwasanya ia telah mengabarkan kepadanya mengenai kisah Marwan ini.

【90】

Shahih Bukhari 4203: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Syarik bin 'Abdullah bin Abu Namir] dari [Kuraib] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Suatu ketika aku bermalam di rumah bibiku Maimunah, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berbincang-bincang bersama istrinya sesa'at. Kemudian beliau tidur. Tatkala tiba waktu sepertiga malam terakhir, beliau duduk dan melihat ke langit lalu beliau membaca: {INNA FII KHALQIS SAMAWAATI WAL ARDLI WAKHTILAAFIL LAILI WAN NAHAARI LA-AAYAATIN LI-UULIL ALBAAB} (Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal) (QS. Ali Imran: 190). Lalu beliau berwudlu dan bersiwak, kemudian shalat sebelas raka'at. Setelah mendengar Bilal adzan, beliau shalat dua raka'at kemudian beliau keluar untuk shalat subuh.

【91】

Shahih Bukhari 4204: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman bin Mahdi] dari [Malik bin Anas] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma ia berkata: Suatu ketika aku menginap di rumah Maimunah, lalu aku berkata: Aku akan melihat shalat Rasulullah. Tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diberi bantal dan beliau tidur di bagian sisi panjang. Setelah itu bangun seraya mengusap kantuk dari wajahnya. Lalu beliau membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran hingga selesai. kemudian beliau menuju ke geriba yang tergantung, beliau berwudlu darinya dan beliau shalat. Ibnu 'Abbas berkata: Aku pun bangun dan melaksanakan seperti apa yang beliau kerjakan, kemudian aku berdiri di sampingnya, maka beliau meletakkan tangannya di kepalaku dan memegang telinga kananku lalu memilinnya. Beliau shalat dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at kemudian beliau melakukan witir.

【92】

Shahih Bukhari 4205: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Ma'an bin 'Isa] Telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] -budak yang dimerdekakan- 'Abdullah bin 'Abbas bahwa 'Abdullah bin 'Abbas mengabarkan kepadanya bahwasannya Dia pernah menginap di rumah Maimunah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu bibinya. Ia berkata: Aku berbaring di bantal bagian sisi lebar, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan keluarganya tidur di bantal bagian sisi panjang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidur hingga pertengahan malam, mendekati atau melewati sedikit, kemudian bangun dan duduk seraya mengusap kantuk dari wajahnya dengan tangannya. Kemudian beliau membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran, lalu bangun menuju ke geriba yang tergantung, beliau berwudlu darinya dan menyempurnakan wudlunya kemudian beliau shalat. Ibnu 'Abbas berkata: Aku pun bangun dan melaksanakan seperti apa yang beliau kerjakan, kemudian aku berdiri di sampingnya, maka beliau meletakkan tangannya di kepalaku dan memegang telinga kananku lalu memilinnya. Beliau shalat dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at kemudian beliau melakukan witir, setelah selesai beliau tidur kembali hingga datang seruan mu`adzin. Kemudian beliau shalat dua raka'at ringan dan keluar untuk melakukan shalat Subuh.

【93】

Shahih Bukhari 4206: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] -budak yang dimerdekakan- Ibnu 'Abbas bahwa Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu telah mengabarkan kepadanya bahwasannya Dia pernah menginap di rumah Maimunah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu bibinya. Ia berkata: Aku berbaring di bantal bagian sisi lebar, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan keluarganya tidur di bantal bagian sisi panjang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidur hingga pertengahan malam, mendekati atau melewati sedikit, kemudian bangun dan duduk seraya mengusap kantuk dari wajahnya dengan tangannya. Kemudian beliau membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali Imran, lalu bangun menuju ke geriba yang tergantung, beliau berwudlu darinya dan menyempurnakan wudlunya kemudian beliau shalat. Ibnu 'Abbas berkata: Aku pun bangun dan melaksanakan seperti apa yang beliau kerjakan, kemudian aku berdiri di sampingnya, maka beliau meletakkan tangannya di kepalaku dan memegang telinga kananku lalu memilinnya. Beliau shalat dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at kemudian beliau melakukan witir, setelah selesai beliau tidur kembali hingga datang seruan mu`adzin. Kemudian beliau shalat dua raka'at ringan dan keluar untuk melakukan shalat Subuh.

【94】

Shahih Bukhari 4207: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ibnu Juraij] berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Seorang laki-laki memiliki seorang wanita yatim. Lalu dia menikahinya karena wanita itu memiliki kebun kurma. Hingga dia di suruh menjaga kebun itu yang sebenarnya dia tidak mencintai wanita itu. Maka turunlah ayat: (Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim bilamana kamu mengawininya) (QS. An Nisa: 3). Aku mengira Hisyam berkata: Wanita itu dia sertakan dalam mengurus kebun kurma dan hartanya.

【95】

Shahih Bukhari 4208: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Shalih bin Kaisan] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwasanya Ia bertanya kepada ['Aisyah] mengenai firman Allah Ta'ala: (Jika kalian takut tidak berbuat adil kepada anak yatim) (QS. An Nisaa': 3) 'Aisyah berkata: "Wahai anak saudariku, yang dimaksud adalah seorang gadis yatim yang berada di peliharaan walinya, ia membantu dalam mengurus hartanya, lalu walinya takjub dengan harta dan kecantikannya hingga ia ingin menikahinya namun tidak bisa berbuat adil dalam maharnya sehingga ia memberinya seperti yang diberikan oleh orang selainnya. Maka mereka dilarang untuk menikahi gadis-gadis itu kecuali jika berbuat adil dan memberi sebaik-baik mahar kepada mereka, sehingga mereka bisa memperoleh setinggi-tinggi mahar seukuran kondisi yang berlaku. Akhirnya mereka diperintahkan untuk menikahi wanita yang baik selain anak-anak perempuan yatim itu." 'Urwah berkata: Lalu 'Aisyah berkata: Sesungguhnya orang-orang meminta fatwa kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam setelah turun ayat tersebut, lalu Allah menurunkan ayat: (Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang wanita-wanita) (QS. An Nisaa’: 127) 'Aisyah berkata: Dan firman Allah Ta'ala: (Dan kalian ingin menikahi mereka). (QS. An Nisaa’: 127) 'Aisyah berkata: Maksudnya, ketidak inginan seseorang diantara kalian kepada anak yatim yang ia pelihara ketika hartanya sedikit dan tidak cantik. 'Aisyah berkata: Maka mereka dilarang untuk menikahinya bagi yang menginginkan harta dan kecantikan perempuan-perempuan yatim itu kecuali jika bisa berbuat adil. Disebabkan ketidak inginan mereka untuk menikahi perempuan-perempuan yatim itu apabila hartanya sedikit dan tidak cantik.

【96】

Shahih Bukhari 4209: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Numair] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha Mengenai firman Allah Ta'ala: {WAMAN KAANA GHANIYYAN FALYASTA'FIIF WAMAN KAANA FAQIIRAN FALYA'KUL BILMA'RUUF} (Barangsiapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut) (QS. An Nisaa`: 6) 'Aisyah berkata: Diturunkan berkenaan dengan wali anak yatim, ia boleh menggunakan dari uangnya bila membutuhkan dikarenakan ia mengurusnya dengan cara yang patut.

【97】

Shahih Bukhari 4210: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Humaid] Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah Al Asyja'i] dari [Sufyan] dari [Asy Syaibani] dari ['Ikrimah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai firman Allah: {WA IDZAA HADLARAL QISMATA UULUL QURBA WALYATAAMAA WAL MASAAKIIN} (Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir para kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik) (QS. An Nisaa`: 8). Ibnu Abbas berkata: Ayat ini adalah ayat muhkamah (jelas hukumnya). Bukan ayat yang dimansukh (dihapus). Dan diriwayatkan pula oleh [Sa'id] dari [Ibnu Abbas].

【98】

Shahih Bukhari 4211: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] bahwa [Ibnu Juraij] Telah mengabarkan kepada mereka berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Al Munkadir] dari Jabir radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersama Abu Bakar menjengukku dengan berjalan kaki ketika aku sakit di Bani Salamah. Beliau mendapatkanku dalam keadaan pingsan. Lalu beliau meminta air kemudian beliau berwudlu dengan air itu setelah itu beliau memercikiku hingga aku pun sadar kembali. Lalu aku bertanya: "Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepadaku mengenai hartaku?" maka turulah ayat: {YUUSHIIKUMULLAHU FII AWLAADIKUM} (Allah mewasiatkan kalian mengenai anak-anak kalian) (QS. An Nisaa`: 11).

【99】

Shahih Bukhari 4212: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] dari [Warqa] dari [Ibnu Abu Najih] dari ['Atha] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Dahulu harta untuk anak dan wasiat untuk orang tua. Lalu Allah menghapus hal itu sesuai apa yang Dia kehendaki dan mengganti dengan bagian laki-laki seperti bagian dua perempuan, bagian untuk kedua orang tua masing-masing mendapatkan seperenam dan sepertiga, menjadikan untuk isteri seperdelapan dan seperempat, dan untuk suami setengah dan seperempat.

【100】

Shahih Bukhari 4213: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] Telah menceritakan kepada kami [Asbath bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Asy Syaibani] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata: -Asy Syaibani berkata-: juga disebutkan oleh [Abu Al Hasan As Suwai] dan aku tidak mengira dia menyebutkannya kecuali dari [Ibnu 'Abbas] Mengenai firman Allah: {YAA AYYUHAL LADZIINA AAMANUU LAA TAHILLU LAKUM AN TARI-TSUN NISAA-A KARHAN WALAA TA'DLULUUHUNNA LITADZHABUU BIBA'DLI MAA AATAYTUMUUHUNNA} (Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka) (QS. An Nisa: 19). Dahulu apabila seorang suami meninggal, maka wali-nya laki-laki tersebut lebih berhak terhadap istrinya si mayyit, apabila si wali berkehendak untuk menikahi istri si mayyit untuk dirinya maka dia akan menikahinya atau menikahkannya kepada orang lain atau tidak menikahkannya sama sekali, maka turunlah ayat ini.

【101】

Shahih Bukhari 4214: Telah menceritakan kepadaku [Ash Shalt bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Idris] dari [Thalhah bin Musharrif] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma mengenai firman Allah: {WA LIKULLI JA'ALNAA MAWAALIYA} (Dan kami jadikan pewaris-pewarisnya bagi tiap-tiap) (QS. An Nisa: 33). Ibnu Abbas berkata: Yaitu dijadikan pewaris. {WALLADZIINA 'AQADAT AYMAANUKUM} (Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka maka berilah kepada mereka bagiannya) (QS. An Nisa: 33). Dahulu tatkala orang-orang muhajirin datang ke Madinah, orang Muhajirin dapat mewariskan kepada orang Anshar walaupun tidak ada hubungan kekerabatan. Hanya sebatas tali persaudaraan yang telah dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di antara mereka. Tatkala ayat ini turun: {WA LIKULLI JA'ALNAA MAWAALIYA} (Dan kami jadikan pewaris-pewarisnya bagi tiap-tiap). Maka kebiasaan itu dihapus. Selanjutnya ayat: {WALLADZIINA 'AQADAT AYMAANUKUM} (Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bagiannya), hal ini menunjukkan bolehnya saling menolong, melayani, dan bersikap tulus (loyal), memberi wasiat setelah dihapuskannya saling mewarisi di antara mereka. Demikian juga Abu Usamah mendengar hal ini dari Idris dan Idris mendengar dari Thalhah.

【102】

Shahih Bukhari 4215: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Abdul 'Aziz] Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Umar Hafsh bin Maisarah] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar] dari Sa'id Al Khudri radliyallahu 'anhu dia berkata: Sejumlah orang pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Allah pada hari kiamat?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Ya, apakah kalian merasa kesulitan melihat matahari yang terang benderang serta tidak ada mendung?" Mereka berkata: "Tidak wahai Rasulullah!" lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah kalian merasa kesulitan melihat rembulan pada malam purnama yang tidak ada mendung dibawahnya?" Mereka berkata: "Tidak, wahai Rasulullah!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya kalian akan melihat-Nya kelak pada hari kiamat tanpa merasa kesulitan sebagaimana kalian melihat salah satu dari keduanya. Pada hari kiamat, sang penyeru akan mengumumkan, setiap umat mengikuti apa yang mereka sembah. Maka mereka yang menyembah selain Allah seperti berhala dan tuhan-tuhan yang lain akan berjatuhan ke Neraka. Hingga yang tinggal hanyalah mereka yang menyembah Allah baik orang-orang yang sholeh maupun orang yang jahat dan sejumlah orang dari ahlul kitab. Kemudian orang Yahudi akan dipanggil, Allah akan bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu sembah?" Mereka menjawab: "Kami menyembah Uzair putra Allah." Maka akan dikatakan kepada mereka: "Kalian adalah para pendusta! Karena Allah tidak pernah mengambil istri atau memiliki anak. Apa yang sekarang kalian inginkan?" Mereka menjawab: "Kami sangat haus ya Rabb, maka berilah kami minum." Maka mereka digiring dan ditunjukkan, "Minumlah". Pada saat itulah mereka akan dikumpulkan di dalam api neraka yang bentuknya seperti fatamorgana yang saling merusak satu sama yang lainnya. Kemudian mereka akan ditenggelamkan ke dalam api neraka. Setelah itu orang-orang Nashrani akan dipanggil, "Apa yang kamu sembah?" Mereka menjawab: "Kami menyembah Al Masih putra Allah." Maka dikatakan kepada mereka: "Kalian adalah para pendusta! Karena Allah tidak pernah mengambil istri atau memiliki anak. Apa yang sekarang kalian inginkan?" Maka mereka menjawab sebagaimana orang Yahudi dan bernasib sama seperti mereka. Hingga tidak tersisa kecuali mereka yang hanya beribadah kepada Allah dari kalangan orang sholeh maupun orang yang berbuat kejahatan. Allah akan mendatangi mereka dalam bentuk yang mendekati gambaran mereka tentang Dia dalam benak mereka. Akan dikatakan kepada mereka: "Apa yang kalian tunggu? Setiap bangsa mengikuti tuhan yang disembahnya di dunia." Mereka akan menjawab: "Kami meninggalkan orang-orang di dunia ketika kami sedang sangat membutuhkan mereka dan kami tidak mengambil mereka sebagai tandingan. Sekarang kami sedang menunggu Rabb kami yang kami sembah." Maka Allah akan berkata: "Akulah Rabb kalian." mereka akan senantiasa berkata: "Kami tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun." sebanyak dua atau tiga kali.

【103】

Shahih Bukhari 4216: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah] Telah mengabarkan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] dari [Sulaiman] dari [Ibrahim] dari ['Abidah] dari ['Abdullah] berkata: Yahya -sebagian Hadits- dari ['Amru bin Murrah] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Bacakanlah Al Qur'an kepadaku!" Aku berkata: "Bagaimana aku membacakan kepadamu, padahal Al Qur'an diturunkan kepadamu?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya aku suka mendengarkannya dari orang lain." Lalu aku membacakan kepada beliau surat An Nisa hingga tatkala sampai ayat: {FAKAIFA IDZAA JI'NAA MIN KULLI UMMATIN BISYAHIIDIN WA JI'NAA BIKA 'ALAA HAA-ULAA-I SYAHIIDAN} (Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)) (QS. An Nisa: 41), beliau berkata: "Cukup." Dan ternyata beliau mencucurkan air mata (menangis).

【104】

Shahih Bukhari 4217: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdah] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Kalung Asma' pernah hilang, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh beberapa sahabat mencari kalung itu. Lalu datanglah waktu shalat dan mereka dalam keadaan hadats (tidak suci) serta mereka tidak mendapatkan air. Lalu mereka shalat tanpa wudlu. Maka Allah menurunkan ayat tentang tayamum.

【105】

Shahih Bukhari 4218: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Al Fadll] Telah mengabarkan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] dari [Ibnu Juraij] dari [Ya'la bin Muslim] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai firman Allah: {ATHII'ULLAAHA WA ATHII'UR RASUULA WA ULIL AMRI MINKUM} (Ta'atlah kalian kepada Allah dan ta'atlah kalian kepada Rasul (Nya) serta kepada pemimpin kalian) (QS. An Nisa: 59). Ibnu Abbas berkata: Ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Hudzafah bin Qais ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengutusnya dalam sebuah sariyah (peperangan).

【106】

Shahih Bukhari 4219: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] berkata: bahwa Seorang laki-laki Anshar berselisih dengan Az Zubair mengenai mata air Al Harrah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian bersabda: "Alirilah kebunmu wahai Zubair, setelah itu berikanlah kepada tetanggamu!" Tetapi laki-laki Anshar itu marah seraya berkata: "Wahai Rasulullah, apakah karena ia anak dari bibimu?" Maka Wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerah, kemudian beliau bersabda: "Wahai Zubair, airilah kebunmu, setelah itu tahanlah hingga airnya kembali ke dalam tanah kemudian berikanlah kepada tetanggamu!" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berharap agar Zubair bisa memahami mengenai haknya dengan keputusan yang tegas. Padahal sebelumnya beliau memberikan kemudahan untuk Zubair dan orang Anshar, tapi ketika orang Anshar marah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akhirnya beliau memberikan semua bagian kepada Zubair. Zubair berkata: "Tidaklah aku mengira bahwa ayat ini turun melainkan berkaitan dengan masalah itu: {FALAA WARABBIKA LAA YU'MINUUNA HATTA YUHAKKIMUUKA FIIMAA SYAJARA BAINAHUM} (Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan) (QS. An Nisaa`: 65).

【107】

Shahih Bukhari 4220: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Hausyab] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Bapaknya] dari ['Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang Nabi sakit kecuali akan diberi pilihan antara dunia dan akhirat." 'Aisyah berkata: Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika sakit yang menyebabkan kematiannya, aku mendengar beliau menuturkan dengan terputus-putus, beliau bersabda: "{MA'AL LADZIINA AN'AMALLAAHU 'ALAIHIM MINAN NABIYYIINA WASH SHIDDIIQIINA WASY SYUHADAA-I WASH SHAALIHIINA} (Bersama orang-orang yang telah Allah beri nikmat kepada mereka, baik dari para Nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih) (QS. An Nisa: 69)." Maka aku tahu bahwa waktu itu beliau sedang diberi pilihan.

【108】

Shahih Bukhari 4221: Telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Ubaidillah] dia berkata: Aku mendengar [Ibnu 'Abbas] berkata: Aku bersama Ibuku termasuk dalam ayat: "mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita." (QS. An Nisa: 75, 98).

【109】

Shahih Bukhari 4222: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] bahwa [Ibnu 'Abbas] membaca ayat: (kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita atau pun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan untuk hijrah). (QS. An Nisa: 98) lalu dia berkata: Aku dan Ibuku termasuk orang yang mendapat udzur dari Allah. dan disebutkan pula dari Ibnu Abbas, makna {HASHIRAT} yaitu 'sempit.' Sedangkan makna {TALWUU} yaitu 'memutar balikkan lisan kalian dalam bersaksi.' Sedangkan yang lainnya berkata: arti 'Al Muragham' adalah Al Muhajir (orang yang berhijrah). 'Raghamtu' artinya saya berhijrah dari kaumku. Adapun arti {MAUQUUTAN} (QS. An Nisa: 103). adalah waktunya telah ditentukan bagi mereka.

【110】

Shahih Bukhari 4223: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] dan ['Abdurrahman] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Adi] dari ['Abdullah bin Yazid] dari Zaid bin Tsabit radliyallahu 'anhu bahwa Mengenai ayat: {famaa lakum fil munafiqiina fi`atain} (Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafiq) (QS. An Nisa: 88). Zaid berkata: Beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kembali dari perang Uhud, hingga mereka terpecah menjadi dua kelompok yang menyatakan perang dan sekelompok yang menyatakan tidak berperang, lalu turun ayat ini {famaa lakum fil munafiqiina fi`atain} juga ia berkata: "Merekalah orang yang baik, yang telah membersihkan kotoran sebagaimana api membersihkan karat-karat logam."

【111】

Shahih Bukhari 4224: Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Mughirah bin An Nu'man] ia berkata: Aku mendengar [Sa'id bin Jubair] berkata: Ada sebuah ayat yang menyebabkan penduduk Kufah berselisih tentangnya, maka aku berangkat menemui Ibnu Abbas lalu aku bertanya kepadanya mengenai ayat itu. Lalu Ibnu Abbas berkata: Telah turun ayat ini: {WAMAY YAQTUL MU'MINAN MUTA'AMMIDAN FAJAZAA-UHU JAHANNAMU} (Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam)." (QS. An Nisa: 93). Ayat ini adalah ayat yang terakhir turun (dari surat An Nisa), tidak ada yang menghapusnya sedikit pun.

【112】

Shahih Bukhari 4225: Telah menceritakan kepadaku ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari ['Atha] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai firman Allah: {WALAA TAQUULUU LIMAN ALQAA ILAYKUMUS SALAAMA LASTA MU'MINAN} (Dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan 'salam' kepadamu: 'Kamu bukan seorang mu'min). (QS. An Nisaa: 94) Ibnu Abbas berkata: "Beberapa orang muslim menemui seseorang yang tengah berada dikambing-kambing miliknya lalu ia mengucapkan: Assalaamu 'Alaikum. Namun mereka menangkapnya lalu membunuhnya kemudian mengambil kambing-kambing tersebut, hingga firmanNya: {TABTAGHUUNA 'ARADLAL HAYAATID DUNYAA} (dengan harapan kalian mendapatkan kekayaan dunia), yaitu kambing-kambing itu. Perawi berkata: Ibnu Abbas membacanya: "As Salaama."

【113】

Shahih Bukhari 4226: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Abdullah] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Shalih bin Kaisan] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Sahl bin Sa'ad As Sa'idi] bahwasanya dia melihat [Marwan bin Hakam] sedang berada di masjid maka aku menemuinya hingga aku duduk di sampingnya. Lalu ia mengabarkan kepada kami, bahwa Zaid bin Tsabit mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendiktekan kepadanya ayat {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MU'MINIINA} {WAL MUJAAHIDUUNA FII SABIILILLAAH} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang) (dan mereka yang berjihad fii sabilillah). (QS. An Nisa: 95) Kemudian datang kepadanya Ibnu Ummi Maktum dan beliau mendiktekannya kepadaku. Lalu ia berkata: "Wahai Rasulullah, demi Allah, seandainya saya mampu untuk berjihad, niscaya saya akan berjihad." Dan ia adalah orang yang buta, kemudian Allah menurunkan kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam dan pahanya berada di atas pahaku hingga terasa berat bagiku hampir aku merasa takut pahaku patah, kemudian terhilangkan kesusahannya, dan Allah menurunkan ayat {GHAIRU UULIDL DLARAR} (Kecuali orang-orang yang mempunyai halangan).

【114】

Shahih Bukhari 4227: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari Al Bara' radliyallahu 'anhu berkata: Tatkala turun ayat: {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MU'MINIINA} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang). (QS. An Nisa: 95) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Zaid, lalu Zaid menulisnya. Kemudian Ibnu Ummi Maktum datang mengadukan kesulitannya untuk ikut berperang karena buta. Maka Allah menurunkan ayat: {GHAIRU UULIDL DLARAR} (Kecuali orang-orang yang mempunyai halangan).

【115】

Shahih Bukhari 4228: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Al Bara'] dia berkata: Ketika turun ayat: {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MU'MINIINA} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang). (QS. An Nisa: 95), Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Panggilkan si fulan!", maka ia datang seraya membawa tempat tinta dan lembaran dari kayu atau tulang. Lalu beliau bersabda: "Tulislah: {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MU'MINIINA} {WAL MUJAAHIDUUNA FII SABIILILLAAH} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang) (dan mereka yang berjihad fii sabilillah)." (QS. An Nisa: 95) sedangkan di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ada Ibnu Ummi Maktum, lalu dia berkata: "Wahai Rasulullah, aku ini buta." Maka turunlah dalam ayat itu: {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MU'MINIINA GHAIRU UULIDL DLARAR' WAL MUJAAHIDUUNA FII SABIILILLAAH} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang Kecuali orang-orang yang mempunyai halangan, dan mereka yang berjihad fii sabilillah).

【116】

Shahih Bukhari 4229: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] bahwa [Ibnu Juraij] Telah mengabarkan kepada mereka: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdurrazzaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] Telah mengabarkan kepadaku ['Abdul Karim] bahwa [Miqsam] -budak- 'Abdullah bin Al Harits mengabarkan kepadanya dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai ayat: {LAA YASTAWIL QAA'IDUUNA MINAL MUKMINIINA} (Tidaklah sama antara orang mukmin yang tidak ikut berperang). (QS. An Nisa: 95), yaitu yang duduk-duduk tidak ikut perang Badar dan orang-orang yang berangkat untuk berperang.

【117】

Shahih Bukhari 4230: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yazid Al Muqri] Telah menceritakan kepada kami [Haiwah] dan yang lainnya, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdurrahman Abu Al Aswad] berkata: dia berkata: Penduduk Kufah dipaksa untuk mengirim pasukannya memerangi penduduk Syam dan aku disuruh untuk memimpin mereka. Lalu aku bertemu dengan [Ikrimah] -mantan budak dari- Ibnu Abbas maka aku mengabarkan hal itu kepadanya, namun ia sangat melarangku untuk melalukan hal itu. Ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Ibnu Abbas bahwa sejumlah kaum muslimin pernah bersama orang-orang Musyrikin hingga menambah jumlah mereka. Lalu anak panah datang dan dilepaskan hingga mengenai salah seorang dari mereka (orang-orang muslim yang berada di tengah-tengah kaum musyrikin) dan membunuhnya atau ditebas hingga terbunuh. Kemudian turunlah ayat: {INNAL LADZIINA TAWAFFAAHUMUL MALAA-IKATU DHAALIMII ANFUSIHIM} (Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri mereka sendiri) (QS. An Nisa: 97). diriwayatkan oleh [Al Laits] dari [Abul Aswad].

【118】

Shahih Bukhari 4231: Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] Telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai firman Allah: {ILLAL MUSTADL'AFIIN} (Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita). (QS. An Nisa: 98). Ibnu Abbas berkata: Ibuku termasuk orang yang mendapatkan udzur dari Allah.

【119】

Shahih Bukhari 4232: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Isya, ketika beliau selesai mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah (Allah Maha Mendengar terhadap semua yang memuji-Nya). Kemudian beliau mengucapkan doa -sambil berdiri sebelum sujud- "Ya Allah, selamatkanlah Ayyasy bin Abu Rabi'ah, Salamah bin Hisyam, Al Walid bin Al Walid, serta orang-orang lemah dari kalangan kaum mukmin. Ya Allah, timpakan siksaan-Mu kepada Bani Mudlar dan jadikanlah tahun-tahun mereka seperti tahun-tahun Yusuf (penuh penderitaan, paceklik, kekeringan)."

【120】

Shahih Bukhari 4233: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil Abu Al Hasan] Telah mengabarkan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Ya'la] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai firman Allah: (Jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit) (QS. An Nisa: 102) Abdurrahman bin 'Auf berkata: pada waktu itu beliau dalam keadaan terluka.

【121】

Shahih Bukhari 4234: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaid bin Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] Telah mengabarkan kepadaku [Bapakku] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha Mengenai firman Allah: (Dan mereka minta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al Quran (juga memfatwakan) tentang para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka"). (QS. An Nisa: 127). 'Aisyah berkata: (Ayat ini) diturunkan berkaitan dengan wanita yatim yang ada pada seseorang. Wanita yatim itu menyertakannya dalam hartanya hingga dalam urusan kebun kurmanya, lalu ia ingin menikahinya, ia tidak mau menikahkan wanita yatim itu pada lelaki lain lalu disertakanlah ia dalam mengurus hartanya, hingga ia menyusahkannya dengan tidak menikahinya dan tidak menikahkannya pada lelaki lain. Maka turunlah ayat tersebut.

【122】

Shahih Bukhari 4235: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha Mengenai firman Allah: (Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya). (QS. An Nisa: 128). 'Aisyah berkata: Ayat ini mengenai seorang laki-laki yang mempunyai istri namun dia tidak terlalu mencintainya dan memberikan hak wanita itu, hingga ia ingin berpisah darinya tanpa mentalaknya. Lalu dia berkata: "Kamu akan tetap halal bersamaku". Maka turunlah ayat ini.

【123】

Shahih Bukhari 4236: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim] dari [Al Aswad] dia berkata: Kami pernah berada di majlis Abdullah, tiba-tiba [Hudzaifah] datang seraya mengucapkan salam, lalu dia berkata sambil berdiri: "Sungguh telah diturunkan ayat nifak atas suatu kaum yang terbaik dari kalian." Al Aswad berkata: "Maha Suci Allah, sesungguhnya Allah berfirman: {INNAL MUNAAFIQIINA FID DARKIL ASFALI MINAN NAAR} (Sesunguhnya orang-orang munafik akan berada di dasar neraka yang paling bawah). Maka Abdullah tersenyum dan Hudzaifah pun duduk di pojok mesjid. Tiba-tiba Abdullah berdiri, ketika para sahabatnya sudah pergi. Lalu ia melempariku dengan kerikil-kerikil kecil. Maka aku pun menghampirinya. Hudzaifah berkata: "Aku heran dengan ketawanya, sungguh dia telah mengetahui apa yang aku ucapkan mengenai ayat nifak telah diturunkan atas suatu kaum yang terbaik dari kalian lalu mereka bertaubat dan Allah pun menerima taubat mereka."

【124】

Shahih Bukhari 4237: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Al A'masy] dari [Abu Wail] dari ['Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak layak bagi siapa pun untuk mengatakan: 'Aku lebih baik dari Yunus bin Mata'."

【125】

Shahih Bukhari 4238: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sinan] Telah menceritakan kepada kami [Fulaih] Telah menceritakan kepada kami [Hilal] dari ['Atha bin Yasar] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Barangsiapa mengatakan: 'Aku lebih baik dari Yunus bin Mata', maka sungguh dia telah berdusta."

【126】

Shahih Bukhari 4239: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] Aku mendengar Al Bara' radliyallahu 'anhu berkata: Surat yang terakhir kali turun adalah surat Bara`ah sedangkan ayat yang terakhir kali turun adalah ayat: (Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah"). (QS. An Nisa: 176).

【127】

Shahih Bukhari 4240: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Qais] dari [Thariq bin Syihab] dia berkata: Orang-orang Yahudi mengatakan kepada 'Umar: "Sesungguhnya kalian membaca satu ayat, seandainya ayat itu diturunkan kepada kami, maka hari turunnya ayat tersebut pasti akan kami jadikan hari raya." Lalu 'Umar menjawab: "Sesungguhnya aku sangat tahu pada hari apa diturunkan, dimana ayat tersebut diturunkan, dan di mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada ketika ayat tersebut diturunkan, yakni pada hari Arafah dan kami demi Allah pada waktu itu sedang melaksanakan wukuf di Arafah." Sufyan berkata: Aku ragu apakah itu hari Jum'at atau bukan. yaitu ayat: (Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu)." (QS. Al Ma'idah: 3).

【128】

Shahih Bukhari 4241: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari ['Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam dalam sebagian perjalanannya, dan saat kami sampai di Al Baida -atau di Dzatuljaisy- kalungku hilang, maka Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam berhenti untuk mencarinya dan para sahabat juga ikut bersamanya. Pada saat itu mereka tidak pada tempat yang ada airnya dan mereka pun tidak memiliki air. Para sahabat datang kepada Abu Bakar Ash Shiddiq dan berkata: "Apakah kamu tidak melihat apa yang diperbuat Aisyah?! Ia menghentikan (menahan) Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam dan para sahabat, padahal mereka tidak pada tempat yang ada airnya dan mereka juga tidak mempunyai air." Abu Bakar lalu datang (kepadaku) dan Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam berbaring meletakkan kepalanya diatas pahaku dan beliau tertidur. Ia berkata: "Kamu menahan Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam dan manusia pada tempat yang tidak ada airnya dan mereka juga tidak mempunyai air?" 'Aisyah berkata: Abu Bakar mencelaku dan beliau mengatakan sebagaimana yang dikehendaki Allah dan ia menekan lambungku dengan tangannya. Tidak ada yang menghalangiku untuk bergerak kecuali keadaan Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam yang berada diatas pahaku! Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam tertidur hingga pagi, tanpa ada air. Kemudian Allah menurunkan ayat tayamum, maka mereka pun bertayamum." Usaid bin Hudhair berkata: "Ini bukan keberkahan keluargamu yang pertama wahai keluarga Abu Bakar!" 'Aisyah berkata: Lalu kami membangunkan unta yang kami tunggangi, dan kalung tersebut ternyata ada dibawahnya.

【129】

Shahih Bukhari 4242: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Amru] bahwa ['Abdurrahman bin Al Qasim] Telah menceritakan kepadanya dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha, Kalungku pernah hilang di Baida, yang pada waktu itu kami sudah masuk ke Kota Madinah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberhentikan untanya dan turun. Lalu beliau menyandarkan kepalanya dipangkuan sambil tiduran. Abu Bakar datang kepadaku seraya marah mencelaku, dia berkata: "Kamu telah menahan orang-orang dari melanjutkan perjalanan kerena mencari kalung." Aku diam seperti orang mati, karena takut mengganggu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, padahal Abu Bakar telah menyakitiku. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun dari tidurnya dan tibalah waktu shalat shubuh, maka beliau mencari air, namun beliau tidak mendapatkannya. Lalu turunlah ayat: (Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat) (QS. Al Maidah: 6). Maka Usaid bin Hudlair berkata: "Sungguh Allah telah memberkahi orang-orang karena kalian wahai keluarga Abu Bakar. Tidaklah kalian berada kecuali menjadi sebab keberkahan bagi mereka."

【130】

Shahih Bukhari 4243: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Isra'il] dari [Mukhariq] dari [Thariq bin Syihab]: Aku mendengar Ibnu Mas'ud radliyallahu 'anhu berkata: Aku menyaksikan dari Al Miqdad. Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Telah menceritakan kepadaku [Hamdan bin 'Umar] Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nadlr] Telah menceritakan kepada kami [Al Asyja'i] dari [Sufyan] dari [Mukhariq] dari [Thariq] dari ['Abdullah] dia berkata: Pada waktu perang Badar Al Miqdad berkata: "Wahai Rasulullah, Kami tidak mengatakan sebagaimana dikatakan Bani Israil kepada Musa: {FADZHAB ANTA WA RABBUKA FAQOTILAA INNA HAAHUNAA QAA'IDUN (Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja) (QS. Al Maidah: 24). Tetapi kami mengatakan: pergilah dan kami akan ikut bersamamu. Namun seakan-akan perkataan Miqdad itu disembunyikan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan diriwayatkan pula oleh [Waki'] dari [Sufyan] dari [Mukhariq] dari [Thariq] bahwa Miqdad mengatakan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【131】

Shahih Bukhari 4244: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah Al Anshari] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Salman Abu Raja'] mantan budak Abu Qilabah dari Abu Qilabah bahwasanya Ia pernah duduk di belakang 'Umar bin 'Abdul 'Aziz lalu mereka berbincang-bincang tentang para Khalifah. Abu Qilabah berkata: "Para Khalifah itu telah memimpin." 'Umar pun menoleh kepadanya -pada waktu itu Abu Qilabah berada dibelakangnya.- seraya berkata: "Apa yang kamu katakan wahai Abdullah bin Zaid?", -atau ia mengatakan-, "Apa yang kamu katakan wahai Abu Qilabah?" Aku menjawab: "Aku tidak mengetahui suatu jiwa boleh dibunuh dalam Islam, kecuali seseorang yang telah menikah kemudian berzina, atau ia membunuh secara tidak benar, atau ia memerangi Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam." Lalu 'Anbasah berkata: "Telah menceritakan kepada kami [Anas] mengenai hal ini dan itu." Aku berkata: Dan kepadaku Anas menceritakannya, ia berkata: Suatu kaum pernah menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: Cuaca kota ini sudah tidak cocok bagi kami. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ini ada beberapa hewan ternak milik kami, maka keluarlah kalian dan minumlah dari susu dan air kencingnya." Lalu mereka pun meminum susu dan air kencing unta hingga mereka segar kembali. Lalu mereka mendekati pengembala dan membunuhnya serta mengusir bintang ternaknya. Tak lama kemudian, diantara mereka ada yang membunuh jiwa secara tidak benar, dan memerangi Allah dan Rasul-Nya serta menakut-nakuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. kemudian 'Umar berkata: "Maha suci Allah." lalu berkata: "Apakah kamu menuduhku?" Abu Qilabah berkata: "Anas telah menceritakan kepada kami mengenai hal ini, dan dia berkata: 'Wahai penduduk ini (Syam), sesungguhnya kalian akan senantiasa dalam kebaikan selama orang ini ada pada kalian'." -atau yang serupa dengan hal itu.-

【132】

Shahih Bukhari 4245: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Salam] Telah mengabarkan kepada kami [Al Fazari] dari [Humaid] dari Anas radliyallahu 'anhu dia berkata: Rubayyi' -bibinya Anas bin Malik- pernah mematahkan gigi seri budak dari Anshar. Lalu kaumnya meminta qishas dengan mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh untuk mengqishashnya. Anas bin Mudlar -paman Anas bin Malik- berkata: "Tidak, demi Allah, jangan engkau patahkan giginya wahai Rasulullah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Anas, Kitabullah adalah Qishash." Namun kemudian kaumnya merelakannya dan menerima dendanya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya dari hamba-hamba Allah ada orang yang apabila dia bersumpah atas nama Allah maka Allah akan mengabulkannya."

【133】

Shahih Bukhari 4246: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Isma'il] dari [Asy Sya'bi] dari [Masruq] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha dia berkata: "Siapapun yang berkata bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyembunyikan sebagian dari yang telah diwahyukan kepadanya, maka dia telah berdusta. Karena Allah telah berfirman: {YAA AYYUHAR RASUUL BALLIGH MAA UNZILA ILAYKA MIN RABBIK} (Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu) (QS. Al Maidah: 67).

【134】

Shahih Bukhari 4247: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Salamah] Telah menceritakan kepada kami [Malik bin Su'air] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha Ayat ini: (Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja) (QS. Al Maidah: 79), diturunkan berkenaan dengan perkataan seseorang: "Tidak demi Allah", "iya demi Allah."

【135】

Shahih Bukhari 4248: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abu Raja'] Telah menceritakan kepada kami [An Nadlr] dari [Hisyam] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Bapakku] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Bapaknya tidak pernah berdusta dengan sumpah hingga Allah menurunkan penghapus dosa sumpah. Abu Bakar berkata: "Tidaklah aku memandang suatu sumpah, lantas kulihat lainnya ada yang lebih baik kecuali aku menerima rukhsah (keringanan) yang Allah berikan (membatalkan sumpah) dan aku melakukan yang terbaik."

【136】

Shahih Bukhari 4249: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Aun] Telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Isma'il] dari [Qais] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu dia berkata: Kami pernah berperang bersama Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam namun tidak mengikut sertakan istri-istri kami, lalu kami berkata: "Wahai Rasulullah, tidakkah kami dikebiri?" Namun Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kami melakukannya. Tapi setelah itu beliau memberikan keringanan kepada kami untuk menikahi wanita dalam waktu tertentu. lalu beliau membacakan ayat: (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas). (QS. Al Maidah: 87).

【137】

Shahih Bukhari 4250: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Umar bin 'Abdul 'Aziz] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Nafi'] dari 'Umar radliyallahu 'anhuma dia berkata: Tatkala turun ayat yang mengharamkan khamr, pada waktu itu di Madinah ada lima gelas yang berisi minuman anggur.

【138】

Shahih Bukhari 4251: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Shuhaib] dia berkata: Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Kami tidak punya khamer kecuali Fadlikh kalian ini, yang biasa kalian sebut dengan Al Fadlikh. Aku pernah menjadi orang yang memberi minum Abu Thalhah, dan fulan, serta fulan. Lalu datang seseorang berkata: "Apakah telah sampai kepada kalian suatu kabar?" Mereka bertanya: "Kabar apa itu?" Dia menjawab: "Khamer telah diharamkan." Mereka berkata: "Wahai Anas, bakarlah kendi-kendi ini!". Mereka tidak pernah meminta dan kembali kepada meminum khamer lagi setelah mendengar kabar dari orang tadi.

【139】

Shahih Bukhari 4252: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Fadll] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari ['Amru] dari [Jabir] dia berkata: Beberapa orang yang berangkat ke Uhud meminum khamr diwaktu pagi, lalu mereka terbunuh semua sebagai syahid, hal itu terjadi sebelum pengharaman khamr.

【140】

Shahih Bukhari 4253: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Handzali] Telah mengabarkan kepada kami ['Isa] dan [Ibnu Idris] dari [Abu Hayyan] dari [Asy Sya'bi] dari [Ibnu 'Umar] dia berkata: Aku mendengar 'Umar radliyallahu 'anhu berkhutbah di atas mimbar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia mengatakan: "Amma ba'du, Wahai manusia! Ketahuilah, sesungguhnya khamer telah diharamkan. Dan ia terbuat dari lima macam (buah): anggur, kurma, madu, terigu, dan gandum. Khamer adalah sesuatu yang menutupi akal."

【141】

Shahih Bukhari 4254: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'man] Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] Telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari Anas radliyallahu 'anhu bahwa Khamr adalah yang dihasilkan dengan membakar buah kurma. [Muhammad Al Bikandi] menambahkan dari [Abu Nu'man] dia berkata: Aku adalah orang yang memberi minum di rumah Abu Thalhah. Lalu turunlah ayat yang mengharamkan Khamr, kemudian disuruhlah seseorang mengumumkannya. Abu Thalhah berkata: "Keluarlah dan dengarkanlah suara itu." Abu Nu'man berkata: Aku pun keluar lalu aku katakan: "Orang itu menyerukan bahwa Khamr telah diharamkan." Abu Thalhah berkata kepadaku: "Pergilah dan bakarlah khamrnya." Anas berkata: Maka kabar ini menyebar hingga ke gang-gang Madinah. Anas bin Malik berkata: Arak mereka pada waktu itu adalah terbuat dari fadlikh (minuman yang terbuat dari busr), busr (kurma yang masih muda). Sebagian kaum berkata: Sebagian kaum telah meninggal sedang arak telah telanjur masuk perut mereka. Anas bin Malik berkata: maka Allah menurunkan: {LAISA 'ALAL LADZIINA AAMANUU WA 'AMILUSH SHAALIHAATI JUNAAHUN FIIMAA THA'IMUU} (Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu) (QS. Al Maidah: 93).

【142】

Shahih Bukhari 4255: Telah menceritakan kepada kami [Mundzir bin Al Walid bin 'Abdurrahman Al Jarudi] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Musa bin Anas] dari Anas radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkhuthbah dengan khutbah yang belum pernah aku dengar sebelumnya, beliau berkata: "Seandainya kalian dapat mengetahui apa yang aku ketahui, maka kalian pasti akan sedikit tertawa dan banyak menangis." Anas berkata: Para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menutupi kepala mereka dan mereka pun terserang sakit sengau hidung. Setelah itu, Ada seorang laki-laki bertanya: "Siapakah ayah saya?" Beliau menjawab: "Ayahmu adalah si fulan." Maka turunlah ayat berikut ini: {LAA TAS-ALUU 'AN ASY-YAA-A IN TUBDA LAKUM TASU' KUM} (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu bertanya tentang segala sesuatu yang apabila dijelaskan kepadamu, maka hal itu akan memberatkanmu). (QS. Al Maa'idah: 101). Diriwayatkan oleh [An Nadlr] dan [Rauh bin Ubadah] dari [Syu'bah].

【143】

Shahih Bukhari 4256: Telah menceritakan kepada kami [Al Fadll bin Sahl] Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nadlr] Telah menceritakan kepada kami [Abu Khaitsamah] Telah menceritakan kepada kami [Abu Juwairiyah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Suatu kaum pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai bentuk pengejekan. Seseorang dari mereka berkata: "Siapa bapakku?" Seseorang lagi berkata ketika untanya hilang: "Dimana untaku?" maka Allah menurunkan kepada mereka ayat: (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu bertanya tentang segala sesuatu yang apabila dijelaskan kepadamu, maka hal itu akan memberatkanmu). (QS. Al Maa'idah: 101).

【144】

Shahih Bukhari 4257: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Shalih bin Kaisan] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dia berkata: Bahirah adalah unta yang kantong susunya ditahan untuk berhala-berhala hingga tidak boleh bagi seorang pun memerasnya, sedangkan Sa`ibah adalah unta yang mereka sebut untuk tuhan-tuhan mereka tidak boleh diberi beban tunggangan apa pun diatasnya. Ibnu Al Musayyib berkata: [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku melihat Amru bin Amir Al Khuza'i menyeret ususnya di Neraka." Ia adalah orang pertama yang membuat unta Sa`ibah. Sedangkan Al Washilah adalah unta yang masih perawan. Unta itu sengaja dibikin perawan semenjak diperanakan. Setelah itu dijodohkan dengan unta betina lagi. Unta itu mereka suguhkan untuk berhala-berhala mereka. hingga salah satunya bisa menyentuh yang lainnya tanpa ada unta jantan. Sedangkan Unta Haam adalah unta subur, mereka membiarkannya beranak hingga bilangan tertentu. Apabila telah selesai, ia tinggalkan untuk berhala-berhala mereka dan dijaga dari beban apapun hingga tidak boleh ada tunggangan apapun diatasnya. Mereka menamakannya Al Haami. Dan [Abul Yaman] berkata kepadaku: Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri]: Aku mendengar [Sa'id] berkata: dia mengabarkan hal ini. perawi berkata: dan [Abu Hurairah] berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dengan Hadits yang serupa. Diriwayatkan oleh [Ibnu Al Had] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【145】

Shahih Bukhari 4258: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abu Ya'qub Abu 'Abdullah Al Karmani] Telah menceritakan kepada kami [Hassan bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] bahwa 'Aisyah radliyallahu 'anha dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku melihat penghuni Jahannam sebagiannya saling mematahkan (menindih) sebagian yang lain dan aku melihat Amru bin Amir Al Khuza'i menyeret ususnya di Neraka. Ia adalah orang pertama yang membuat unta Sa`ibah."

【146】

Shahih Bukhari 4259: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah mengabarkan kepada kami [Al Mughirah bin An Nu'man] dia berkata: Aku mendengar [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian dikumpulkan menuju Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan berkulup (tidak dikhitan)." Kemudian beliau bersabda: "(Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya) (QS. Al Anbiyaa`: 104) Ketahuilah, sesungguhnya makhluk pertama yang diberi pakaian pada hari Kiamat adalah Ibrahim. Ketahuilah, sesungguhnya beberapa orang dari ummatku akan didatangkan lalu mereka diambil ke golongan kiri, aku berkata: 'Wahai Rabb, sahabat-sahabatku.' Dikatakan: 'Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka perbuat sepeninggalmu.' Lalu aku mengucapkan seperti perkataan seorang hamba shalih: (Aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka namun tatkala Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau Maha menyaksikan terhadap segala sesuatuz). (QS. Al Maa`idah: 117-118) lalu dijawab: 'Mereka senantiasa kembali ke belakang (murtad) sejak kamu tinggalkan mereka'."

【147】

Shahih Bukhari 4260: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Al Mughirah bin An Nu'man] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan pada hari Kiamat, dan sesungguhnya ada orang-orang yang ditarik kekiri. Maka aku mengucapkan seperti perkataan seorang hamba shalih: (Aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka namun tatkala Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau Maha menyaksikan terhadap segala sesuatu). (QS. Al Maa`idah: 117-118).

【148】

Shahih Bukhari 4261: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin 'Abdullah] dari [Bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kunci-kunci hal yang ghaib itu ada lima, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Ta'ala: Sesungguhnya hanya Allah lah yang mengetahui datangnya hari Kiamat, dan Dia lah Dzat yang menurunkan hujan, yang mengetahui janin yang ada dalam kandungan, dan jiwa manusia tidak mengetahui apa yang akan dapat diperbuatnya esok hari, dan ia juga tidak tahu di bumi mana dia akan mati, Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha Mengetahui."

【149】

Shahih Bukhari 4262: Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Amru bin Dinar] dari Jabir radliyallahu 'anhu dia berkata: Tatkala turun ayat ini: (Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu dari atas kamu). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Saya berlindung dengan Wajah-Mu." Tatkala turun ayat: (atau dari bawah kakimu). Beliau bersabda: "Saya berlindung dengan Wajah-Mu." Tatkala turun ayat: (Atau dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ini lebih mudah atau ini lebih ringan."

【150】

Shahih Bukhari 4263: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu dia berkata: Tatkala turun ayat: (Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman) (QS. Al An'am: 82). Para sahabat berkata: "Mana ada di antara kita yang tidak pernah berbuat zhalim?" lalu turunlah ayat: (Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar).

【151】

Shahih Bukhari 4264: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Mahdi] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abu Al 'Aliyah] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku putra paman Nabi kalian yaitu Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Tidak layak bagi seorang hamba untuk mengatakan: 'Saya lebih baik dari pada Yunus bin Mata'."

【152】

Shahih Bukhari 4265: Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah mengabarkan kepada kami [Sa'ad bin Ibrahim] dia berkata: Aku mendengar [Humaid bin 'Adurrahman bin 'Auf] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak layak bagi seorang hamba untuk mengatakan: 'Saya lebih baik dari Yunus bin Mata'."

【153】

Shahih Bukhari 4266: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] bahwa [Ibnu Juraij] mengabarkan kepada mereka seraya berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Sulaiman Al Ahwal], [Mujahid] telah mengabarkan kepadanya bahwasanya Ia bertanya kepada Ibnu 'Abbas: "Apakah di dalam surat Shaad terdapat ayat sajdah?" Ibnu Abbas menjawab: "Ya." Lalu dia membaca: (Dan Kami telah menganugerahkan Ishaq dan Yaqub kepadanya...) hingga ayat: (Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka) (QS. Al An'am: 84-90). Kemudian Ibnu Abbas berkata: "Daud termasuk dari mereka. [Yazid bin Harun] dan [Muhammad bin 'Ubaid] serta [Sahl bin Yusuf] menambahkan dari [Al Awwam] dari [Mujahid] Aku bertanya kepada [Ibnu 'Abbas], lalu dia menjawab: 'Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam adalah termasuk orang yang diperintahkan untuk mengikuti mereka.'

【154】

Shahih Bukhari 4267: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Khalid] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dia berkata: ['Atha] mendengar Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah memerangi orang-orang Yahudi, ketika Allah mengharamkan lemak atas mereka maka mereka mencairkannya kemudian menjualnya dan memakan harganya." Dan [Abu 'Ashim] berkata: Telah menceritakan kepada kami 'Abdul Hamid: telah menceritakan kepada kami [Yazid] bahwa ['Atha] telah menulis kepadaku: Aku mendengar [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan Hadits yang serupa.

【155】

Shahih Bukhari 4268: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru] dari [Abu Wail] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu dia berkata: "Tidak ada yang lebih pencemburu dari Allah. Karena itulah Dia mengharamkan segala yang keji baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Dan tidak ada yang lebih suka dipuji selain Allah karena itulah Dia memuji diri-Nya." Lalu aku tanyakan kepadanya: "Apakah kamu mendengarnya dari Abdullah?" Dia menjawab: "Ya." Aku bertanya: "Secara marfu'?" Dia menjawab: "Ya." Sedangkan arti {WAKIL} (QS. Al An'am: 102), adalah penjaga dan yang melindunginya. Sedangkan {QUBULAN} adalah jama' dari Qabil yang artinya: berbagai macam siksa.

【156】

Shahih Bukhari 4269: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] Telah menceritakan kepada kami [Umarah] Telah menceritakan kepada kami [Abu Zur'ah] Telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga matahari terbit dari sebelah barat. Apabila matahari itu telah terbit, dan orang-orang melihatnya maka mereka semua segera beriman. Itulah maksud firman Allah: (Pada hari datangnya ayat (tanda) dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya). (QS. Al An'am 158).

【157】

Shahih Bukhari 4270: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdurrazzaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga matahari terbit dari sebelah barat. Apabila matahari itu telah terbit dari barat, dan orang-orang melihatnya maka mereka semua segera beriman. Itulah keimanan yang tidak berguna bagi dirinya." Lalu beliau membaca ayat (yang berkenaan dengan hal itu).

【158】

Shahih Bukhari 4271: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] dari [Abu Wail] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu dia berkata: "Apakah kamu mendengarnya dari Abdullah?" Dia menjawab: "Ya, secara marfu'." Dia berkata: "Tidak ada yang lebih pencemburu dari Allah. Karena itulah Dia mengharamkan segala yang keji baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Dan tidak ada yang lebih suka dipuji selain Allah karena itulah Dia memuji diri-Nya."

【159】

Shahih Bukhari 4272: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru bin Yahya Al Mazini] dari [Bapaknya] dari Abu Sa'id Al Khudri radliyallahu 'anhu dia berkata: Seseorang dari yahudi datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan wajah bekas dipukul, lalu ia berkata kepada beliau: "Wahai Muhammad, Aku telah dipukul oleh salah seorang dari sahabatmu dari golongan Anshar." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda kepadanya: "Panggilkan dia!" Mereka pun memanggilnya kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Kenapa kamu memukul wajahnya?" ia menjawab: "Wahai Rasulullah, pada waktu itu aku melewati orang Yahudi, lalu aku mendengar dia berkata: 'Demi Dzat yang telah memilih Musa dari semua manusia.' Maka aku katakan: 'Apakah dari Muhammad juga?', hingga dia membuatku marah, maka aku memukulnya." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian melebihkan sebagian Nabi dengan sebagian yang lain, sesungguhnya pada hari Kiamat manusia dalam keadaan pingsan, lalu aku adalah orang yang pertama kali mengangkat kepalanya dari tanah, namun aku mendapati Musa telah berada di sisi 'Arsy, aku tidak tahu apakah dia lebih duluan bangun dari pada aku atau dia sudah cukup dengan pingsannya ketika di bukit Thur {AL MANNA WA SALWA} (QS. Al A'raf: 160) hingga tidak pingsan lagi."

【160】

Shahih Bukhari 4273: Telah menceritakan kepada kami [Muslim] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Abdul Malik] dari ['Amru bin Huraits] dari [Sa'id bin Zaid] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Al Kam'ah (cendawan) itu sejenis Manna, airnya adalah obat untuk penyakit mata."

【161】

Shahih Bukhari 4274: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin 'Abdur Rahman] dan [Musa bin Harun] dia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Al A'laa bin Zabr] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Busr bin 'Ubaidillah] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abu Idris Al Khaulani] dia berkata: Aku mendengar [Abu Darda] berkata: Abu Bakar dan 'Umar pernah berdebat hingga Abu Bakar marah kepada 'Umar. 'Umar pun berpaling darinya dalam keadaan marah. Lalu Abu Bakar mengejarnya untuk meminta maaf. Namun 'Umar tidak memberi maaf hingga ia menutup pintu rumahnya dihadapan Abu Bakar. Abu Bakar kemudian menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Abu Darda berkata: pada waktu itu aku berada disamping Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya temanmu ini telah berbuat baik lebih dahulu." Abu Darda berkata: Maka 'Umar menyesal atas apa yang telah dia perbuat. Lalu ia datang dan mengucapkan salam serta duduk di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya menceritakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apa yang telah ia perbuat. Abu Darda berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun marah, hingga Abu Bakar berkata: "Demi Allah ya Rasulullah, Akulah yang telah berbuat zhalim." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukankah kalian pernah meninggalkan sahabatku untukku, Bukankah kalian pernah meninggalkan sahabatku untukku?. Sesungguhnya aku pernah berkata: 'Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku adalah utusan kepada kalian semua.' Lalu kalian katakan: 'Anda telah berdusta.' Namun Abu Bakar berkata: 'Anda benar.' Abu Abdullah berkata: Ghamara artinya: telah berbuat baik lebih dahulu.

【162】

Shahih Bukhari 4275: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdurrazzaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] bahwasanya aku mendengar Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dikatakan kepada Bani Israil: Masuklah pintu itu dengan keadaan sujud dan Katakanlah: 'Hiththah' (ampunilah dosa-dosa) niscaya Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kalian lalu mereka mengganti (lafazh ucapan itu) dan memasuki pintu itu seraya mereka merangkak di atas pantat-pantat mereka dan mereka berkata: 'Habbah (biji) dalam tepung'."

【163】

Shahih Bukhari 4276: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] bahwa Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: 'Uyainah bin Hishan bin Hudzaifah datang, lalu singgah dirumah anak saudaranya yaitu Al Hurr bin Qais. Ia adalah salah seorang yang dekat dengan 'Umar, salah seorang Qari di Majlis 'Umar dan dewan syuranya. Baik ketika ia masih muda maupun sudah tua. 'Uyainah berkata kepada anak saudaranya: "Wahai anak saudaraku, apakah kamu ada masalah dengan Amirul Mukminin, izinkanlah aku menemuinya." Al Hurr berkata: "Aku akan memintakan izin untukmu." Ibnu Abbas berkata: Maka Al Hurr meminta izin untuk 'Uyainah agar bisa menemui 'Umar, 'Umar pun mengizinkannya. Tatkala ia masuk, ia berkata: "Wahai Ibnul Khaththab, Demi Allah, anda tidak memenuhi hak kami, dan tidak bersikap adil kepada kami." Maka 'Umar pun marah, hampir saja ia akan memukulnya. Lalu Al Hurr berkata kepadanya: "Wahai Amirul Mukminin, Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: {KHUDZIL 'AFWA WA'MUR BIL 'URFI WA A'RIDL 'ANIL JAAHILIIN} (Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh) (QS. Al A'raaf: 199). Dan ini terhadap orang-orang yang bodoh. Ibnu Abbas berkata: Maka demi Allah, 'Umar pun tidak menyakitinya ketika ayat itu dibacakan kepadanya. Ia berhenti mendengar Kitabullah.

【164】

Shahih Bukhari 4277: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Abdullah bin Az Zubair] mengenai firman Allah: {KHUDZIL 'AFWA WA'MUR BIL 'URFI} (Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf) (QS. Al A'raaf: 199). Dia berkata: Tidaklah Allah menurunkannya kecuali mengenai akhlak manusia. ['Abdullah bin Barrad] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Abdullah bin Az Zubair] dia berkata: Allah menyuruh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam agar memaafkan kesalahan manusia kepada beliau. -atau kurang lebih demikianlah apa yang ia katakan.-

【165】

Shahih Bukhari 4278: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Abdurrahim] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Sulaiman] Telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata: Aku bertanya kepada Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma mengenai surat Al Anfal, lalu dia menjawab: 'Yaitu surat yang diturunkan di perang Badar. Perang yang penuh onak dan duri. {MURDIFIN} artinya: datang bertubi-tubi, hingga cukup melelahkanku dan orang yang datang setelahku. {DZUQUU}, artinya: berilah kabar gembira, dan berusahalah terus. Ini bukan rasa yang bisa diketahui melalui mulut. {FAYARKUMUHU} artinya: bergabung dan berpencar. {WA IN JANAHU} artinya jika mereka meminta keselamatan dan keamanan atau berdamai (satu makna). {YUTSKHINA} artinya: kekalahan. Mujahid berkata: arti {MUKAA`AN} yaitu memasukkan jari-jari mereka ke dalam mulut-mulut mereka. Arti {TASHDIYAH}: suara yang memekakkan. {LIYUTSBITUUKA} artinya: untuk menahanmu.

【166】

Shahih Bukhari 4279: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Warqa'] dari [Ibnu Abu Najih] dari [Mujahid] dari [Ibnu 'Abbas] Mengenai firman Allah: (Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah: orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun). mereka adalah beberapa orang dari Bani Abdud Daar.

【167】

Shahih Bukhari 4280: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] Telah mengabarkan kepada kami [Rauh] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Khubaib bin 'Abdurrahman]: Aku mendengar [Hafsh bin 'Ashim] bercerita dari Abu Sa'id bin Al Mu'alla radliyallahu 'anhu dia berkata: Suatu saat saya sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lewat dan memanggilku namun saya tidak menjawab panggilannya hingga shalatku selesai. Setelah itu, saya menemui beliau, maka beliau pun bertanya: "Apa yang menghalangimu untuk mendatangiku? Bukankah Allah telah berfirman: (Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu)." Beliau bersabda lagi: "Sungguh, saya akan mengajarimu tentang surat yang paling agung yang terdapat di dalam Al Qur`an sebelum kamu keluar dari Masjid." Kemudian tatkala beliau hendak keluar aku mengingatkan janji Rasulullah tersebut. Dan [Mu'adz] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Khubaib bin 'Abdurrahman] dia mendengar [Hafsh] dia mendengar [Abu Sa'id] seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam -sebagaimana kisah di atas.- dan dia berkata: yaitu surat: AL HAMDU LILLAHI RABBIL 'AALAMIIN (Segala puji bagi Allah, Rabb semesta Alam), ia adalah As Sab'u Al Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang, surat Al Fatihah).

【168】

Shahih Bukhari 4281: Telah menceritakan kepadaku [Ahmad] Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] Telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari 'Abdul Hamid yaitu Ibnu Kurdid sahabat Az Ziyadi, dia mendengar Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Abu Jahl berkata: "Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." Maka turunlah ayat: (Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidil Haram). (QS. Al Anfal: 33-34).

【169】

Shahih Bukhari 4282: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin An Nadlr] Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Abdul Hamid] sahabat Az Ziyadi, dia mendengar Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Abu Jahl berkata: "Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." Maka turunlah ayat: (Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidil Haram). (QS. Al Anfal: 33-34).

【170】

Shahih Bukhari 4283: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Abdul 'Aziz] Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Haiwah] dari [Bakr bin 'Amru] dari [Bukair] dari [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Seseorang datang kepadanya seraya berkata: "Wahai Abu Abdurrahman, apakah anda tidak mendengar apa yang Allah sebutkan di dalam kitabnya: (Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya) (QS. Al Hujurat: 9). Lalu apa yang menghalangi anda dari berperang sebagaimana yang telah Allah perintahkan?" Ibnu 'Umar menjawab: "Wahai anak saudaraku, apakah aku akan menipu dengan ayat ini, tidak berperang bagiku lebih aku sukai dari pada aku harus menipu dengan ayat ini. Bukankah Allah juga berfirman: (Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam)?" (QS. An Nisa: 93). Selanjutnya orang itu berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman: (Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah)" (QS. Al Anfal: 39). Ibnu 'Umar menjawab: "Kami telah melaksanakannya pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu ketika Islam masih sedikit hingga diantara mereka agamanya terancam dan difitnah baik itu di bunuh atau pun di ikat hingga akhirnya Islam semakin besar dan tidak ada fitnah lagi." Tatkala orang itu melihat Ibnu 'Umar tidak setuju dengan pendapatnya, orang itu bertanya: "Lalu apa pendapatmu mengenai 'Ali dan 'Utsman?" Ibnu 'Umar menjawab: "Pendapatku tentang 'Ali dan 'Utsman, adapun 'Utsman ia adalah orang yang telah dimaafkan Allah, sedangkan kalian tidak mau memaafkannya. Adapun 'Ali, maka dia adalah putra paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan menantunya -kemudian Ibnu 'Umar menunjuk dengan tangannya- dan inilah putrinya sebagaimana yang kamu lihat.

【171】

Shahih Bukhari 4284: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] Telah menceritakan kepada kami [Zuhair] Telah menceritakan kepada kami [Bayan] bahwa [Wabarah] Telah menceritakan kepadanya dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Jubair] dia berkata: [Ibnu 'Umar] keluar menemui kami, lalu seseorang bertanya: "Bagaimana pendapatmu tentang memerangi fitnah?" Ibnu 'Umar menjawab: "Tahukah kamu apa yang dimaksud fitnah?, dahulu Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam memerangi orang-orang Musyrik, dan masuk ke dalam golongan mereka adalah fitnah, bukan seperti perang kalian dalam memerangi penguasa."

【172】

Shahih Bukhari 4285: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Tatkala turun ayat: (Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir) (QS. Al Anfal: 65). "Maka diwajibkan kepada mereka tidak ada seorang pun yang lari dari sepuluh orang." Abu Sufyan berkali-kali mengatakan: "Jangan sampai ada yang lari dua puluh orang dari dua ratus orang." Kemudian turunlah ayat: (Sekarang Allah telah meringankan kepadamu) (QS. Al Anfal: 66). Maka diwajibkan jangan sampai ada yang lari sebanyak seratus orang dari dua ratus orang. Sufyan menambahkan juga: Telah turun ayat: (Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu) (QS. Al Anfal: 65). Sufyan berkata: Dan Ibnu Syubrumah berkata: 'Aku melihat seperti inilah menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran.'

【173】

Shahih Bukhari 4286: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin 'Abdullah As Sulami] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarak] Telah mengabarkan kepada kami [Jarir bin Hazim] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Az Zubair bin Khirrit] dari ['Ikrimah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Tatkala turun ayat: {Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh} (QS. Al Anfal: 65). Maka hal itu terasa berat bagi kaum muslimin, yaitu ketika diwajibkan kepada mereka tidak ada yang lari seorang pun dari sepuluh orang. Lalu datang keringanan yaitu ayat: {Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir} (QS. Al Anfal: 66). Ibnu Abbas berkata: tatkala Allah meringankan mereka dari jumlah pasukan, maka kesabaran pun menjadi berkurang sesuai keringanan yang diberikan kepada mereka.

【174】

Shahih Bukhari 4287: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dia berkata: Aku mendengar Al Bara' radliyallahu 'anhu berkata: Ayat yang terakhir kali turun adalah ayat: {Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah} (QS. An Nisa: 176). Sedangkan surat yang terakhir kali turun adalah surat Bara'ah.

【175】

Shahih Bukhari 4288: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Al Laits] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] Dan telah mengabarkan kepadaku [Humaid bin 'Abdurrahman] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Abu Bakar mengutusku pada haji tersebut, tepatnya pada hari kurban untuk mengumumkan bersama orang-orang di Mina bahwa tidak boleh orang musyrik melakukan haji setelah tahun tersebut, dan tidak boleh orang telanjang melakukan thawaf di Ka'bah. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di bonceng oleh Ali bin Abu Thalib, lalu beliau menyuruhnya untuk mengumumkan mengenai ayat Bara'ah. Abu Hurairah berkata: Maka Ali bersama kami mengumumkan di Mina pada hari kurban mengenai ayat Bara'ah dan orang musyrik tidak boleh melakukan haji setelah tahun tersebut, dan orang telanjang tidak boleh melakukan thawaf di Ka'bah.

【176】

Shahih Bukhari 4289: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] Telah menceritakan kepadaku ['Uqail] [Ibnu Syihab] berkata: Maka telah mengabarkan kepadaku [Humaid bin 'Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] berkata: Abu Bakar mengutusku pada haji tersebut, tepatnya pada hari kurban untuk mengumumkan bersama orang-orang di Mina bahwa tidak boleh orang musyrik melakukan haji setelah tahun tersebut, dan tidak boleh orang telanjang melakukan thawaf di Ka'bah. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di bonceng oleh Ali bin Abu Thalib, lalu beliau menyuruhnya untuk mengumumkan mengenai ayat Bara'ah. Abu Hurairah berkata: Maka Ali bersama kami mengumumkan di Mina pada hari kurban mengenai ayat Bara'ah dan orang musyrik tidak boleh melakukan haji setelah tahun tersebut, dan orang telanjang tidak boleh melakukan thawaf di Ka'bah.

【177】

Shahih Bukhari 4290: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Humaid bin 'Abdurrahman] Telah mengabarkan kepadanya bahwa [Abu Hurairah] mengabarkan kepadanya, bahwasanya Abu Bakar radiyallahu 'anhu pernah mengutusnya saat musim haji, tepatnya saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menunjuk Abu Bakar sebagai amirul haj. Itu terjadi sebelum haji wada'. Abu Bakar mengutus Abu Hurairah bersama beberapa orang untuk mengumumkan kepada manusia bahwa "Tidak boleh orang musyrik melakukan haji setelah tahun tersebut, dan tidak boleh orang telanjang melakukan thawaf di Ka'bah." Dan Humaid berkata: Hari kurban adalah hari haji akbar menurut Hadits Abu Hurairah.

【178】

Shahih Bukhari 4291: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Wahb] dia berkata: Kami pernah bersama [Hudzaifah], lalu ia berkata: Tidak tersisa orang yang di sebutkan ayat ini (At Taubah: 12) kecuali hanya tiga orang. Dan tidak tersisa dari orang munafik kecuali hanya empat orang. Seorang arab badui berkata: "Kalian adalah sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kami tidak tahu apa yang kalian kabarkan. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang merusak rumah-rumah kami dan mencuri perhiasan kami?" Hudzaifah menjawab: "Mereka itu adalah orang-orang yang fasik. Ya, tidak tersisa dari mereka kecuali hanya empat orang, salah satunya seorang yang sudah tua yang seandainya dia minum air dingin tentu dia tidak akan mendapatkan rasa dinginnya."

【179】

Shahih Bukhari 4292: Telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin Nafi'] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] Telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zinad] bahwa ['Abdurrahman Al A'raj] telah menceritakan kepadanya bahwasanya dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pada hari kiamat harta simpanan kalian akan menjadi ular yang ganas."

【180】

Shahih Bukhari 4293: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Hushain] dari [Zaid bin Wahb] dia berkata: Aku melewati [Abu Dzar] ketika dia berada di Rabadzah. Maka aku bertanya kepadanya: "Apa yang menyebabkan kamu berada di sini?" Dia menjawab: "Ketika aku berada di Syam, aku membaca ayat: {Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih} (QS. At Taubah: 34). Mu'awiyah berkata: 'Ayat ini bukan berkenaan dengan kita, tetapi ayat ini berkenaan dengan Ahlul Kitab.'" Abu Dzar berkata: "Maka aku katakan kepadanya bahwa ayat ini berkenaan dengan kita dan mereka."

【181】

Shahih Bukhari 4294: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin 'Abdul Wahhab] Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Ibnu Abu Bakrah] dari Abu Bakrah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana mestinya, hal itu ditetapkan pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun ada dua belas bulan, diantaranya ada empat bulan yang mulia. Tiga darinya berturut-turut, yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab yang biasa diagungkan Bani Mudlar yaitu antara Jumadil tsani dan Sya'ban."

【182】

Shahih Bukhari 4295: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Habban] Telah menceritakan kepada kami [Hammam] Telah menceritakan kepada kami [Tsabit] Telah menceritakan kepada kami [Anas] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Bakr radliyallahu 'anhu dia berkata: Aku pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di Gua Hira, lalu aku melihat jejak-jejak orang Musyrikin. Maka aku berkata: "Wahai Rasulullah, seandainya salah seorang dari mereka mengangkat kakinya tentu dia akan melihat kita." Beliau bersabda: "Tidakkah engkau beranggapan jika ada dua orang, maka Allah lah yang ketiganya?."

【183】

Shahih Bukhari 4296: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma bahwasanya Dia berkata ketika terjadi perselisihan antara dia dengan Ibnu Zubair. Aku berkata: Bapaknya adalah Az Zubair, Ibunya adalah Asma' bibinya adalah 'Aisyah, kakeknya adalah Abu Bakar, sedangkan neneknya adalah Shafiyyah. Aku berkata kepada Sufyan mengenai sanadnya. Dia berkata: Ibnu Jubair telah menceritakan kepada kami, namun tiba-tiba dia di sibukkan oleh orang lain, dan dia tidak menyebutkan Ibnu Juraij.

【184】

Shahih Bukhari 4297: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Ma'in] Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dia berkata: [Ibnu Juraij] berkata: [Ibnu Mulaikah] berkata ketika terjadi perselisihan antara Ibnu Abbas dan Ibnu Zubair: Maka aku pun pergi menemui Ibnu Abbas seraya aku katakan kepadanya: "Apakah kamu ingin memerangi Ibnu Zubair yang berarti kamu telah menghalalkan apa yang Allah haramkan?" Ibnu Abbas berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sesungguhnya Allah telah mencatat Ibnu Zubair dan Bani Umayyah sebagai orang yang termasuk menghalalkan perang. Dan demi Allah, sesungguhnya aku tidak pernah menghalalkannya sama sekali. Maka orang-orang pun berkata: 'Bai'atlah Ibnu Zubair.'" Ibnu Mulaikah berkata: "Siapa lagi kalau bukan dia? Sesungguhnya bapaknya adalah Hawari (penolong) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (yaitu Zubair). Kakeknya adalah teman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di gua Hira (yaitu Abu Bakar), Ibunya adalah pemilik dua ikat pinggang (yaitu Asma), bibinya adalah Ummul Mukminin (yaitu 'Aisyah), juga bibinya pula istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (yaitu Khadijah), neneknya adalah Shafiyyah, Ibnu Zubair adalah orang yang mempunyai harga diri dalam Islam, penghafal Qur'an, demi Allah jika aku sambungkan kekerabatannya denganku tentu akan menyambung, dan jika mereka mendidikku, tentu merekalah sebaik-baik orang yang telah mendidikku dengan kemuliaan. Maka sungguh mereka adalah sebaik-baik teladan dari Tautiyat, Usamaat, Humaidaat. Yang dia maksudkan adalah keturunan dari Kabilah Bani Asad, Bani Tuwait, dan Bani Usamah. Sesungguhnya putra Abu Al 'Ash dia nampak berjalan mencari kemuliaan, yaitu Al Malik bin Marwan. Dan dia telah memuji kesalahannya, (yaitu Ibnu Zubair)."

【185】

Shahih Bukhari 4298: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid bin Maimun] Telah menceritakan kepada kami ['Isa bin Yunus] dari [Umar bin Sa'id] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] Kami menemui [Ibnu 'Abbas] lalu dia berkata: "Apakah kalian heran dengan sikap Ibnu Zubair dalam memegang urusannya ini." Maka aku menjawab: "Aku akan menyikapinya sebagaimana aku menyikapi Abu Bakar, bukan Umar. Walaupun tentu keduanya lebih utama darinya." Juga aku pun berkata: "Ibnu Zubair adalah anak bibi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, putra Zubair, putra Abu Bakar, putra saudara Khadijah, putra saudari Aisyah." Namun Ibnu Abbas malah bangkit menjauh dariku, dia tidak menginginkanku berlebih-lebihan memuji-muji Ibnu Zubair. Maka aku berkata: "Aku mengira bahwa aku tidak bisa memalingkan perasaanku ini." Lalu Ibnu Abbas meninggalkannya. Aku lihat tidaklah dia melakukan hal itu kecuali demi kebaikan. Kalaulah aku harus dipimpin oleh Bani Umayyah tentu itu lebih aku sukai dari pada aku dipimpin oleh selain mereka.

【186】

Shahih Bukhari 4299: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] Telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Bapaknya] dari [Ibnu Abu Nu'm] dari Abu Sa'id radliyallahu 'anhu dia berkata: Beberapa sedekah dikirimkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu beliau membagikannya kepada empat orang seraya berkata: "Aku ingin melunakkan hati mereka." Seseorang bertanya: "Engkau tidak adil." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Akan datang dari keturunanku kaum seperti ini, mereka melepaskan din mereka."

【187】

Shahih Bukhari 4300: Telah menceritakan kepadaku [Bisyr bin Khalid Abu Muhammad]: Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Abu Wail] dari [Abu Mas'ud] dia berkata: Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami saling membawakan sedekah tersebut agar kami mendapatkan pahala darinya, lalu Abu Uqail bersedekah dengan setengah sha', kemudian datang seseorang dengan membawa lebih banyak dari itu, lalu orang-orang munafik berkata: "Sesungguhnya Allah benar-benar tidak membutuhkan sedekah orang ini, orang ini tidak melakukannya kecuali dengan riya." Lalu turun ayat: {Orang-orang munafik itu yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya} (QS. At Taubah: 79).

【188】

Shahih Bukhari 4301: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata: aku berkata kepada [Abu Usamah] Aku ceritakan kepadamu dari [Zaidah] dari [Sulaiman] dari [Syaqiq] dari [Abu Mas'ud Al Anshari] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memerintahkan kami untuk bersedekah, maka salah seorang dari kami berusaha mencari sesuatu yang bisa disedekahkan, hingga ia datang dengan membawa satu mud -hasil kerja kerasnya-. Sungguh sekarang aku mengetahui seseorang yang memiliki seratus ribu, seakan-akan dia telah menawarkan dirinya sendiri.

【189】

Shahih Bukhari 4302: Telah menceritakan kepadaku ['Ubaid bin Isma'il] dari [Abu Usamah] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma dia berkata: Ketika Abdullah bin Ubay meninggal dunia. anak laki-lakinya -yaitu Abdulah bin Abdullah- datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya memohon kepada beIiau agar sudi memberikan baju beliau kepada Abdullah untuk kain kafan ayahnya, Abdullah bin Ubay bin Salul. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan bajunya kepada Abdullah. Setelah itu, Abdullah juga memohon Rasulullah agar beliau berkenan menshalati jenazah ayahnya. Kemudian Rasulullah pun bersiap-siap untuk menshalati jenazah Abdullah bin Ubay, hingga akhirnya 'Umar berdiri dan menarik baju Rasulullah seraya berkata: "Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menshalati jenazah Abdullah bin Ubay sedangkan Allah telah melarang untuk menshalatinya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan pilihan kepadaku." Lalu beliau membacakan ayat yang berbunyi: {Kamu memohonkan ampun bagi orang-orang munafik atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka, maka hal itu adalah sama saja. sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali} (QS. At-Taubah: 80). "Oleh karena itu, aku akan menambah istighfar lebih dari tujuh puluh kali untuknya." 'Umar berkata: "Sesungguhnya ia adalah orang munafik?." Berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetap saja menshalatinya, hingga Allah menurunkan ayat Al Qur'an: {Janganlah kamu sekali-kali menshalati jenazah seorang di antara orang-orang munafik dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya} (QS. At-Taubah: 84).

【190】

Shahih Bukhari 4303: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail]. -dan yang lainnya berkata- Telah menceritakan kepadaku Al Laits Telah menceritakan kepadaku Uqail dari [Ibnu Syihab] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah] dari [Ibnu 'Abbas] dari 'Umar bin Al Khaththab radliyallahu 'anhu bahwa dia berkata: Tatkala Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal dunia, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diundang untuk menshalatinya. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri untuk melaksanakan Shalat, aku meloncat ke arah beliau, lalu aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menshalati Ibnu Ubay, padahal ia telah mengatakan di hari ini-itu begini dan begitu?." 'Umar berkata: Aku hitung-hitung kejelekannya dihadapan beliau, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum seraya bersabda: "Tundalah -perkataanmu- dariku wahai Umar!" setelah aku mengulang menyebut-nyebut kejelekannya, beliau bersabda: "Aku telah diberikan pilihan, aku memilih. Andai kata aku tahu kalau aku menambahnya lebih dari tujuh puluh ia akan diampuni, niscaya aku menambahnya!." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat atasnya, kemudian beliau pergi dan tidak berada di tempat itu kecuali hanya sejenak, hingga turun dua ayat dari surah Bara'ah, {Dan janganlah kamu sekali-kali menshalatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo'akan) di kuburnya. mereka telah kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka mati dalam keadaan fasik} (QS. At-Taubah: 84). Setelah itu aku heran atas keberanianku terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika itu. Dan hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengatahui.

【191】

Shahih Bukhari 4304: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Al Mundzir] Telah menceritakan kepada kami [Anas bin 'Iyadl] dari ['Ubaidillah] dari [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma dia berkata: Ketika Abdullah bin Ubay meninggal dunia, anak laki-lakinya -yaitu Abdullah bin Abdullah- datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau berikan bajunya dan beliau perintahkannya untuk mengkafani ayahnya dengan bajunya tersebut. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menshalati jenazah ayah Abdullah bin Abdullah bin Ubbay. Hingga akhirnya 'Umar menarik baju Rasulullah seraya berkata: "Apakah engkau akan menshalati jenazah Abdullah bin Ubay sedangkan dia itu orang munafik? dan sungguh Allah telah melarang engkau memintakan ampunan untuknya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Sesungguhnya Allah telah memberikan pilihan kepadaku atau mengabariku." Lalu beliau membacakan ayat: {Kamu memohonkan ampun bagi orang-orang munafik atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka, maka hal itu adalah sama saja. sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali sekali-kali Allah tidak akan mengampuni mereka (QS. At Taubah: 80). Rasulullah bersabda: "Aku akan menambah istighfar lebih dari tujuh puluh kali untuknya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetap saja menshalatinya dan kami pun shalat bersamanya hingga Allah menurunkan ayat Al Qur'an kepada beliau: {Janganlah kamu sekali-kali menshalati jenazah seorang di antara orang-orang munafik dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya, sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan munafiq} (QS. At Taubah: 84).

【192】

Shahih Bukhari 4305: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin 'Abdullah] sesungguhnya [Abdullah bin Ka'ab bin Malik] berkata: Aku mendengar Ka'ab bin Malik ketika dia tertinggal dari perang Tabuk: "Demi Allah, tidak ada nikmat yang telah di berikan Allah kepada saya, setelah Allah menunjukkan kepada saya Islam, yang saya anggap lebih besar dari pada kejujuranku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Seandainya saya berdusta kepada beliau, maka saya akan celaka sebagaimana orang-orang yang telah berdusta ketika diturunkan wahyu yang berbunyi: {Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah apabila kamu kembali kepada mereka supaya kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah kamu dari mereka, karena sesungguhnya mereka itu najis dan tempat mereka adalah jahannam sebagai balasan dari apa yang telah mereka kerjakan. Mereka akan bersumpah kepadamu supaya kamu ridla kepada mereka, maka sesungguhnya Allah tidak ridla kepada orang-orang yang fasik itu} (QS. At Taubah: 95-96).

【193】

Shahih Bukhari 4306: Telah menceritakan kepada kami [Muammal] yaitu Ibnu Hisyam Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami ['Auf] Telah menceritakan kepada kami [Abu Raja'] Telah menceritakan kepada kami Samurah bin Jundab radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tadi malam dua orang (tamu) berkunjung kepadaku (dalam mimpiku) dan membawaku ke sebuah kota yang dibangun dari emas dan perak. Di sana kami bertemu sejumlah laki-laki yang setengah tubuhnya terlihat sangat tampan seperti manusia tertampan yang pernah kalian lihat. Dan setengah tubuh yang lainnya sangat buruk seperti manusia yang paling buruk yang pernah kalian lihat. Dua orang tamu itu berkata kepada mereka berdua: 'Pergilah berendam di sungai itu'. Maka mereka pun berendam di dalam sungai itu kemudian kembali kepada kami. Keburukan mereka lenyap dan mereka sekarang benar-benar tampan. Tamu-tamuku berkata kepadaku: 'Yang pertama (Anda lihat) adalah surga Adn dan itu adalah tempatmu.' Kemudian mereka berkata: 'Sedangkan mereka yang separuh tampan separuh buruk rupa adalah orang yang mencampur adukan perbuatan baik dan perbuatan jahat, namun Allah memberi mereka ampunan'."

【194】

Shahih Bukhari 4307: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrazzaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Bapaknya] dia berkata: Ketika Abu Thalib mendekati ajalnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk menemuinya dan di dekatnya ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah. Lalu beliau bersabda: "Wahai pamanku, ucapkanlah Laa Ilaaha Illallah (tidak ada sesembahan yang berhak di sembah selain Allah) yang dengannya aku akan berhujah untuk membelamu di sisi Allah." Maka Abu Jahal dan Abdullah bin Umayyah berkata: "Wahai Abu Thalib, Apakah kamu benci dengan agama Abdul Muththalib?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Sungguh aku akan mintakan ampunan untukmu selama aku tidak dilarang." Lalu turunlah ayat: {Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam} (QS. At Taubah: 113).

【195】

Shahih Bukhari 4308: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] -Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya-, [Ahmad] berkata: Dan telah menceritakan kepada kami ['Anbasah] Telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Abdullah bin Ka'ab] dan dia adalah anaknya yang biasa menuntun Ka'ab ketika dia buta. Dia berkata: Aku mendengar [Ka'b bin Malik] menceritakan peristiwanya mengenai firman: {Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka} (At Taubah: 118). Diakhir ceritanya Ka'ab berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya taubatku adalah melepaskan diri dari hartaku sebagai sedekah kepada Allah dan RasulNya." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tahanlah sebagian hartamu, hal tersebut lebih baik bagimu."

【196】

Shahih Bukhari 4309: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abu Syu'aib] Telah menceritakan kepada kami [Musa bin A'yan] Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Rasyid] bahwa [Az Zuhri] Telah menceritakan kepadanya dia berkata: Telah menceritakan kepadaku ['Abdurrahman bin 'Abdullah bin Ka'ab bin Malik] dari [Bapaknya] dia berkata: Saya mendengar ayahku yakni Ka'ab bin Malik dan dia adalah salah satu dari tiga orang yang diterima taubatnya bahwa dia tidak pernah tertinggal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam peperangan yang beliau ikuti selain dua peperangan yaitu perang 'Usrah dan perang Badar. Dia berkata: Maka aku pun berusaha untuk mengungkapkan kejujuranku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diwaktu dluha. Karena sudah menjadi tradisi beliau apabila datang dari suatu perjalanan beliau selalu shalat dluha. Beliau selalu ke masjid terlebih dahulu kemudian shalat dua raka'at. Beliau melarangku dan kedua sahabatku untuk berbicara. Padahal beliau tidak melarang orang yang tertinggal selainku. Hingga orang-orang pun menjauhi untuk berbicara kepada kami. Hal itu terjadi begitu lama. Dan tidaklah yang membuatku cemas kecuali rasa takutku apabila aku mati sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mau menshalatiku. Atau Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang meninggal dunia, hingga aku termasuk orang yang buruk keadaannya, tidak seorang pun yang mau berbicara denganku, dan tidak mau menshalati serta mengucapkan salam kepadaku. Kemudian Allah menurunkan ayat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada sepertiga malam terakhir yang memberitakan taubat kami. Pada waktu itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di sisi Ummu Salamah. Ummu Salamah adalah orang yang senantiasa menyebut kebaikan-kebaikan urusanku dan membelaku. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Ummu Salamah, Ka'ab telah diterima taubatnya." Ummu Salamah berkata: "Apakah aku harus mengutus seseorang kepadanya untuk memberikan kabar gembira?" Beliau bersabda: "Jangan, nanti orang-orang akan memukuli kamu dan menahan kamu dari tidur di malam hari." Hingga tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Subuh beliau mengumumkan bahwa Allah telah menerima taubat kami. Dan beliau apabila sedang memberi kabar gembira, wajah beliau kelihatan bersinar seperti bersinarnya sebagian bulan. Dan kamilah yang dimaksudkan ayat, tiga orang yang menyelisihi perintah, yang kemudian diterima alasannya dari orang-orang yang meminta izin untuk tidak berperang. Yaitu ketika Allah menurunkan penerimaan taubat kami. Padahal dulu tatkala disebutkan orang-orang yang mendustakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu orang-orang yang tidak ikut berperang dan beralasan dengan alasan yang batil. Mereka dikatakan sebagai sejelek-jelek manusia. Allah Subhanah berfirman: {Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan 'uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: "Janganlah kamu mengemukakan 'uzur, kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada kami beritamu yang sebenarnya. Dan Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu} (At Taubah: 94).

【197】

Shahih Bukhari 4310: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin 'Abdullah bin Ka'ab bin Malik] dari 'Abdullah bin Ka'ab bin Malik -dia adalah penuntun Ka'ab bin Malik- dia berkata: Aku mendengar Ka'ab bin Malik bercerita mengenai ketertinggalannya dari perang Tabuk; Demi Allah, saya tidak mengetahui ada seorang muslim yang telah di uji Allah dalam kejujuran ucapannya, yang lebih baik dari yang telah diujikan Allah kepada saya. Saya tidak pernah bermaksud untuk berdusta sejak saya sampaikan (alasan ketertinggalan) itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga sekarang ini. Dan Allah Azza wa Jalla berfirman kepada Rasulullah-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam: {Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin, dan orang-orang Anshar} hingga firmannya {dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur} (QS. At Taubah: 117-119).

【198】

Shahih Bukhari 4311: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu As Sabbaq] bahwa Zaid bin Tsabit Al Anshari radliyallahu 'anhu -salah seorang penulis wahyu- dia berkata: Abu Bakar As shiddiq datang kepadaku pada waktu perang Yamamah, ketika itu 'Umar disampingnya. Abu Bakar berkata bahwasanya 'Umar mendatangiku dan mengatakan: "Sesungguhnya perang Yamamah telah berkecamuk (menimpa) para sahabat, dan aku khawatir akan menimpa para penghafal Qur'an di negeri-negeri lainnya sehingga banyak yang gugur dari mereka kecuali engkau memerintahkan pengumpulan (pendokumentasian) Al Qur`an." Abu Bakar berkata: Aku berkata kepada 'Umar: "Bagaimana aku mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?." 'Umar menjawab: "Demi Allah hal itu adalah sesuatu yang baik." Ia terus mengulangi hal itu sampai Allah melapangkan dadaku sebagaimana melapangkan dada 'Umar dan aku sependapat dengannya. Zaid berkata: Pada waktu itu disampingnya ada 'Umar sedang duduk, dan dia tidak berkata apa-apa. kemudian Abu Bakar berkata: "Sesungguhnya kamu adalah pemuda yang cerdas, kami tidak meragukanmu, dan kamu juga menulis wahyu untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, karena itu kumpulkanlah Al Qur'an (dengan seksama)." (Zaid berkata:) Demi Allah, seandainya mereka menyuruhku untuk memindahkan gunung dari gunung-gunung yang ada, maka hal itu tidak lebih berat bagiku dari pada apa yang diperintahkan kepadaku untuk mengumpulkan (pendokumentasian) Al Qur'an. Aku berkata: "Bagaimana mungkin kalian mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam?." Abu Bakar menjawab: "Demi Allah hal itu adalah baik." Aku pun terus mengulanginya, sehingga Allah melapangkan dadaku sebagaimana melapangkan dada Abu Bakar dan Umar. Lalu aku kumpulkan Al Qur'an (yang ditulis) pada kulit, pelepah kurma, dan batu putih lunak, juga dada (hafalan) para sahabat. Hingga aku mendapatkan dua ayat dari surat At Taubah berada pada Khuzaimah Al Anshari yang tidak aku temukan pada sahabat mana pun. Yaitu ayat: {Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung."} (QS. At Taubah: 128-129). Dan mushaf yang telah aku kumpulkan itu berada pada Abu Bakar hingga dia wafat, kemudian berada pada 'Umar hingga dia wafat, setelah itu berada pada Hafshah putri 'Umar. Diriwiyatkan pula oleh ['Utsman bin 'Umar] dan [Al Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab]: Al Laits berkata: Telah menceritakan kepadaku ['Abdurrahman bin Khalid] dari [Ibnu Syihab]: dia berkata: Ada pada Abu Khuzaimah Al Anshari. Sedang [Musa] berkata: Dari [Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab]: 'Ada pada Abu Khuzaimah.' Juga diriwayatkan oleh [Ya'qub bin Ibrahim] dari [Bapaknya]. [Abu Tsabit] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim] dia berkata: 'Ada pada Khuzaimah atau Abu Khuzaimah.

【199】

Shahih Bukhari 4312: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat kaum Yahudi berpuasa pada hari Asyura`, mereka berkata: "Ini adalah hari dimana Musa mengalahkan Fir'aun." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabatnya: "Kalian lebih berhak terhadap Musa daripada mereka, maka berpuasalah."

【200】

Shahih Bukhari 4313: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Muhammad bin Shabbah] Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dia berkata: [Ibnu Juraij] berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin 'Abbad bin Ja'far] bahwasanya Aku mendengar [Ibnu Abbas] membaca: "Ketahuilah, sesungguhnya mereka memalingkan dada mereka dariku (QS. Hud: 5).' Ibnu 'Abbad berkata: Aku bertanya kepadanya mengenai ayat tersebut. Maka Ibnu Abbas menjawab: "Dahulu ada orang-orang yang merasa malu ketika sedang membuang hajat karena akan terlihat dari langit begitu pula ketika mereka bersetubuh dengan istri-istri mereka. Maka turunlah ayat ini berkenaan dengan mereka."

【201】

Shahih Bukhari 4314: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ibnu Juraij] Dan telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin 'Abbad bin Ja'far] bahwa [Ibnu 'Abbas] membaca: "Ketahuilah, sesungguhnya mereka memalingkan dada mereka dariku." Aku berkata: "Wahai Abal Abbas, apa yang dimaksud dengan 'memalingkan dada mereka dariku'?" Maka Ibnu Abbas menjawab: "Seseorang merasa malu ketika hendak bersetubuh dengan istrinya dan ketika membuang hajat dalam keadaan telanjang. Maka turunlah ayat: 'Ketahuilah, sesungguhnya mereka memalingkan dada mereka dariku'."

【202】

Shahih Bukhari 4315: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami ['Amru] dia berkata: [Ibnu 'Abbas] membaca ayat: {Ingatlah, sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya (Muhammad), Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain.} (QS. Huud: 5). Yang lainnya berkata dari Ibnu Abbas: arti {Yastagsyuuna} adalah menutup kepala mereka. Arti {Sii`a bihim} (QS. Huud: 77) adalah berperangsangka buruk kepada kaumnya. Arti {Wadlaaqa bihim} (QS. Huud: 77) yaitu terhadap para tamu mereka. Sedangkan arti {Biqith'in manal lail} (QS. Huud: 81) yaitu kegelapan. Mujahid berkata: arti {Ilaihi Unib} (QS. Huud: 88) yaitu saya kembali.

【203】

Shahih Bukhari 4316: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] Telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah Azza wa Jalla berfirman: 'Berinfaklah, maka aku akan berinfak kepadamu'." Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya tangan Allah terisi penuh, pemberian-Nya siang maupun malam tidak pernah menguranginya." Juga beliau bersabda: "Tidakkah kalian melihat bagaimana Allah telah memberikan nafkah (rezeki) semenjak Dia mencipta langit dan bumi. Sesungguhnya Allah tidak pernah berkurang apa yang ada pada tangan kanan-Nya. Dan 'Arsy-Nya ada di atas air, di tangan-Nya yang lain terdapat neraca, Dia merendahkan dan meninggikan."

【204】

Shahih Bukhari 4317: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zura'i] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dan [Hisyam] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Shafwan bin Muhriz] dia berkata: ketika Ibnu 'Umar sedang thawaf, tiba-tiba seseorang menghadangnya seraya berkata: "Wahai Abu 'Abdurrahman, atau wahai Ibnu 'Umar apa kamu mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai An-Najwa (bisikan di hari kiamat)?" Ibnu Umar menjawab: "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Nanti di hari kiamat, seorang mukmin mendekat kepada Rabb-nya.' Hisyam berkata: 'Seorang mukmin mendekat hingga Dia meletakkan naungan-Nya ke atasnya, yaitu menutupi (dosa-dosa) nya kemudian Dia berkata: "Apakah kamu mengakui dosa ini?" dia menjawab: "Wahai Rabb-ku, saya mengetahuinya." -sebanyak dua kali- Allah berfirman kepadanya: "Saya telah menutupinya (merahasiakannya) di dunia dan pada hari ini aku telah mengampuninya bagimu." Kemudian diberikanlah kepadanya catatan kebaikan-kebaikannya. Adapun yang lainnya atau orang-orang kafir, maka mereka dipanggil dihadapan semua manusia dan dikatakan: {Inilah mereka yang telah mendustakan Rabb mereka, ketahuilah bahwa laknat Allah berlaku atas orang-orang yang zalim} (QS. Hud: 18). Dan [Syaiban] berkata: Dari [Qatadah] Telah menceritakan kepada kami [Shafwan].

【205】

Shahih Bukhari 4318: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Al Fadll] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] Telah menceritakan kepada kami [Buraid bin Abu Burdah] dari Abu Burdah dari Abu Musa radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah akan menangguhkan siksaan bagi orang yang berbuat zhalim. Dan apabila Allah telah menghukumnya, maka Dia tidak akan pernah melepaskannya." Kemudian Rasulullah membaca ayat yang berbunyi: {Begitulah adzab Tuhanmu, apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya itu sangat pedih dan keras} (QS. Huud (11): 102).

【206】

Shahih Bukhari 4319: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yazid] yaitu Ibnu Zura'i Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman At Tamimi] dari [Abu 'Utsman] dari Ibnu Mas'ud radliyallahu 'anhu bahwasanya Seorang lelaki pernah mencium seorang wanita, lalu dia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengabarkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka turunlah ayat: {Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat} (QS. Hud: 114). Abdullah berkata: laki-laki itu bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah ayat ini hanya khusus untukku?" Beliau menjawab: "Ayat tersebut adalah untuk orang-orang yang melakukannya dari ummatku."

【207】

Shahih Bukhari 4320: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami ['Abdush Shamad] dari ['Abdurrahman bin 'Abdullah bin Dinar] dari [Bapaknya] dari 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang mulia, putra orang mulia, putra orang mulia, putra orang mulia, adalah Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim."

【208】

Shahih Bukhari 4321: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdah] dari ['Ubaidillah] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya: "Siapakah menusia yang paling mulia?" Beliau bersabda: "Orang yang paling bertaqwa dari mereka." para sahabat berkata: "Bukan itu yang kami tanyakan?" beliau bersabda: "Jika bukan, berarti Yusuf Nabi Allah putra Nabi Allah (Ya'qub) putra Nabi Allah (Ishaq) putra Ibrahim kekasih Allah." Para sahabat berkata: "Bukan itu yang kami tanyakan." beliau bersabda: "Apakah tentang bangsa Arab yang kalian tanyakan?" mereka menjawab: "Ya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang paling baik dari mereka dimasa jahiliyyah adalah orang yang paling baik dimasa Islam, jika mereka paham Islam." Demikian juga diriwayatkan oleh [Abu Usamah] dari ['Ubaidullah].

【209】

Shahih Bukhari 4322: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Al Hajjaj]: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin 'Umar An Numair]: Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Zaid Al Aili] dia berkata: Aku mendengar [Az Zuhri], aku mendengar ['Urwah bin Az Zubair] dan [Sa'id bin Al Musayyab] dan ['Alqamah bin Waqqash] dan ['Ubaidillah bin Abdullah] Dari cerita ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala orang yang memfitnahnya berkata kepadanya dengan semua isu (ghosip) yang mereka sebarluaskan. Lalu Allah menjelaskan akan terbebasnya dirinya dari tuduhan tersebut. Setiap orang menceritakan sebagian dari berita ghosip tersebut. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada 'Aisyah: "Jika kamu tidak melakukannya, maka Allah akan membebaskan kamu dari tuduhan tersebut, tapi jika kamu melakukan dosa, maka meminta ampunlah kepada Allah dan bertaubatlah." 'Aisyah berkata: "Demi Allah, aku tidak mendapatkan perumpamaan ini selain sebagaimana Abu Yusuf (Ya'qub) ketika berkata: {Maka lakukanlah kesabaran yang baik, itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan} (QS. Yusuf: 18). Kemudian Allah menurunkan ayat: {Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga}. (QS. An Nuur: 11). -hingga sepuluh ayat.-

【210】

Shahih Bukhari 4323: Telah menceritakan kepada kami [Musa] Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Hushain] dari [Abu Wail] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Masruq bin Al Ajda'] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ummu Rumman] yaitu Ummu 'Aisyah dia berkata: Ketika kami bersama 'Aisyah yang sedang menderita demam, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Semoga ada wahyu yang mengabarkan tentang 'Aisyah." Ummu Ruman berkata: "Ya." Lalu 'Aisyah duduk seraya berkata: "Perumpamaanku dengan kalian adalah seperti perkataannya Ya'qub kepada putra-putranya: {Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu: maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan}. (QS. Yusuf: 18).

【211】

Shahih Bukhari 4324: Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin 'Umar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Abu Wail] dari ['Abdullah bin Mas'ud] dia berkata: Mengenai firman Allah: {Marilah ke sini} (QS. Yusuf: 23). Ibnu Mas'ud berkata: Kami membacanya sesuai dengan yang telah diajarkan kepada kami. Arti Matswaahu: tempat tinggalnya. Arti Al Fayaa: keduanya mendapatkan. Sebagaimana perkataan Al Fau Aabaa`ahum: yakni mereka mendapatkan. Demikian juga dari Ibnu Mas'ud mengenai firman Allah: {Bahkan aku menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan kamu}. (QS. As Shafaat: 12).

【212】

Shahih Bukhari 4325: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu bahwa Ketika orang-orang Quraisy menangguhkan untuk memeluk Islam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendo'akan kebinasaan bagi mereka: "Ya Allah, tolonglah kami dalam menghadapi mereka dengan mengirimkan tujuh tahun (kelaparan) sebagaimana yang telah menimpa Yusuf. Maka kemudian mereka tertimpa tahun paceklik yang menghabiskan segala sesuatu hingga diantara mereka memakan tulang. Dan seseorang dari mereka ketika melihat ke langit, ia melihat antara dia dan langit seakan-akan terhalangi oleh asap (karena rasa lapar). Allah berfirman: {Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata}. (QS. Ad Dukhan: 10). Allah juga berfirman: {Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali ingkar}. (QS. Ad Dukhan: 15). Maka bagaimana adzab akan dihentikan pada hari kiamat, padahal telah berlalu bagi mereka kabut dan hantaman keras?.

【213】

Shahih Bukhari 4326: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Talid] Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Rahman bin Al Qasim] dari [Bakr bin Mudlar] dari ['Amru bin Al Harits] dari [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dan [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Rahmat Allah semoga terlimpah kepada Luth sungguh ia telah berlindung kepada keluarga yang kuat. Sekiranya aku masuk penjara dan mendekam selama mendekamnya Yusuf, tentu aku akan menuruti ajakan penggoda. Dan kita lebih berhak untuk meminta kemantapan dari pada Ibrahim ketika Allah berfirman kepadanya: {"Apakah kamu tidak beriman?" Ibrahim berkata: "Tentu aku sebenarnya telah beriman, akan tetapi agar hatiku lebih mantap"}. (QS. Al Baqarah: 260).

【214】

Shahih Bukhari 4327: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha Dia berkata kepadanya ketika Urwah bertanya mengenai firman Allah Ta'ala: {Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka)}. maka aku bertanya: "Apakah mereka 'kudzibuu' atau 'Kudzdzibuu' -dengan menggunakan tasydid-? 'Aisyah menjawab: "Mereka didustakan.' -dengan menggunakan tasydid-. Aku bertanya: "Sungguh mereka telah yakin bahwa kaumnya pasti akan mendustakannya, lalu apa yang dimaksud dengan persangkaan mereka?" 'Aisyah menjawab: "Ya, demi umurku, mereka telah yakin dengan hal itu." Aku pun berkata kepadanya: "(Tetapi dalam ini ayat disebutkan) dan mereka menyangka bahwa mereka telah didustakan?" 'Aisyah berkata: "Aku berlindung kepada Allah, para Rasul tidak pernah menyangka demikian terhadap Rabbnya." Aku bertanya: "Lalu apa maksud ayat ini?" 'Aisyah menjawab: "Merekalah para pengikut Rasul, yang telah beriman kepada Rabb mereka dan mempercayai para Rasul tersebut, namun ujian yang begitu panjang serta pertolongan tidak kunjung tiba kepada mereka. Maka maksud dari ayat: Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka). dari kaumnya yang mendustakan mereka, hingga mereka menyangka bahwa para pengikutnya telah mendustakan mereka, maka ketika itu datanglah kepada mereka pertolongan Allah. Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman]: Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Urwah] maka aku berkata: "Semoga maksudnya adalah 'Kudzibuu' (mereka di dustakan) -tanpa tasydid-." Maka ['Aisyah] berkata: "Aku berlindung kepada Allah." Seperti hadits sebelumnya.

【215】

Shahih Bukhari 4328: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Al Mundzir] Telah menceritakan kepada kami Ma'n dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari ['Abdullah bin Dinar] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kunci perkara ghaib itu ada lima, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dengan hari esok kecuali Allah. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalam rahim-rahim kecuali Allah. Tidak ada yang tahu kapan datangnya hujan kecuali Allah. Tidak ada seorangpun yang tahu dimana dia akan meninggal. Dan tidak ada yang tahu kapan terjadi hari kiamat kecuali Allah."

【216】

Shahih Bukhari 4329: Telah menceritakan kepadaku ['Ubaid bin Isma'il] dari [Abu Usamah] dari ['Ubaidillah] dari [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma dia berkata: Ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Beritahukan padaku suatu pohon yang mirip seorang muslim, daunnya tidak berguguran, dan ia tidak berbuah setiap waktu." Ibnu 'Umar berkata: Hatiku mengatakan bahwa pohon itu adalah pohon kurma. Aku melihat Abu Bakar dan 'Umar tidak berbicara sehingga aku tidak mau berbicara atau mengatakan apa pun. Tatkala para sahabat tidak ada yang menjawab sedikitpun, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Yaitu pohon kurma." Ketika kami sudah beranjak pergi, aku berkata kepada 'Umar: Wahai bapakku, dalam hatiku juga mengatakan bahwa itu adalah pohon kurma." Lalu ia berkata: "Kenapa kamu tidak mengatakannya tadi?" Ibnu 'Umar menjawab: "Aku melihat kalian semua tidak menjawab, maka aku pun tidak mau menjawab atau mengatakan sesuatu pun." Umar berkata: "Andai kamu mengatakannya, itu lebih aku sukai dari ini dan ini."

【217】

Shahih Bukhari 4330: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Alqamah bin Martsad] dia berkata: 'Aku mendengar [Sa'ad bin 'Ubaidah] dari [Al Bara' bin 'Azib] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang muslim apabila ditanya di dalam kubur, maka akan bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah. itulah firman Allah yang berbunyi: {Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat}. (QS. Ibrahiim: 27).

【218】

Shahih Bukhari 4331: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari ['Atha] dia mendengar [Ibnu 'Abbas] berkata Mengenai firman Allah: {Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran}, mereka adalah orang-orang kafir Makkah.

【219】

Shahih Bukhari 4332: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdillah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari ['Ikrimah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Apabila Allah menetapkan satu perkara di atas langit maka para malaikat mengepakkan sayap-sayap mereka karena tunduk kepada firman-Nya, seakan-akan rantai yang berada di atas batu besar. Ali dan yang lainya berkata: hal itu sebagaimana firman Allah: {Apabila hati mereka telah menjadi stabil, mereka berkata: 'Apa yang difirmankan Rabb kita?' mereka menjawab: 'Al Haq, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.'} Dan para pencuri berita langit (jin) mendengarkannya, (mereka bersusun) sebagian di atas sebagian yang lainnya. -Sufyan seraya memberikan isyarat dengan telunjuknya.- Para pencuri berita langit itu mencuri dengar kalimat lalu menyampaikannya kepada yang berada di bawahnya. Bisa jadi jin itu diterjang bintang sebelum menyampaikannya kepada yang di bawahnya hingga ia terbakar, kemudian mereka menyampaikanya kepada lisan dukun atau tukang sihir. Bisa jadi mereka tidak diterjang oleh bintang sehingga dapat menyampaikannya, kemudian dicampur dengan seratus kebohongan. Maka kalimat yang didengar bisa sesuai (cocok) dengan yang dari langit." Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Abdillah Telah menceritakan kepada kami Sufyan Telah menceritakan kepada kami 'Amru dari 'Ikrimah dari Abu Hurairah dia berkata: Apabila Allah memutuskan suatu perkara, -dan dia berkata dengan lafazh: 'kepada mulut tukang sihir.' Aku bertanya kepada Sufyan, Apakah kamu mendengar Amru berkata: Aku mendengar Ikrimah dia berkata: Aku mendengar Abu Hurairah?, Sufyan berkata: 'Ya.' Aku bertanya lagi kepada Sufyan Sesungguhnya orang-orang meriwayatkan dari kamu dari Amru dari Abu Hurairah secara marfu' bahwa ia berkata dengan lafazh: 'Furrigha' (bila telah selesai). Sufyan berkata: begitulah Amru membacanya, maka aku tidak tahu apakah dia mendengar Abu Hurairah membaca demikan atau tidak, dan itu menjadi bacaan kami.

【220】

Shahih Bukhari 4333: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] Telah menceritakan kepada kami [Ma'an] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari ['Abdullah bin Dinar] dari 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat beliau yang tengah melintasi hijr (tempat kaum Tsamud, pent.): "Jangan kalian memasuki kepada mereka yaitu kaum yang disiksa kecuali kalian menangis, bila kalian tidak menangis, jangan memasuki mereka, karena dikhawatirkan kalian akan tertimpa seperti yang menimpa mereka."

【221】

Shahih Bukhari 4334: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Khubaib bin 'Abdurrahman] dari [Hafsh bin 'Ashim] dari [Abu Sa'id bin Al Mu'alla] dia berkata: Ketika saya sedang shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lewat, lalu beliau memanggilku namun saya tidak mendatanginya sehingga shalat saya selesai. Kemudian aku menemuinya. Beliau bertanya: "Apa yang mengahalangimu untuk datang kepadaku?" Abu Sa'id menjawab: "Saya sedang shalat." Beliau bersabda: "Bukankah Allah telah berfirman: {Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu}. (QS. Al Anfal: 24). Lalu beliau bersabda: "Maukah saya ajarkan surat yang paling agung dalam Al Qur'an sebelum saya keluar dari masjid ini?". Abu Sa'id bin Al Mu'alla berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hendak pergi, saya mengingatkan beliau, lalu beliau bersabda: "Segala puji bagi Allah rabb semesta alam." (QS. Al Fatihah: 2), itu adalah termasuk Assab'u Al Matsani (tujuh ayat yang terulang-ulang) dan Al Qur'an yang agung yang diberikan kepadaku.

【222】

Shahih Bukhari 4335: Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi'b] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id Al Maqburi] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ummul Qur'an (Al Fatihah) adalah Assab'u Al Matsaani dan Al Qur'an yang agung."

【223】

Shahih Bukhari 4336: Telah menceritakan kepadaku [Ya'qub bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai firman Allah: {yaitu orang-orang yang telah menjadikan Al Qur'an itu terbagi-bagi}. (QS. Al Hijr: 91). Ibnu Abbas berkata: Mereka adalah ahlul kitab, mereka telah membagi Al Qur'an menjadi beberapa bagian, kemudian mereka beriman dengan sebagiannya dan kafir dengan sebagian yang lain.

【224】

Shahih Bukhari 4337: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] dari [Al A'masy] dari [Abu Zhabyan] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai firman Allah: {Sebagaimana Kami telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi Kitab Allah}. (QS. Al Hijr: 90). Ibnu Abbas berkata: "Mereka beriman dengan sebagiannya dan kafir dengan sebagian yang lain, mereka adalah Yahudi dan Nashrani."

【225】

Shahih Bukhari 4338: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Musa Abu 'Abdillah Al A'war] dari [Syu'aib] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa: "A'UUDZU BIKA MINAL BUKHLI WAL KASALI, WA ARDZALIL 'UMURI WA'ADZAABIL QABRI WAFITNATID DAJJAAL WAFITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT" (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekikiran, kemalasan, kepikunan, siksa kubur, fitnah Dajjal serta fitnah kehidupan dan kematian)."

【226】

Shahih Bukhari 4339: Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dia berkata: Aku mendengar ['Abdurrahman bin Yazid] dia berkata: Aku mendengar Ibnu Mas'ud radliyallahu 'anhu Dia berkata mengenai surat Bani Israil, Ashabul Kahfi, dan Maryam: Mereka adalah orang-orang terdahulu, dan surat-surat itu sudah lama aku membacanya. Adapun arti {Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka}. (QS. Al Israa: 51). Ibnu Abbas berkata: yaitu menggerak-gerakkannya. Yang lainnya berkata: 'Naghadlat Sinnuka.' Yakni: gigimu bergerak-gerak.

【227】

Shahih Bukhari 4340: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Yunus]: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] Telah menceritakan kepada kami ['Anbasah] Telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: [Ibnu Al Musayyab] dia berkata: [Abu Hurairah] berkata: Pada malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di isra'kan di Iliya, dihidangkan kepada beliau dua bejana: khamer dan susu. Lalu beliau memandangi keduanya seraya mengambil bejana yang berisi susu. Jibril pun berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjukimu kepada fitrah, sekiranya engkau mengambil khamer maka umatmu tersesat."

【228】

Shahih Bukhari 4341: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab], [Abu Usamah] berkata: Aku mendengar Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ketika orang-orang Quraisy mendustakan perjalananku ke Baitil Maqdis, saya berdiri di Hijr Isma'il, lalu Allah menampakkan Baitul Maqdis kepadaku hingga saya memberi tahu kepada mereka tentang tanda-tandanya, dan saya dapat melihatnya." [Ya'qub bin Ibrahim] menambahkan: Telah menceritakan kepada kami [anak saudaraku yaitu Ibnu Syihab] dari [pamannya]: Tatkala orang-orang Quraisy mendustakanku pada hari aku di isra'kan ke baitul maqdis, dengan Hadits yang serupa. Arti Qashifan, (QS. Al Isra: 69), yaitu angin yang menghancurkan segala sesuatu.

【229】

Shahih Bukhari 4342: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah mengabarkan kepada kami [Manshur] dari [Abu Wail] dari ['Abdullah] dia berkata: Pada masa jahiliyah kami biasa mengatakan bagi suatu kaum apabila mereka berjumlah banyak, dengan perkataan: Bani Fulan banyak anaknya. Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata dengan lafazh: 'Amara.'

【230】

Shahih Bukhari 4343: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] Telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Hayyan At Taimi] dari [Abu Zur'ah bin 'Amru bin Jarir] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wa salam diberi sepotong daging maka beliau pun mengangkat lengannya, dan beliau menyukai daging itu, hingga beliau menggigitnya. Setelah itu beliau bersabda: "Aku pemimpin manusia pada hari kiamat, tahukah kalian kenapa? Allah akan mengumpulkan semua manusia dari yang pertama hingga yang akhir dalam satu tanah lapang, seorang penyeru akan menyeru mereka, pandangan menembus mereka dan matahari mendekat, duka dan kesusahan manusia sampai pada batas yang tidak mampu mereka pikul. Orang-orang saling berkata satu sama lain: 'Apa kalian tidak melihat yang telah menimpa kalian, apakah kalian tidak melihat siapa yang memberi kalian syafa'at kepada Rabb kalian'. Orang-orang saling berkata satu sama lain: 'Hendaklah kalian menemui Adam.' Mereka menemui Adam lalu berkata: 'Engkau adalah bapak seluruh manusia, Allah menciptakanmu dengan tanganNya, meniupkan ruh-Nya padamu dan memerintahkan para malaikat lalu mereka sujud padamu, berilah kami syafa'at kepada Rabbmu, apa kamu tidak lihat kondisi kami, apa kamu tidak melihat yang menimpa kami?' Adam berkata kepada mereka: 'Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu Ia melarangku mendekati pohon tapi aku durhaka. Oh diriku, Oh diriku, Oh diriku. Pergilah pada selainku, pergilah ke Nuh.' Mereka mendatangi Nuh lalu berkata: 'Hai Nuh, engkau adalah rasul pertama untuk penduduk bumi, Allah menyebutmu hamba yang sangat bersyukur, berilah kami syafa'at kepada Rabbmu, apa kamu tidak lihat kondisi kami, apa kamu tidak melihat yang menimpa kami?', Nuh berkata kepada mereka: 'Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah berdoa keburukan untuk kaumku, Oh diriku, Oh diriku, Oh diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke Ibrahim.' Mereka mendatangi Ibrahim lalu berkata: 'Wahai Ibrahim, engkau nabi Allah dan kekasihNya dari penduduk bumi, berilah kami syafa'at kepada Rabbmu, apa kamu tidak lihat kondisi kami, apa kamu tidak melihat yang menimpa kami?', Ibrahim berkata kepada mereka: 'Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah berdusta tiga kali -Abu Hayyan menyebut ketiga-tiganya dalam hadits ini- oh diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke Musa.' Mereka menemui Musa lalu berkata: 'Wahai Musa, engkau utusan Allah, Allah melebihkanmu dengan risalah dan kalamNya atas seluruh manusia, berilah kami syafa'at kepada Rabbmu, apa kamu tidak lihat kondisi kami, apa kamu tidak melihat yang menimpa kami?', Musa berkata kepada mereka: 'Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, dulu aku pernah membunuh jiwa padahal aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya, oh diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku, pergilah ke 'Isa.' Mereka mendatangi 'Isa lalu berkata: 'Hai 'Isa, engkau adalah utusan Allah, kalimatNya yang disampaikan ke Maryam, ruh dariNya, engkau berbicara pada manusia saat masih berada dalam buaian, berilah kami syafa'at kepada Rabbmu, apa kamu tidak lihat kondisi kami, apa kamu tidak melihat yang menimpa kami?' 'Isa berkata kepada mereka: 'Rabbku saat ini benar-benar marah, Ia tidak pernah marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pernah seperti itu sesudahnya, namun ia tidak menyebut dosanya, oh diriku, diriku, diriku, pergilah ke selainku, pergilah ke Muhammad.' Mereka mendatangi Muhammad lalu berkata: 'Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah, penutup para Nabi, dosamu yang telah lalu dan yang kemudian telah diampuni, berilah kami syafa'at kepada Rabbmu, apa kamu tidak melihat kondisi kami.' Lalu aku pergi hingga sampai di bawah 'Arsy, aku tersungkur sujud pada Rabbku 'azza wa jalla, lalu Allah membukakan bagiku kalimat-kalimat pujian dan sanjungan yang indah kepadaNya, kalimat yang belum pernah disampaikan pada seorang pun sebelumku, kemudian dikatakan: 'Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah pasti kamu diberi, berilah syafa'at nicaya kamu diizinkan untuk memberi syafa'at.' Maka aku mengangkat kepalaku, aku berkata: 'Wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku, wahai Rabb, ummatku.' Ia berkata: 'Hai Muhammad, masukkan orang yang tidak dihisab dari ummatmu melalui pintu-pintu surga sebelah kanan dan mereka adalah sekutu semua manusia selain pintu-pintu itu.' Setelah itu beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, jarak antara dua daun pintu-pintu surga seperti jarak antara Makkah dan Himyar atau seperti jarak antara Makkah dan Bashrah."

【231】

Shahih Bukhari 4344: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Nashr] Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dimudahkan bagi Dawud untuk membaca, dia pernah menyuruh orang untuk memasangkan pelana pada tunggangannya, dan dia membaca Al Qur'an terlebih dahulu sebelum pelananya selesai dipasangkan pada tunggangannya."

【232】

Shahih Bukhari 4345: Telah menceritakan kepadaku ['Amru bin 'Ali] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepadaku [Sulaiman] dari [Ibrahim] dari [Abu Ma'mar] dari ['Abdullah] Mengenai firman Allah: {Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka}. (QS. Al Isra: 57). Abdullah berkata: Sebagian orang menyembah bangsa Jin. Lalu bangsa jin tersebut masuk Islam, sedangkan orang yang menyembahnya tetap pada keyakinan mereka. [Al Asyaj] menambahkan dari [Sufyan] dari [Al A'masy] yaitu firman Allah: {Katakanlah: "Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah}. (QS. Al Isra: 56).

【233】

Shahih Bukhari 4346: Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Khalid] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Ibrahim] dari [Abu Ma'mar] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu Mengenai firman Allah: {Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka}. (QS. Al Isra: 57). Abdullah berkata: 'Sebagian kelompok dari bangsa Jin disembah manusia. Lalu bangsa jin tersebut masuk Islam.'

【234】

Shahih Bukhari 4347: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari ['Ikrimah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu Mengenai ayat {Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia} (QS. Al Isra: 60) ia mengatakan: Ia adalah mimpi yang diperlihatkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam beliau diIsra'kan ke Baitul Maqdis, {dan pohon yang dilaknat} yaitu pohon Zaqqum.

【235】

Shahih Bukhari 4348: Telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrazzaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dan [Ibnu Al Musayyab] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Keutamaan shalat berjama'ah dari shalat sendirian adalah dua puluh lima derajat, dan malaikat malam dan malaikat siang berkumpul ketika shalat subuh." lalu Abu Hurairah berkata: Jika kalian mau bacalah: {dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)}. (QS. Al Isra: 78).

【236】

Shahih Bukhari 4349: Telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Aban] Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Adam bin 'Ali] dia berkata: Aku mendengar Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma berkata: Sesungguhnya pada hari kiamat kelak manusia akan menjadi bangkai. Setiap umat akan mengikuti Nabinya hingga mereka saling berkata: "Wahai Fulan, berilah aku syafa'at. wahai fulan, berilah aku syafa'at." Sampai akhirnya mereka mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Itulah hari ketika Allah membangkitkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada kedudukan yang terpuji.

【237】

Shahih Bukhari 4350: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Ayyasy] Telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Abu Hamzah] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang membaca ketika mendengar adzan: ALLAHUMMA ROBA HADZIHID DA'WATIT TAAMMAH, WAS SHALAATIL QOO-IMAH AATI MUHAMMADANIL WASIILATA WAL FADHIILAH WAB'ATSHU MAQOOMAN MAHMUUDANIL LADZII WA'ADTAH (Ya Allah pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat yang didirikan berilah Muhammad wasilah dan keutamaan dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan padanya) melainkan ia akan mendapatkan syafa'atku pada hari kiamat." Diriwayatkan oleh [Hamzah bin Abdullah] dari [Bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【238】

Shahih Bukhari 4351: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Najih] dari [Mujahid] dari [Abu Ma'mar] dari 'Abdullah bin Mas'ud radliyallahu 'anhu dia berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk Makkah, di sekeliling Ka'bah terdapat tiga ratus enam puluh berhala, lalu Nabi memecahkannya dengan tongkat yang berada di tangannya seraya mengucapkan firman Allah: {Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap}. (QS. Al Isra: 81). {Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi}. (QS. Saba': 49)

【239】

Shahih Bukhari 4352: Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh bin Ghiyats] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu dia berkata: ketika aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam disuatu ladang sementara beliau tengah bersandar, tiba-tiba beberapa orang Yahudi lewat, lalu sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain: "Tanyakan padanya tentang ruh." dikatakan: "Bagaimana pendapat kalian?" Sebagian mereka berkata: "Jangan sampai ia meminta kalian mendatangkan sesuatu yang kalian sendiri tidak menyukainya." Mereka berkata: "Bertanyalah padanya." Maka mereka pun bertanya kepada beliau tentang ruh. Tetapi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diam dan tidak menjawab apa pun terhadap pertanyaan mereka. Sehingga aku pun tahu beliau sedang diberi wahyu, maka aku berdiri dari tempatku. Saat wahyu turun, beliau bersabda: "{Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: 'Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit}." (QS. Al Israa`: 85).

【240】

Shahih Bukhari 4353: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] Telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai firman Allah: {dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya} (QS. Al Israa: 110). Ibnu Abbas berkata: Ayat ini turun ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sembunyi-sembunyi di Makkah. Apabila beliau mengimami shalat para sahabatnya, beliau mengeraskannya saat membaca Al Qur'an. Tatkala orang-orang musyrik mendengarkan hal itu, mereka mencela Al Qur'an, mencela yang menurunkannya dan yang membawakannya. Maka Allah Ta'ala berfirman kepada NabiNya shallallahu 'alaihi wa sallam: {Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu} maksudnya adalah dalam bacaanmu sehingga orang-orang musyrik mendengarnya dan mereka mencela Al Qur'an. {Dan janganlah pula merendahkannya} dari para sahabatmu sehingga mereka tidak dapat mendengarkan Al Qur'an. {Maka carilah jalan tengah di antara kedua itu}.

【241】

Shahih Bukhari 4354: Telah menceritakan kepadaku [Thalq bin Ghannam] Telah menceritakan kepada kami [Zaidah] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha dia berkata: "Ayat itu turun berkenaan dengan do'a."

【242】

Shahih Bukhari 4355: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'ad] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Ali bin Husain] bahwa [Hushain bin 'Ali] mengabarkan kepadanya dari 'Ali radliyallahu 'anhu bahwa Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mendatangi dia dan Fathimah lalu beliau bertanya: "Tidakkah kalian shalat (malam)?" makna RAJMAN BIL GHAIB, (Al Kahfi: 22) yaitu: belum nampak. FURUTHAA (QS. Al Kahfi: 28), artinya: Nadaman (penyesalan). SURADIQUHA (QS. Al Kahfi: 28), artinya: seperti tenda dan kamar yang di kelilingi paviliyun. YUHAWIRU (QS. Al Kahfi: 34, 37), berasal dari kata Muhawarah. LAKINNA HUWALLAHU RABBI (QS. Al Kahfi: 38), maksudnya: Tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku. -dengan membuang alif dan menggabungkan dua nun.-

【243】

Shahih Bukhari 4356: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Dinar] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Jubair] dia berkata: Saya berkata kepada Ibnu Abbas bahwasanya Nauf Al Bikali menganggap bahwa Musa yang menyertai Nabi Khidhir bukanlah Musa yang berada di tengah kaum Bani Israil. Ibnu Abbas berkata: Berdustalah musuh Allah. Telah menceritakan kepadaku [Ubay bin Ka'ab] bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Suatu ketika Nabi Musa berdiri untuk berkhutbah di hadapan kaum Bani israil. Setelah itu, seseorang bertanya kepadanya: 'Hai Musa, siapakah orang yang paling banyak ilmunya?' Nabi Musa menjawab: 'Akulah orang yang paling banyak ilmunya.' Oleh karena itu, Allah sangat mencela Nabi Musa. Karena ia tidak menyadari bahwa ilmu yang diperolehnya itu adalah pemberian Allah. Lalu Allah mewahyukan kepada Musa: 'Sesungguhnya ada seorang hamba-Ku yang lebih banyak ilmunya darimu dan ia sekarang berada di pertemuan dua lautan.' Nabi Musa bertanya: 'Ya Rabb, bagaimana caranya saya dapat bertemu dengannya?' Dijawab: 'Bawalah seekor ikan di dalam keranjang dari daun kurma. Manakala ikan tersebut lompat, maka di situlah hambaKu berada.' Kemudian Musa pun berangkat ke tempat itu dengan ditemani seorang muridnya yang bernama Yusya' bin Nun. Nabi Musa sendiri membawa seekor ikan di dalam keranjang yang terbuat dari daun kurma. Keduanya berjalan kaki menuju tempat tersebut. Ketika keduanya sampai di sebuah batu besar, maka keduanya pun tertidur lelap. Tiba-tiba ikan yang berada di dalam keranjang tersebut berguncang keluar, lalu masuk ke dalam air laut. lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu, (Al Kahfi: 61). 'Allah telah menahan air yang dilalui ikan tersebut, hingga menjadi terowongan. Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanannya siang dan malam. Rupanya murid Nabi Musa lupa untuk memberitahukannya. Pada pagi harinya, Nabi Musa berkata kepada muridnya: 'Bawalah makanan kita kemari! Sesungguhnya kita merasa letih karena perjalanan kita ini.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: 'Belum berapa jauh Musa melewati tempat yang diperintahkan untuk mencarinya, muridnya berkata: 'Tahukah Anda tatkala kita mencari tempat berlindung di batu besar tadi, maka sesungguhnya saya lupa menceritakan tentang ikan itu dan tidak ada yang membuat saya lupa untuk menceritakannya kecuali setan, sedangkan ikan tersebut mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.' Musa berkata: 'Itulah tempat yang sedang kita cari.' Lalu keduanya kembali mengikuti jalan mereka semula. 'Kemudian keduanya menelusuri jejak mereka semula.' Setelah keduanya tiba di batu besar tadi, maka mereka melihat seorang laki-laki yang sedang tertidur berselimutkan kain. Lalu Nabi Musa mengucapkan salam kepadanya. Nabi Khidhir bertanya kepada Musa: 'Dan dari manakah salam di negerimu?' Musa berkata: 'Saya adalah Musa.' Nabi Khidhir bertanya: 'Musa Bani Israil.' Nabi Musa menjawab: 'Ya.' Musa berkata kepada Khidhir: 'Aku mendatangimu agar engkau mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?' Nabi Khidhir menjawab: 'Sesungguhnya sekali-kali kamu tidak akan sanggup dan sabar bersamaku.' Wahai Musa, sesungguhnya aku memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang Dia ajarkan kepadaku tapi tidak diajarkannya kepadamu, dan kamu memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah, yang Allah ajarkan kepadamu tapi aku tidak mengetahuinya. Musa berkata: {Insya Allah kamu akan mendapatiku sebagai orang yang sabar dan aku pun tidak akan menentangmu dalam suatu urusan pun}. Maka Khidhir berkata kepadanya: {Jika kamu ingin mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan sesuatu hingga aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu}. Kemudian Musa dan Khidhir berjalan menyusuri pantai. Tak lama kemudian ada sebuah perahu yang lewat. Lalu keduanya meminta tumpangan perahu. Ternyata orang-orang perahu itu mengenal Nabi Khidhir, hingga akhirnya mereka mengangkut keduanya tanpa meminta upah. Ketika keduanya berlayar dengan perahu tersebut, tidak ada yang mengejutkan Musa kecuali Nabi Khidhir telah mencabut salah satu papan di bagian perahu itu dengan kampak. Maka Musa pun berkata kepadanya: 'Mereka ini adalah orang-orang yang mengangkut kita tanpa meminta upah, tetapi kamu malah melubangi perahu mereka {Untuk kamu tenggelamkan penumpangnya. Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar. Khidhir menjawab: 'Bukankah telah aku katakan kepadamu bahwasanya kamu sekali-kali tidak akan sabar ikut bersamaku.' Musa berkata: 'Janganlah kamu menghukumku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebaniku dengan suatu kesulitan dalam urusanku.' Berkata: Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Dan kesalahan pertama dari Musa adalah karena terlupa." Berkata: Kemudian datang seekor burung kecil dan hinggap di sisi perahu lalu mematuk air laut untuk minum satu kali patukan. Maka Khadlir berkata kepadanya: "Ilmuku dan ilmumu bila dibandingkan dengan ilmu Allah tidaklah seberapa kecuali seperti (air yang bisa terambil) dari patukan burung ini dengan paruhnya terhadap air lautan. Tak lama kemudian, keduanya pun turun dari perahu tersebut. Ketika keduanya sedang berjalan-jalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang sedang bermain dengan teman-temannya yang lain. Kemudian, Nabi Khidhir segera memegang dan membekuk kepala anak kecil itu dengan tangannya hingga menemui ajalnya. Dengan gusarnya Nabi Musa berupaya menghardik Nabi Khidhir: 'Mengapa kamu bunuh jiwa yang tak berdosa, sedangkan anak kecil itu belum pernah membunuh? Sungguh kamu telah melakukan perbuatan yang munkar?' Khidhir berkata: 'Bukankah sudah aku katakan bahwasanya kamu tidak akan mampu untuk bersabar dalam mengikutiku.' Dan ini melebihi dari yang sebelumnya. Musa berkata: 'Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu setelah ini, maka janganlah kamu perbolehkan aku untuk menyertaimu. Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur (maaf) kepadaku.' Selanjutnya Nabi Musa dan Khidhir melanjutkan perjalanannya. Ketika keduanya tiba di suatu negeri, maka mereka pun meminta makanan dari penduduk negeri tersebut, tetapi penduduk negeri itu tidak mau melayani mereka. Lalu keduanya mendapatkan sebuah dinding rumah yang hampir roboh. Rasulullah bersabda: 'Dinding itu miring, lalu tembok itu ditegakkan oleh Khidhir dengan tangannya.' Musa berkata kepada Khidhir: 'Penduduk negeri yang kita datangi ini tidak mau memberi kita makan dan juga tidak mau melayani kita. Kalau kamu mau, sebaiknya kamu minta upah dari hasil perbaikan dinding rumah tersebut.' Khidhir berkata: 'Inilah perpisahan antara aku dan kamu.' Sampai perkataanya: 'Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kita lebih senang jika Musa dapat bersabar, hingga Allah akan menceritakan kisah keduanya kepada kita dengan lebih panjang lagi. Sa'id bin Zubair berkata: Ibnu Abbas pernah membaca: 'Di depan mereka ada seorang penguasa yang merampas setiap perahu yang bagus.' dan dia juga membaca: 'Adapun anak kecil yang dibunuh itu adalah kafir sedangkan kedua orang tuanya mukmin.'

【244】

Shahih Bukhari 4357: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] bahwa [Ibnu Juraij] Telah mengabarkan kepada mereka, dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Ya'la bin Muslim] dan ['Amru bin Dinar] dari [Sa'id bin Jubair] salah satu dari mereka menambahkan yang lainnya, aku mendengarnya bercerita dari Sa'id bin Jubair dia berkata: Sesungguhnya pada suatu saat aku berada di sisi Ibnu 'Abbas di rumahnya. Lalu ia berkata: "Bertanyalah kepadaku". maka aku berkata: "Wahai Ibnu 'Abbas semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu, sungguh di Kufah ada seseorang yang bercerita, ia biasa di panggil Nauf, ia menganggap bahwa Musa yang berada di tengah kaum Bani Israil bukanlah Musa yang menyertai Nabi Khidhir." Sedangkan [Amru] berkata kepadaku: Ibnu Abbas berkata: "Berdustalah musuh Allah". sedangkan [Ya'la] berkata kepadaku: bahwa [Ibnu Abbas] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ubay bin Ka'ab], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Musa adalah Utusan Allah, suatu hari Nabi Musa 'Alaihis Salam berdiri untuk mengingatkan kaum Bani israil, hingga semua mata mencucurkan airnya dan semua hati pun merasa terharu. Setelah itu, seseorang bertanya kepadanya: "Wahai utusan Allah, Apakah dibumi ini ada orang lain yang lebih berilmu darimu?" Nabi Musa menjawab: "Tidak ada". Oleh karena itu, Allah sangat mencela Musa. Karena ia tidak mengembalikan ilmu itu kepada Allah. Lantas ada suara "Bahkan ada". Musa bertanya: "Wahai Rabb-ku dimana orang itu?" "Ia berada di pertemuan dua lautan". Nabi Musa bertanya: "Wahai Rabb-ku, berikan aku tanda-tanda agar dapat mengenalinya?". Amru berkata kepadaku: "Allah berfirman: 'di tempat seekor ikan memisahkan diri darimu". Sedangkan [Ya'la] berkata kepadaku: "Allah berfirman: 'Ambillah Nun yang sudah mati hingga ditiupkan ruh padanya". Maka musa mengambilnya dan menempatkannya di dalam keranjang, kemudian dia berkata kepada pembantunya, aku tidak membebanimu kecuali engkau memberitahukan kepadaku tempat ikan tersebut memisahkan diri darimu. Maka pembantunya menjawab: "Engkau tidak membebaniku dengan sesuatu yang berat". Yang demikian itu adalah firman Jalla Dzikruh: {Dan ketika Musa berkata kepada pembantunya}. Yaitu Yusa bin Nun. Sedangkan riwayat selain dari Sa'id menerangkan: Ketika mereka berada di bayang-bayang batu besar di tempat yang airnya mengalir, pada saat itu ikan yang ada di dalam keranjang melompat-lompat, sedang Musa tertidur. Maka pembantunya berkata: "Aku tidak akan membangunkannya sampai ia bangun sendiri", tetapi pembantunya rupanya lupa untuk memberitahukan kepada Musa sehingga ikan itu melompat-lompat hingga keluar dari keranjang dan terjebur ke laut. Tapi Allah subhanahu wa ta'ala menahan laju air laut itu, sehingga bekas laju ikan tersebut terbentuk. Sedangkan menurut ['Amru] dengan redaksi: "Seakan-akan bekasnya itu di atas batu", kemudian dia melingkarkan dua ibu jarinya dan dua jari lainnya (hingga membentuk seperti lubang). Firman Allah subhanahu wata'ala: {(Musa berkata) Sesungguhnya kita sudah letih karena perjalanan kita ini}. Pembantunya berkata: "Allah telah menghilangkan kelelahan darimu". Dan redaksi ini bukan dari riwayat Sa'id. Kemudian mereka berdua kembali dan mereka menemukan Khidir. [Utsman bin Abi Sulaiman] berkata kepadaku: "Di atas permadani hijau di tengah-tengah laut". Sedang [Sa'id bin Jubair] menerangkan: "Berselimutkan baju yang salah satu ujung bajunya diletakkan di bawah kedua kakinya, dan ujung lainnya di bawah kepalanya". Maka Musa mengucapkan salam kepadanya dan Khidir menyingkap wajahnya dan menjawab: "Apakah di bumiku keselamatan? Siapa anda?" Musa menjawab: "Saya Musa". Khidir bertanya: "Musa bani Isra'il?" Nabi Musa menjawab: "Ya". Khidir bertanya lagi: "Apa keperluanmu?" Musa menjawab: "Aku mendatangimu agar engkau mengajarkan kepadaku ilmu-ilmu yang diajarkan kepadamu". Khidir berkata: "Apakah tidak cukup dengan Taurat di tanganmu? Dan wahyu pun turun kepadamu wahai Musa. Sesungguhnya aku memiliki ilmu yang tidak layak bagimu untuk mengetahuinya, dan kamu pun memiliki ilmu yang tidak layak bagiku untuk mengetahuinya". Tiba-tiba seekor burung menukik dengan paruhnya mengambil setetes air di tengah laut. Khidlir melanjutkan: "Demi Allah ilmumu dan ilmuku tidak ada apa-apanya dengan ilmu Allah kecuali seperti burung ini yang menukik dengan paruhnya mengambil setetes air di tengah laut". Sehingga ketika mereka menaiki perahu mereka berdua menemukan kapal kecil yang mengantarkan penduduk yang berada di tepi pantai ini menuju ke tepi pantai lainnya, dan rupanya mereka mengenali Khidlir maka mereka berkata: "Hamba Allah yang shaleh". Ya'la berkata: Kami bertanya kepada Sa'id: "Khidlir?", ia menjawab: "Ya". Maka mereka berkata: kami membawanya dengan tidak mengambil upah. Tetapi Khidlir membakarnya dan melubanginya, maka Musa bertanya kepadanya: {kenapa kamu membakarnya untuk menenggelamkan penumpangnya. Sungguh kamu telah melakukan sesuatu yang sangat berbahaya}. Mujahid menerangkan: Perbuatan mungkar. Allah berfirman: {Bukankah aku telah berkata kepadamu: bahwasanya kamu tidak akan mampu untuk bersabar bersamaku?} ini merupakan kejadian pertama tentang lupanya Musa terhadap perjanjian awalnya, sedang yang pertengahan adalah syarat, sedang yang ketiga adalah kesengajaan. Allah berfirman: {Musa berkata: "janganlah kamu menghukumku karena kelupaanku, dan janganlah kamu membebani aku dengan kesulitan dalam urursanku}. Kemudian mereka berjumpa dengan seorang anak kecil, maka Khidlir membunuhnya. Ya'la berkata: menurut versi Sa'id, dengan redaksi: anak-anak kecil yang sedang bermain, kemudian Khidlir mengambil seorang anak kecil yang kafir, kemudian dia membaringkannya dan menyembelihnya dengan pisau. Allah berfirman: {maka (Musa) berkata: "apakah kamu membunuh jiwa yang suci (padahal dia) tidak (membunuh) jiwa"}. Jiwa itu tidak melakukan perbuatan keji. Dan Ibnu Abbas membacanya dengan lafazh: "Zakiyyatan" sedang dalam Mushhaf tertulis “Zaakiyatan” yang suci lagi muslim, sebagaimana perkataanmu: ghulaaman zakiyyan. Kemudian keduanya bergegas pergi, (di tengah perjalanan mereka) menemukan tembok yang hendak roboh, maka Khidlir menegakkannya kembali. Menurut riwayat [Sa'id] dengan redaksi: dengan tangannya, seperti ini. Dia mengangkat tangannya dan meluruskannya. [Ya'la] berkata: aku mengira Sa'id berkata: maka dia mengusapnya dengan tangannya, sehingga menjadi tegak berdiri. Allah berfirman: {(musa berkata:) sekiranya kamu mau, maka kamu dapat mengambil upah dari itu}. Sa'id menjelaskan: "Upah yang dapat kita makan". Allah berfirman: {dan di belakang mereka} dan di hadapan mereka. Sedang [Ibnu Abbas] membacanya dengan lafazh: amamahum malikun. Para perawi selain dari Sa'id menjelaskan, bahwa (raja tersebut) adalah Hudad bin Budad, sedang anak kecil yang di bunuh namanya Jaisur. Allah berfirman: {seorang raja yang merampas setiap perahu secara paksa}. Maka aku ingin jika perahu ini melewatinya, raja tersebut meninggalkannya karena terdapat cacat di perahu tersebut. Maka apabila mereka dapat melewatinya mereka dapat membenahinya dan dapat memanfa'atkannya kembali. Dan diantara mereka ada yang berkata: tutuplah dengan botol, dan diantara mereka ada yang berkata: tutuplah dengan Al Qaar. Allah berfirman: {dan kedua orang tuanya adalah mu'min} sedang anaknya kafir, Allah berfirman {maka kami khawatir dia akan memaksa kedua orang tuanya untuk berbuat kesesatan dan kekafiran}. Kecintaan kepadanya akan mendorong keduanya untuk mengikuti anak tersebut dalam agamanya. Allah berfirman: {maka kami ingin Rabb kedua orang tua itu menggantikan anak tersebut dengan yang lebih baik dan lebih suci} sebagai jawaban pertanyaan Musa: {Apakah kamu membunuh jiwa yang suci?} {dan lebih dalam kasih sayang} keduanya kepada anaknya lebih sayang dari keduanya terhadap yang pertama yang telah di bunuh oleh Khidlir. Sedangkan perawi selain Sa'id mengklaim bahwa keduanya di berikan ganti dengan seorang anak perempuan. Sedangkan Daud bin Abi 'Ashim berkata: dari beberapa orang berpendapat bahwa (penggantinya) adalah seorang anak perempuan.

【245】

Shahih Bukhari 4358: Telah menceritakan kepadaku [Qutaibah bin Sa'id] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Sufyan bin 'Uyainah] dari ['Amru bin Dinar] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata: "Saya telah berkata kepada [Ibnu Abbas] bahwasanya Nauf Al Bikali mengatakan bahwa Musa 'Alaihis Salam yang berada di tengah kaum Bani Israil bukanlah Musa yang menyertai Nabi Khidhir." Ibnu Abbas berkata: Berdustalah musuh Allah. Telah menceritakan kepada kami [Ubay bin Ka'ab] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Suatu ketika Nabi Musa 'Alaihis Salam berdiri untuk berkhutbah di hadapan kaum Bani israil. Setalah itu, seseorang bertanya kepadanya: 'Siapakah orang yang paling banyak ilmunya?' Nabi Musa menjawab: 'Akulah orang yang paling banyak ilmunya.' Rasulullah berkata: Oleh karena itu, Allah sangat mencela Musa. Karena ia tidak mengembalikan ilmu kepada Allah. Lalu Allah mewahyukan kepada Musa: 'Bahkan ada seorang hamba dari hamba-hamba Ku yang berada di pertemuan dua lautan, dia lebih banyak ilmunya darimu.' Nabi Musa 'Alaihis Salam bertanya: 'Ya Tuhan, bagaimana caranya saya dapat bertemu dengan hambaMu itu?' Dijawab: 'Bawalah seekor ikan di dalam keranjang dari daun kurma. Dimana saja kamu kehilangan ikan tersebut, maka ikutilah (jejaknya semula).' Rasulullah berkata: Kemudian Musa pun berangkat dengan ditemani seorang muridnya yang bernama Yusya' bin Nun dan mereka membawa seekor ikan. Ketika keduanya sampai di sebuah batu besar, maka keduanya pun beristirahat disisi batu tersebut. Berkata: Maka Musa menyandarkan kepalanya kemudian tertidur lelap. Sufyan berkata: Dan pada hadits selain hadits Amru, dia berkata: Dan di dasar batu tersebut terdapat sumber mata air yang dinamakan Al Hayat, dimana tidaklah sesuatu pun menyentuh airnya melainkan akan menjadi hidup. Kemudian sebagian air dari mata air itu pun jatuh mengenai ikan tersebut. Berkata: Maka ikan itu bergerak dan melompat keluar dari keranjang, lalu masuk ke dalam air laut. Ketika Musa terbangun dari tidurnya, {berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah kemari makanan kita."} (QS. Al Kahfi: 62) Perawi berkata: Dan tidaklah Musa merasa lelah melainkan setelah melewati tempat yang diperintahkan untuk mencarinya. Muridnya yakni Yusya bin Nun berkata kepadanya: {"Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu"}. Perawi berkata: Kemudian mereka kembali mengikuti jejak mereka semula, hingga mereka sampai di laut. Jalan yang dilalui ikan tersebut tampak seperti terowongan. Hal itu membuat muridnya kagum adanya terowongan yang dilalui oleh ikan. Perawi berkata: Setelah keduanya tiba di batu besar tadi, maka mereka melihat seorang laki-laki yang sedang tertidur berselimutkan kain. Lalu Nabi Musa mengucapkan salam kepadanya. Nabi Khidhir bertanya kepada Musa: 'Dari manakah salam di negerimu?' Musa berkata: 'Saya adalah Musa.' Nabi Khidhir bertanya: 'Musa Bani Israil?' Nabi Musa menjawab: 'Ya.' Musa melanjutkan: 'Bolehkah aku mengikutimu agar kamu dapat mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?' Nabi Khidhir berkata kepada Musa: 'Wahai Musa, sesungguhnya kamu mendapatkan sebagian ilmu Allah yang diajarkanNya kepadamu yang tidak aku ketahui dan aku mendapatkan sebagian ilmu Allah yang diajarkanNya kepadaku yang kamu tidak ketahui.' Musa berkata kepada Khidhir: 'Tapi saya akan mengikutimu.' Nabi Khidhir menjawab: {"Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".} (QS. Al Kahfi: 70). Kemudian Musa dan Khidhir berjalan menusuri pantai. Tak lama kemudian ada sebuah perahu yang melintas. Ternyata orang-orang di perahu itu mengenal Khidhir, hingga akhirnya mereka mengangkut keduanya tanpa meminta upah.' Dikatakan: Tanpa imbalan lalu keduanya naik ke atas perahu tersebut. Perawi berkata: Lalu seekor burung hinggap di sisi perahu kemudian mencelupkan paruhnya ke air laut. Maka Khidlir berkata kepada Musa: 'Tidaklah ilmu kamu dan ilmu saya serta ilmu seluruh makhluq dibandingkan ilmu Allah melainkan hanya seperti air yang didapatkan burung ini dengan paruhnya'. Kemudian Musa terkejut dengan apa yang dilakukan Khidlir ketika dia mengambil kapak lalu melubangi perahu yang ditumpanginya. Maka Musa berkata kepadanya: 'Mereka ini adalah orang-orang yang mengangkut kita tanpa meminta upah, tetapi mengapa kamu malah melubangi perahu mereka {untuk kamu tenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah mendatangkan perkara}'. (QS. Al Kahfi: 71) Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan hingga berjumpa dengan seorang anak kecil yang sedang bermain dengan anak-anak lainnya, kemudian Khidhir memegang kepala anak itu lalu memotong kepala anak kecil itu. Musa pun berkata kepada Khidhir: {"Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar". Khidhr berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?"} hingga firmanNya {tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh.} (QS. Al Kahfi: 74-77) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Dinding itu miring (sambil memberi isyarat dengan tangannya) lalu ditegakkan oleh Khidhir.' Musa berkata kepada Khidhir: 'Sesungguhnya kita memasuki desa ini tetapi penduduk desa ini tidak mau menjamu kita dan tidak juga memberi kita makan {"Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu". Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya."} (QS. Al Kahfi: 77-78) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: 'Sebenarnya kita lebih senang jika Musa dapat sedikit bersabar, hingga kisah Musa dan Khidhir bisa diceritakan kepada kita dengan lebih panjang lagi. Sa'id bin Zubair berkata: 'Ibnu Abbas membacakan ayat Al Qur'an yang artinya: 'Di depan mereka ada seorang penguasa yang merampas setiap perahu yang bagus. Dan adapun 'Anak kecil yang dibunuh Nabi Khidhir itu adalah kafir.'

【246】

Shahih Bukhari 4359: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] dari [Mush'ab bin Sa'ad] dia berkata: Aku bertanya kepada Bapakku mengenai firman Allah: {Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"} apakah mereka orang Haruriy (nama sebuah desa kaum khawarij)? Bapakku menjawab: Bukan, mereka adalah Yahudi dan Nashrani. Adapun orang-orang Yahudi, mereka telah mendustakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Sedangkan Nashrani mereka telah mengingkari Surga. Mereka mengatakan: didalamnya tidak ada makanan dan minuman. Adapun Haruriy {Mereka adalah orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh} Dan Sa'ad menamakan mereka sebagai orang-orang yang fasik.

【247】

Shahih Bukhari 4360: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] Telah mengabarkan kepada kami [Al Mughirah bin 'Abdurrahman] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh pada hari kiamat akan datang seseorang yang berbadan gemuk namun di sisi Allah timbangannya tidak dapat melebihi berat sayap seekor nyamuk. Bacalah ayat: {dan kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari kiamat} (QS. Al Kahfi: 105). Dan dari [Yahya bin Bukair] dari [Al Mughirah bin Abdurrahman] dari [Abu Az Zinad] dengan Hadits yang serupa.

【248】

Shahih Bukhari 4361: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh bin Ghiyats] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] Telah menceritakan kepada kami [Abu Shalih] dari Abu Sa'id Al Khudri radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kematian didatangkan pada hari kiamat seperti kambing kelabu. Kemudian dikatakan: 'Wahai penduduk surga'. maka mereka melihat dengan mendongak, lalu dikatakan: 'Apa kalian mengetahui ini?' mereka menjawab: 'Ya, itu adalah kematian.' Dan semuanya telah melihatnya. Kemudian dikatakan kepada penduduk neraka: 'Wahai penghuni neraka, apa kalian mengetahui ini?' Mereka melihat dengan mendongak, mereka menjawab: 'Ya, itu adalah kematian.' Dan semuanya telah melihatnya. Lalu kematian itu disembelih. Setelah itu dikatakan: 'Wahai penduduk surga, kekal tidak ada kematian dan wahai penduduk neraka, kekal tidak ada kematian'." Setelah itu beliau membaca: {Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus dan mereka dalam kelalaian}. (QS. Maryam: 39). Merekalah penduduk dunia yang lalai {dan mereka tidak beriman}.

【249】

Shahih Bukhari 4362: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Dzar] dia berkata: Aku mendengar [ayahku] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Jibril: "Mengapa engkau tidak sering lagi mengunjungiku sebagaimana biasanya?" Lalu turunlah ayat: {Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. kepunyaan-Nyalah apa-apa yang ada di hadapan kita, dan apa-apa yang ada di belakang kita}. (QS. Maryam: 64).

【250】

Shahih Bukhari 4363: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masruq] dia berkata: Aku mendengar [Khabbab] dia berkata: Aku menemui Al 'Ash bin Wail As Sahmi untuk menuntut hakku padanya lalu ia mengatakan: "Aku tidak akan memberikannya sehingga kamu kafir terhadap Muhammad." Maka kukatakan: "Tidak, sampai kamu mati dan dibangkitkan kembali." Dia berkata: "Apakah jika aku mati akan dibangkitkan kembali?" Aku menjawab: "Ya." Dia berkata: "Sesungguhnya aku masih memiliki harta dan anak karena itu akan aku bayarkan padamu." Maka turunlah ayat ini: {Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan: "Pasti aku akan diberi harta dan anak"}. (QS. Maryam: 77). Diriwayatkan oleh [Ats Tsauri], [Syu'bah], [Hafsh], [Abu Mu'awiyah] dan [Waki'] dari [Al A'masy].

【251】

Shahih Bukhari 4364: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] Telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masruq] dari [Khabbab] dia berkata: Aku adalah seorang pandai besi di Makkah, dan aku membuatkan sebilah pedang untuk Al Ash bin Wa'il As Sahmi. Tatkala aku mendatanginya untuk menagih bayarannya, dia berkata: "Aku tidak akan membayarkannya sampai kamu mendustakan Muhammad." Khabab berkata: "Demi Allah, aku tidak akan mendustakan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sampai kamu dimatikan Allah kemudian kamu dibangkitkan kembali." Al Ash bin Wa'il berkata: "Kalau begitu tunggulah sampai aku mati dan dibangkitkan kembali hingga aku diberi harta dan anak, maka aku akan membayarmu". Maka Allah menurunkan ayat: {Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat kami dan ia mengatakan: "Pasti aku akan diberi harta dan anak. Adakah ia melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?}. (QS. Maryam: 77-78). Khabab berkata: Yaitu ikatan janji. Namun [Al Asyja'i] tidak menyebutkan lafazh 'saif' (pedang) dan 'Mautsiq' (perjanjian).

【252】

Shahih Bukhari 4365: Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Khalid] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] Aku mendengar [Abu Adl Dluha] bercerita dari [Masruq] dari [Khabbab] dia berkata: Pada masa Jahiliyah aku adalah seorang pandai besi, dan Al Ash bin Wa'il mempunyai hutang kepadaku. Khabab berkata: Maka aku datang kepadanya untuk menagihnya, namun dia berkata: "Aku tidak akan membayarkannya sampai kamu mendustakan Muhammad." Khabab berkata: "Demi Allah, aku tidak akan mendustakan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sampai kamu dimatikan Allah kemudian kamu dibangkitkan kembali." Al Ash bin Wa'il berkata: "Kalau begitu tunggulah sampai aku mati dan dibangkitkan kembali hingga aku diberi harta dan anak, maka aku akan membayarmu". Maka turunlah ayat ini: {Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat kami dan ia mengatakan: "Pasti aku akan diberi harta dan anak}. (QS. Maryam: 77).

【253】

Shahih Bukhari 4366: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masruq] dari [Khabbab] dia berkata: Aku adalah seorang pandai besi yang bekerja untuk Al Ash bin Wa'il, ketika aku datang untuk menagih gajiku, dia berkata: "Tidak, demi Allah aku tidak akan membayarkannya sampai kamu mendustakan Muhammad." Khabab berkata: "Demi Allah, aku tidak akan mendustakan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sampai kamu mati kemudian kamu dibangkitkan kembali." Al Ash bin Wa`il berkata: "Apabila aku mati dan dibangkitkan serta dapat kembali kepada harta dan anakku, maka baru aku akan membayarmu!" Khabbab berkata: Maka turunlah ayat: {Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat kami dan ia mengatakan: "Pasti aku akan diberi harta dan anak. Adakah ia melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah? sekali-kali tidak, Kami akan menulis apa yang ia katakan, dan benar-benar Kami akan memperpanjang azab untuknya, dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu, dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri}. (QS. Maryam: 77-80).

【254】

Shahih Bukhari 4367: Telah menceritakan kepada kami [Ash Shalt bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Mahdi bin Maimun] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sirin] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Adam dan Musa bertemu, Musa berkata kepada Adam: 'Wahai Adam, engkaulah orang yang telah mencelakakan manusia dan mengeluarkan mereka dari Surga'. Lalu Adam ganti berkata kepada Musa: 'Wahai Musa, bukankah Allah telah memilihmu dengan risalah dan kalam-Nya (diajak bicara secara langsung), dan Allah juga telah menurunkan kepadamu Taurat?' Musa menjawab: 'Ya.' Adam berkata lagi: Bukankah kamu mendapatkan di dalamnya bahwa hal itu telah ditetapkan kepadaku sebelum aku diciptakan?' Musa menjawab: 'Ya.' Beliau bersabda: "Maka Adam dapat mengalahkan Musa."

【255】

Shahih Bukhari 4368: Telah menceritakan kepadaku [Ya'qub bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Rauh] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang ke Madinah, orang-orang Yahudi sedang berpuasa pada hari 'Asyura. Lalu beliau bertanya kepada mereka, mereka menjawab: "Ini adalah hari ketika Musa dapat mengalahkan Fir'aun". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat: "Kita lebih berhak atas Musa dari mereka, maka berpuasalah kalian."

【256】

Shahih Bukhari 4369: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin An Najjar] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau berkata: "Musa pernah mendebat Adam, Musa berkata kepada Adam: 'Wahai Adam, engkaulah orang yang telah mencelakakan manusia dan mengeluarkan mereka dari Surga.' Lalu Adam ganti berkata kepada Musa: 'Wahai Musa, Bukankah Allah telah memilihmu dengan risalah dan kalam-Nya (diajak bicara secara langsung), maka kenapa kamu mencelaku atas suatu perkara yang telah dicatat dan di takdirkan kepadaku sebelum aku diciptakan?' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Maka Adam dapat mengalahkan Musa."

【257】

Shahih Bukhari 4370: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dia berkata: Aku mendengar ['Abdur Rahman bin Yazid] dari ['Abdullah] dia berkata: Bani Israil, Al Kahfi, Maryam, Thahaa, Al Anbiya, mereka adalah generasi terdahulu, dan ia adalah surat-surat yang sudah lama aku baca. Qatadah berkata: arti 'Judzadzan' adalah: Ibrahim memotong-motong berhala-berhala itu. Dan Al Hasan berkata: 'Fi Falakin' artinya seperti ujung roda. Yasbahuun, artinya: Berputar. Ibnu Abbas berkata: Nafasat artinya menggembala diwaktu malam. Yusbahuun artinya di larang. Umatukum Ummatan Waahidatan, dia berkata: agama yang satu. Ikrimah berkata: Hashabun artinya kayu dari Habasyi. Yang lainnya berkata: Ahassuu, artinya beranggapan. Khaadimiin artinya bertempat tinggal.

【258】

Shahih Bukhari 4371: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Mughirah bin An Nu'man] -salah seorang syaikh dari Nakha.- dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah seraya bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian dikumpulkan menuju Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan masih berkulup (belum dikhitan), {Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti kami tepati: Sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya}". (QS. Al Anbiyaa`: 104) kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya orang pertama yang diberi pakaian pada hari kiamat adalah Ibrahim. Ketahuilah, sesungguhnya beberapa orang dari ummatku akan didatangkan lalu mereka diambil ke golongan kiri. Maka aku berkata: 'Wahai Rabb, itu sahabatku'. Dikatakan: 'Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka buat-buat sepeninggalmu'. Lalu aku mengucapkan seperti perkataan seorang hamba shalih: {Aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka namun tatkala Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau Maha menyaksikan terhadap segala sesuatu}. (QS. Al Maa`idah: 117) lalu dijawab: 'Mereka senantiasa kembali ke belakang (murtad) sejak kau tinggalkan mereka'."

【259】

Shahih Bukhari 4372: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] Telah menceritakan kepada kami [Abu Shalih] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah Azza Wa Jalla pada hari kiamat berfirman: 'Wahai Adam'. Lalu Adam berkata: 'Aku penuhi panggilan-Mu dan kebahagian ada di tangan-Mu wahai Rabb. Lalu dikatakan dengan suara: 'Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk mengeluarkan dari keturunanmu ba'tsun naar (utusan-utusan ke neraka)'. Adam berkata: 'Ya Rabb, apa yang Engkau maksud Ba'tsunnar (utusan-utusan neraka) itu?' Allah berfirman: 'Setiap seribu ambillah sembilan ratus sembilan puluh sembilan.'" Beliau bersabda: "Maka pada saat itu wanita yang hamil gugur kandungannya, anak kecil akan beruban, {dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya}. (QS. Al Hajj: 2)." hal itu sangat terasa berat bagi umat manusia, hingga wajah mereka berubah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sembilan ratus sembilan puluh sembilan itu adalah dari Ya'juj dan Ma'juj dan satu orangnya dari kalian. Adapun kalian pada hari kiamat dalam bandingan seluruh manusia seperti selembar bulu hitam pada kulit sapi yang berwarna putih. Atau beliau mengatakan: seperti selembar bulu putih pada kulit sapi yang berwarna hitam. Dan sungguh aku berharap kalian menjadi seperempat dari penduduk Surga". Maka kami (para sahabat) bertakbir. Kemudian beliau bersabda: "Aku berharap kalian adalah sepertiga dari penduduk surga". Maka kami (para sahabat) bertakbir. Kemudian beliau bersabda: "Sungguh aku berharap kalian adalah setengah dari penduduk surga". para sahabat pun bertakbir kembali. [Abu Usamah] berkata dari Al A'Masy mengenai firman Allah: {Dan kalian melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka tidak mabuk}. Dia berkata: "Setiap dari seribu, terdapat sembilan ratus sembilan puluh sembilan". Jarir, [Isa bin Yunus] dan [Abu Mu'awiyah] berkata: Dengan lafazh {Sakraa wamaahum bi sakraa}. (Bukan 'sukaara').

【260】

Shahih Bukhari 4373: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Al Harits] Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Israil] dari [Abu Hashin] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Berkenaan dengan firman Allah: {Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi}. (QS. Al Hajj: 11), bahwa dulu ada seseorang yang datang ke Madinah, apabila istrinya melahirkan seorang bayi dan kudanya beranak maka dia mengatakan: "Ini agama yang baik". Dan jika istrinya tidak melahirkan demikian juga kudanya, maka dia mengatakan: "Ini adalah agama yang buruk".

【261】

Shahih Bukhari 4374: Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Hasyim] dari [Abu Mijlaz] dari [Qais bin 'Ubad] dari Abu Dzar radliyallahu 'anhu bahwa Ia pernah bersumpah sesungguhnya ayat ini: {Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka}. (QS. Al Hajj: 19). Ayat ini turun berkenaan dengan Hamzah dan kedua sahabatnya serta Utbah dan kedua sahabatnya pada hari perang Badar. Diriwayatkan oleh [Sufyan] dari [Abu Hasyim]. Dan 'Utsman berkata: dari Jarir dari Manshur dari Abu Hasyim dari Abu Mijlaz perkataannya.

【262】

Shahih Bukhari 4375: Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] Telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir bin Sulaiman] dia berkata: Aku mendengar [Bapakku] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abu Mijlaz] dari [Qais bin 'Ubad] dari 'Ali bin Abu Thalib radliyallahu 'anhu dia berkata: Pada hari kiamat aku adalah orang yang pertama kali bertekuk lutut di hadapan Allah untuk sebuah perdebatan. Qais berkata: dan berkenaan dengan mereka turunlah ayat: {Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka}. Qais berkata: mereka adalah orang-orang yang berperang pada hari perang Badar. Yaitu Ali, Hamzah, Ubaidah bin Harits, Syaibah bin Rabi'ah, Utbah bin Rabi'ah dan Al Walid bin Utbah.

【263】

Shahih Bukhari 4376: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Az Zuhri] dari [Sahl bin Sa'ad] bahwa 'Uwaimir menemui 'Ashim bin 'Adi pemimpin Bani 'Ajlan dan berkata: "Apa pendapatmu tentang seorang lelaki yang memergoki lelaki lain tengah bersama istrinya, haruskah ia membunuh lelaki itu atau bagaimana? Tolong tanyakan permasalahan ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam atas namaku". Maka Ashim menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: "Wahai Rasulullah". Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menyukai pertanyaan itu. Ketika Uwaimir bertanya kepada Ashim perihal jawaban Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atas persoalan itu, ia menjawab: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menyukai pertanyaan tersebut dan menganggapnya sangat memalukan". Kemudian 'Uwaimir berkata: "Demi Allah, aku tidak akan berhenti sampai aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai persoalan itu". Lalu 'Uwaimir menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Rasulullah, seorang lelaki mendapati lelaki lain tengah bersama istrinya, haruskah ia membunuh lelaki itu atau bagaimana?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Allah telah menurunkan ayat yang berhubungan dengan persoalanmu di dalam Al Qur'an." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan mereka berdua melakukan mulaa'anah (saling bersumpah atas tuduhannya) sesuai yang telah disebutkan Allah dalam kitab-Nya. Maka 'Uwaimir melakukan mulaa'anah dengan istrinya. Kemudian 'Uwaimir berkata: "Wahai Rasulullah, jika aku menahannya maka aku telah berbuat zhalim terhadapnya". Maka ia menceraikan istrinya, dan perceraian itu kemudian menjadi tradisi bagi mereka yang saling melakukan mulaa'anah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Lihatlah! Seandainya ia (istri Uwaimir) melahirkan seorang bayi hitam dengan mata hitam yang lebar dan dalam, pantat besar dan kaki yang gemuk, maka aku akan berpendapat bahwa 'Uwaimir berkata benar. Tetapi jika ia melahirkan seorang bayi berkulit kemerahan mirip tokek maka kita berpendapat bahwa 'Uwaimir berkata dusta". Di kemudian hari ia melahirkan bayi yang ciri-cirinya seperti disebutkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang membuktikan kebenaran pengakuan 'Uwaimir. Maka untuk selanjutnya anak itu dinisbahkan kepada ibunya.

【264】

Shahih Bukhari 4377: Telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin Daud Abu Ar Rabi'] Telah menceritakan kepada kami [Fulaih] dari [Az Zuhri] dari [Sahl bin Sa'ad] bahwa Seorang lelaki menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika seseorang menemukan lelaki lain tengah bersama istrinya apakah ia harus membunuh lelaki itu atau bagaimana?" Maka Allah menurunkan ayat berkenaan dengah hal itu yang disebutkan di dalam Al Qur'an yaitu hendaknya saling mulaa'anah (bersumpah). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Urusanmu dan istrimu telah diputuskan di dalam Al Qur'an." Sahal berkata: maka keduanya saling bermulaa'anah dan aku sendiri menyaksikannya di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian ia menceraikan istrinya, dan begitulah perceraian kemudian menjadi tradisi bagi mereka yang saling melakukan mulaa'anah. Setelah itu istrinya hamil, dan suaminya tidak mengakuinya sebagai anaknya. Akhirnya anaknya dinasabkan kepada ibunya. Maka kemudian menjadi ketetapan di dalam sunnah anak dan ibu itu bisa saling mewarisi sesuai yang telah Allah tetapkan kepada istrinya.

【265】

Shahih Bukhari 4378: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Hisyam bin Hassan] Telah menceritakan kepada kami 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas bahwa Hilal bin Umayyah menuduh istrinya melakukan zina dengan Syarik bin Sahma dan membawa persoalan tersebut kehadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bawalah bukti yang menguatkan (empat orang saksi) atau kamu akan dihukum cambuk dipunggungmu". Hilal berkata: "Wahai Rasulullah, jika salah seorang dari kita melihat seorang laki-laki lain bersama istrinya, haruskah ia mencari saksi?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Bawalah bukti yang menguatkan (empat orang saksi) atau kamu yang akan dihukum cambuk dipunggungmu". Hilal kemudian berkata: "Demi Zat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku berkata benar dan Allah akan mewahyukan kepadamu yang menyelamatkan punggungku dari hukuman cambuk". Maka Jibril turun menyampaikan wahyu Allah kepada Nabi: {Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina)} Rasulullah membacanya sampai pada {jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar}. (QS. An Nuur: 6-9). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pergi lalu mengutus utusan untuk menjemput istrinya. Kemudian Hilal pun datang lalu bersumpah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah mengetahui bahwa salah seorang dari kalian berdusta, maka siapakah diantara kalian yang akan bertaubat?" Kemudian istri Hilal berdiri lalu bersumpah, dan ketika ia akan mengucapkan sumpah yang kelima, mereka menghentikannya dan berkata: Sumpah kelima itu akan membawa laknat kepadamu (jika kamu bersalah). Ibnu Abbas berkata: Ia pun tampak ragu melakukannya sehingga kami berfikir bahwa ia akan menyerah. Namun kemudian istri Hilal berkata: "Aku tidak akan menjatuhkan kehormatan keluargaku". Maka ia melanjutkan mengambil sumpah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata: "Perhatikanlah ia, jika ia melahirkan seorang bayi dengan mata hitam, berpantat besar, dan kaki yang gemuk, maka bayi itu adalah anak Syarik bin Sahma". Di kemudian hari ia melahirkan bayi yang ciri-cirinya seperti itu. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kalau bukan karna ketetapan yang telah lalu dari kitab Allah tentu aku dan dia memiliki urusan (yakni menegakkan hukum had atas perempuan itu)".

【266】

Shahih Bukhari 4379: Telah menceritakan kepada kami [Muqaddam bin Muhammad bin Yahya] Telah menceritakan kepada kami pamanku [Al Qasim bin Yahya] dari ['Ubaidullah] -dia telah mendengar darinya- dari [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ada seorang lelaki meli'an (menuduh) isterinya dan tidak mengakui janin yang dikandungnya adalah anaknya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan keduanya untuk saling mulaa'anah (saling bersumpah) sebagaimana firman Allah. Kemudian Rasulullah memutuskan anaknya milik sang istri dan memisahkan suami istri yang saling mulaa'anah.

【267】

Shahih Bukhari 4380: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha Mengenai firman Allah: {Dan orang yang berandil besar (dalam memfitnah Aisyah)}. (QS. An Nuur: 11), 'Aisyah berkata: Yaitu Abdullah bin Ubay bin Salul.

【268】

Shahih Bukhari 4381: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dan [Sa'id bin Al Musayyab] dan ['Alqamah bin Waqqash] dan ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] Dari cerita 'Aisyah radliyallahu 'anha istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tatkala orang yang memfitnahnya menyebarkan ghosip tentangnya dengan segala yang mereka katakan, Allah menjelaskan akan terbebasnya ia dari tuduhan tersebut. Sekelompok orang menceritakan tentangku sehimpunan-sehimpunan, sebagian mereka menerima cerita kejadian tersebut dari sebagian yang lain, sehingga kisah tersebut seolah-olah menjadi kuat, hingga saya hafal perkataan dari setiap yang mereka ceritakan kepadaku dan sebagian cerita membenarkan yang lain. Dari Urwah ia menceritakan kepadaku dari Aisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: bahwa Apabila Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam hendak berpergian, beliau mengundi di antara isteri-isterinya. Barangsiapa yang keluar undiannya, dialah yang ikut pergi bersama Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam." Aisyah berkata: "Kemudian beliau mengundi di antara kami pada suatu peperangan dan keluarlah undian anak panahku, sehingga aku pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kejadian tersebut setelah diturunkannya ayat tentang hijab. Lalu saya dibawa di sekedupku. Di tengah perjalanan, saya turun hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah selesai dari sebuah peperangan dan beliau pun kembali ke Madinah. Pada suatu malam saya berada bersama kelompok kaum muslimin. Tatkala mereka tertidur, saya bangun dan berjalan hingga aku mendahului mereka. Setelah saya selesai menunaikan urusanku, saya kembali bergabung dengan kelompok kaum muslimin. Tatkala saya meraba dadaku, ternyata kalungku yang berasal dari Zhafar, Yaman, putus. Maka saya kembali dan mencari kalungku, pencarian itu membuatku terlambat. Dan, sekelompok orang yang membawa sekedupku telah berangkat, mereka berjalan dengan meletakkan sekedupku di atas untaku yang biasa saya kendarai. Mereka mengira bila aku sudah berada di dalamnya." Aisyah berkata: "Tatkala itu, isteri-isteri beliau kurus-kurus dan ringan, karena tidak pernah makan daging. Tetapi, mereka hanya memakan makanan ringan. Sehingga, tidak ada orang yang curiga terhadap beratnya sekedup tersebut, ketika mereka berjalan dan mengangkatnya. Terlebih, kala itu aku masih kecil. Akhirnya mereka pun membawa unta-untanya dan berjalan (meneruskan perjalanan). Saya mendapatkan kalungku tatkala bala tentara telah berlalu. Sehingga, ketika saya mendatangi tempat duduk mereka, tidak ada seorang pun yang memanggil dan tidak ada pula orang yang menjawab. Lalu saya kembali ke tempat dudukku yang semula saya jadikan tempat duduk. Saya berharap akan ada suatu kaum (dari tentara kaum muslimin) yang menemukanku dan kembali menjemputku. Tatkala saya duduk di tempat dudukku, saya merasa ngantuk dan tertidur. Sedangkan Shafwan bin Mu'atthal Assulami dan orang-orang Dzakwan tinggal di belakang pasukan (memeriksa bila ada yang ketinggalan). Mereka berjalan diawal malam dan di pagi harinya mereka sampai di tempat dudukku. Shafwan bin Al Mu'atthal Assulami melihat ada seseorang yang masih tertidur, maka dia mendatangiku dan dia telah mengenaliku tatkala dia melihatku. Karena, dia telah melihatku sebelum diwajibkan memakai hijab atasku. Seketika saya terbangun dan saya mendengar dia beristirja' (mengucapkan, inna lillahi wa inna ilaihi raaji'un) tatkala ia mengetahuiku. Saya langsung menutupi wajahku dengan jilbabku. Demi Allah, dia tidak berbicara sepatah kata pun dan saya sama sekali tidak mendengar satu patah kata pun kecuali kata istirja'nya. Akhirnya ia pun merundukkan untanya dan saya pun menaikinya. Lalu ia pergi dan menuntun unta (yang saya naiki) hingga kami berhasil menyusul pasukan kaum muslimin setelah mereka berisitirahat di pantai Azhzhariah. Celakalah orang yang telah berburuk sangka pada urusanku. Ketika itu, orang yang paling mendalangi issue ghosip itu adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Akhirnya, saya pun sampai di Madinah. Setelah kedatangan kami, saya mendadak sakit hampir selama satu bulan, sementara orang-orang terus larut membicarakan tuduhan (yang ditujukan kepadaku), padahal aku tidak sedikit pun merasa melakukan hal itu. Sehingga, beliau pun meragukan sakitku. Saya tidak lagi merasakan kelembutan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang pernah aku lihat darinya sebelumnya. Tatkala aku sakit, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk dan memberi salam seraya bertanya: "Bagaimana denganmu?" Seolah-olah tatkala itu beliau meragukanku, sementara saya tidak merasa telah melakukan kejelekan tersebut. Setelah saya merasa mulai sembuh, saya keluar bersama Ummu Misthah ke tempat tertutup untuk buang air, kami tidak pernah keluar kecuali di malam hari hingga malam lagi. Tempat tertutup tersebut dibuat di dekat rumah-rumah kami. Urusan kami seperti para pendahulu orang-orang Arab, kami biasa membuat tempat tertutup untuk buang air di rumah. Kemudian saya dan Ummu Misthah -dia adalah anak perempuannya Abi Ruhmi bin Al Muththalib bin Abdi Manaf dan ibunya adalah anak perempuannya Shakhri bin Amir, bibinya Abu Bakr Ash Shidiq dan anaknya adalah Misthah bin Utsabah bin Abbad bin Al Muththalib- kembali ke rumahku setelah urusan kami selesai. Tatkala itu, Ummu Misthah terpeleset karena menginjak atau terjerat kainnya. Ketika itu ia berkata: "Celaka Misthah." Saya bertanya kepadanya: "Alangkah jeleknya apa yang telah kamu katakan, engkau mencela orang yang telah ikut perang Badar." Dia berkata: "Ya, apakah kamu tidak mendengar apa yang dia katakan?" saya berkata: "Apa yang telah dia katakan?" maka dia mengabarkan kepadaku dengan perkataan orang-orang yang menuduhku. Tatkala itu saya bertambah sakit dan ketika saya kembali ke rumahku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemuiku dan mengucapkan salam. Kemudian beliau bersabda: "Bagaimana keadaanmu?" Saya berkata: "Apakah engkau mengizinkanku untuk mendatangi kedua orang tuaku?" ia berkata: "Ketika itu saya ingin meyakinkan kabar tersebut dari mereka berdua. Akhirnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengizinkanku. Lalu saya mendatangi kedua orang tuaku, saya bertanya kepada ibuku: "Wahai ibuku, apa yang sedang dibicarakan oleh orang-orang?" ia menjawab: "Wahai anakku, semoga urusanmu dimudahkan, demi Allah, tidaklah seorang wanita yang jelas-jelas bersama lelaki yang mencintainya sedang laki-laki tersebut memiliki isteri lainnya, kecuali mereka akan memperbanyak tuduhan atas diri wanita tersebut." ia berkata: "Maha Suci Allah, apakah ini yang dibicarakan oleh orang-orang?" ia berkata: "Pada malam itu juga aku menangis, hingga di pagi harinya air mataku tidak lagi bisa mengalir karena habis dan saya tidak berselak ketika tidur. Ketika di pagi harinya, saya terus menangis. Dan, ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Ali bin Abi Thalib dan Usamah bin Zaid untuk mengajak keduanya bermusyawarah dalam rangka memisahkan isterinya selama wahyu belum turun." Aisyah berkata: "Adapun Usamah bin Zaid, dia memberi saran kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan apa yang ia ketahui yaitu jauhnya isteri beliau dari perbuatan tersebut dan apa yang ia ketahui dari hakikat kecintaannya kepada beliau. Usamah berkata: 'Wahai Rasulullah! Mereka adalah isteri-isterimu, kami tidak mengetahui kecuali kebaikan semata.' Adapun Ali bin Abi Thalib, ia berkata: "Allah Azza wa jalla tidak akan memberi kesempitan kepadamu dan wanita selainnya masih banyak. Dan sungguh, jika engkau bertanya kepada budakmu, pasti dia akan jujur'." Aisyah berkata: "Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Barirah, beliau bertanya: "Wahai Barirah! Apakah engkau melihat ada sesuatu yang meragukan bagimu dari diri Aisyah?" Barirah menjawab: "Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, jika saya melihat pada dirinya suatu hal yang kurang beres, sungguh itu tak lebih hanyalah ketika ia masih kecil umurnya, yang ia ketiduran dari menunggu adonan tepung di keluarganya, lantas ada binatang jinak datang dan menyantapnya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri dan meminta argumentasi dari seorang lelaki yang bernama Abdullah bin Ubai bin Salul. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di atas mimbar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai seluruh kaum muslimin, siapakah yang mau memberiku argumentasi dari seorang lelaki yang telah menyakiti keluargaku. Sungguh demi Allah, saya tidak mengetahui sesuatupun dari keluargaku kecuali kebaikan semata. Mereka telah menceritakan mengenai seorang lelaki yang saya tidak mengetahui dari dirinya kecuali kebaikan. Dan tidaklah ada orang yang menemui isteriku kecuali ia bersamaku." Sa'ad bin Mu'adz Al Anshari berkata: "Wahai Rasulullah! aku akan menolongmu. Baiklah, bila yang menyebarkan isu itu dari bani Aus, akan aku penggal lehernya, sebaliknya bila berasal dari saudara kami dari bani Khazraj, silahkan engkau perintahkan kami sehingga kami laksanakan perintahmu." Seketika itu juga Sa'ad bin Ubadah -dia adalah pemimpin dari bani Khazraj, ia adalah seorang lelaki yang shalih. Hanya saja, ia masih memiliki sikap fanatis- berkata kepada Sa'ad bin Mu'adz: "Demi Allah, engkau tidak akan bisa membunuhnya dan tidak akan mampu untuk membunuhnya." Maka berdirilah Usaid bin Hudlair dan dia adalah keponakan Sa'ad bin Mu'adz, ia berkata kepada Sa'ad bin Ubadah: "Engkau bohong, sungguh kami akan membunuhnya karena kamu seorang yang munafik yang memperdebatkan orang-orang munafik." Keadaan pun semakin memanas antara bani Aus dan Khazraj, hingga mereka ingin saling bunuh membunuh sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masih tetap berdiri di atas mimbar. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menenangkan mereka, hingga mereka terdiam dan beliau pun terdiam. Pada hari itu, aku pun menangis hingga air mataku habis dan aku tidak memakai celak tatkala tidur. Malam berikutnya, aku masih menangis hingga air mataku habis dan aku tidak memakai celak ketika tidur. Kedua orang tuaku mengira tangisanku akan dapat membahayakan hatiku. Aisyah berakta: "Lalu keduanya duduk di sisiku sementara saya masih terus menangis. Ketika itu, ada seorang wanita Anshar yang meminta izin kepadaku untuk menemuiku, aku pun mengizinkannya. Ia pun duduk dan ikut menangis bersamaku. Tatkala kami dalam kondisi seperti itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk menemui kami, beliau mengucapkan salam lantas beliau duduk." Ia berkata: "Beliau tidak pernah duduk di sisiku selama satu bulan, sejak wahyu tidak diturunkan kepadanya mengenai urusanku." Ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersaksi, seraya mengucapkan salam sambil duduk. beliau bersabda: "Amma ba'd, Wahai Aisyah, sesungguhnya telah sampai kepadaku berita begini dan begini, sungguh jika engkau terlepas dari hal itu karena tidak melakukannya, semoga Allah Azza wa jalla menjauhkanmu. Adapun jika kamu melakukan dosa tersebut, minta ampunlah kepada Allah dan bertaubatlah kepada-Nya. Karena seorang hamba yang mengakui dosanya kemudian bertaubat maka Allah akan menerima taubatnya." Aisyah berkata: "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai berkata, air mataku semakin deras mengalir hingga tidak terasa lagi tetesan air mata tersebut." Saya berkata kepada ayahku: "Jawablah apa yang telah dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai diriku." Ayahku berkata: "Saya tidak tahu, demi Allah, saya tidak akan berbicara kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Lalu saya berkata kepada ibuku: "Jawablah apa yang telah dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai diriku!" ibuku berkata: "Demi Allah, saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Aisyah berkata: saya berkata: "Saya adalah seorang gadis yang masih kecil usianya, saya tidak banyak membaca Al Qur'an. Demi Allah, sungguh aku mengetahui engkau telah mendengar hal ini hingga kamu merasa mantap dan percaya terhadap hal itu. Bila toh aku katakan kepada kalian bahwa aku jauh dari perbuatan tersebut dan Allah Azza wa jalla Maha Mengetahui bila aku jauh dari perbuatan tersebut, kalian juga tidak akan percaya terhadap hal itu. Jika saya mengaku kepada kalian dengan suatu perkara, sedang Allah Azza wa jalla Maha Mengetahui bahwa aku jauh dari perbuatan tersebut, kalian pasti akan mempercayaiku. Demi Allah, sungguh tidak ada perkataan antara diriku dengan kalian kecuali sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Yusuf: 'Sabar itu adalah baik dan Allah adalah tempat meminta pertolongan terhadap apa yang kalian tuduhkan'." Aisyah berkata: "Kemudian saya merubah posisiku, aku berbaring di atas ranjangku." Ia berkata: "Demi Allah, ketika itu saya mengetahui bahwa aku jauh dari perbuatan tersebut, dan Allah Azza wa jalla akan menjauhkanku karena aku jauh dari perbuatan tersebut. Akan tetapi, demi Allah, saya tidak mengira akan turun wahyu pada perkaraku. Dan sungguh, aku merasakan perkaraku terasa lebih sepele daripada Allah Azza wa jalla berfirman padaku dengan suatu wahyu yang dibacakan. Tetapi, saya hanya berharap supaya pada mimpinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diperlihatkan bahwa Allah Azza wa jalla menjauhkan diriku dari perbuatan tersebut." Aisyah berkata: "Demi Allah, tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari majelisnya, dan tidak ada seorang pun yang keluar dari penghuni rumah tersebut hingga Allah Azza wa jalla menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya. Sehingga, kondisi beliau berubah sebagaimana perubahan yang biasa terjadi tatkala wahyu turun, keringat beliau terus mengucur padahal hari itu adalah musim dingin. Hal itu karena begitu beratnya firman yang telah diturunkan kepadanya." Aisyah berkata: "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendapat kabar gembira tersebut, beliau tertawa dan kalimat yang pertama kali beliau katakan ketika itu adalah: "Kabar gembira wahai Aisyah! Allah Azza wa jalla telah menjauhkanmu dari perbuatan tersebut." Kemudian ibuku berkata kepadaku: "Berdirilah kepadanya." Aku berkata: "Demi Allah, aku tidak akan berdiri kepadanya dan aku tidak akan memuji kecuali kepada Allah Azza wa jalla, Dialah yang telah menurunkan wahyu yang menjelaskan akan jauhnya diriku. Allah Azza wa jalla. telah menurunkan ayat yang artinya: {Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga} hingga sepuluh ayat. Allah Azza wa jalla telah menurunkan beberapa ayat yang menjelaskan akan jauhnya diriku dari perbuatan tersebut." Aisyah berkata: "Dahulu Abu Bakr terbiasa berinfak (memberi bayaran) kepada Misthah, karena ia adalah kerabatnya dan ia adalah seorang yang fakir. Ia berkata: 'Demi Allah, aku tidak akan pernah memberi bantuan untuknya selamanya setelah dia menuduh Aisyah.' Lalu Allah Azza wa jalla menurunkan wahyu, yang artinya: {Dan janganlah orang-orang yang mempunyai} -sampai kepada firman-Nya- {apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu} Abu Bakr berkata: 'Demi Allah, saya lebih senang bila Allah mengampuniku'. Kemudian ia kembali memberi bantuan kepada Misthah seperti biasa ia memberi bantuan kepadanya. Abu Bakr berkata: 'Sungguh, aku tidak akan berhenti membantunya selamanya'." Aisyah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Zainab binti Jahsy, istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, mengenai perkara yang terjadi padaku: "Apa yang kamu ketahui, apa yang kamu lihat, atau berita apa yang telah sampai kepadamu?" dia menjawab: "Wahai Rasulullah! Saya selalu menjaga pendengaran dan penglihatanku, dan saya tidak mengetahuinya kecuali kebaikan semata." Aisyah berkata: "Padahal dia adalah di antara isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang (biasanya) merasa lebih tinggi daripadaku, hanya saja Allah menjaganya dengan sikap wara', sekalipun saudara perempuannya, Hamnah (binti Jahsyin), membencinya sehingga ia termasuk diantara orang-orang celaka yang menyebarkan berita bohong."

【269】

Shahih Bukhari 4382: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] Telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman] dari [Hushain] dari [Abu Wa`il] dari [Masruq] dari [Ummu Ruman] yaitu ibu 'Aisyah dia berkata: Tatkala 'Aisyah dituduh berbuat keji, ia tersungkur pingsan karenanya.

【270】

Shahih Bukhari 4383: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] bahwa [Ibnu Juraij] Telah mengabarkan kepada mereka, Ibnu Abu Mulaikah berkata: Aku mendengar ['Aisyah] membaca ayat: {Ingatlah, di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut}. (QS. An Nuur: 15).

【271】

Shahih Bukhari 4384: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Umar bin Sa'id bin Abu Hushain] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] dia berkata: Sebelum 'Aisyah wafat, Ibnu 'Abbas meminta izin untuk menemuinya yang pada waktu itu 'Aisyah dalam keadaan sangat lemah. 'Aisyah berkata: "Aku takut ia akan memujiku". Lalu di katakan kepadanya: "Ia adalah putra paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan pembesar kaum muslimin". Maka 'Aisyah pun berkata: "Izinkanlah ia masuk". Setelah masuk Ibnu Abbas berkata: "Bagaimana keadaamu?" 'Aisyah menjawab: "Saya dalam keadaan baik-baik jika saya bertakwa". Ibnu 'Abbas berkata: "Sebagai istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Insya Allah engkau akan selalu dalam keadaan baik, beliau tidak menikahi seorang perawan selain engkau. Dan dari langit Allah telah membebaskanmu dari tuduhan keji". Ketika Ibnu Abbas pulang, Ibnu Jubair masuk. Lalu 'Aisyah berkata: "Barusan Ibnu Abbas masuk, dan ia telah memujiku. Aku ingin sekali bisa melupakannya (pujiannya)". Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab bin 'Abdul Majid] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Al Qasim] bahwa Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu meminta izin untuk menemui 'Aisyah -dengan Hadits yang serupa- namun dia tidak menyebutkan kalimat: 'Aku ingin sekali bisa melupakannya'.

【272】

Shahih Bukhari 4385: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masruq] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha dia berkata: Suatu ketika Hassan bin Tsabit datang meminta izin menemui 'Aisyah. Lalu Aku berkata: Wahai 'Aisyah, apakah kamu mengizinkan orang ini? 'Aisyah menjawab: Bukankah ia telah ditimpa adzab yang besar. Sufyan berkata: yaitu hilang penglihatannya. Lalu Hassan melantunkan syair: Engkaulah wanita yang suci, Hidup tenang tanpa adanya keraguan. Pagi-pagi engkau merasa lapar dengan tidak pernah membicarakan keburukan orang lain. Kemudian 'Aisyah menjawab: Tapi, bukankah dahulu kamu tidak demikian hai Hassan?

【273】

Shahih Bukhari 4386: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Al A'masy] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masruq] dia berkata: Suatu hari Hasan bin Tsabit masuk menemui 'Aisyah lalu ia melantunkan syair: 'Engkaulah wanita yang suci, hidup tenang tanpa adanya keraguan, Pagi-pagi engkau merasa lapar karena tidak pernah membicarakan keburukan orang lain.' Kemudian 'Aisyah menjawab: 'Tapi, bukankah kamu dahulu tidak demikian hai Hassan?' Masruq berkata: Saya bertanya kepada 'Aisyah: Wahai Ummul mukminin, mengapa engkau izinkan Hassan bin Tsabit masuk ke rumahmu? Bukankah Allah telah berfirman: {Dan orang yang berandil besar (dalam memfitnah Aisyah), maka ia akan memperoleh adzab yang besar}. (QS. An Nuur: 11). Maka 'Aisyah menjawab: Adzab apalagi yang lebih pedih daripada kebutaan? Yang telah berlalu biarlah berlalu, namun bukankah sekarang Hassan bin Tsabit berjasa dalam membela Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?

【274】

Shahih Bukhari 4387: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Nafi'] dari [Al Hasan bin Muslim] dari [Shafiyyah binti Syaibah] bahwa 'Aisyah radliyallahu 'anha pernah berkata: Tatkala turun ayat ini: {Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya}. (QS. An Nuur: 31). Maka mereka langsung mengambil sarung-sarung mereka dan menyobeknya dari bagian bawah lalu menjadikannya sebagai kerudung mereka.

【275】

Shahih Bukhari 4388: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad Al Baghdadi] Telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Qatadah] Telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik radliyallahu 'anhu bahwa Ada seseorang yang bertanya: "Wahai Nabi Allah, bagaimana orang kafir bisa dikumpulkan dengan berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukankah Dzat yang menjadikan (orang kafir) berjalan dengan kakinya ketika di dunia, Maha Kuasa untuk menjadikan dia berjalan dengan wajahnya pada hari kiamat? Qatadah berkata: Ya, Demi keagungan Rabb kami.

【276】

Shahih Bukhari 4389: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Manshur] dan [Sulaiman] dari [Abu Wa`il] dari [Abu Maisarah] dari ['Abdullah] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, berkata: Dan telah menceritakan kepadaku [Washil] dari [Abu Wa`il] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu dia berkata: Aku bertanya, atau Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya: Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah? Beliau menjawab: "Yaitu kamu menjadikan bagi Allah tandingan padahal Dia yang telah menciptakanmu." Aku bertanya lagi: Kemudian apa? Nabi berkata: Kamu membunuh anakmu karena takut makan bersamamu. Aku bertanya: Kemudian apa? Beliau menjawab: Engkau berzina dengan istri tetanggamu. Ibnu Mas'ud berkata: Kemudian Allah menurunkan ayat berikut ini yang membenarkan perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: {Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina} (QS. Al Furqan: 68).

【277】

Shahih Bukhari 4390: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] bahwa [Ibnu Juraij] Telah mengabarkan kepada mereka dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Qasim bin Abu Bazzah] bahwsanya Dia bertanya kepada Sa'id bin Jubair: Apakah ada taubat bagi orang yang telah membunuh seorang mukmin dengan sengaja? Lalu aku membacakan ayat kepadanya: {dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar}. (QS. Al Furqan: 68). Maka Sa'id berkata: Aku telah membacakannya kepada [Ibnu 'Abbas] sebagaimana kamu membacakannya kepadaku. Dia berkata: Ayat ini turun pada fase Makkah, telah dinasakh (dihapus) oleh ayat yang turun pada fase Madinah yang ada di dalam surat An Nisa.

【278】

Shahih Bukhari 4391: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Mughirah bin An Nu'man] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata: Penduduk Kufah berselisih pendapat di dalam masalah membunuh orang mukmin. Maka aku pergi menemui Ibnu 'Abbas untuk menanyakan hal itu. Lalu Ibnu Abbas berkata: Ayat itu turun terakhir kali, tidak ada sesuatupun yang menasakhnya (menghapusnya).

【279】

Shahih Bukhari 4392: Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Manshur] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata: Aku bertanya kepada Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma Tentang firman Allah: {Maka balasannya adalah nerakan Jahannam}. Ibnu 'Abbas berkata: 'Tidak ada taubat baginya'. Dan mengenai firman Allah Jalla Dzikruh: {Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah}. (QS. Al Furqan: 68). Ibnu 'Abbas berkata: 'Ayat ini turun pada masa Jahiliyah'.

【280】

Shahih Bukhari 4393: Telah menceritakan kepada kami [Sa'ad bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Manshur] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata: Ibnu Abza berkata: Tanyakanlah kepada [Ibnu 'Abbas] mengenai firman Allah Ta'ala: {Dan barangsiapa yang membunuh orang mu'min secara sengaja maka balasannya adalah jahanam, ia kekal di dalamnya}. (QS. An Nisaa`: 93) dan firman Allah: {dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar} hingga ayat {kecuali orang-orang yang bertaubat}. (QS. Al Furqan: 68-70). Maka aku pun menanyakannya, Ia menjawab: 'Tatkala ayat ini turun, penduduk Makkah berkata: kami telah berpaling dari Allah, kami membunuh jiwa yang diharamkan Allah dan kami telah melakukan perbuatan-perbuatan keji. Maka Allah menurunkan: {Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih} sampai {maha Pengampun lagi Maha Penyayang}. (QS. Al Furqan: 70)

【281】

Shahih Bukhari 4394: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] Telah mengabarkan kepada kami [Bapakku] dari [Syu'bah] dari [Manshur] dari [Sa'id bin Jubair] dia berkata: 'Abdur Rahman bin Abza menyuruhku untuk menanyakan kepada [Ibnu 'Abbas] mengenai kedua ayat ini: {Dan barangsiapa yang membunuh orang mu'min secara sengaja maka balasannya adalah jahanam, ia kekal didalamnya}. (QS. An Nisaa`: 93) maka aku bertanya padanya, ia menjawab: Ini tidak dihapus oleh (ayat) apa pun. Dan tentang ayat ini: {Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar}. (QS. Al Furqaan: 68) ia menjawab: 'Ayat ini turun tentang para pelaku kesyirikan'.

【282】

Shahih Bukhari 4395: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh bin Ghiyats] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] Telah menceritakan kepada kami [Muslim] dari [Masruq] dia berkata: ['Abdullah] berkata: "Lima (tanda-tanda) telah terjadi: kabut, terbelahnya bulan, (kemenangan) atas Romawi, hantaman keras, dan adzab. {karena itu kelak (azab) pasti menimpamu}. (QS. Al Furqan: 77)."

【283】

Shahih Bukhari 4396: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Saudara laki-lakiku] dari [Ibnu Abu Dzib] dari [Sa'id Al Maqburi] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Tatkala Ibrahim bertemu bapaknya, dia berkata: 'Wahai Rabbku, Engkau telah menjanjikan kepadaku bahwa Engkau tidak akan membuatku sedih pada hari kiamat'. Maka Allah berfirman: 'Sesungguhnya Aku telah mengharamkan surga bagi orang-orang kafir'."

【284】

Shahih Bukhari 4397: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh bin Ghiyats] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Murrah] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Tatkala turun ayat: {Dan peringatkanlah keluargamu yang terdekat}. (QS. As Syu'ara: 214). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam naik ke Shofa dan berteriak memanggil-manggil: Wahai bani Fihr, wahai Bani 'Adi dari keturunan Quraisy! Hingga orang-orang pun berkumpul dan apabila ada di antara mereka yang tidak bisa hadir, mereka mengutus utusan untuk menghadirinya. Demikian juga Abu Jahal dan orang-orang Quraisy pun berdatangan. Beliau bersabda: Apa pendapat kalian jika kuberitahukan kepada kalian bahwa pasukan berkuda dari musuh di balik lembah ini akan menyerang kalian apakah kalian akan membenarkanku (mempercayaiku)? Mereka menjawab: Tentu, karena kamu tidak pernah berdusta. Lalu beliau berkata: Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan adzab yang berat. Maka Abu Lahab berkata: Celakalah kamu! Apakah untuk ini engkau mengumpulkan kami?! Maka Allah menurunkan: {Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan}. (QS. Al Lahab: 1).

【285】

Shahih Bukhari 4398: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Al Musayyab] dan [Abu Salamah bin 'Abdur Rahman] bahwa [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri ketika diturunkan kepadanya ayat: {Dan peringatkanlah keluargamu yang terdekat}. (QS. As Syu'ara: 214). Beliau bersabda: "Wahai orang-orang Quraisy, -atau ucapan yang serupa dengannya- belilah diri kalian dari Allah, saya tidak mampu menolong kalian sedikitpun dari Allah, wahai Bani Abd Manaf, saya tidak mampu menolong kalian sedikitpun dari Allah, wahai Abbas bin Abdul Muththalib, saya tidak mampu menolong kamu sedikitpun dari Allah, wahai Shafiyah bibi Rasulullah, saya tidak mampu menolong kamu sedikitpun dari Allah, wahai Fathimah binti Muhammad mintalah kepadaku apa yang engkau inginkan dari hartaku, saya tidak mampu menolong kamu sedikitpun dari Allah." Diriwayatkan pula oleh [Ashbagh] dari [Ibnu Wahab] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab].

【286】

Shahih Bukhari 4399: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Sa'id bin Al Musayyab] dari [bapaknya] dia berkata: Saat Abu Thalib sekarat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk dan di dekatnya ada Abu Jahal dan 'Abdullah bin Abu Umaiyah bin Al Mughirah. Lalu Nabi berkata: "Wahai Paman! Ucapkanlah: LAA ILAAHA ILLALLAAH sebuah kalimat yang akan aku jadikan sebagai pembela untukmu disisi Allah." Abu Jahal dan 'Abdullah bin Abu Umaiyah berkata: Apakah kamu membenci agama 'Abdul Muththalib? Beliau terus menerus menawarkan kepada pamannya untuk mengucapkannya, tetapi kedua orang itu terus mengulang-ulang ucapannya hingga Abu Thalib mengucapkan sesuatu diakhir kata-katanya yang menunjukkan ia berada diatas agama 'Abdul Muththalib dan enggan mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah. Berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Demi Allah, Aku akan memintakan ampunan untukmu selama aku tidak dilarang." Lalu Allah menurunkan ayat: {Tidak patut bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampunan kepada orang-orang musyrik}. (QS. At Taubah: 113). Dan berkenaan dengan Abu Thalib Allah menurunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ayat: {Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu cintai, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki}. (QS. Al Qashash: 56). Ibnu 'Abbas berkata: {orang yang kuat-kuat}. (QS. Al Qashash: 76).

【287】

Shahih Bukhari 4400: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] Telah mengabarkan kepada kami [Ya'la] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan Al 'Ushfuri] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu 'Abbas] Mengenai firman Allah: {benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali} (QS. Al Qashash: 85). Ibnu Abbas berkata: Tempat kembali yang dimaksudkan yaitu Makkah.

【288】

Shahih Bukhari 4401: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Manshur] dan [Al 'Amasy] dari [Abu Dluha] dari [Masruq] dia berkata: Ketika ada seorang laki-laki berpidato di depan suku Kindah seraya berkata: Pada hari kiamat kabut akan menghalangi pendengaran dan pandangan orang-orang munafik, dan orang-orang Mukmin akan diserang hawa dingin. Maka dengan marah [Ibnu Mas'ud] yang tadinya sedang bersandar, merubah posisinya dan duduk lalu berkata: Orang yang mengetahui sesuatu hendaklah ia mengatakan apa yang diketahuinya. Tetapi jika tidak tahu hendaklah ia mengatakan: Allahu 'A'lam. Karena termasuk dari Ilmu adalah mengatakan Allahu A'lam terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya. Sesungguhnya Allah berfirman kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam: {Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da'wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-ada}. (QS. Shaad: 86). Dan sesungguhnya orang-orang Quraisy tatkala enggan menerima Islam, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendoakan bagi mereka: "Ya Allah, timpahkan kepada mereka tujuh tahun kelaparan sebagaimana yang telah menimpah Yusuf". Maka mereka pun ditimpa tahun kelaparan hingga mereka binasa karenanya, mereka makan bangkai, tulang, dan seseorang dari mereka melihat antara dirinya dibumi dan langit seperti ada kabut. Lalu Abu Sufyan datang seraya berkata: "Wahai Muhammad, engkau datang memerintahkan kami untuk menyambung silaturrahmi, namun kaummu sekarang telah binasa, maka mintakanlah kepada Allah keselamatan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca: {Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. Mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman"}. Hingga ayat: {Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali ingkar}. (QS. Ad dukhan: 10-15). Apakah siksa hari kiamat itu akan dilenyapkan dari mereka ketika telah datang, sedangkan mereka kembali kepada kekafiran. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah: {Ingatlah hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan}. (QS. Ad Dukhan: 16). Yaitu pada perang Badar. Sedangkan {Lizaaman} (QS. Al Furqan: 77), juga berarti perang Badar. {Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat. dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang}. (QS. Ar Ruum: 1-3). Dan kemenangan Romawi telah berlalu.

【289】

Shahih Bukhari 4402: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi -sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian merasakan adanya cacat?" Kemudian beliau membaca firman Allah yang berbunyi: {tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah}. (QS. Ar Ruum (30): 30).

【290】

Shahih Bukhari 4403: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Qamah] dari Abdullah radliyallahu 'anhu dia berkata: Tatkala turun ayat: {Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman}. (QS. Al An'am: 82). Maka hal itu terasa berat bagi para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka berkata: "Siapakah di antara kami yang tidak pernah mencampuri keimanannya dengan kezhaliman?" Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukan itu maksudnya, bukankah kalian pernah mendengar perkataan Lukman kepada anaknya: {Sesungguhnya kesyirikan itu adalah kezhaliman yang besar}. (QS. Luqman: 13).

【291】

Shahih Bukhari 4404: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] dari [Jarir] dari [Abu Hayyan] dari [Abu Zur'ah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berada bersama kami, lalu datanglah seorang laki-laki dengan berjalan kaki, lantas bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah iman itu?" Beliau menjawab: "Engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, para Rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, dan hari akhir." Lalu ia bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, apakah Islam itu?" Beliau menjawab: "Kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan puasa di bulan Ramadlan." Kemudian ia bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu?" beliau menjawab: "Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak dapat melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu." Ia bertanya lagi: "Kapan hari kiamat datang?" Beliau menjawab: "Orang yang ditanya tentangnya tidak lebih tahu dari orang yang bertanya, namun aku akan memberitahukan kepadamu tanda-tandanya: Apabila Seorang budak perempuan melahirkan anak majikannya, di antara tandanya juga: "Orang yang bertelanjang kaki dan dada menjadi pemimpin manusia. Itulah diantara tanda-tandanya. Ada lima hal yang tidak dapat mengetahuinya kecuali Allah saja: Sesungguhnya Allahlah yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, kapan turunnya hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim-rahim ibu." Kemudian orang yang bertanya tadi pergi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Panggilkan orang itu!" Maka para sahabat itu mencarinya untuk memanggilnya namun mereka tidak melihat sesuatu pun. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya itu Jibril, dia datang untuk mengajari manusia perkara agamanya."

【292】

Shahih Bukhari 4405: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahab] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku ['Umar bin Muhammad bin Zaid bin Abdullah bin Umar] bahwa [Bapaknya] menceritakan kepadanya: Sesungguhnya Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kunci-kunci perkara ghaib ada lima". Lalu beliau membaca ayat: {Sesungguhnya hanya pada Allah sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat}. (QS. Luqman: 34).

【293】

Shahih Bukhari 4406: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Zinad] dari [Al A'raj] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: 'Aku telah menyiapkan bagi hamba-hambaku yang shalih sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas dibenak manusia.' Abu Hurairah berkata: Jika kalian mau, bacalah ayat: {Tak seorangpun mengetahui apa yang disembunyikan dari mereka, dari hal yang indah dipandang mata} (QS. As Sajdah: 17). Dan telah menceritakan kepada kami 'Ali dia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Allah berfirman: -dengan redaksi yang sama-. Dikatakan kepada Sufyan: "Apakah ini sebuah riwayat?" Dia berkata: "Maka apakah itu jika bukan?"

【294】

Shahih Bukhari 4407: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Nashr] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Al A'masy] Telah menceritakan kepada kami [Abu Shalih] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Allah Ta'ala berfirman: 'Aku telah menyiapkan bagi hamba-hambaku yang shalih sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas dibenak manusia'. Sebagai simpanan, biarkan apa yang diperlihatkan Allah pada kalian." Lalu beliau membaca ayat: {Tak seorangpun mengetahui apa yang disembunyikan dari mereka, dari hal yang indah dipandang mata, sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan} (QS. As Sajdah: 17). [Abu Mu'awiyah] berkata: dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih], [Abu Hurairah] membaca dengan lafazh 'Qurraati A'yun.'

【295】

Shahih Bukhari 4408: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fulaih] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dari [Hilal bin Ali] dari [Abdurrahman bin Abu 'Amrah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dia berkata: "Tidaklah ada seorang mukmin kecuali aku lebih utama atas dirinya baik di dunia maupun di akhirat, bacalah jika engkau mau: {Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri}. (QS. Al Ahzab: 6). Maka seorang mukmin manapun yang meninggal dan meninggalkan harta maka hendaklah ahli warisnya mewarisinya, dan barangsiapa meninggalkan hutang atau keluarga maka hendaklah ia datang kepadaku karena aku adalah walinya."

【296】

Shahih Bukhari 4409: Telah menceritakan kepada kami [Mu'ala bin Asad] Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Al Mukhtar] Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Uqbah] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Salim] dari Abdullah bin Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Zaid bin Haritsah mantan budak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa kami panggil dengan Zaid bin Muhammad hingga Allah menurunkan ayat: {Panggillah mereka dengan nama bapak-bapaknya, karena hal itu lebih adil di sisi Allah}. (QS. Ahzab: 5).

【297】

Shahih Bukhari 4410: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basyar] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Al Anshari] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Tsumamah] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu dia berkata: Kami melihat ayat ini turun berkenaan dengan Anas bin An Nadlr, yaitu ayat: {Di antara orang-orang mukmin itu terdapat orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah}. (QS. Al Ahzab: 23).

【298】

Shahih Bukhari 4411: Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Kharijah bin Zaid bin Tsabit] bahwa Zaid bin Tsabit berkata: Tatkala kami mencatat ayat-ayat Al Qur'an dari beberapa Mushaf, aku kehilangan satu ayat dari surat Al Ahzab yang aku sering mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacanya. Aku tidak menemukannya dari siapapun kecuali hanya dari Khuzaimah Al Anshari, orang yang kesaksiannya dianggap oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebanding dengan kesaksian dua orang laki-laki. Yaitu ayat: {Di antara orang-orang mukmin itu terdapat orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah}. (QS. Al Ahzab: 23).

【299】

Shahih Bukhari 4412: Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa 'Aisyah radliyallahu 'anha -istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam- mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mendatangi 'Aisyah ketika Allah menyuruhnya untuk memilih (cerai atau tetap bersama) para istrinya, beliau memulai denganku. Beliau bersabda: "Saya hendak memberitahukan kepadamu hal yang sangat penting, karena itu, janganlah kamu terburu-buru menjawabnya sebelum kamu bermusyawarah dengan kedua orang tuamu." Dia ('Aisyah) berkata: Beliau tahu benar, kedua orang tuaku tidak akan mengizinkanku bercerai dengan beliau. Dia ('Aisyah) melanjutkan: Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah berfirman: {Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, jika kalian menghendaki kehidupan dunia beserta perhiasannya, marilah kuberikan kepadamu suatu pemberian, kemudian kuceraikan kamu dengan cara yang baik, dan jika kalian menghendaki Allah dan Rasul-Nya serta kampung akhirat, sesungguhnya Allah menyediakan pahala yang besar bagi yang berbuat kebajikan di antara kamu}. (QS. Al Ahzab: 28). Maka aku ('Aisyah) berkata kepada beliau: "Apa untuk yang seperti ini saya harus minta musyawarah kepada kedua orang tuaku?, sudah tentu saya menghendaki Allah dan Rasul-Nya serta kampung akhirat."

【300】

Shahih Bukhari 4413: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahim] Telah menceritakan kepada kami [Mu'alla bin Manshur] dari [Hammad bin Zaid] Telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu bahwa Ayat ini: {Sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya}. (QS. Al Ahzab: 37). Diturunkan berkenaan dengan Zainab binti Jahsy dan Zaid bin Haritsah.

【301】

Shahih Bukhari 4414: Telah menceritakan kepada kami [Zakariya bin Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah], [Hisyam] berkata: Telah menceritakan kepada kami dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha dia berkata: Saya selalu cemburu kepada setiap wanita yang menyerahkan dirinya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, saya berkata: "Apakah seorang wanita menyerahkan dirinya?" Maka ketika Allah Ta'ala menurunkan ayat: {Kamu boleh menangguhkan (menggauli) siapa yang kamu kehendaki di antara mereka (isteri-isterimu) dan (boleh pula) menggauli siapa yang kamu kehendaki. Dan siapa-siapa yang kamu ingini untuk menggaulinya kembali dari perempuan yang telah kamu cerai maka tidak ada dosa bagimu}. (QS. Al Ahzab: 51). Saya ('Aisyah) berkata: Saya tidak melihat Rabb mu kecuali sangat cepat memenuhi keinganan anda.

【302】

Shahih Bukhari 4415: Telah menceritakan kepada kami [Hibban bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami ['Ashim Al Ahwal] dari [Mu'adzah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa meminta izin kepada kami jika tiba giliran beliau bersama salah satu istrinya setelah turunnya ayat: {Kamu boleh menangguhkan menggauli siapa saja yang kamu kehendaki di antara mereka dan boleh pula menggauli siapa saja yang kamu kehendaki. Dan siapa-siapa yang kamu ingini untuk menggaulinya kembali dari perempuan yang telah kamu cerai maka tidak ada dosa bagimu}. (QS. Al Ahzab: 51). Maka Mu'adzah bertanya kepada 'Aisyah: Apa yang kamu katakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau meminta izin kepadamu? Dia menjawab: "Aku katakan kepada beliau jika hari itu hari giliranku, maka saya tidak akan memberikannya untuk yang lain". Hadits ini diriwayatkan pula oleh ['Abad bin 'Abad] dia mendengar ['Ashim].

【303】

Shahih Bukhari 4416: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Humaid] dari [Anas] dia berkata: 'Umar radliyallahu 'anhu berkata: Aku berkata: "Wahai Rasulullah, di antara yang menemui engkau ada yang baik ada juga yang jahat, maka alangkah baiknya sekiranya engkau menyuruh para ummul mukminin memakai hijab". Maka Allah pun menurunkan ayat hijab.

【304】

Shahih Bukhari 4417: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Ar Raqasyi] Telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir bin Sulaiman] dia berkata: Aku mendengar [Bapakku] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abu Mijlaz] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu dia berkata: Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menikahi Zainab binti Jahsy, beliau mengundang orang-orang, lalu beliau menjamu mereka, mereka pun menikmati hidangan tersebut, kemudian mereka duduk dan berbincang-bincang. Lalu beliau merubah posisi seakan-akan ingin berdiri, namun orang-orang tidak juga berdiri, ketika beliau berdiri maka orang-orang pun ikut berdiri. Setelah itu tiga orang duduk lagi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang dan hendak masuk ke kamar Zainab, namun orang-orang masih tetap duduk-duduk, setelah itu mereka berdiri dan beranjak pergi. Anas berkata: Lalu saya mengabarkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa mereka sudah beranjak pergi. Kemudian beliau masuk dan saya mengikuti beliau masuk, lantas beliau menurunkan kain tirainya antara saya dengan beliau. Lalu Allah menurunkan (ayat): {Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian masuk ke rumah Nabi}. (QS. Al Ahzab: 53).

【305】

Shahih Bukhari 4418: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah], [Anas bin Malik] berkata: Aku orang yang lebih tahu tentang ayat hijab ini, yaitu ketika Zainab binti Jahsy di hadiahkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Suatu ketika Zainab bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di rumahnya, beliau membuat makanan lalu mengundang orang-orang. Kemudian mereka pun duduk-duduk sambil berbincang-bincang. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sengaja keluar masuk, namun mereka masih duduk-duduk sambil berbincang-bincang. Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat: {Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu di izinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak makanannya} hingga ayat: {maka mintalah dari belakang tabir}. (QS. Al Ahzab: 53). Maka dibuatkanlah tabir dan orang-orang pun beranjak pergi.

【306】

Shahih Bukhari 4419: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Shuhaib] dari Anas radliyallahu 'anhu dia berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menikah dengan Zainab binti Jahsy, beliau membuat makanan yang terbuat dari roti dan daging. Lalu aku mengutus penyeru untuk mengundang makan-makan. Kemudian datanglah suatu kaum, mereka makan lalu keluar lagi. Setelah itu datang lagi satu kaum, setelah mereka makan, mereka pulang. Aku terus menyeru hingga tidak ada lagi yang dapat aku undang. Aku berkata: "Wahai Nabi Allah, aku sudah tidak mendapatkan orang yang dapat aku undang". Beliau bersabda: "Angkatlah makanan kalian". Namun disana ada tiga orang yang sedang berbincang-bincang. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar ke kamar 'Aisyah seraya berkata: "Assalamu'alaikum wahai ahlul bait warahmatullah". 'Aisyah menjawab: "Wa 'Alaikas salaam warahmatullah, bagaimana kamu mendapatkan istrimu? Semoga Allah memberkahi anda". Beliau berkeliling ke kamar seluruh istri-istri beliau dan mengucapkan kepada mereka sebagaimana yang beliau ucapkan kepada 'Aisyah, demikian juga mereka menjawab sebagaimana 'Aisyah menjawab. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kembali, namun tiga orang itu masih tetap berbincang-bincang di rumah beliau. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat pemalu. Lalu beliau pergi lagi ke kamar 'Aisyah, aku tidak tahu apakah aku sudah mengabarkan kepada beliau atau belum bahwa kaum tersebut sudah pulang semua. Lalu beliau kembali hingga tatkala beliau melangkahkan kakinya di pintu kamar, beliau menutupkan tabir antara aku dengan beliau, dan pada waktu itu turun ayat hijab.

【307】

Shahih Bukhari 4420: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Bakr As Sahmi] Telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari Anas radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengadakan walimah ketika menikah dengan Zainab binti Jahsy. Orang-orang pun merasa kenyang dengan roti dan daging. Kemudian beliau keluar ke kamar semua Ummul Mukminin, sebagaimana yang biasa beliau lakukan. Beliau mengucapkan salam kepada mereka dan mereka pun menjawab salam beliau. Beliau mendo'akan mereka, sebaliknya mereka pun mendo'akan beliau. Tatkala beliau kembali ke rumah, beliau melihat dua orang laki-laki sedang berbincang-bincang di rumah beliau. Melihat hal itu, beliau kembali dari rumahnya. Dan tatkala kedua orang itu melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kembali, mereka akhirnya cepat-cepat pulang. Aku tidak tahu, apakah aku telah mengabarkan kepada beliau atau belum, mengenai kepulangan kedua orang itu. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kembali dan masuk ke rumah beliau seraya menutupkan tabir antara aku dan beliau. Pada waktu itu turun ayat hijab. [Ibnu Abu Maryam] berkata: Telah mengabarkan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepadaku [Humaid] dia mendengar [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【308】

Shahih Bukhari 4421: Telah menceritakan kepadaku [Zakaria bin Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha dia berkata: Pada suatu ketika Saudah keluar untuk hajatnya sesudah diwajibkannya hijab atas para wanita. Ia berkata: Saudah adalah seorang wanita yang tinggi besar sehingga mudah sekali orang mengenalnya. Kemudian 'Umar melihatnya, dia pun memanggilnya: "Wahai Saudah! Sungguh saya bisa mengenalimu, jika kamu keluar maka lihatlah bagaimana kamu keluar". Akhirnya Saudah berbalik pulang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang ketika itu beliau sedang makan malam di rumahku, ditangan beliau ada sepotong daging. Saudah pun masuk seraya berkata: Wahai Rasulullah, Aku keluar untuk keperluanku, lalu 'Umar berkata begini dan begitu kepadaku". 'Aisyah berkata: Lalu Allah mewahyukan kepada beliau dan ketika wahyu telah tersampaikan padanya sepotong daging tersebut masih terdapat di tangan beliau tanpa beliau letakkan. Kemudian beliau bersabda: "Telah diperbolehkan bagi kalian untuk keluar dalam rangka memenuhi hajat kalian."

【309】

Shahih Bukhari 4422: Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] Telah menceritakan kepadaku [Urwah bin Jubair] bahwa 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Aflah, saudara Abu Al Qu'ais datang meminta izin untuk menemui ku setelah turunnya ayat hijab. (Abu Al Qu'ais adalah ayah 'Aisyah dari susuan). 'Aisyah berkata: Saya tidak akan mengizinkan Aflah masuk menemuiku sehingga saya meminta izin Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terlebih dahulu. Karena yang menyusuiku bukan saudaranya Abu Al Qu'ais, tetapi istrinya Abu Al Qu'ais lah yang menyusuiku. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang kepadaku, lalu saya berkata kepada beliau: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Aflah, yaitu saudaranya Abu Al Qu'ais telah datang minta izin untuk menemuiku, namun saya menolak mengizinkannya sebelum aku meminta izin kepadamu. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apa yang menghalangimu dari mengizinkan pamanmu?" 'Aisyah berkata: "Wahai Rasulullah, dia bukanlah yang menyusuiku, tapi istrinya Abu Al Qu'ais lah yang menyusuiku". Lalu beliau bersabda: "Izinkanlah dia, karena sesungguhnya dia adalah pamanmu, maka kamu akan beruntung". 'Urwah berkata: Oleh karena itu 'Aisyah berkata: "Jadikanlah mahram saudara dari sesusuan sebagaimana kalian menjadikan mahram saudara dari keturunan."

【310】

Shahih Bukhari 4423: Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Yahya bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Mis'ar] dari [Al Hakam] dari [Ibnu Abu Laila] dari Ka'ab bin 'Ujrah radliyallahu 'anhu Ketika dikatakan: "Wahai Rasulullah, kami telah mengetahui salam kepadamu, lalu bagaimanakah caranya bershalawat kepadamu?" Beliau menjawab: "Ucapkanlah: ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA SHALLAITA 'ALAA AALII IBRAAHIM INNAKA HAMIIDUM MAJIID. ALLAAHUMMA BAARIK 'ALAA MUHAMMAD WA'ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BAARAKTA 'ALAA 'AALI IBRAHIIMA INNAKA HAMIIDUM MAJIID."

【311】

Shahih Bukhari 4424: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Al Haad] dari [Abdullah bin Khabbab] dari [Abu Sa'id Al Khudzri] dia berkata: Aku berkata: "Wahai Rasulullah, mengucapkan salam telah kami ketahui, lalu bagaimana mengucapkan shalawat kepadamu?" Beliau menjawab: "Ucapkanlah: ALLAAHUMMA SHALLI 'ALAA MUHAMMAD, 'ABDIKA WA RASUULIKA KAMAA SHALAITA ALAA AALI IBRAHIM WA BAARIK AALA MUHAMMAD WA 'ALAA 'AALI MUHAMMAD KAMAA BAARAKTA 'ALAA IBRAHIM. Abu Shalih berkata: dari Al Laits dengan lafazh: 'ALAA MUHAMMAD WA 'ALAA 'AALI MUHAMMAD KAMAA BAARAKTA 'ALAA AALI IBRAHIM.' Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Hamzah] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Hazim] dan Ad Darawardi dari [Yazid] ia berkata dengan lafazh: 'KAMA SHALLAITA 'ALAA IBRAHIM, WA BAARIK ALAA MUHAMMAD WA AALI MUHAMMAD KAMAA BARAKTA ALAA IBRAHIM WA AALI IBRAHIM.'

【312】

Shahih Bukhari 4425: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] Telah mengabarkan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] Telah menceritakan kepada kami ['Auf] dari [Al Hasan] dan [Muhammad] serta [Khilas] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Musa adalah orang yang sangat pemalu, hal itu sebagaimana firman Allah: {Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa. Maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah}. (QS. Al Ahzaab: 69).

【313】

Shahih Bukhari 4426: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Amru] dia berkata: Aku mendengar [Ikrimah] berkata: Aku mendengar [Abu Hurairah] berkata: Sesungguhnya Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila Allah menetapkan satu perkara di atas langit maka para malaikat mengepakkan sayap-sayap mereka karena tunduk kepada firman-Nya, seakan-akan rantai yang berada di atas batu besar. {Sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata: "Apakah yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?" Mereka menjawab} kepada yang bertanya: {'Al Haq, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar'}. (QS. Saba': 23). Maka Jin-jin pencuri berita mendengarkannya, dan para pencuri berita itu seperti ini, mereka bersusun-susun sebagian di atas sebagian yang lainnya. Sufyan mendemonstrasikan dengan memiringkan telapak tangannya dan merenggangkan jari-jarinya. Maka mereka mencuri dengar kalimat, lalu menyampaikannya kepada yang berada di bawahnya, kemudian yang kedua menyampaikan lagi kepada yang dibawahnya, hingga disampaikan pada lisan tukang sihir atau dukun. Bisa jadi jin itu diterjang bintang sebelum dapat menyampaikannya dan bisa jadi mereka dapat menyampaikannya sebelum diterjang oleh bintang. Kemudian berita langit itu dicampur dengan seratus kebohongan. Kemudian berkata: "Bukankah dia telah berkata kepada kita hari ini dan ini, akan begini dan begini? Maka dia dipercaya karena kalimat itu yang di dengar dari langit."

【314】

Shahih Bukhari 4427: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khazim] Telah menceritakan kepada kami [Al 'A'Masy] dari [Amru bin Murrah] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam naik ke Shofa dan berkata: "Wahai orang-orang!" Lalu orang-orang Quraisy pun berkumpul mendekati beliau. Mereka bertanya: "Ada apa?" Beliau menjawab: "Apa pendapat kalian jika aku memberitahu kalian bahwa ada musuh yang akan menyerang kalian di pagi hari atau di sore hari, apakah kalian akan membenarkanku (mempercayaiku)?" Mereka menjawab: "Tentu." Lalu beliau berkata: "Sesungguhnya aku memperingatkan kalian tentang adzab yang berat di hadapan kalian." Maka Abu Lahab berkata: "Apakah untuk ini engkau mengumpulkan kami? Celakalah kamu!" Maka Allah menurunkan: {Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya dia akan binasa}. (QS. Al Lahab: 1).

【315】

Shahih Bukhari 4428: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim At Taimi] dari [Bapaknya] dari Abu Dzar radliyallahu 'anhu dia berkata: Aku pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di masjid pada saat matahari mulai terbenam. Lalu beliau bertanya: "Wahai Abu Dzar, tahukah kamu dimana matahari terbenam?" Aku menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Beliau bersabda: "Sesungguhnya matahari itu pergi hingga ia bersujud di bawah Arsy. Itulah yang dimaksud firman Allah Ta'ala: {dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui}. (QS. Yasiin: 38).

【316】

Shahih Bukhari 4429: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim At Taimi] dari [Bapaknya] dari [Abu Dzar] dia berkata: Aku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang firman Allah Ta'ala: {dan matahari berjalan ditempat peredarannya}. Beliau bersabda: "Tempat peredarannya berada dibawah Arsy." (QS. Yasiin: 38).

【317】

Shahih Bukhari 4430: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa'il] dari Abdullah radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak layak bagi seorang pun untuk mengatakan saya lebih baik dari Yunus bin Matta."

【318】

Shahih Bukhari 4431: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Al Mundzir] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fulaih] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Hilal bin 'Ali] dari Bani 'Amir bin Luay dari ['Atha bin Yasar] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau berkata: "Barangsiapa yang berkata: saya lebih baik dari Yunus bin Matta, maka ia telah berdusta."

【319】

Shahih Bukhari 4432: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] Telah menceritakan kepada kami [Gundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al 'Awwam] dia berkata: Aku bertanya kepada [Mujahid] mengenai ayat sajdah di dalam surat Shaad, lalu ia berkata: [Ibnu 'Abbas] ditanya tentang hal itu lalu ia menjawab: {Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka}. (QS. Al 'An'am: 90). Dan Ibnu Abbas sujud pada ayat itu.

【320】

Shahih Bukhari 4433: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid At Thanafisi] dari [Al 'Awwam] dia berkata: Aku bertanya kepada [Mujahid] mengenai ayat sajdah pada surat Shaad. Ia menjawab: Aku bertanya kepada Ibnu Abbas, pada ayat mana kamu bersujud? Ibnu Abbas menjawab: Apakah kamu tidak membaca: {dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman} (QS. Al An'am: 84). {Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka}. (QS. Al An'am: 90). Nabi Daud adalah salah satu orang yang diperintahkan oleh Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam untuk kalian ikuti. Maka ketika Daud 'alaihis salam sujud pada surat itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun sujud. {'UJAABUN}, artinya lembaran hisab. Mujahid berkata: {FI 'IZZATIN}, yakni mereka dimuliakan. {AL MILLAH AL AKHIRAH}, yaitu agama Quraisy yang bercampur kedustaan. {JUNDUN MAA HUNAALIKA MAHZUUM}, yaitu orang-orang Quraisy.

【321】

Shahih Bukhari 4434: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Rauh] dan [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Muhammad bin Ziyad] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya jin ifrit telah meloncatiku semalam -atau beliau bersabda dengan kalimat yang serupa- untuk memutuskan shalatku maka Allah memberi kekuatan kepadaku darinya, dan sungguh aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid, lalu pada pagi harinya kalian semua bisa melihatnya. Namun aku teringat dengan doa saudaraku Sulaiman: 'Tuhanku {anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku}' (QS. Shaad: 35). Rauh berkata: "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun melepaskannya dalam keadaan hina."

【322】

Shahih Bukhari 4435: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Dluha] dari [Masruq] dia berkata: Ketika aku menemui [Abdullah bin Mas'ud], ia berkata: Barangsiapa yang mengetahui sesuatu hendaklah ia mengatakan apa yang diketahuinya. Dan barangsiapa yang tidak mengetahuinya maka hendaklah ia mengatakan Allah yang Maha Tahu. Karena termasuk dari ilmu ketika ia tidak mengetahuinya, ia mengatakan: 'Allah Maha tahu.' Allah Azza wa Jalla berfirman kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam: {Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da'wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan}. (QS. Shaad: 86). Dan Aku akan menyampaikan kepada kalian tentang kabut, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyeru orang-orang Quraisy untuk memeluk Islam, namun mereka menangguhkan untuk menerimanya. Maka Nabi berdo'a: "Ya Allah, tolonglah aku menghadapi mereka dengan mengirimkan kepada mereka tujuh tahun kelaparan sebagaimana tujuh tahun Yusuf". Maka mereka diserang tahun kelaparan hingga mereka makan bangkai dan kulit. Hingga membuat salah seorang dari mereka melihat ada kabut antara dia dengan langit kerena rasa laparnya. Allah Azza Wa Jalla berfirman: {Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih}. (QS. Ad Dukhan: 10-11). Abdullah berkata: Maka mereka pun berdo'a: {Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman. Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: "Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila. Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)}. (QS. Ad Dukhan: 12-15). Apakah Adzab mereka akan dihentikan pada hari kiamat. Ibnu Mas'ud berkata: Maka adzab dihentikan, tetapi mereka kembali kepada kekufuran. Hingga Allah pun menghancurkan mereka pada perang Badar. Allah Ta'ala berfirman: {(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan}, (QS. Ad Dukhan: 16).

【323】

Shahih Bukhari 4436: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] bahwa [Ibnu Juraij] mengabarkan kepada mereka dia berkata: [Ya'laa], [Sa'id bin Jubair] telah mengabarkan kepadanya dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma, bahwa Orang-orang musyrik dahulu sering membunuh dan sering berzina, lalu mereka mendatangi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Apa yang kamu katakan dan kamu serukan adalah baik jika engkau mengabarkan kepada kami bahwa apa yang telah kami perbuat ada kafaratnya. Lalu Allah menurunkan ayat: {Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina}, dan turunlah ayat: {Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah}. (QS. Az Zumar: 53).

【324】

Shahih Bukhari 4437: Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Abidah] dari Abdullah radliyallahu 'anhu dia berkata: Seorang rahib datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu dia berkata: "Wahai Muhammad, sesungguhnya kami mendapati bahwa Allah akan meletakkan seluruh langit di atas satu jari, seluruh bumi di atas satu jari, pohon-pohon di atas satu jari, air dan tanah di atas satu jari, dan seluruh makhluk di atas satu jari seraya berkata: 'Akulah Raja (Penguasa)'." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya sebagai pembenaran terhadap perkataan rahib tersebut. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca ayat: {Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebenar-benarnya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan}. (QS. Az Zumar: 67).

【325】

Shahih Bukhari 4438: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Al Laits] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Khalid bin Musafir] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] bahwa [Abu Hurairah] berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanannya seraya berkata: 'Akulah Raja, mana yang mengaku raja dibumi?'."

【326】

Shahih Bukhari 4439: Telah menceritakan kepadaku [Al Hasan] Telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Khalil] Telah mengabarkan kepada kami [Abdurrahim] dari [Zakaria bin Abu Zaidah] dari ['Amir] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Akulah orang yang pertama kali mengangkat kepalanya setelah tiupan sangkakala terakhir. Namun tiba-tiba aku melihat Musa bergantung dibawah Al Arsy, aku tidak tahu apakah ia ikut pingsan atau bangkit lebih dulu setelah tiupan sangkakala."

【327】

Shahih Bukhari 4440: Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [Bapakku] dia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dia berkata: Aku mendengar [Abu Shalih] berkata: Aku mendengar [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Antara dua tiupan sangkakala terdapat empat puluh." Mereka bertanya: Wahai Abu Hurairah, empat puluh harikah? Abu Hurairah berkata: Aku enggan menjawab. Mereka bertanya: Empat puluh tahunkah? Abu Hurairah berkata: Aku enggan menjawab. Mereka bertanya: Empat puluh bulankah? Abu Hurairah berkata: Aku enggan menjawab. Dan akan hancur segala sesuatu dari manusia kecuali tulang ekor. Dari tulang itulah semua makluk akan disusun kembali.

【328】

Shahih Bukhari 4441: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] Telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Katsir] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ibrahim At Taimi] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Urwah bin Zubair] dia berkata kepada Abdullah bin Amru bin Al Ash: Kabarkanlah kepadaku perbuatan paling kejam yang dilakukan kaum musyrikin terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia berkata: Ketika Rasulullah sedang shalat di halaman Ka'bah tiba-tiba `Uqbah bin Abu Mu'aith menghampiri beliau dan menarik bahu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam serta melilitkan bajunya ke leher beliau dan mencekiknya kuat-kuat. Kemudian Abu Bakar mendekatinya, lalu dia menarik bahunya dan mendorongnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: {Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia mengatakan: "Rabbku adalah Allah", padahal telah datang kepadamu keterangan-keterangan dari Rabbmu} (QS. Al Ghafir: 28).

【329】

Shahih Bukhari 4442: Telah menceritakan kepada kami [As Shalt bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zura'i] dari [Rauh bin Al Qasim] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Abu Ma'mar] dari [Ibnu Mas'ud] Mengenai firman Allah: {Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan}. (QS. Fushshilat: 22). Ada dua orang Quraisy dan satu menantu laki-laki dari Tsaqif, atau dua orang dari Tsaqif dan satu menantu laki-laki dari Quraisy berada disisi Ka'bah. Salah seorang mereka berkata kepada yang lainnya: Apakah menurut kalian Allah mendengar perkataan kita ini? Sebagian berkata: Dia mendengar sebagiannya saja. Sebagian yang lain berkata: Jika Dia mendengar sebagiannya pasti Dia mendengar semuanya. Maka turunlah ayat: {Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan}. (QS. Fushshilat: 22).

【330】

Shahih Bukhari 4443: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Manshur] dari [Mujahid] dari [Abu Ma'mar] dari Abdullah radliyallahu 'anhu dia berkata: Suatu ketika ada tiga orang berkumpul di samping Ka'bah: dua orang dari Quraisy dan satu orang dari Tsaqif atau yang dua orang dari Tsaqif dan satu orang dari Quraisy, perut mereka besar namun pemahaman hati mereka sedikit, lalu salah seorang dari mereka berkata: Apakah menurut kalian Allah mendengar apa yang kita katakan? Yang lain berkata: Jika kita berbicara dengan keras Dia mendengarnya dan jika kita berkata dengan pelan Dia tidak mendengarnya. Sedangkan yang lainnya lagi berkata: Jika Dia mendengar ketika kita bicara keras, pasti Dia juga mendengar ketika kita bicara pelan. Kemudian Allah menurunkan ayat: {Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan} (QS. Fushshilat: 22). [Sufyan] bercerita kepada kami mengenai Hadits ini, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Manshur] atau [Ibnu Abu Najih] atau [Humaid] salah satu atau dua orang dari mereka. Kemudian ia menetapkan riwayat Manshur dengan meninggalkan yang lainnya. Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Ali] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan At Tsauri] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Manshur] dari [Mujahid] dari [Abu Ma'mar] dari [Abdullah] dengan Hadits yang serupa.

【331】

Shahih Bukhari 4444: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdul Malik bin Maisarah] dia berkata: Aku mendengar [Thawus] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma bahwa Ia ditanya mengenai firman Allah: {kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan} (QS. Asy Syura: 23), maka Sa'id bin Jubair berkata: 'Qurbaa' maksudnya adalah Keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Ibnu 'Abbas berkata: "Engkau terlalu terburu-buru, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bukanlah marga (clan) dari Quraisy melainkan Beliau hanyalah mempunyai hubungan keluarga dengan mereka." Ibnu Abbas berkata: "Maksudnya kecuali kalian bisa menyambung hubungan kekeluargaan antara diriku dengan kalian."

【332】

Shahih Bukhari 4445: Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Amru] dari ['Atha] dari [Shafwan bin Ya'la] dari [Bapaknya] dia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas mimbar membaca ayat: {Mereka berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja"}. (QS. Az Zukhruf: 77). Dan Qatadah berkata: MATSALAN LIL AAKHARIIN: Yaitu pelajaran bagi orang-orang sesudah mereka.

【333】

Shahih Bukhari 4446: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] dari [Abu Hamzah] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dari [Abdullah] dia berkata: Lima hal telah berlalu: Kabut, kekalahan Romawi, terbelah bulan, Hantaman keras dan kematian.

【334】

Shahih Bukhari 4447: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dia berkata: [Abdullah] berkata: Sesungguhnya ayat ini karena orang-orang Quraisy ketika mereka durhaka kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu beliau mendoakan mereka agar tertimpa kelaparan seperti kaum Yusuf. Maka mereka tertimpa kekeringan dan penderitaan hingga mereka memakan tulang. Lalu seseorang melihat ke langit, ia melihat antara dirinya dan langit seperti wujud kabut karena keadaan yang sulit. Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat: {Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih}. (QS. Ad Dukhaan: 10). Berkata: Kemudian seseorang mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata kepada beliau: "Wahai Rasulullah, mintakan hujan pada Allah untuk Mudlar karena mereka telah binasa". Beliau bersabda kepada Mudlar: "Sesungguhnya kamu gegabah." Maka beliau berdoa meminta hujan untuk mereka lalu Allah menurunkan hujan, lalu turunlah ayat: {Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit. Sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)} (QS. Ad Dukhaan: 10-15). Dan saat mereka mendapatkan kemakmuran, mereka kembali lagi seperti semula. Lalu Allah 'Azza wa Jalla menurunkan: {(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan} (QS. Ad Dukhaan: 16). Abdullah berkata: Maksudnya yaitu perang Badar.

【335】

Shahih Bukhari 4448: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Abu Ad Dluha] dari [Masruq] dia berkata: ketika aku menemui [Abdullah] dia berkata: Sesungguhnya bagian dari ilmu adalah dengan mengatakan Allahu a'lam (Allah lebih mengetahui) pada sesuatu yang tidak ia ketahui. Sesungguhnya Allah berfirman kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam: {Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da'wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan}. (QS. Shaad: 86). Sesunggunya kaum Quraisy tatkala menyerang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mendurhakai beliau, beliau mendoakan mereka: "Ya Allah timpakan kepada mereka kelaparan seperti kaum Yusuf". Maka mereka tertimpa tahun kekeringan dan penderitaan dimana mereka memakan tulang dan bangkai karena keadaan yang sulit. Hingga salah seorang dari mereka melihat seperti wujud kabut antara dirinya dan langit karena kelaparan. Lalu mereka berkata: "{Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman}" (QS. Ad Dukhan: 12). Maka dikatakan kepada beliau, jika kami lenyapkan adzab dari mereka, mereka akan kembali durhaka. Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memohon kepada Rabbnya, Allah pun melenyapkannya dari mereka. Kemudian mereka kembali durhaka. Maka Allah membalas mereka pada hari perang Badar, itulah yang dimaksud firman Allah: {Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih} Hingga firmanNya Jalla Dzikruh: {Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan}. (QS. Ad Dukhan: 10-16)

【336】

Shahih Bukhari 4449: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] dari [Al A'masy] dari [Abu Ad Dluha] dari [Masruq] dia berkata: Aku menemui [Abdullah] lalu ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala menyeru kaum Quraisy, mereka mendustakannya dan berbuat durhaka kepada beliau. Maka beliau berdo'a: "Ya Allah tolonglah aku terhadap mereka dengan tujuh tahun seperti tujuh tahun Yusuf. Maka mereka tertimpa tahun kelaparan yang menghabiskan segala sesuatu hingga mereka memakan bangkai. Salah seorang dari mereka berdiri melihat antara dirinya dan langit seperti kabut karena keletihan dan kelaparan. Kemudian Abdullah membaca: {Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. inilah azab yang pedih} Hingga ayat: {Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)}. (QS. Ad Dukhan: 10-15) Abdullah berkata: Maka bagaimana siksa itu akan dilenyapkan dari mereka pada hari kiamat? Dia juga berkata: Hantaman keras maksudnya adalah pada waktu perang Badar.

【337】

Shahih Bukhari 4450: Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Khalid] Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] dan [Manshur] dari [Abu Ad Dluha] dari [Masruq] dia berkata: [Abdullah] berkata: Sesungguhnya Allah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: {Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da'wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan}. (QS. Shaad: 86). Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala melihat kaum Quraisy berbuat durhaka kepada beliau, maka beliau berdo'a: "Ya Allah tolonglah aku terhadap mereka dengan tujuh tahun seperti tujuh tahun Yusuf". Maka mereka tertimpa tahun kelaparan hingga menghabiskan segala sesuatu sampai mereka memakan tulang dan kulit. Salah seorang dari mereka (perawi) mengatakan: Hingga mereka memakan kulit dan bangkai. Dan dikeluarkan dari bumi seperti wujud kabut. Kemudian Abu Sufyan datang menemui beliau seraya berkata: "Wahai Muhammad, sesungguhnya kaummu telah binasa, maka berdo'alah kepada Allah agar Dia melenyapkan adzab dari mereka. Lalu beliau mendoakannya. Kemudian beliau bersabda: "Apakah kalian akan kembali durhaka setelah ini?" Sedangkan di dalam Hadits Manshur disebutkan: Kemudian beliau membaca: {Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata} Hingga ayat: {kamu akan kembali (ingkar)} (QS. Ad Dukhan: 10-15). Maka bagaimana siksa itu akan dilenyapkan dari mereka pada hari kiamat? Padahal telah berlalu kabut, hantaman keras dan kematian. Dan Salah seorang dari mereka (perawi) menambahkan: Dan terbelahnya bulan. Dan perawi yang lain menambahkan: dan kekalahan Romawi.

【338】

Shahih Bukhari 4451: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq] dari [Abdullah] dia berkata: Lima hal telah berlalu: "Kematian, kekalahan Romawi, hantaman keras, terbelahnya bulan, dan kabut."

【339】

Shahih Bukhari 4452: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah Azza wa Jalla berfirman: Anak Adam telah menyakiti-Ku dia suka mencela masa. padahal Aku adalah masa, di dalam genggaman-Ku lah semua urusan, Aku balikkan antara siang dan malam."

【340】

Shahih Bukhari 4453: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Ismail] Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyr] dari [Yusuf bin Mahik] dia berkata: Mu'awiyah mengangkat Marwan untuk menjadi pemimpin di Hijaz. Lalu Marwan berkhutbah dan menyebut-nyebut kebaikan Yazid bin Mu'wiyah agar ia dibai'at setelah bapaknya. Kemudian Abdurrahman bin Abu Bakr berkata sesuatu kepadanya. Maka Marwan berkata: Tangkaplah ia. Abdurrahman pun masuk ke rumah 'Aisyah hingga mereka tidak mampu menangkapnya. Lalu Marwan berkata: Sesungguhnya ini adalah rumah yang di dalamnya Allah menurunkan ayat: {Dan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya: "Cis bagi kalian berdua, apakah kalian berdua memperingatkan kepadaku} (QS. Al Ahqaf: 17). Maka 'Aisyah pun berkata di balik tabir: Allah tidak menurunkan sesuatu pun dari Al Qur'an kepada kami, kecuali Allah hanya menurunkan tentang udzurku (pembebasanku mengenai berita bohong).

【341】

Shahih Bukhari 4454: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Isa] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahab] Telah mengabarkan kepada kami [Amru] bahwa [Abu An Nadrl] menceritakan kepadanya, dari [Sulaiman bin Yasar] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha -istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam- ia berkata: Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga terlihat anak lidahnya, sesungguhnya beliau hanya tersenyum. 'Aisyah berkata: Apabila beliau melihat awan atau angin maka hal itu dapat diketahui pada wajahnya. Dia berkata: "Wahai Rasulullah! Apabila orang-orang melihat awan, mereka sangat bahagia berharap supaya turun hujan. Sedangkan saya melihat engkau setiap kali melihatnya tampak kekhawatiran di wajahmu." Maka beliau bersabda: "Wahai 'Aisyah! Saya tidak merasa aman, jangan-jangan isinya mendatangkan siksaan. Telah di adzab suatu kaum dengan angin dan suatu kaum lagi melihat adzab, namun mereka justru mengatakan: {Ini adalah awan yang mengandung hujan, yang akan menghujani kami (padahal justru awan itu akan mendatangkan siksa)}. (QS. Al Ahqaf: 24).

【342】

Shahih Bukhari 4455: Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Mu'awiyah bin Abu Muzarrad] dari [Sa'id bin Yasar] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Setelah Allah menciptakan semua makhluk, maka rahim pun berdiri bangkit dan memegang pinggang Ar Rohman, lalu Allah berkata kepadanya: 'Ada apa?' Dia berkata: '(Apakah) ini adalah tempat berlindung kepadaMu dari orang yang memutus silaturahim?'. Allah menjawab: 'Tidakkah kamu ridha bahwasanya Aku akan menyambung orang yang menyambungmu dan Aku akan memutuskan orang yang memutuskanmu?' Rahim menjawab: 'Tentu wahai Rabbku'. Allah berfirman: 'ltulah bagianmu'." Abu Hurairah berkata: 'Jika kalian mau, bacalah ayat berikut ini: {Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?} (QS. Muhammad: 22). Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Hamzah] Telah menceritakan kepada kami [Hatim] dari [Mu'awiyah] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku pamanku, [Abu Al Khabab Said bin Yasar] dari [Abu Hurairah] mengenai Hadits ini. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Jika kalian mau, bacalah oleh kalian: {Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa} (QS. Muhammad: 22). Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Muhammad] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Mu'awiyah bin Abu Al Muzarrad] mengenai Hadits ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Dan jika kalian mau, bacalah ayat: {Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa} (QS. Muhammad: 22).

【343】

Shahih Bukhari 4456: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pergi dalam salah satu perjalanannya. Dan 'Umar bin Khaththab bersama beliau pada malam hari itu. Lalu 'Umar bin Khaththab bertanya kepada beliau tentang sesuatu, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menjawabnya. Kemudian dia bertanya lagi, namun beliau tetap tidak menjawabnya. Kemudian dia bertanya lagi, namun beliau tetap tidak menjawabnya. Maka 'Umar bin Khaththab berkata: "Huss kamu 'Umar. Kamu telah memaksa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tiga kali namun semuanya itu tidak ada yang dijawabnya". 'Umar berkata: "Maka saya gerakkan untaku, kemudian aku maju ke hadapan orang-orang, saya khawatir jika turun Al Qur'an berkenaan denganku. Tidak berapa lama, saya mendengar orang yang berteriak ke arahku. Maka saya berkata: 'Sungguh saya khawatir jika turun Al Qur'an berkenaan denganku'. Maka saya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu saya mengucapkan salam kepada beliau. Maka beliau bersabda: "Telah turun padaku tadi malam satu surat, yang lebih saya cintai daripada matahari terbit". Kemudian beliau membaca: {INNAA FATAHNA LAKA FATHAN MUBIINA} (Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata) (QS. Al Fath: 1).

【344】

Shahih Bukhari 4457: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Aku mendengar [Qatadah] dari Anas radliyallahu 'anhu Mengenai firman Allah: {INNAA FATAHNA LAKA FATHAN MUBIINA} (Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata) (QS. Al Fath: 1). Ia berkata: yaitu Al Hudaibiyah.

【345】

Shahih Bukhari 4458: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Qurrah] dari [Abdullah bin Mughaffal] dia berkata: Pada waktu Fathu Makkah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Al Fath, dan beliau mengulang-ngulangnya. Mu'awiyah berkata: Jika aku ingin menceritakan kepada kalian bacaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tentu akan aku ceritakan.

【346】

Shahih Bukhari 4459: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Al Fadl] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Uyainah] Telah menceritakan kepada kami [Ziyad] yaitu Ibnu 'Ilaaqah bahwa dia mendengar [Al Mughirah] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri shalat hingga kedua telapak kakinya bengkak-bengkak. Maka dikatakan kepada beliau: "Bukankah Allah telah mengampuni anda terhadap dosa-dosa anda yang lalu maupun yang akan datang?" Beliau menjawab: "Tidak bolehkah saya menjadi hamba yang bersyukur."

【347】

Shahih Bukhari 4460: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Abdul Aziz] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yahya] Telah mengabarkan kepada kami [Haiwah] dari [Abu Al Aswad] dia mendengar [Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. 'Aisyah berkata: "Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu dan yang akan datang?" Beliau bersabda: "Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur?" Dan tatkala beliau gemuk, beliau shalat sambil duduk, apabila beliau hendak ruku' maka beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku'.

【348】

Shahih Bukhari 4461: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Abu Salamah] dari [Hilal bin Abu Hilal] dari ['Atha bin Yasar] dari Abdullah bin Amru bin Al 'Ash radliyallahu 'anhuma bahwa Ayat yang di dalam Al Qur'an ini: {Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan} (QS. Al Ahzab: 45). Allah juga berfirman di dalam Taurat: "Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pelindung bagi orang-orang yang ummi (tidak baca tulis), kamu adalah hamba-Ku dan utusan-Ku, Aku menamaimu Al Mutawakkil (orang yang bertawakkal tinggi). Engkau bukan orang yang berperangai buruk, juga bukan berwatak keras dan bukan sakhkhob (orang yang cerewet, berteriak keras-keras) di pasar." Dan beliau tidak membalas kejahatan dengan kejahatan serupa akan tetapi beliau mema'afkan dan mengampuninya, dan Allah tidak akan mewafatkan beliau sampai beliau meluruskan Millah-Nya yang bengkok, hingga manusia mengucapkan Laa Ilaaha Illallah, sehingga dengannya beliau dapat membukakan mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang lalai.

【349】

Shahih Bukhari 4462: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari Al Baraa radliyallahu 'anhu dia berkata: Ketika seorang laki-laki dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca, kuda miliknya sudah dalam keadaan terikat dirumahnya. Namun ia selalu merasa tidak tenang, ia lari keluar, tapi ia tidak melihat sesuatu, dan hal itu selalu membuat ia tidak tenang. Di pagi harinya ia mengabarkan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: "Ketenangan itu akan turun dengan (membaca) Al Qur'an."

【350】

Shahih Bukhari 4463: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru] dari [Jabir] dia berkata: "Pada hari Hudaibiyah kami berjumlah seribu empat ratus."

【351】

Shahih Bukhari 4464: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Syababah] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dia berkata: Aku mendengar ['Uqbah bin Shahban] dari [Abdullah bin Mughaffal Al Muzani], Sesungguhnya aku termasuk orang yang menghadiri peristiwa bai'atur Ridwan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang melempar buruan dengan batu. Dan dari Uqbah bin Shahban dia berkata: Aku mendengar Abdullah bin Mughaffal Al Muzani berkata mengenai kencing ditempat pemandian menyebabkan rasa was-was.

【352】

Shahih Bukhari 4465: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Walid] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Khalid] dari [Abu Qilabah] dari Tsabit bin Dlahak radliyallahu 'anhu, Dan dia termasuk peserta bai'atur Ridwan.

【353】

Shahih Bukhari 4466: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ishaq As Sulami] Telah menceritakan kepada kami [Ya'la] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Siyah] dari [Habib bin Abu Tsabit] dia berkata: Aku menemui Abu Wa'il dan aku bertanya kepadanya. Lalu dia berkata: "Ketika itu kami di Shiffin". Lantas seseorang berkata: Tidakkah kamu telah melihat orang-orang yang menyeru kepada kitabullah? Maka 'Ali menjawab: "Ya". Lalu Sahal bin Hunaif berkata: "Tolong koreksilah diri kalian, sungguh aku pernah melihat kami pada hari Hudaibiyah yakni perjanjian damai yang terjadi antara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum Musyrikin, kalaulah kita berpendapat untuk berperang maka tentu kita akan berperang, hingga 'Umar datang dan berkata: Bukankah kita di atas kebenaran dan mereka di atas kebatilan? Bukankah orang-orang yang terbunuh dari kita berada di Surga, sedangkan orang-orang yang terbunuh dari mereka berada di Neraka? Nabi menjawab: 'Ya'. 'Umar berkata: Kalau begitu kenapa kita merendahkan agama kita dan kembali, padahal Allah belum memutuskan untuk kita. Maka Nabi bersabda: Wahai Ibnu Khaththab, sesungguhnya aku adalah Rasulullah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakanku selama-lamanya. Maka 'Umar pun kembali dalam keadaan tidak puas dan tidak sabar, hingga ia menemui Abu Bakr seraya berkata: Wahai Abu Bakr, bukankah kita di atas kebenaran dan mereka di atas kebatilan? Abu Bakr menjawab: Wahai Ibnu Khaththab, sesunggunya beliau adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan beliau selama-lamanya, maka turunlah surat Al Fath."

【354】

Shahih Bukhari 4467: Telah menceritakan kepada kami [Yasarah bin Shafwan bin Jamil Al Lakhmi] Telah menceritakan kepada kami [Nafi' bin 'Umar] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dia berkata: Hampir saja dua orang terbaik binasa, yaitu Abu Bakar dan 'Umar radliyallahu 'anhuma, keduanya mengangkat suara mereka di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Yaitu tatkala datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam utusan Bani Tamim. Salah satu dari keduanya menunjuk Al Aqra' bin Habis Al Hanzhali, saudara Bani Mujasyi', dan yang lain menunjuk pada yang lainnya. Abu Bakar berkata kepada 'Umar: Sesungguhnya kamu hanya ingin menyelisihiku. 'Umar berkata: Saya tidak bermaksud menyelisihimu. Lalu suara mereka berdua meninggi. Mengenai hal itu maka Allah menurunkan ayat: {Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi}. Ibnu Az Zubair berkata: Maka 'Umar setelah turun ayat ini tidaklah mendengar perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga ia betul-betul memahaminnya. Dan Ibnu Az Zubair tidak menyebutkan hal itu dari Bapaknya (kakeknya) yaitu Abu Bakr.

【355】

Shahih Bukhari 4468: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Azhar bin Sa'ad] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Aun] dia berkata: Telah memberitakan kepadaku [Musa bin Anas] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mencari Tsabit bin Qais, lalu seseorang berkata: Wahai Rasulullah, Aku tahu keberadaan dia. Lalu dia mendatanginya dan ditemuinya sedang duduk di rumahnya dalam keadaan menundukan kepalanya. Orang itu berkata kepadanya: Ada apa denganmu? Tsabit menjawab: Sungguh jelek ia (Tsabit), ia telah mengangkat suaranya melebihi suara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sungguh telah hancur amal perbuatannya dan dia termasuk penghuni neraka. Maka orang itu menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengabarkan berita keadaannya bahwa ia berkata begini dan begitu. Musa berkata: -kemudian orang itu kembali lagi kepadanya dengan membawa kabar gembira yang besar-. Lalu Rasulullah berkata: Pergilah kepada Tsabit dan katakan kepadanya: sesungguhnya kamu bukan termasuk penghuni neraka, tapi kamu penghuni surga.

【356】

Shahih Bukhari 4469: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] bahwa [Abdullah bin Zubair] mengabarkan kepadanya Ketika datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam utusan Bani Tamim. Abu Bakr berkata: Angkatlah Al Qa'qaa' bin Ma'bad. Sedangkan Umar berkata: Angkatlah Al Aqra' bin Habis. Maka Abu Bakar berkata: Sesungguhnya kamu hanya ingin menyelisihiku. Maka 'Umar berkata: Saya tidak bermaksud menyelisihimu. Lalu mereka berdua berdebat hingga suara mereka meninggi. Maka turunlah ayat: {Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan RasulNya} (QS. Al Hujurat: 1) hingga akhir ayat.

【357】

Shahih Bukhari 4470: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abu Al Aswad] Telah menceritakan kepada kami [Harami bin 'Umarah] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari Anas radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Orang-orang dilemparkan ke neraka {Dan neraka itu berkata: 'Apakah ada tambahan lagi?} (QS. Qaf: 30). Maka Allah meletakan kaki-Nya, dan neraka itu berkata: 'Cukup, cukup'."

【358】

Shahih Bukhari 4471: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Musa Al Qaththan] Telah menceritakan kepada kami [Abu Sufyan Al Himyari Sa'id bin Yahya bin Mahdi] Telah menceritakan kepada kami ['Auf] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] secara marfu, namun Abu Sufyan mendapatkan Hadits ini kebanyakan bersifat mauquf. Dikatakan {kepada neraka Jahannam: Apakah sudah penuh? Neraka Jahannam bertanya: Apakah ada tambahan lagi?} (QS. Qaf: 30). Maka Allah Tabaraka wa Ta'ala meletakan kaki-Nya di atas neraka, kemudian neraka itu berkata: 'Cukup, cukup.'

【359】

Shahih Bukhari 4472: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Surga dan neraka berbantah-bantahan. Neraka berkata: Orang-orang congkak dan sombong memasukiku. Surga berkata: Sedangkan aku, tidak ada yang memasukiku selain orang-orang lemah, yang hina dalam pandangan manusia. Lalu Allah berfirman kepada surga: 'Kau adalah rahmatKu, denganmu Aku merahmati siapa saja yang Aku kehendaki dari hamba-hambaKu.' Kemudian Allah berfirman kepada neraka: 'Kau adalah siksaKu, denganmu Aku menyiksa siapa pun yang Aku kehendaki. Dan masing-masing dari keduanya ada isinya.' Sedangkan neraka tidak terisi penuh hingga Allah meletakkan kakiNya kemudian neraka berkata: 'Cukup, cukup'. Saat itulah neraka penuh dan sebagiannya menindih sebagian yang lain. Dan Allah Azza wa Jalla tidak menzhalimi seorang pun dari makhlukNya. Sedangkan surga, Allah Azza wa Jalla menciptakan penghuninya."

【360】

Shahih Bukhari 4473: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dari [Jarir] dari [Ismail] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Jarir bin Abdullah] dia berkata: Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di malam hari ke empat belas, beliau melihat bulan, kemudian bersabda: "Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini. Kalian tidak akan kesulitan (ragu) ketika melihatnya. Jika kalian mampu untuk tidak ketinggalan shalat sebelum terbitnya fajar dan sebelum terbenamnya matahari maka lakukanlah." Kemudian beliau membaca: {Dan bertasbihlah dengan memuji Rabb mu, sebelum terbit matahari dan terbenamnya}." (QS. Qaaf: 39).

【361】

Shahih Bukhari 4474: Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Warqa] dari [Ibnu Abu Najih] dari [Mujahid] ia berkata: [Ibnu Abbas] menyuruhnya untuk bertasbih di akhir semua shalat sebagaimana maksud firman Allah: {Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai sembahyang}. (QS. Qaaf: 40).

【362】

Shahih Bukhari 4475: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Muhammad bin Abdurrahman bin Naufal] dari [Urwah] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] dia berkata: Saya pernah mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa saya sedang sakit. Kemudian beliau bersabda: "Berthawaflah di belakang manusia dalam keadaan berkendaraan." Maka saya melakukan thawaf dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang melakukan shalat di samping Ka'bah membaca: "WATH THUUR WA KITAABIN MASTHUUR."

【363】

Shahih Bukhari 4476: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata: mereka menceritakan kepadaku dari [Az Zuhri] dari [Muhammad bin Jubair bin Muth'im] dari Bapaknya radliyallahu 'anhu dia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat At Thuur pada shalat Maghrib. Tatkala sampai ayat ini: {Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun? Ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu? Atau merekakah yang berkuasa?} (QS. At Thuur: 35-37). Jubair berkata: Hatiku hampir saja akan terbang. Sufyan berkata: Adapun aku mendengar hal itu dari Az Zuhri ia bercerita dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari Bapaknya aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat At Thuur pada shalat Maghrib, dan aku tidak mendengarnya ada tambahan lagi dari apa yang mereka katakan kepadaku.

【364】

Shahih Bukhari 4477: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Ismail bin Abu Khalid] dari ['Amir] dari [Masruq] dia berkata: Aku bertanya kepada 'Aisyah radliyallahu 'anha: Wahai Ibu, Apakah benar Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat Rabbnya? 'Aisyah menjawab: Sungguh rambutku berdiri (karena kaget) atas apa yang kamu katakan. Tiga perkara yang barang siapa mengatakannya kepadamu, maka sungguh ia telah berdusta. Barangsiapa mengatakan kepadamu bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat Rabbnya, maka ia telah berdusta. Lalu 'Aisyah membaca ayat: {Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan, dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui}. (QS. Al An'am: 103). {Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir}. (QS. As Syura: 51). Dan barangsiapa yang mengatakan kepadamu bahwa beliau mengetahui apa yang akan terjadi pada hari esok maka ia telah berdusta. Lalu 'Aisyah membaca ayat: {Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok}. (QS. Luqman: 34). Dan barangsiapa yang mengatakan kepadamu bahwa beliau menyembunyikan sesuatu, maka ia telah berdusta. Lalu 'Aisyah membaca ayat: {Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu}. (QS. Al Maidah: 67). Hanya saja beliau pernah melihat bentuk Jibril 'alaihis salam dua kali.

【365】

Shahih Bukhari 4478: Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] Telah menceritakan kepada kami [As Syibani] dia berkata: Aku mendengar [Zirr] dari [Abdullah] Mengenai firman Allah: {Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan} (QS. An Najm: 9-10). Zirr berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah melihat Jibril mempunyai enam ratus sayap.

【366】

Shahih Bukhari 4479: Telah menceritakan kepada kami [Thalq bin Ghannam] Telah menceritakan kepada kami [Zaidah] dari [As Syaibani] dia berkata: Aku bertanya kepada [Zirr] tentang firman Allah Ta'ala: {Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan} (QS. An Najm: 9-10). Zirr berkata: Telah mengabarkan kepada kami Abdullah (Ibnu Mas'ud) bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam melihat Jibril mempunyai enam ratus sayap.

【367】

Shahih Bukhari 4480: Telah menceritakan kepada kami [Qabishah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari Abdullah radliyallahu 'anhu Mengenai firman Allah: {Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar} (QS. An Najm: 18). Abdullah berkata: Rasulullah melihat karpet berwarna hijau telah menutupi bagian ufuk.

【368】

Shahih Bukhari 4481: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Abul Asyhab] Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Jauza] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma Mengenai firman Allah: {al Laata dan al Uzza} (QS. An Najm: 19). Al Laata adalah seorang laki-laki yang biasa mengaduk sawik untuk makanan orang-orang yang haji.

【369】

Shahih Bukhari 4482: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Humaid bin Abdurrahman] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah dan berkata: 'Demi Laata dan Uzza' maka hendaknya ia mengatakan: Laa Ilaaha Illallaah. Dan barangsiapa yang berkata kepada sahabatnya kemarilah saya berjudi denganmu, maka hendaknya ia bersedekah."

【370】

Shahih Bukhari 4483: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] Aku mendengar ['Urwah] berkata: Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah radliyallahu 'anha, lalu ia menjawab: Sesungguhnya dahulu orang yang telah bertalbiyah untuk berhala Manat yang berada di Al Musyallal tidak melakukan thawaf antara Shafa dan Marwah. Lalu Allah menurunkan ayat: {Sesungguhnya shofa dan marwah termasuk syiar-syiar Allah}. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum muslimin melakukan thawaf. Sufyan berkata: berhala Manat yang berada di Al Musyallal letaknya antara Makkah dan Madinah. Dan Abdurrahman bin Khalid berkata: dari [Ibnu Syihab], [Urwah] berkata: ['Aisyah] berkata: Ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang Anshar yang mana mereka dan kabilah Ghassan sebelum mereka masuk Islam biasa bertalbiyah untuk berhala Manat, -seterusnya dengan redaksi yang serupa.- Sedangkan [Ma'mar] berkata: dari [Az Zuhri] dari [Urwah] dari ['Aisyah]: bahwa beberapa orang Anshar yang telah bertalbiyah bagi berhala Manat -yaitu berhala yang berada diantara Makkah dan Madinah- mereka berkata: Wahai Nabiyullah, kami tidak melakukan Thawaf antara Shafa dan Marwah, karena mengagungkan Manat. -dengan hadits yang serupa.-

【371】

Shahih Bukhari 4484: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] Telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari ['Ikrimah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersujud pada surat An Najm, demikian juga kaum muslimin, orang-orang musyrik, jin dan seluruh manusia yang hadir. Hal ini diriwayatkan pula oleh [Ibrahim bin Thahman] dari [Ayyub], namun [Ibnu 'Ulayyah] tidak menyebutkan Ibnu Abbas.

【372】

Shahih Bukhari 4485: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali] Telah mengabarkan kepadaku [Abu Ahmad] Telah menceritakan kepada kami [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad bin Yazid] dari Abdullah radliyallahu 'anhu dia berkata: Surat pertama kali yang di dalamnya ada ayat sajdah adalah surat An Najm. Abdullah berkata: Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan orang-orang yang berada dibelakang beliau pun bersujud, kecuali seorang laki-laki yang aku lihat ia mengambil segenggam tanah lalu ia bersujud di atasnya. Setelah itu aku melihat orang itu terbunuh dalam keadaan kafir. Ia adalah Umayyah bin Khalaf.

【373】

Shahih Bukhari 4486: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dan [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Abu Ma'mar] dari [Ibnu Mas'ud] dia berkata: Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bulan terbelah menjadi dua bagian. Sebagian di atas gunung, dan sebagian lagi dibawahnya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Saksikanlah!"

【374】

Shahih Bukhari 4487: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abu Najih] dari [Mujahid] dari [Abu Ma'mar] dari [Abdullah] dia berkata: Ketika kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bulan terbelah menjadi dua. Beliau berkata kepada kami: "Saksikanlah, saksikanlah!"

【375】

Shahih Bukhari 4488: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Bakr] dari [Ja'far] dari ['Irak bin Malik] dari [Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma dia berkata: Bulan terbelah pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【376】

Shahih Bukhari 4489: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Qatadah] dari Anas radliyallahu 'anhu dia berkata: Penduduk Makkah meminta Nabi untuk memperlihatkan sebuah tanda, Maka beliau memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan.

【377】

Shahih Bukhari 4490: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Anas] dia berkata: Bulan terbelah menjadi dua.

【378】

Shahih Bukhari 4491: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari [Abdullah] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca ayat: {FAHAL MIN MUDDAKIR} (maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?). (QS. Al Qamar: 15).

【379】

Shahih Bukhari 4492: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dari [Yahya] dari [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari Abdullah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya Beliau membaca ayat: {FAHAL MIN MUDDAKIR} (maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?). (QS. Al Qamar: 15).

【380】

Shahih Bukhari 4493: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dari [Abu Ishaq] bahwa Dia mendengar seorang laki-laki bertanya kepada [Al Aswad] mengenai ayat apakah lafazhnya FAHAL MIN MUDDAKIR atau MUDZDZAKIR? Lalu dia menjawab: Aku mendengar [Abdullah] membacanya dengan lafazh: FAHAL MIN MUDDAKIR. Abdullah berkata: Dan aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membacanya dengan lafazh FAHAL MIN MUDDAKIR, menggunakan huruf Daal.

【381】

Shahih Bukhari 4494: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] Telah mengabarkan kepada kami [Bapakku] dari [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari Abdullah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Beliau membaca: {FAHAL MIN MUDDAKIR} (maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?). (QS. Al Qamar: 15).

【382】

Shahih Bukhari 4495: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Gundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Beliau membaca: {FAHAL MIN MUDDAKIR} (maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?). (QS. Al Qamar: 15).

【383】

Shahih Bukhari 4496: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad bin Yazid] dari [Abdullah] dia berkata: Aku membacakan ayat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam FAHAL MIN MUDZDZAKIR. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membenarkan dengan lafazh {FAHAL MIN MUDDAKIR} (maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?). (QS. Al Qamar: 15).

【384】

Shahih Bukhari 4497: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Hausyab] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab] Telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad] Telah menceritakan kepada kami ['Affan bin Muslim] dari [Wuhaib] Telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Ikrimah] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ketika beliau berada di Quba pada hari Badar: "ALLAAHUMMA INNII ANSYUDUKA 'AHDAKA WAWA'DAKA, ALLAAHUMMA IN TASYA' LAA TU'BAD BA'DAL YAUM" (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu akan sumpah dan janjiMu, ya Allah, jika Engkau mau, maka engkau tidak akan disembah lagi setelah hari ini)." Lalu Abu Bakar meraih tangan beliau dan berkata: Cukuplah wahai Rasulullah, engkau telah memaksa atas Tuhanmu. Lalu beliau pun mengenakan baju perangnya, kemudian beliau keluar dan mengucapkan (firman Allah): {Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang}. (QS. Al Qamar: 45).

【385】

Shahih Bukhari 4498: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] bahwa [Ibnu Juraij] mengabarkan kepada mereka seraya berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Yusuf bin Mahik] dia berkata: Aku berada di samping 'Aisyah ibu kaum muslimin ketika dia berkata: Sesungguhnya telah diturunkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau di Makkah, dan pada waktu itu aku bersama seorang budak sedang bermain-main. Ayat itu berbunyi: {Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit}. (QS. Al Qamar: 46).

【386】

Shahih Bukhari 4499: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] Telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari Khalid dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa ketika beliau berada di Quba pada hari Badar: "ANSYUDUKA 'AHDAKA WAWA'DAKA, ALLAAHUMMA IN SYI'TA LAM TU'BAD BA'DAL YAUM" (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu akan sumpah dan janjiMu, ya Allah, jika Engkau mau, maka engkau tidak akan disembah lagi setelah hari ini}. Lalu Abu Bakar meraih tangan beliau dan berkata: Cukuplah wahai Rasulullah, engkau telah memaksa atas Tuhanmu. Lalu beliau pun mengenakan baju perangnya, kemudian beliau keluar dan mengucapkan (firman Allah): {Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit} (QS. Al Qamar: 45-46).

【387】

Shahih Bukhari 4500: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abu Al Aswad] Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin Abdus Shamad Al 'Ammi] Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Imran Al Jauni] dari [Abu Bakr bin Abdullah bin Qais] dari [Bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Dua bagian dari surga yang perabotnya dan segala isi di dalamnya terbuat dari perak. Dan dua bagian dari surga yang perabotnya serta segala isi di dalamnya terbuat dari emas. Tidak ada yang menghalangi suatu kaum untuk melihat Rabb mereka selain selendang keagungan yang ada di wajah-Nya di surga 'Adn."

【388】

Shahih Bukhari 4501: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] Telah menceritakan kepadaku [Abdul Aziz bin Abdush Shamad] Telah menceritakan kepada kami [Abu Imran Al Jauni] dari [Abu Bakr bin Abdullah bin Qais] dari [bapaknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dalam surga terdapat kemah yang terbuat dari permata yang berongga dengan luas enam puluh mil. Pada setiap sudutnya terdapat penghuni, namun mereka tidak dapat melihat yang lain, orang-orang mukmin mengelilingi mereka. Dan (di dalam surga juga terdapat) dua kebun yang gelas-gelas, serta segala sesuatu yang berada di dalamnya terbuat dari perak. Tidak ada lagi yang menghalangi antara suatu kaum untuk melihat Rabb mereka kecuali pakaian kesombongan yang melekat di wajah-Nya di dalam surga 'Adn."

【389】

Shahih Bukhari 4502: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Zinad] dari [Al A'raj] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Dalam surga terdapat sebatang pohon yang bilamana seorang yang berkendaraan berjalan di bawahnya selama seratus tahun, maka dia belum habis melewati bayangannya. Bacalah jika kalian mau yaitu ayat: {WA DHILLIM MAMDUUD} (Dan naungan -pohon- yang terbentang luas). (QS. Al Waqi'ah: 30).

【390】

Shahih Bukhari 4503: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahim] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Sulaiman] Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] ia berkata: Aku pernah bertanya kepada [Ibnu Abbas] Mengenai surat At Taubah, maka ia pun menjelaskan: "Surat At Taubah adalah di istilahkan Al Fadlihah (yang membongkar kejahatan kaum munafik). Ia senantiasa turun dengan ungkapan, 'WA MINHUM, WA MINHUM' (Dan di antara mereka dan di antara mereka) hingga mereka pun menyangka bahwa tidak ada seorang pun yang tersisa dari mereka kecuali disebutkan dalam surat tersebut." Kemudian aku bertanya: "Bagaimana dengan surat Al Anfal?" Ia menjelaskan: "Surat itu turun pada saat terjadinya perang Badar." Berkata: Aku bertanya lagi: "Bagaimana dengan surat Al Hasyr?" Ia pun menjelaskan: "Surat itu turun berkenaan dengan Bani Nadlir."

【391】

Shahih Bukhari 4504: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Mudrik] Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hammad] Telah mengabarkan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id] ia berkta: Aku pernah bertanya kepada [Ibnu Abbas] mengenai surat Al Hasyr, maka ia pun menjawab: "Surat itu adalah surat An Nadlir (surat yang turun berkenaan dengan Bani Nadlir)."

【392】

Shahih Bukhari 4505: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] Telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membakar pepohonan kurma Bani Nadlir dan juga memotongnya, yakni Al Buwairah, maka Allah Ta'ala pun menurunkan ayat: {Pepohonan (kurma) yang telah kalian tebang atau yang kalian biarkan berdiri tegak di atas pokoknya adalah atas dasar izin dari Allah, dan untuk menghinakan orang-orang yang fasik}." (QS. Al Hasyr: 5).

【393】

Shahih Bukhari 4506: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] lebih dari sekali dari [Amru] dari [Az Zuhri] dari [Malik bin Aus bin Al Hadatsan] dari 'Umar radliyallahu 'anhu ia berkata: Harta kekayaan Bani Nadlir yang telah dijadikan Fai` oleh Allah atas Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam adalah termasuk harta yang diperoleh tanpa campur tangan sedikit pun dari kaum muslimin, baik itu dengan kuda perang atau yang lainnya. Sesungguhnya harta itu adalah milik Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam secara khusus dan sebagai nafkah bagi keluarganya. Sedangkan sisanya untuk perlengkapan persenjataan perang dan sejumlah kuda perang fi Sabilillah."

【394】

Shahih Bukhari 4507: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari [Abdullah] ia berkata: Semoga Allah melaknati Al Wasyimaat (wanita yang mentato) dan Al Mutasyimaat (wanita yang meminta untuk ditato), Al Mutanammishaat (wanita yang mencukur alisnya), serta Al Mutafallijaat (merenggangkan gigi) untuk keindahan, yang mereka merubah-rubah ciptaan Allah." Kemudian ungkapan itu sampai kepada salah seorang wanita dari Bani Asad yang biasa dipanggil Ummu Ya'qub. Lalu wanita itu pun datang dan berkata: "Telah sampai kepadaku berita tentang Anda. Bahwa Anda telah melaknat yang ini dan itu." Abdullah berkata: "Mengapakah aku tidak melaknat mereka yang telah dilaknat oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan mereka yang terdapat di dalam Kitabullah?" Kemudian wanita berkata: "Sungguh, aku telah membaca di antara kedua lembarannya, namun di dalamnya aku tidak mendapatkan apa yang telah Anda katakan." Abdullah menjelaskan: "Sekiranya saudari membacanya secara keseluruhan, maka niscaya saudari akan menemukannya. Bukankah saudari membaca: {Apa yang dibawa Rasul untuk kalian, maka ambillah, sedangkan apa yang dilarangnya, maka tingalkanlah}? (QS. Al Hasyr: 7). Wanita itu menjawab: "Ya, benar". Abdullah melanjutkan: "Sesungguhnya beliau telah melarang hal itu". Wanita itu kembali berkata: "Tetapi, sesungguhnya aku menduga kuat, bahwa isteri anda sendiri melakukan hal itu." Abdullah berkata: "Berangkatlah dan lihatlah." Lalu wanita itu pun pergi untuk melihatnya, namun ternyata tidak mendapatkan kebenaran dugaannya sedikit pun. Kemudian Abdullah pun berkata: "Sekiranya isteriku seperti itu, niscaya aku tidak akan mencampurinya."

【395】

Shahih Bukhari 4508: Telah menceritakan kepada kami [Ali] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] dari [Sufyan] ia berkata: Aku menuturkan kepada Abdurrahman bin Abis hadits [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari Abdullah radliyallahu 'anhu, ia berkata: Semoga Allah melaknat Al Washilah (wanita yang menyambung rambutnya). Maka Ia pun berkata: Aku mendengarnya dari seorang wanita yang biasa dipanggil [Ummu Ya'qub], dari [Abdullah], sebagaimana hadis Manshur.

【396】

Shahih Bukhari 4509: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr] yakni Ibnu Ayyasy, dari Hushain dari [Amru bin Maimun] ia berkata: 'Umar radliyallahu 'anhu berkata: "Aku wasiatkan khalifah untuk memperhatikan kaum Muhajirin yang pertama-tama kali hijrah, agar ia mengetahui apa yang menjadi hak mereka. Dan aku juga wasiatkan khalifah untuk memperhatikan orang-orang Anshar yang telah menyediakan tempat kediaman dan keimanan sebelum Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berhijrah, agar ia menerima orang yang berbuat baik dari mereka dan memaafkan orang yang berbuat buruk dari mereka."

【397】

Shahih Bukhari 4510: Telah menceritakan kepadaku [Ya'qub bin Ibrahim bin Katsir] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] Telah menceritakan kepada kami [Fudlail bin Ghazwan] Telah menceritakan kepada kami [Abu Hazim Al Asyja'i] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu ia berkata: Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Rasulullah, sungguh aku mengalami kesulitan (tidak mendapatkan makanan)." Maka beliau pun mengutus seseorang kepada isteri-isterinya, namun ternyata utusan itu tidak mendapatkan (sesuatu makanan pun). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidakkah ada seorang pun yang mau menjamunya untuk malam hari ini, semoga Allah merahmatinya." Kemudian berdirilah seorang laki-laki dari kalangan Anshar seraya berkata: "Aku wahai Rasulullah." Lalu laki-laki itu pun pergi menemui keluarganya dan berkata kepada isterinya: "Ini adalah tamu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, janganlah kamu mengecewakannya barang sedikit pun." Sang isteri pun berkata: "Demi Allah, aku tidak lagi memiliki apa-apa kecuali makanan untuk anak kita yang kecil." Laki-laki itu berkata: "Jika anak-anak ingin makan malam, maka tidurkanlah mereka. Lalu kemarilah dan matikanlah lampu, kemudian kita berpura-pura menyantap makanan." Akhirnya sang isteri pun melakukannya. Pada keesokan harinya, laki-laki itu pun menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau pun bersabda: "Sungguh, Allah azza wa jalla merasa ta'jub atau tertawa lantaran apa yang dilakukan si Fulan dan si Fulanah. Sehingga Allah 'azza wa jalla pun menurunkan ayat: {Dan mereka lebih mementingkan yang lain, meskipun mereka sendiri sangat kesusahan}." (QS. Al Hasyr: 9).

【398】

Shahih Bukhari 4511: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Dinar] ia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Al Hasan bin Muhammad bin Ali] bahwa ia mendengar [Ubaidullah bin Abu Rafi'] sekretaris Ali, berkata: Aku mendengar Ali radliyallahu 'anhu berkata: Aku, Zubair dan Miqdad pernah diutus oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan bersabda: "Berangkatlah kalian hingga kalian tiba di Raudlah Khakh, sebab di tempat itu ada seorang wanita yang membawa surat, dan ambillah surat itu darinya." Setelah itu, kami pun segera pergi dengan memacu kuda berlari kencang hingga kami sampai di Ar Raudlah, dan ternyata kami pun mendapati seorang wanita yang dimaksud. Kami berkata: "Tolong keluarkan surat itu." Wanita itu menjawab: "Aku tidak membawa surat." Kami katakan: "Kamu keluarkan surat itu, ataukah kami benar-benar akan melucuti pakaianmu." Akhirnya wanita itu pun mengeluarkan surat dari jalinan rambutnya. Dan kami segera membawanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan ternyata surat itu dari Hathib bin Abu Balta'ah untuk orang-orang musyrik yang bertempat tinggal di Makkah. Ia mengabarkan kepada mereka tentang beberapa rencana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun berkata: "Apa ini wahai Hathib?" Hathib berkata: "Janganlah Anda terburu-buru berprasangka atasku wahai Rasulullah. Aku adalah seorang yang berkebangsaan Quraisy, namun aku bukanlah bagian dari diri mereka. Orang-orang yang bersama Anda dari kalangan Muhajirin sesungguhnya memiliki kerabat yang dapat memberikan pengamanan untuk keluarga dan juga harta mereka di Makkah. Karena itulah ketika aku tidak lagi memiliki pertalian nasab terhadap mereka, aku ingin untuk berbuat sesuatu yang dengannya mereka mau turut menjaga kerabatku. Dan tidaklah aku melakukannya karena kekufuran atau lantaran murtad dari agamaku." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya, ia telah berkata jujur pada kalian." Tiba-tiba 'Umar berkata: "Izinkanlah aku untuk menebas lehernya wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Sesungguhnya ia ikut dalam peperangan Badar. Tidakkah kamu tahu, bisa jadi Allah azza wa jalla telah memberikan kekhususan terhadap Ahlu Badar seraya berfirman: 'Beramallah sesuka kalian. Sesungguhnya, Aku telah mengampuni kalian.'" 'Amru berkata: Dan turunlah ayat berkenaan dengan hal itu: {Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil musuh-Ku dan musuh kalian sebagai wali} (QS. Al Mumtahanah: 1). Berkata: Aku tidak tahu, apakah itu adalah ayat yang tercantum di dalam hadits, ataukah ungkapannya 'Amru. 'Ali menceritakan kepada kami: Ia berkata: Pernah diceritakan kepada Sufyan bahwa, dalam persoalan ini turunlah ayat: {Janganlah kalian menjadikan musuh-Ku dan musuh kalian sebagai wali} (QS. Al Mumtahanah: 1) Maka Sufyan berkata: "Hal ini terkait dengan peristiwa itu. Aku menghafalnya dari 'Amru, tidaklah aku meninggalkan satu huruf pun darinya. Dan aku belum pernah melihat orang yang menghafalnya selain aku."

【399】

Shahih Bukhari 4512: Telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd, telah menceritakan kepada kami Anak saudaraku Ibnu Syihab, dari pamannya, telah mengabarkan kepadaku 'Urwah, bahwa 'Aisyah radliyallahu 'anha telah mengabarkan kepadanya, bahwasanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menguji kaum wanita mukmin yang berhijrah kepadanya dengan ayat ini dengan firman Allah: {Wahai Nabi, apabila wanita-wanita mukminat datang kepadaku hendak berbai'at} hingga firman-Nya {(Allah) Maha Pengampun lahi Maha Penyayang} (QS. Al Mumtahanah: 2). 'Urwah berkata: 'Aisyah berkata: Wanita-wanita mukminat yang mengikrarkan syarat ini, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya: "Sungguh, aku telah membai'atmu." Yakni beliau membai'atnya hanya sebatas ungkapan. Dan tidak demi Allah, tangan beliau tidak pernah menyentuh tangan seorang wanita pun dalam melakukan bai'at. Tidaklah beliau membai'at mereka melainkan dengan ungkapan: "Sungguh, aku telah membai'atmu atas perkataan itu." Hadits ini dikuatkan oleh [Yunus], [Ma'mar] dan [Abdurrahman bin Ishaq] dari [Az Zuhri]. Dan [Ishaq bin Rasyid] berkata: dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dan ['Amrah].

【400】

Shahih Bukhari 4513: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] Telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Hafshah binti Sirin] dari Ummu 'Athiyyah radliyallahu 'anha ia berkata: Kami berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau pun membacakan ayat kepada kami: {Dan janganlah mereka menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun}. Kemudian beliau juga melarang kami untuk melakukan Niyahah (meratap saat tertimpa musibah). Lalu seorang wanita menggenggam tangannya dan berkata: "Sesungguhnya si Fulanah telah membahagiakanku, dan aku ingin segera membalasnya." Namun Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak berkata apa pun pada wanita itu. Wanita itu pergi, kemudian kembali lagi, dan beliau pun membai'atnya.

【401】

Shahih Bukhari 4514: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] ia berkata: Telah menceritakan kepada kami [bapakku] ia berkata: Aku mendengar [Az Zubair] dari [Ikrimah] dari Ibnu Abbas Mengenai firmanNya Ta'ala: {Dan janganlah mereka mendurhakaimu dalam kebaikan} (QS. Al Mumtahanah: 12). Ia berkata: "Sesungguhnya hal itu hanyalah syarat yang Allah persyaratkan untuk kaum wanita."

【402】

Shahih Bukhari 4515: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: [Az Zuhri] Telah menceritakannya kepada kami, ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Abu Idris] bahwa telah mendengar Ubadah bin Shamit radliyallahu 'anhu berkata: Suatu hari, kami berada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau pun bersabda: "Apakah kalian mau berbai'at kepadaku bahwa kalian tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, dan kalian tidak akan berzina dan tidak pula akan mencuri?" Kemudian beliau membaca ayat dari surat An Nisa`. Dan mayoritas redaksi Sufyan: 'membacakan ayat' (Bukan membaca ayat surat An Nisa'). "Barangsiapa di antara kalian yang memenuhi janjinya, maka ganjaran pahala ada di sisi Allah. Dan siapa yang melanggar satu darinya lalu ia disiksa, maka hal itu adalah kafarah baginya. Namun, siapa yang melanggar satu darinya lalu Allah menyembunyikan kesalahannya, maka hal itu kembali kepada Allah, bila Dia berkehendak, maka Dia akan menyiksanya, dan bila menghendaki, Dia akan mengampuninya." Hadits ini diperkuat oleh [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar], yakni terkait dengan ayat.

【403】

Shahih Bukhari 4516: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahim] Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Juraij] bahwa [Al Hasan bin Muslim] Telah mengabarkan kepadanya dari [Thawus] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma ia berkata: Aku pernah turut menunaikan Shalat 'Idul Fithri bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar, 'Umar dan 'Utsman, maka mereka semua shalat terlebih dahulu sebelum khuthbah, kemudian menyampaikan khuthbah setelahnya. Setelah itu Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam turun, maka aku melihat saat beliau memerintahkan dengan tangannya agar kaum lelaki duduk. Lalu beliau berjalan bersama Bilal melewati mereka hingga sampai di tempat kaum wanita berada. Kemudian beliau membaca: {Wahai Nabi, apabila wanita-wanita mukminat datang kepadamu hendak berbai'at bahwa mereka tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, tidak mencuri, tidak berzina, dan tidak akan membunuh anak-anak mereka, serta tidak akan berbuat kebohongan yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka} (QS. Al Mumtahanah: 12) hingga beliau selesai membaca ayat itu keseluruhannya. Setelah selesai beliau bersabda: "Kalian semua berada di atas janji itu." Lalu salah seorang wanita menjawab: "Ya, wahai Rasulullah." Sementara yang lainnya diam. Al Hasan tidak tahu, siapakah wanita itu. Berkata: Akhirnya para wanita bersedekah, sedangkan Bilal membentangkan pakaiannya, sementara mereka melemparkan gelang dan cincin-cincin mereka ke dalam pakaian Bilal.

【404】

Shahih Bukhari 4517: Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] Telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari bapaknya radliyallahu 'anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berabda: "Sesungguhnya aku memiliki beberapa nama. Aku adalah Muhammad, Ahmad, Al Mahi yang maknanya dengankulah Allah menghilangkan kekafiran. Aku juga adalah Al Hasyir, yang maknanya manusia dibangkitkan di atas telapak kakiku, dan aku juga Al 'Aqib."

【405】

Shahih Bukhari 4518: Telah menceritakan kepadaku [Abdul Aziz bin Abdullah] ia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin Bilal] dari [Tsaur] dari [Abul Ghaits] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu ia berkata: Suatu hari, kami duduk-duduk di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu diturunkanlah pada beliau surat Al Jumu'ah {WA AAKHARIINA MINHUM LAMMAA YALHAQUU BIHIM} (dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka) (QS. Al Jumu'ah: 3). Berkata: Aku pun bertanya: "Siapa mereka itu wahai Rasulullah?" Namun, beliau belum juga menjawab hingga tiga orang bertanya. Dan di antara kami ada Salman Al Farisi. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangannya pada Salman dan bersabda: "Sekiranya keimanan itu ada di gugusan bintang, niscaya keimanan itu tetap akan diperoleh oleh sekelompok atau seseorang dari mereka itu (Orang-orang Persi)." Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdul Wahhab] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] Telah mengabarkan kepadaku [Tsaur] dari [Abul Ghaits] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Niscaya (keimanan) itu akan diperoleh oleh sekelompok orang dari mereka (Orang Persi)."

【406】

Shahih Bukhari 4519: Telah menceritakan kepadaku [Hafsh bin Umar] Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Hushain] dari [Salim bin Abul Ja'dari] dan dari [Abu Sufyan] dari Jabir bin Abdullah radliyallahu 'anhuma ia berkata: Pada hari Jum'at, datanglah barang dagangan sementara kami saat itu sedang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka orang-orang pun pergi kecuali dua belas orang yang tersisa, maka Allah menurunkan ayat: {Dan ketika mereka melihat perdagangan atau kesenangan mereka bergegas padanya dan meninggalkanmu dalam keadaan berdiri} (QS. Al Jumu'ah: 11).

【407】

Shahih Bukhari 4520: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Raja`] Telah menceritakan kepada kami [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari [Zaid bin Arqam] ia berkata: Aku berada dalam suatu peperangan, lalu aku mendengar Abdullah bin Ubbay berkata: "Janganlah kalian berinfak atas orang-orang yang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sehingga mereka lari darinya. Dan jika kita kembali dari sisinya, niscaya orang-orang mulia (kuat) akan mengeluarkan orang-orang yang hina darinya." Maka aku pun menuturkan hal itu pada pamanku atau Umar dan ia pun menuturkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian beliau memanggilku, maka aku menceritakan kejadian tersebut. Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengirimkan utusan kepada Abdullah bin Ubbay dan para sahabatnya, namun mereka bersumpah bahwa mereka tidak mengatakannya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun mendustakanku dan membenarkan Abdullah bin Ubbay. Sehingga aku tertimpa kesedihan yang belum pernah aku alami sebelumnya. Lalu aku duduk di Ka'bah, kemudian pamanku bertanya padaku: "Apa yang kamu inginkan sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendustakanmu dan memarahimu?" Maka Allah menurunkan surat: {IDZAA JAA`AKAL MUNAAFIQUUN} (QS. Al Munafiqun: 1). Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus seseorang kepadaku dan membacakan surat itu, kemudian utusan itu berkata: "Sesungguhnya Allah telah membenarkanmu wahai Zaid."

【408】

Shahih Bukhari 4521: Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] Telah menceritakan kepada kami [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari Zaid bin Arqam radliyallahu 'anhu, ia berkata: Suatu ketika, aku berada bersama pamanku, lalu aku mendengar Abdullah bin Ubbay bin Salul berkata: "Janganlah kalian memberi infak kepada mereka yang berada di sisi Rasulullah hingga mereka lari darinya." Dan ia juga mengatakan: "Jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengeluarkan orang-orang yang terhina darinya." Maka aku pun menuturkan hal itu pada pamanku dan ia pun menyampaikannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengirim utusan kepada Abdullah bin Ubbay dan para sahabatnya, dan mereka bersumpah atas apa yang mereka katakan. Dan akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membenarkan mereka dan mendustakanku. Aku pun tertimpa rasa sedih yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Aku hanya bisa duduk di dalam rumahku, sehingga Allah azza wa jalla menurunkan surat: {IDZAA JAA-AKAL MUNAAFIQUUNA} (apabila orang-orang munafiq datang kepadamu) hingga firman Allah {HUMUL LADZIINA YAQUULUUNA LAA TUNFIQUU 'ALAA MAN 'INDA RASUULILLAH (mereka itulah orang-orang yang mengatakan: 'Janganlah kalian berinfak kepada orang-orang yang bersama Rasulullah) hingga firman Allah {LAYUKHRIJANNAL A'AZZU MINHAL ADZALL} (Niscaya orang yang kuat akan mengusir yang lemah). Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus seseorang kepadaku dan membacakannya atasku kemudian berkata: "Sesungguhnya Allah telah membenarkanmu."

【409】

Shahih Bukhari 4522: Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] ia berkata: Aku mendengar [Muhammad bin Ka'ab Al Qurazhi] berkata: Aku mendengar Zaid bin Arqam radliyallahu 'anhu berkata: Ketika Abdullah bin Ubbay berkata: "{Janganlah kalian memberikan infak atas orang-orang yang berada bersama Rasulullah}". Dan ia juga berkata: "{Jika kita kembali ke kota Madinah}". Maka aku pun mengabarkan hal itu pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sehingga orang-orang Anshar pun mencelaku. Kemudian Abdullah bin Ubbay bersumpah bahwa ia tidak mengatakannya. Lalu aku pulang ke rumahku dan tidur. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggilku dan aku pun mendatangi beliau. Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah membenarkanmu." Dan turun pula ayat: {HUMULLADZIINA YAQUULUUNA LAA TUNFIQUU} (QS. Al Munafiqun: 7). Ibnu Abu Za`idah berkata: dari [Al A'masy] dari [Amru] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Zaid] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【410】

Shahih Bukhari 4523: Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Khalid] Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Mu'awiyah] Telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] ia berkata: Aku mendengar [Zaid bin Arqam] ia berkata: Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, saat itu orang-orang tertimpa kesulitan, lalu Abdullah bin Ubay berkata kepada para sahabatnya: "Janganlah kalian memberikan perbekalan kepada orang-orang yang berada di sisi Rasulullah hingga mereka lari daripadanya." Dan ia juga mengatakan: "Jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengeluarkan orang-orang yang hina darinya." Maka aku pun segera menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengabarkan kejadian itu. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengirim utusan kepada Abdullah bin Ubay untuk menanyakan hal itu, namun ternyata mereka bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa mereka tidak mengatakannya. Mereka katakan: "Zaid telah mendustai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Maka perkataan mereka itu begitu menyakitkan hatiku hingga Allah 'azza wa jalla membenarkanku dalam ayat: {IDZAA JAA`AKAL MUNAAFIQUUNA}. Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil mereka agar beliau memintakan ampunan bagi mereka, namun mereka memalingkan muka. Dan firman Allah: {KHUSYUBUM MUSYANNADAH}. Yakni, maknanya mereka adalah orang-orang yang paling tampan.

【411】

Shahih Bukhari 4524: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] dari [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari [Zaid bin Arqam] ia berkata: Suatu ketika, aku bersama pamanku, lalu aku mendengar Abdullah bin Ubay bin Salul berkata: "Janganlah kalian memberikan perbekalan kepada orang-orang yang berada di sisi Rasulullah hingga mereka lari daripadanya. Dan jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengeluarkan orang-orang yang hina darinya." Maka aku pun menyampaikan hal itu pada pamanku, dan pamanku menyampaikannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian beliau memanggilku, maka aku pun menceritakannya. Lalu beliau mengirim utusan kepada Abdullah bin Ubbay dan para sahabatnya, namun mereka bersumpah bahwa mereka tidak mengatakannya. Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendustakanku dan membenarkan mereka. Sejak itu, aku pun tertimpa kesedihan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku hanya duduk di dalam rumahku. Pamanku berkata: "Apa yang kamu inginkan hingga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendustakan dan memarahimu?" Akhirnya Allah Ta'ala menurunkan: {IDZAA JAA`AKAL MUNAAFIQUUNA QAALUU NASYHADU INNAKA RASULULLAH} (Ketika orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: 'Kami bersaksi bahwa Anda adalah Rasulullah). Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus seseorang kepadaku dan membacakannya kemudian berkata: "Sesungguhnya Allah telah membenarkanmu."

【412】

Shahih Bukhari 4525: Telah menceritakan kepada kami [Ali] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan], berkata ['Amru]: Aku mendengar Jabir bin Abdullah radliyallahu 'anhuma berkata: Suatu ketika dalam satu peperangan -sekali waktu Sufyan mengatakan: Dalam suatu perkumpulan pasukan- tiba-tiba seorang laki-laki dari kalangan Muhajirin mendorong seseorang dari Anshar, maka sang Anshar pun menyeru: "Wahai orang-orang Anshar." Dan sang Muhajir pun berkata: "Wahai orang-orang Muhajirin." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun mendengar hal itu, maka beliau bersabda: "Kenapa panggilan-panggilan Jahiliyyah itu masih saja kalian lestarikan?" Para sahabat pun berkata: "Wahai Rasulullah, seorang laki-laki dari kalangan Muhajirin mendorong seorang dari Anshar." Akhirnya beliau bersabda: "Tinggalkanlah, karena hal itu adalah sesuatu yang busuk." Abdullah bin Ubay yang mendengar hal itu berkata: "Lakukanlah hal itu. Demi Allah, jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengusir orang-orang hina darinya." Berita ungkapan itu pun sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian 'Umar berdiri lalu berkata: "Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk menebas leher orang munafik ini." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Biarkanlah ia, sehingga orang-orang tidak berkomentar bahwa Muhammad membunuh sahabatnya." Ketika itu jumlah orang-orang Anshar lebih banyak dari pada jumlah kaum Muhajirin saat mereka datang ke Madinah. Namun, setelah itu jumlah kaum Muhajirin menjadi lebih banyak. Sufyan berkata: Aku menghafalnya dari 'Amru. 'Amru berkata: Aku mendengar Jabir berkata: Suatu ketika, kami berada bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【413】

Shahih Bukhari 4526: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abdullah] ia berkta, Telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Ibrahim bin Uqbah] dari [Musa bin Uqbah] ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Al Fadll bahwa ia mendengar [Anas bin Malik] berkata: Aku merasa sedih terhadap mereka yang terbunuh dalam peristiwa Harrah. Lalu [Zaid bin Arqam] menulis surat kepadaku. Dan berita kesedihanku ternyata telah sampai padanya. Ia menyebutkan bahwa, ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ya Allah, berilah ampunan bagi orang-orang Anshar dan juga bagi anak-anak kaum Anshar." Ibnul Fadl ragu-ragu terkait dengan ungkapan: Anak-anak Anshar. Lalu sebagian orang yang tengah berada di sisi Anas bertanya padanya, maka ia pun menjawab: "Itulah yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Inilah yang telah disempurnakan Allah melalui pendengarannya."

【414】

Shahih Bukhari 4527: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] ia berkata: Aku menghafalnya dari [Amru bin Dinar] ia berkata: Aku mendengar Jabir bin Abdullah radliyallahu 'anhuma berkata: Saat kami berada dalam suatu peperangan, tiba-tiba seorang laki-laki dari kalangan Muhajirin mendorong seseorang dari kalangan Anshar, maka sang Anshar pun berseru: "Wahai orang-orang Anshar." Dan sang Muhajir pun berseru: "Wahai orang-orang Muhajirin." Maka Allah memperdengarkan ungkapan itu pada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka beliau pun bersabda: "Apa-apaan ini?" Maka mereka menjawab: "Seorang laki-laki dari kalangan Muhajirin mendorong seseorang dari Anshar. Sang Anshar berseru: 'Wahai kaum Anshar.' Dan sang Muhajir itu pun berseru: 'Wahai kaum Muhajirin.'" Akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tinggalkanlah perbuatan itu, sebab itu adalah kebusukan." Jabir berkata: Jumlah kaum Anshar saat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang lebih banyak, namun setelah itu jumlah kaum Muhajirin menjadi lebih banyak dari jumlah mereka. Kemudian Abdullah bin Ubbay berkata: "Bukankah mereka telah melakukannya? Demi Allah, jika kita kembali ke Madinah, niscaya orang-orang mulia akan mengusir orang-orang hina darinya." 'Umar bin Al Khaththab radliyallahu 'anhu berkata: "Izinkanlah aku wahai Rasulullah untuk menebas leher orang munafik ini." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Biarkanlah ia, agar orang-orang tidak berkomentar bahwa Muhammad membunuh sahabatnya sendiri."

【415】

Shahih Bukhari 4528: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] ia berkata: Telah menceritakan kepadaku ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Salim] bahwa Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma telah mengabarkan kepadanya bahawasanya Ia pernah mentalak isterinya dalam keadaan haidl. Maka 'Umar pun menyampaikan hal itu pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam marah dan bersabda: "Hendaklah ia meruju'nya kembali, lalu menahannya hingga ia suci dan haidl hingga ia suci kembali. Bila ia (Ibnu 'Umar) mau menceraikannya, maka ia boleh mentalaknya dalam keadaan suci sebelum ia menggaulinya. Itulah Al 'Iddah sebagaimana yang telah diperintahkan Allah 'azza wa jalla."

【416】

Shahih Bukhari 4529: Telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Yahya] ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah] ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Ibnu Abbas sementara Abu Hurairah sedang duduk. Laki-laki itu berkata: "Berilah fatwa kepadaku, terhadap seorang wanita yang melahirkan setelah kematian suaminya selang empat puluh malam." Maka Ibnu Abbas berkata: "Masa Iddahnya adalah batasan yang paling terakhir (maksudnya empat bulan sepuluh hari, meskipun ia melahirkan sebelum itu)." Abu Hurairah berkata: "Kalau aku, maka aku sependapat dengan anak saudaraku, yakni Abu Salamah." Lalu Ibnu Abbas mengutus pembantunya, [Kuraib], kepada [Ummu Salamah] untuk bertanya kepadanya. Ummu Salamah menjawab: "Ketika suami Subai'ah Al Aslamiyyah meninggal sementara ia dalam keadaan hamil, lalu melahirkan setelah kematian suaminya selang empat puluh malam. Ia kemudian dikhithbah, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menikahinya. Dan Abu As Sanabil adalah termasuk salah seorang yang mengkhithbahnya. Dan [Sulaiman bin Harb] dan [Abu Nu'man] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Muhammad] ia berkata: Suatu ketika, aku berada dalam halaqah, dan disitu terdapat Abdurrahman bin Abu Laila, sedangkan para sahabatnya mengagungkannya. Mereka mengadukan permasalahan itu, lalu ia menyebutkan bahwa masa iddahnya adalah yang paling terakhir habis (maksudnya empat bulan sepuluh hari, meskipun ia melahirkan sebelum itu). Maka aku pun menceritakan hadits dengan hadits [Subai'ah binti Al Harits] dari [Abdullah bin Utbah]. Akhirnya sebagian sahabatnya mengerutkan dahi padaku. Muhammad berkata: Aku pun mengerti apa maksudnya. Kukatakan: "Kalau begitu, aku adalah seorang yang nekat, bila aku berdusta atas nama Abdullah bin Utbah. Sekarang ia berada di Kufah." Maka keduanya pun malu dan berkata: "Akan tetapi pamannya, tidak berkata demikian." Kemudian aku menemui [Abu 'Athiyyah Malik bin Amir] dan bertanya padanya, lalu ia pun menceritakan kepadaku hadits [Subai'ah]. Aku bertanya padanya: "Apakah Anda mendengar sesuatu tentangnya dari Abdullah?" Ia menjawab: "Suatu ketika, kami berada di sisi Abdullah, dan ia pun berkata: 'Apakah kalian akan memberatkan wanita itu, dan kalian tidak memberikan rukhshah untuknya?. Sungguh, surat An Nisa yang pendek itu turun setelah surat Al Baqarah yang panjang. {Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya} (QS. Ath Thalaq: 4).'"

【417】

Shahih Bukhari 4530: Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Fadlalah] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya] dari [Ibnu Hakim] ia adalah Ya'laa bin Hakim Ats Tsaqafi, dari [Sa'id bin Jubair] bahwa Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata Tentang seorang suami yang mengatakan kepada isterinya 'Engkau haram bagiku', maka ia harus membayar kaffarat sumpah, namun tidak dihitung menceraikannya. Dan Ibnu Abbas juga berkata: {Sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kalian} (QS. Al Ahzab: 21).

【418】

Shahih Bukhari 4531: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] dari [Ibnu Juraij] dari [Atha`] dari [Ubaid bin Umair] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah minum madu di kediaman Zainad binti Jahsyin dan bermalam di tempatnya. Lalu aku dan Hafshah pun bersepakat bahwa, siapa saja diantara kita yang ditemui oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka hendaklah ia berkata pada beliau: "Apakah Anda memakan buah Maghafir? Sungguh, aku mendapatkan bau Maghafir dari Anda." Maka beliau berkata: "Tidak. Akan tetapi aku hanya minum madu di tempat Zainab binti Jahsyin, namun aku tidak akan kembali meminumnya lagi, dan sungguh aku telah bersumpah. Dan kamu jangan menyampaikan hal itu kepada seorang pun."

【419】

Shahih Bukhari 4532: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] dari [Yahya] dari [Ubaid bin Hunain] bahwa ia mendengar Ibnu Abbas radliyallahu 'anhu menceritakan, bahwa ia berkata: Aku menahan diri selama satu tahun. Sebenarnya aku ingin bertanya kepada 'Umar bin Al Khaththab mengenai satu ayat, namun aku tidak bertanya padanya hanya karena perasaan segan. Sampai suatu ketika, ia keluar untuk menunaikan ibadah haji, lalu aku pun keluar bersamanya. Di tengah perjalanan kembali, 'Umar menyingkir ke arah pepohonan Araq hendak buang hajat, dan aku pun berdiri menungguinya hingga hajatnya selesai. Kemudian aku pun merasa senang dengannya, aku bertanya: "Wahai Amirul Mukminin, siapakah dua orang wanita dari isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang saling bantu membantu menyusahkan beliau?" Maka 'Umar menjawab: "Keduanya adalah Hafshah dan 'Aisyah." Aku berkata: "Demi Allah, sesungguhnya aku ingin menanyakan hal ini pada anda sejak setahun yang lalu, hanya saja tidak pernah aku lakukan lantaran segan kepada Anda." 'Umar berkata: "Janganlah kamu melakukan hal itu. Bila kamu menduga bahwa aku mengetahui tentang sesuatu, maka tanyakanlah. Jika memang aku mengetahuinya, niscaya aku akan mengabarkannya padamu." Kemudian 'Umar berkata: "Demi Allah, di masa jahiliyah dulu, kami tidak pernah mempertimbangkan ide atau saran yang berasal dari kaum wanita, sehingga Allah menurunkan ayat berkenaan dengan hak mereka, dan Dia membagi hak yang dibagikan-Nya." 'Umar melanjutkan: "Maka ketika menghadapi suatu persoalan yang hendak aku pertimbangkan, tiba-tiba isteriku berkata: 'Seandainya Anda berbuat seperti ini dan itu!' Maka kukatakan padanya: 'Ada apa denganmu, kenapa turut campur, dan untuk apa campur tanganmu dalam persoalan yang aku inginkan?' Isteriku menjawab: 'Sungguh Engkau sangat aneh wahai Ibnul Khaththab! Apakah Anda tidak mau diajak berdiskusi padahal anak wanitamu sendiri mengajak diskusi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga beliau melewati hari-harinya dengan perasan marah?'" Akhirnya 'Umar bergegas mengambil pakaiannya dan segera menemui Hafshah dan berkata padanya: "Wahai anakku, sesungguhnya kamu mengajak diskusi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga beliau melewati hari-harinya dengan perasaan marah?" Hafshah berkata: "Demi Allah, kami benar-benar akan mengajak diskusi bersama beliau." Aku katakan padanya: "Ketahuilah, aku peringatkan padamu akan siksaan Allah dan juga amarah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam wahai anakku. Jangan sekali-kali engkau merasa rugi, karena kecintaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam padanya." Maksudnya adalah kecintaan beliau pada 'Aisyah. 'Umar melanjutkan kisahnya: Kemudian aku keluar hingga aku menemui Ummu Salamah karena dekatnya hubungan kerabatku dengannya, lalu aku membicarakannya padanya. Ummu Salamah berkata: "Sungguh aneh Anda ini wahai Ibnul Khaththab. Kamu telah memasuki semua urusan. Hingga kamu hendak memasuki urusan yang terjadi antara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan para isteri-isterinya." Ummu Salamah membantahku, dengan sebuah bantahan yang telah menghilangkan apa yang menjadi keinginanku sebelumnya. Maka aku pun segera keluar dari kediamannya. Waktu itu, aku memiliki seorang sahabat dari kalangan Anshar, jika aku tidak hadir (dalam majelis Rasulullah) maka ia akan menyampaikan berita yang ada. Dan jika ia yang absen, maka akulah yang menyampaikan berita baru padanya. Saat itu, kami takut terhadap seorang raja dari raja-raja Ghassan. Telah tersebar berita, bahwa ia akan berjalan ke arah kami berada. Sementara bayang-bayangnya telah memenuhi dada-dada kami. Ternyata, salah seorang sahabatku yang Anshar itu mengetuk pintu, seraya berkata: "Bukalah pintu, bukalah pintu." Aku bertanya: "Apakah raja Al Ghassani telah datang?" Ia menjawab: "Bahkan yang lebih dahsyat daripada itu. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menceraikan isteri-isterinya terlebih lagi Hafshah dan 'Aisyah." Maka aku segera mengambil pakaianku dan keluar hingga bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di tempat minum miliknya, yang jika beliau menaikinya maka beliau pergunakan tangga. Sementara pembantu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Aswad berada di tangga. Maka aku katakan kepadanya: "Katakanlah pada beliau bahwa ini 'Umar bin Al Khaththab." Kemudian beliau pun mengizinkanku. Lalu aku menuturkan kisah kejadian ini pada beliau. Ketika kisahnya sampai pada kejadian bersama Ummu Salamah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun tersenyum. Saat itu beliau berada di atas tikar yang tidak dilapisi sesuatu apa pun. Di bawah kepalanya hanya terdapat bantal yang terbuat dari kulit yang berisikan sabut. Pada kedua kakinya terdapat dedaunan yang dituangkan, sementara di kepalanya terdapat kulit yang telah disamak. Aku melihat bekas tikar itu di sebelah kiri badannya, dan aku pun menangis. Beliau bertanya: "Apa yang menyebabkanmu menangis?" Aku menjawab: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Kisra dan Kaisar keduanya berada dalam kesenangan, sementara Anda wahai Rasulullah." Akhirnya beliau bersabda: "Tidakkah kamu ridla apabila dunia ini menjadi milik mereka, sedangkan akhirat untuk kita?"

【420】

Shahih Bukhari 4533: Telah menceritakan kepada kami [Ali] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] ia berkata: Aku mendengar [Ubaid bin Hunain] berkata: Aku mendengar Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Aku ingin bertanya kepada 'Umar bin Al Khaththab radliyallahu 'anhu. Aku pun berkata: "Wahai Amirul Mukminin, siapakah dua wanita yang bantu-membantu untuk menyusahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" belum selesai aku bertanya dia sudah lebih dulu menjawab: "Yaitu 'Aisyah dan Hafshah."

【421】

Shahih Bukhari 4534: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaid] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] ia berkata: Aku mendengar [Ubaid bin Hunain] berkata: Aku mendengar [Ibnu Abbas] berkata: Aku ingin bertanya kepada 'Umar mengenai dua wanita yang bantu-membantu untuk menyusahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan aku pun menahan keinginan itu selama satu tahun, namun aku belum juga mendapat kesempatan yang pas untuk menanyakannya. Hingga pada suatu hari aku keluar bersamanya untuk menunaikan ibadah haji. Ketika kami berada di Zhahran, 'Umar pergi untuk buang hajat, lalu ia berkata: "Bawakanlah aku air untuk berwudlu." Maka aku pun membawakan untuknya, lalu menuangkan air wudlu untuktunya. Pada saat itulah, aku melihatnya sebagai saat yang tepat untuk bertanya. Maka aku pun bertanya: "Wahai Amirul Mukminin, siapakah dua orang wanita yang pernah bantu membantu untuk menyusahkan?" Ibnu Abbas berkata: Aku belum selesai bertanya, tetapi ia telah lebih dahulu menjawab: "Yaitu 'Aisyah dan Hafshah."

【422】

Shahih Bukhari 4535: Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Aun] Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Humaid] dari [Anas] ia berkata: 'Umar radliyallahu 'anhu berkata: Para isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkumpul sebagai bentuk rasa kecemburuan mereka terhadap beliau. Maka aku pun berkata pada mereka: {Jika Nabi menceraikan kalian, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kalian} (QS. At Tahrim: 5). Maka turunlah ayat ini.

【423】

Shahih Bukhari 4536: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud] Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] dari [Isra'il] dari [Abu Hashin] dari [Mujahid] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma: Mengenai ayat: {'UTULLIM BA'DA DZAALIKA ZANIIM}. Ia berkata: Yaitu seorang laki-laki Quraisy yang memiliki telinga terpotong seperti telinga kambing yang terpotong.

【424】

Shahih Bukhari 4537: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ma'bad bin Khalid] ia berkata: Aku mendengar [Haritsah bin Wahb Al Khuza'i] ia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Maukah kalian aku beritahukan mengenai penghuni surga? Yaitu setiap orang lemah dan di tindas, yang sekiranya ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah mengabulkannya. Dan maukah kalian aku beritahukan mengenai penghuni neraka? Yaitu setiap yang beringas membela kebatilan, kasar lagi sombong."

【425】

Shahih Bukhari 4538: Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Khalid bin Yazid] dari [Sa'id bin Abu Hilal] dari [Zaid bin Aslam] dari [Atha` bin Yasar] dari Abu Sa'id radliyallahu 'anhu ia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Rabb kita menampakkan betisnya, maka sujudlah setiap orang mukmin dan mukminah, sehingga yang tersisa hanyalah orang-orang yang ketika di dunia ia sujud karena riya` dan sum'ah. Mereka mencoba untuk sujud, namun punggung mereka kembali tegak."

【426】

Shahih Bukhari 4539: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hasyim] dari [Ibnu Juraij] dan [Atha`] berkata: dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma: Berhala-berhala yang dahulu di agungkan oleh kaum Nabi Nuh, di kemudian hari tersebar di bangsa 'Arab. Wadd menjadi berhala untuk kamu Kalb di Daumah Al Jandal. Suwa' untuk Bani Hudzail. Yaquts untuk Murad dan Bani Ghuthaif di Jauf tepatnya di Saba`. Adapun Ya'uq adalah untuk Bani Hamdan. Sedangkan Nashr untuk Himyar keluarga Dzul Kala'. Itulah nama-nama orang Shalih dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kepada kaum mereka untuk mendirikan berhala pada majelis mereka dan menamakannya dengan nama-nama mereka. Maka mereka pun melakukan hal itu, dan saat itu berhala-berhala itu belum disembah hingga mereka wafat, sesudah itu, setelah ilmu tiada, maka berhala-berhala itu pun disembah."

【427】

Shahih Bukhari 4540: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar bersama sekelompok orang dari sahabatnya menuju Pasar 'Ukazh. Sedangkan para setan telah dihalangi untuk mencuri berita langit. Bahkan, mereka dilempari dengan bintang (meteor) dan mereka pun kembali. Maka mereka (sahabat setan) pun bertanya: "Ada apa dengan kalian?" Mereka menjawab: "Kami telah dihalangi untuk mencuri berita langit. Dan kami juga dilempari dengan bintang (meteor)." Mereka berkata: "Tidaklah kalian dihalangi untuk mencuri berita langit kecuali karena suatu kejadian. Karena itu, cermatilah ke seluruh penjuru bumi dari barat dan timur, lihatlah peristiwa apa yang sebenarnya telah terjadi." Akhirnya mereka pun pergi menelusuri penjuru bumi, barat dan timur guna melihat peristiwa apa yang telah terjadi sehingga menghalangi antara mereka dan berita langit. Mereka berjalan ke arah Tihamah menuju Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang sedang berada pada sebatang pohon kurma hendak menuju ke pasar 'Ukazh. Saat itu, beliau sedang shalat Fajar (Shalat subuh) bersama para sahabatnya. Maka ketika para setan mendengar Al Qur'an, mereka pun menyimaknya dan berkata: "Inilah yang menghalangi antara kalian dan berita langit." Akhirnya mereka kembali kepada kaumnya dan berkata: "Wahai kamu kami {Sesungguhnya kami telah mendengar Al Qur'an yang begitu menakjubkan, yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, hingga kami pun beriman kepadanya dan kami tidak akan menyekutukan Rabb kami dengan sesuatu apa pun}." (QS. Al Jin: 1-2). Dan Allah 'azza wa jalla pun menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam: {Katakanlah: "Telah diwahyukan kepadaku, bahwasanya sekelompok jin telah mendengarkan (Al Qur`an)"} (QS. Al Jin: 1). Yang diwahyukan kepada beliau adalah perkataan Jin.

【428】

Shahih Bukhari 4541: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Ali bin Al Mubarak] dari [Yahya bin Abu Katsir] aku bertanya kepada [Abu Salamah bin Abdurrahman] Mengenai ayat Al Qur`an yang pertama kali turun, maka ia pun menjawab: {YAA `AYYUHAL MUDDATSTSIR}. Aku berkata: Orang-orang mengatakan bahwa yang pertama kali turun adalah: {IQRA`BISMI RABBIKALLADZII KHALAQ}. Maka Abu Salamah berkata: Aku pernah menanyakan hal itu pada Jabir bin Abdullah radliyallahu 'anhuma. Dan aku juga mengatakan seperti apa yang kamu katakan. Namun Jabir berkata: Aku tidak akan menceritakan kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah diceritakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda: "Aku berdiam diri di gua Hira`, setelah selesai, aku pun beranjak keluar dan tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku, maka aku pun menoleh ke sebelah kananku, namun aku tidak melihat siapa-siapa, ke sebelah kiri juga aku tidak melihat seseorang, aku arahkan pandanganku ke depan juga tidak ada seorang pun yang terlihat, akhirnya aku menoleh ke belakang, aku juga tidak melihat siapa-siapa. Lalu aku mengangkat kepalaku, dan ternyata aku melihat sesuatu di atas langit. Setelah itu, aku segera mendatangi Khadijah dan berkata: 'Selimutilah aku, dan tuangkanlah air dingin pada tubuhku.' Lalu diturunkanlah ayat ini padaku: {YAA `AYYUHAL MUDDATSTSIR, QUM FA`ANDZIR, WA RABBAKA FAKABBIR} (Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan berilah peringatakan. Dan Tuhan-mu, agungkanlah)."

【429】

Shahih Bukhari 4542: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dan selainnya, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Harb bin Syaddad] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari Jabir bin Abdullah radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Aku berdiam diri di gua Hira`." Yakni sama persis dengan hadits ['Utsman bin 'Umar] dari ['Ali bin Al Mubarak].

【430】

Shahih Bukhari 4543: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] Telah menceritakan kepada kami [Abdush Shamad] Telah menceritakan kepada kami [Harb] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] ia berkata: Aku pernah bertanya kepada [Abu Salamah]: "Bagian manakah dari Al Qur`an yang pertama kali turun?" Ia pun menjawab: {YAA AYYUHAL MUDDATSTSIR}. Aku berkata: "Aku pernah dikabarkan bahwa bagian Al Qur`an yang pertama kali turun adalah: {IQRA` BISMI RABBIKALLADZII KHALAQ} (Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan)." Maka Abu Salamah pun berkata: Aku pernah bertanya kepada [Jabir bin Abdullah]: "Bagian Al Qur`an yang manakah yang pertama kali turun?" Maka ia menjawab: {YA `AYYUHAL MUDDATSTSIR}. Aku katakan: "Pernah diberitakan kepadaku, bahwa yang pertama kali turun adalah: {IQRA` BISMI RABBIKALLADZII KHALAQ}." Maka ia menjelaskan kembali: Aku tidak akan mengabarkan kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku berdiam diri di gua Hira`. Setelah selesai, aku pun beranjak keluar dan menelusuri lembah, tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku, maka aku pun menoleh ke depan, ke arah belakang, ke samping kanan dan juga ke kiri. Ternyata, yang memanggilku duduk di atas kursi yang terbentang antara langit dan bumi. Setelah itu, aku segera mendatangi Khadijah dan berkata: 'Selimutilah aku. Dan tuangkanlah air dingin pada tubuhku.' Dan diturunkanlah ayat ini padaku: {YAA `AYYUHAL MUDDATSTSIR, QUM FA`ANDZIR, WA RABBAKA FAKABBIR} (Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan berilah peringatakan. Dan Tuhan-mu, agungkanlah)."

【431】

Shahih Bukhari 4544: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] bahwa [Az Zuhri] berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari Jabir bin Abdullah radliyallahu 'anhuma ia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan peristiwa Fatratul Wahyu (Masa-masa kevakuman wahyu), lalu beliau berkata: "Ketika aku tengah berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara yang berasal dari langit, maka aku pun mengangkat pandanganku ke arah langit, ternyata di atas terdapat Malaikat yang sebelumnya mendatangiku di gua Hira` tengah duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku merasa ketakutan hingga aku jatuh tersungkur ke tanah. Lalu aku pun segera menemui keluargaku seraya berkata: 'Selimutilah aku, selimutilah aku.' Maka keluargaku pun segera menyelimutiku. Akhirnya Allah Ta'ala menurunkan ayat: {YAA AYYUHAL MUDDATSTSIR} (Wahai orang yang berselimut) Hingga firman-Nya: {WAR RIJZA FAHJUR} (Dan berhala-berhala itu, maka tinggalkanlah)." Yakni sebelum perintah shalat diwajibkan. Ar Rijz adalah berhala.

【432】

Shahih Bukhari 4545: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dan [Ibnu Syihab] berkata: Aku mendengar [Abu Salamah] berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Jabir bin Abdullah] bahwa Ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan tentang Fatratul Wahyu (Masa-masa kevakuman wahyu). Beliau berkisah: "Ketika aku tengah berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara yang berasal dari langit, maka aku pun mengangkat pandanganku ke arah langit, ternyata di atas terdapat Malaikat yang sebelumnya mendatangiku di gua Hira` tengah duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku merasa ketakutan hingga aku jatuh tersungkur ke tanah. Lalu aku pun segera menemui keluargaku seraya berkata: 'Selimutilah aku, selimutilah aku.' Maka keluargaku pun segera menyelimutiku. Lalu Allah Ta'ala menurunkan ayat: {YAA AYYUHAL MUDDATSTSIR QUM FA`ANDZIR} (Wahai orang yang berselimut, bangkitlah, dan berilah peringatan) Hingga firman-Nya: {FAHJUR} (Maka Tinggalkanlah)." Abu Salamah berkata: Ar Rijz artinya adalah berhala-berhala. Setelah itu, turunlah wahyu secara berturut-turut.

【433】

Shahih Bukhari 4546: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Abu 'Aisyah] -ia adalah seorang yang tsiqah- dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma ia berkata: Apabila turun wahyu, biasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menggerak-gerakkan lisannya. Sufyan menafsirkannya: Bahwa maksud beliau menggerak-gerakkan bibirnya adalah untuk menghafalnya. Maka Allah menurunkan firman-Nya: {LAA TUHARRIK BIHI LISAANAKA LITA'JALA BIHI} (Janganlah kamu menggerak-gerakkkan lisanmu untuk segera menyudahinya).

【434】

Shahih Bukhari 4547: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] dari [Isra`il] dari [Musa bin Abu 'Aisyah] bahwa Ia pernah bertanya kepada [Sa'id bin Jubair] mengenai firman-Nya Ta'ala: {LAA TUHARRIK BIHI LISAANAK}. Ia menjawab: [Ibnu 'Abbas] berkata: Beliau biasa menggerak-gerakkan kedua bibirnya saat wahyu diturunkan padanya. Oleh karena itu, dikatakanlah pada beliau: {Janganlah kamu menggerak-gerakkan lisanmu} -saat menerimanya- karena khawatir sesuatu akan terlewatkan darinya. Firman Allah: {INNA 'ALAINA JAM'AHU WA QUR`AANAH}. Maksudnya adalah, Kamilah yang akan mengumpulkannya di dalam dadamu agar kamu bisa mengungkapkannya. Dan firman-Nya: {FA-IDZAA QARA`NAAHU} Ibnu Abbas menjelaskan: Maksudnya adalah ketika diturunkan padanya. Kemudian firman-Nya: {FATTABI' QUR`AANAHU TSUMMA INNA 'ALAINAA BAYAANAH} Maksudnya, kamilah yang akan menjelaskannya melalui lisanmu.

【435】

Shahih Bukhari 4548: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Musa bin Abu 'Aisyah] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu Abbas Mengenai firman Allah: {LAA TUHARRIK LISAANAKA LITA'JALA BIH}. Ibnu 'Abbas berkata: Ketika Jibril turun membawa wahyu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa menggerakkan lisan dan kedua bibirnya, dan bisa diketahui bahwa beliau berat dalam menerimanya. Maka Allah menurunkan ayat yang ada di dalam surat "LAA UQSIMU BIYAUMIL QIYAAMAH": {LAA TUHARRIK BIHI LISAANAKA LITA'JALA BIHI, INNA 'ALAINAA JAM'AHU WA QUR`AANAH} (QS. Al Qiyamah: 16-17). Ibnu Abbas berkata: Maksudnya, atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya di dalam dadamu dan membacakannya. {FA IDZAA QARA'NAAHU FATTABI' QUR-AANAHU} Maksudnya, apabila Kami telah menurunkannya maka dengarkanlah olehmu. {TSUMMA INNA 'ALAINAA BAYAANAHU} Maksudnya, atas tanggungan Kamilah untuk menjelaskannya dengan perantaraan lisanmu. Ibnu Abbas berkata: Adalah Rasulullah apabila Jibril datang kepada beliau maka beliau diam dan mendengarkan, dan apabila Jibril telah pergi beliau membacakannya sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah Azza wa Jalla. {AULA LAKA FA-AULA} (Kecelakaanlah bagimu maka kecelakaanlah bagimu) (QS. Al Qiyamah: 34). Yakni mengancam.

【436】

Shahih Bukhari 4549: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud] Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Isra`il] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari Abdullah radliyallahu 'anhu ia berkata: Suatu ketika kami berada bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba turunlah wahyu kepada beliau, yakni surat Al Mursalat. Maka saat itu, kami langsung mendengarkannya dari lisan beliau. Tiba-tiba keluarlah ular, lalu kami langsung menerkamnya, namun ular itu telah lebih dahulu masuk ke dalam lubangnya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: "Ia telah terbebas dari keburukan kalian, sementara kalian pun telah diselamatkan dari keburukannya." Telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Abdullah] Telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Adam] dari [Isra`il] dari [Manshur] dengan hadits ini. Dan dari [Isra`il] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari [Abdullah] dengan hadits semisalnya. Hadis ini diperkuat oleh [Aswad bin Amir] dari [Isra`il]. [Hafsh] berkata: Dan [Abu Mu'awiyah] dan [Sulaiman bin Qarm] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] kemudian [Yahya bin Hammad] berkata: Telah mengabarkan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Al Mughirah] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari [Abdullah]. Dan [Ibnu Ishaq] berkata: Dari [Abdurrahman bin Al Aswad] dari [bapaknya] dari [Abdullah].

【437】

Shahih Bukhari 4550: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] ia berkata: [Abdullah] berkata: Ketika kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di dalam gua, tiba-tiba turunlah wahyu kepada beliau yakni surat Al Mursalat. Maka kami pun langsung memperoleh surat itu dari lisan beliau. Dan saat itu, bibir beliau basah lembab karena membacanya. Tiba-tiba nampaklah seekor ular, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Segera kalian bunuhlah ular itu." Maka kami pun langsung mengejarnya, namun ular itu telah lebih dahulu kabur. Beliau bersabda: "Ia telah terbebas dari keburukan kalian, sementara kalian pun telah diselamatkan dari keburukannya."

【438】

Shahih Bukhari 4551: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] Telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Abis] ia berkata: Aku mendengar [Ibnu Abbas] menjelaskan ayat: "INNAHAA TARMII BISYARARIN KALQASHR" (Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana). Ia berkata: "Biasanya kami mengangkat papan setinggi tiga hasta atau lebih rendah dari itu dengan tongkat guna memasuki musim dingin, lalu kami pun menamakannya Al Qashr."

【439】

Shahih Bukhari 4552: Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Ali] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Abis] Aku mendengar Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata Mengenai ayat: "TARMI BISYARARIN KAL QASHR" (melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana). Ia menjelaskan: "Kami biasanya bersandar pada kayu yang tingginya tiga hasta atau lebih tinggi dari itu. Kami mengangkatnya ketika memasuki musim dingin dan kami pun menamakannya Al Qashr." Kemudian ayat: {KA`ANNAHU JIMAALAATUN SHUFR} (Seolah-olah ia iringan unta yang kuning) (QS. Al Mursalat: 33) Ia menjelaskan: "Tali-tali bahtera yang dikumpulkan hingga menyerupai cambuk."

【440】

Shahih Bukhari 4553: Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh bin Ghiyats] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Abdullah] ia berkata: Ketika kami berada di dalam gua bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, turunlah wahyu pada beliau yakni surat Al Mursalat. Beliau benar-benar membacanya dan kami pun menerimanya langsung dari lisan beliau yang saat itu basah lembab. Dan tiba-tiba seekor ular keluar ke tempat kami, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bunuhlah ular itu!" Maka kami pun segera mengejarnya, namun ular telah lebih dahulu kabur, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ia telah terbebas dari keburukan kalian, sementara kalian pun telah diselamatkan dari keburukannya." 'Umar berkata: Aku menghafalnya dari bapakku di dalam gua yang berlokasi di Mina.

【441】

Shahih Bukhari 4554: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jarak antara dua tiupan (sangkakala) adalah empat puluh." Ibnu Abbas bertanya: "Empat puluh hari?" Beliau menjawab: "Tidak." Ia bertanya lagi: "Empat puluh bulan?" beliau menjwab: "Tidak." Ia bertanya lagi: "Empat puluh tahun?" Beliau menjawab: "Tidak." Beliau kemudian bersabda: "Setelah itu, Allah menurunkan air dari langit, maka mereka pun hidup kembali sebagaimana tumbuhnya sayur-sayuran. Tidak ada tersisa seorang pun kecuali ia akan binasa, kecuali satu tulang yakni tulang ekor. Dari tulang itulah, manusia dibangkitkan kembali pada hari kiamat."

【442】

Shahih Bukhari 4555: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Miqdam] Telah menceritakan kepada kami [Al Fudlail bin Sulaiman] Telah menceritakan kepada kami [Abu Hazim] Telah menceritakan kepada kami Sahl bin Sa'd radliyallahu 'anhu, ia berkata: Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata sambil memberi isyarat dengan kedua jarinya seperti ini -yakni dengan jari tengah dan jari telunjuk-: "Sesungguhnya aku di utus, sementara kedatangan hari kiamat adalah sebagaimana jarak antara kedua jari ini."

【443】

Shahih Bukhari 4556: Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Qatadah] ia berkata: Aku mendengar [Zurarah bin Aufa] menceritakan dari [Sa'd bin Hisyam] dari ['Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Perumpamaan orang membaca Al Qur`an sedangkan ia menghafalnya, maka ia akan bersama para Malaikat mulia. Sedangkan perumpamaan seorang yang membaca Al Qur`an dengan tekun, dan ia mengalami kesulitan atasnya, maka dia akan mendapat dua ganjaran pahala."

【444】

Shahih Bukhari 4557: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] Telah menceritakan kepada kami [Ma'n] ia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Nafi'] dari Abdulah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwasanya: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: {Pada hari ketika seluruh manusia bangkit kepada Rabb semesta alam} (QS. Al Muthaffifin: 6). Hingga salah seorang dari mereka tenggelam dalam keringatnya sendiri sampai pertengahan kedua telinganya."

【445】

Shahih Bukhari 4558: Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Ali] Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Utsman bin Al Aswad] ia berkata: Aku mendengar [Ibnu Abu Mulaikah] Aku mendengar 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berabda. -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari ['Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dari [Yahya] dari [Abu Yunus Hatim bin Abu Shaghirah] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Al Qasim] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak seorang pun yang dihisab, kecuali ia akan binasa." 'Aisyah berkata: Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, Allah telah menjadikanku sebagai tebusanmu, bukankah Allah azza wa jalla telah berfirman: {Maka barangsiapa yang didatangkan kitabnya dari sebelah kanannya, maka niscaya ia akan dihisab dengan perhitungan yang ringan}?" Beliau menjawab: "Itu adalah Al 'Ardlu (hari ketika amal ditampakkan), namun siapa saja yang hisabnya diperdebatkan, maka dia akan binasa."

【446】

Shahih Bukhari 4559: Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin An Nadlr] Telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Bisyr Ja'far bin Iyas] dari [Mujahid] ia berkata: [Ibnu Abbas] berkata Terkait dengan firman Allah: { LATARKABUNNA THABAQAN 'AN THABAQ. } Maksudnya adalah proses demi proses. Katanya, dan itulah Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam.

【447】

Shahih Bukhari 4560: Telah menceritakan kepada kami [Abdan] ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [bapakku] dari [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari Al Bara` radliyallahu 'anhu ia berkata: Orang yang pertama-tama kali menemui kami dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Mush'ab bin Umair dan Ibnu Ummu Maktum. Lalu keduanya pun membacakan Al Qur`an kepada kami. Setelah itu, datanglah Bilal dan Sa'd. Lalu disusul kemudian oleh Umar bin Al Khaththab bersama dua puluh orang. Setelah itu, barulah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang. Maka aku tidak pernah melihat penduduk Madinah gembira menyerupai senang dan gembiranya mereka dengan kedatangan beliau, sampai-sampai anak-anak kecil dan para hamba sahaya pun berseru, "Ini adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah datang." Tidaklah beliau datang hingga aku selesai membaca surat Al A'la dan surat-surat semisalnya.

【448】

Shahih Bukhari 4561: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [bapaknya] bahwa [Abdullah bin Zam'ah] telah mengabarkan kepadanya bahwa Ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan khuthbah lalu menyebutkan Unta nabi Shaleh yang disembelih kaumnya dan orang yang melukainya (maksudnya dari kaum Tsamud). Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda mengenai firman Allah: { Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka. } (Asy Syams: 12) "Muncul dari kalangan mereka seorang laki-laki terhormat, perangainya jahat dan mempunyai banyak pendukung di kalangannya, laki-laki itu seperti Abu Zum'ah." Kemudian beliau juga menyebut tentang wanita. Beliau bersabda: "Apakah layak salah seorang dari kalian memukul isterinya sebagaimana ia memukul seorang budak, namun di akhir petang malah menggaulinya?." Beliau kemudian memberi nasehat kepada mereka terhadap kebiasaan tertawa lantaran kentut. Setelah itu, beliau bersabda: "Kenapa salah seorang dari kalian mentertawakan kentut yang juga biasa kalian lakukan?" [Abu Mu'awiyah] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [bapaknya] dari [Abdullah bin Zam'ah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan bahwa laki-laki Tsamud tersebut seperti Abu Zam'ah paman Az Zubair bin Al 'Awwam.

【449】

Shahih Bukhari 4562: Telah menceritakan kepada kami [Qabishah bin Uqbah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] ia berkata: Aku bergabung dalam suatu kelompok yang terdiri dari sabahat-sahabatnya Abdullah Asy Sya'ma, lalu Abu Darda` mendengar kami, maka ia pun bergegas mendatangi kami. Kemudian ia bertanya: "Adakah di antara kalian yang bisa membaca (Al Qur`an)?" Kami menjawab: "Ya, ada." Ia bertanya lagi: "Lalu, siapakah diantara kalian yang paling bagus bacaannya?" Maka mereka pun menunjuk ke arahku. [Abu Darda'] berkata: "Kalau begitu, bacalah." Maka aku pun membaca: WAL LAAILI IDZAA YAGHSYAA WAN NAHAARI IDZAA TAJALLAA WADZ DZAKARI WAL UNTSAA. Ia bertanya: "Apakah kamu mendengarnya langsung dari temanmu?" aku menjawab: "Ya." Ia berkata: "Dan aku mendengarnya langsung dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, namun orang-orang itu mengingkari kami."

【450】

Shahih Bukhari 4563: Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim] ia berkata: Para sahabat Abdullah datang menemui Abu Darda`. Ia mencari mereka dan akhirnya menemukan mereka. Maka Abu Darda` bertanya: "Siapakah di antara kalian yang membaca dengan bacaan Abdullah?" Salah seorang menjawab: "Kami semua." Ia bertanya: "Lalu siapa di antara kalian yang paling hafal?" Maka mereka pun menunjuk ke arah 'Alqamah. Abu Darda` bertanya: "Bagaimana kamu mendengarnya membaca ayat: {WAL LAILI IDZAA YAGHSYAA}? 'Alqamah menjawab: "WADZ DZAKARI WAL UNTSAA." Abu Darda` berkata: "Aku bersaksi bahwa aku telah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membacanya seperti ini. Akan tetapi mereka itu, menginginkan agar aku membacanya: {WAMAA KHALAQADZ DZAKARA WAL UNTSAA}. Demi Allah, aku tidak akan mengikuti mereka."

【451】

Shahih Bukhari 4564: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Sa'd bin Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] dari Ali radliyallahu 'anhu ia berkata: Suatu ketika, kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di Baqi' Al Gharqad, dalam pelayatan jenazah, lalu beliau bersabda: "Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali telah ditulis tempat duduknya dari surga dan tempat duduknya dari neraka." Maka para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, tidakkah sebaiknya kita bertawakkal saja?" Beliau menjawab: "Beramallah kalian, sebab setiap orang akan dimudahkan." Kemudian beliau membaca: {FA`AMMAA MAN A'THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA} hingga firman-Nya: {LIL'USRAA} (Adapun orang yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan ... pada kesukaran). Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid, telah menceritakan kepada kami Al A'masy, dari Sa'd bin Ubaidah, dari Abu Abdurrahman, dari Ali radliyallahu 'anhu ia berkata: Suatu ketika, kami duduk-duduk di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu ia pun menyebutkan hadits semisalnya.

【452】

Shahih Bukhari 4565: Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Khalid] Telah mengabarkan kepada kami [Muhamad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Sa'd bin 'Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] dari Ali radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya: Suatu ketika beliau berada dalam rombongan pelayat jenazah, lalu beliau mengambil tongkat dan menancapkannya di tanah. Kemudian beliau bersabda: "Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali telah ditulis tempat duduknya dari neraka atau dari surga." Para sahabat pun bertanya: "Wahai Rasulullah, tidakkah sebaiknya kita bertawakkal saja?" Beliau menjawab: "Beramallah kalian, sebab setiap orang akan dimudahkan, {FA`AMMAA MAN A'THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA} (Adapun orang yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan)." Syu'bah berkata: [Manshur] telah menceritakan hadits ini kepadaku, namun aku tidak mengingkarinya bahwa itu adalah dari haditsnya Sulaiman.

【453】

Shahih Bukhari 4566: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Sa'd bin Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman] dari ['Ali] ia berkata: Suatu ketika, kami duduk-duduk di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau pun bersabda: "Tidak ada seorang pun dari kalian, kecuali tempat duduknya dari surga dan dari neraka telah ditulis." Maka kami pun bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana bila kita sebaiknya hanya bertawakkal saja?" beliau menjawab: "Tidak! Tetapi beramallah kalian, sebab setiap orang akan dimudahkah." Kemudian beliau membacakan ayat: {FA`AMMAA MAN `A'THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA FASANUYASSIRUHU LILYUSRAA} (Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, serta membenarkan kebaikan, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah) hingga firman-Nya: {FASANUYASSIRUHU LIL'USRAA} (maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar) (QS. Al Lail: 5-10).

【454】

Shahih Bukhari 4567: Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Sa'd bin Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] dari 'Ali radliyallahu 'anhu ia berkata: Suatu ketika, kami berada dalam pelayatan jenazah di Baqi' Al Gharqad. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang lalu duduk dan kami pun ikut duduk di sekitar beliau. Saat itu, beliau membawa tongkat kecil dan beliau tegakkan dengan kakinya. Kemudian beliau bersabda: "Tidak ada seorang pun dari kalian, dan tidak ada satu jiwa pun yang dilahirkan, kecuali tempatnya telah ditulis di surga dan di neraka. Dan telah pula di tulis, apakah ia akan hidup sengsara atau bahagia." Maka seorang laki-laki bertanya: "Wahai Rasulullah, tidakkah kita bertawakkal saja terhadap kitab kita (catatan yang telah ditetapkan) dan meninggalkan amal? Maka siapa diantara kita yang termasuk Ahlus Sa'adah (golongan yang beruntung), niscaya ia akan berjalan di atas amalan golongan yang beruntung. Dan siapa diantara kita yang termasuk Ahlusy Syaqa` (golongan celaka), maka niscaya ia akan berjalan di atas amalan golongan celaka?" Beliau bersabda: "Adapun Ahlus Sa'adah (golongan yang beruntung), maka ia akan dimudahkan untuk mengerjakan amalan Ahlus Sa'adah. Dan Ahlusy Syaqa` (golongan yang celaka) juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan Ahlusy Syaqa`." Kemudian beliau membaca ayat: {FA`AMMAA MAN `A'THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA} (Dan barangsiapa yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan) (QS. Al Lail: 5-6).

【455】

Shahih Bukhari 4568: Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al A'masy] ia berkata: Aku mendengar [Sa'd bin Ubaidah] menceritakan dari [Abu Abdurrahman As Sulami] dari Ali radliyallahu 'anhu ia berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada dalam rombongan pelayat Jenazah, lalu beliau mengambil sesuatu dan memukulkannya ke tangah. Kemudian beliau bersabda: "Tidak ada seorang pun dari kalian, kecuali telah ditulis tempat duduknya di neraka dan tempat duduknya di surga." Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, tidakkah kita bertawakkal saja terhadap kitab kita (catatan yang telah ditetapkan) dan meninggalkan amal?" Beliau menajawab: "Ber'amallah kalian, karena setiap orang akan dimudahkan kepada yang dicipta baginya. Barangsiapa yang diciptakan sebagai Ahlus Sa'adah (penduduk surga), maka ia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan Ahlus Sa'adah. Namun, barangsiapa yang diciptakan sebagai Ahlusy Syaqa` (penghuni neraka), maka ia akan dimudahkan pula untuk melakukan amalan Ahlusy Syaqa`." Kemudian beliau membacakan ayat: {FA`AMMAA MAN `A'THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA} (Dan barangsiapa yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan) (QS. Al Lail: 5-6).

【456】

Shahih Bukhari 4569: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] Telah menceritakan kepada kami [Zuhair] Telah menceritakan kepada kami [Al Aswad bin Qais] ia berkata: Aku mendengar Jundub bin Sufyan radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menderita sakit hingga beliau tidak bisa bangun selama dua malam atau tiga. Lalu datanglah seorang wanita seraya berkata: "Wahai Muhammad, aku benar-benar mengharap bahwa setanmu telah meninggalkanmu. Sebab, aku tidak lagi melihatnya di dekatmu semenjak dua hari atau tiga hari ini." Maka Allah 'azza wa jalla menurunkan surat: {WADLDLUHAA WALLAILI IDZAA SAJAA MAA WADDA'AKA RABBUKA WAMAA QALAA}. Firman Allah: {MAA WADDA'AKA RABBUKA WAMAA QALAA} (QS. Adh Dhuha: 3) Dibaca dengan tasydid atau pun Takhfif maknanya tetap satu, yakni Rabb-mu tidaklah meninggalkanmu. Ibnu Abbas menafsirkan: "(Rabb-mu) tidaklah meninggalkan dan memurkaimu."

【457】

Shahih Bukhari 4570: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far Ghundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Aswad bin Qais] ia berkata: Aku mendengar [Jundub Al Bajali] berkata: Seorang wanita berkata: "Wahai Rasulullah, tidaklah aku melihat sahabatmu itu melainkan ia telah meninggalkanmu." Maka turunlah ayat: {MAA WADDA'AKA RABBUKA WAMAA QALAA} (Rabb-mu tidaklah meninggalkanmu tidak pula menelantarkanmu) (QS. Adh Dhuha: 3).

【458】

Shahih Bukhari 4571: Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku ['Adi] ia berkata: Aku telah mendengar Al Baraa` radliyallahu 'anhu, bahwasanya: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berada dalam suatu perjalanan, lalu pada saat shalat Isya` yakni pada salah satu raka'atnya beliau membaca: {AT TIINI WAZ ZAITUUN}. Dan maksud istilah {TAQWIIM} adalah Al Khalq, atau penciptaan.

【459】

Shahih Bukhari 4572: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dari Ibnu Syihab. -Dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Marwan] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Aziz bin Abu Rizmah] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Shalih Salmawaih] ia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah] dari [Yunus bin Yazid] ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] bahwa [Urwah bin Zubair] Telah mengabarkan kepadanya, bahwa 'Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Peristiwa awal turunnya wahyu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah diawali dengan Ar Ru`yah Ash Shadiqah (mimpi yang benar) di dalam tidur. Tidaklah beliau bermimpi, kecuali yang beliau lihat adalah sesuatu yang menyerupai belahan cahaya subuh. Dan di dalam dirinya dimasukkan perasaan untuk selalu ingin menyendiri. Maka beliau pun memutuskan untuk berdiam diri di dalam gua Hira`, beribadah di dalamnya pada malam hari selama beberapa hari dan untuk itu, beliau membawa bekal. Setelah perbekalannya habis, maka beliau kembali dan mengambil bekal. Begitulah seterusnya sehingga kebenaran pun datang pada beliau, yakni saat beliau berada di dalam gua Hira`. Lalu Malaikat mendatanginya seraya berkata: "Bacalah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Aku tidak bisa membaca." Beliau menjelaskan: "Lalu Malaikat itu pun menarik dan mendekapku, hingga aku pun merasa kesusahan. Kemudian Malaikat itu kembali lagi padaku dan berkata: 'Bacalah.' Aku menjawab: 'Aku tidak bisa membaca.' Malaikat itu menarikku kembali dan mendekapku untuk kedua kalinya hingga aku merasa kesulitan, lalu Malaikat itu kembali lagi padaku dan berkata: 'Bacalah.' Aku menjawab: 'Aku tidak bisa membaca.' Ia menarik lagi dan mendekapku ketiga kalinya hingga aku merasa kesusahan. Kemudian Malaikat itu menyuruhku kembali seraya membaca: {IQRA` BISMI RABBIKAL LADZII KHALAQ, KHALAQAL INSAANA MIN 'ALAQ, IQRA` WA RABBUKAL AKRAM, ALLADZII 'ALLAMA BIL QALAM} hingga firmanNya {'ALLAMAL INSAANA MAA LAM YA'LAM} (QS. Al 'Alaq: 1-5)." Maka dengan badan yang menggigil, akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kembali kepada Khadijah seraya berkata: "Selimutilah aku, selimutilah aku." Hingga perasaan takut beliau pun hilang. Setelah itu, beliau berkata kepada Khadijah: "Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku, sungguh aku merasa khawatir atas diriku sendiri." Akhirnya, beliau pun menuturkan kejadian yang beliau alami. Khadijah berkata: "Tidak. Bergembiralah engkau. Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu selama-lamanya. Demi Allah, Sesungguhnya engkau benar-benar seorang yang senantiasa menyambung silaturahmi, seorang yang jujur kata-katanya, menolong yang lemah, memberi kepada orang yang tak punya, engkau juga memuliakan tamu dan membela kebenaran." Akhirnya Khadijah pergi dengan membawa beliau hingga bertemu dengan Waraqah bin Naufal, ia adalah anak pamannya Khadijah, yakni saudara bapaknya. An Naufal adalah seorang penganut agama Nashrani pada masa Jahiliyah. Ia seorang yang menulis kitab Arab. Ia menulis dari kitab Injil dengan bahasa Arab. Saat itu, ia telah menjadi syeikh yang tua renta lagi buta. Khadijah berkata padanya: "Wahai anak pamanku. Dengarkanlah tuturan dari anak saudaramu." Waraqah berkata: "Wahai anak pamanku apa yang telah kamu lihat?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengabarkan padanya tentang kejadian yang telah beliau alami. Kemudian Waraqah pun berkata: "Ini adalah Namus yang pernah diturunkan kepada Musa. Sekiranya aku masih muda, dan sekiranya aku masih hidup." Ia mengatakan beberapa kalimat. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Apakah mereka akan mengusirku?" Waraqah menjawab: "Ya, tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa, kecuali ia akan disakiti. Dan sekiranya aku masih mendapati hari itu, niscaya aku akan menolongmu dengan pertolongan yang hebat." Tidak lama kemudian, Waraqah pun meninggal, sementara wahyu terputus hingga membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedih. [Muhammad bin Syihab] berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa Jabir bin Abdullah Al Anshari radliyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan kejadian pertama kali turunnya wahyu, beliau bersabda: "Ketika aku tengah berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara yang berasal dari langit, maka aku pun mengangkat pandanganku ke arah langit, ternyata di atas terdapat Malaikat yang sebelumnya mendatangiku di gua Hira` tengah duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku pun lari darinya dan segera pulang menemui keluargaku seraya berkata: 'Selimutilah aku, selimutilah aku.'" Maka keluarga beliau pun segera menyelimutinya. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya: {YAA AYYUHAL MUDDATSTSIR, QUM FA`ANDZIR, WA RABBAKA FAKABBIR, WA TSIYAABAKA FATHAHHIR, WAR RUJZA FAHJUR} (Wahai orang yang berselimut, bangkitlah, dan berilah peringatan. Dan Tuhan-mu agungkanlah. Dan pakaianmu sucikanlah, Dan berhala maka tinggalkanlah) (QS. Al Muddatstsir: 1-5). Abu Salamah berkata: Ar Rijza adalah berhala-berhala yang disembah oleh kaum Jahiliyah. Setelah itu, maka turunlah wahyu dengan beruntun.

【460】

Shahih Bukhari 4573: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] bahwa 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Permulaan turunnya wahyu yang pertama kali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Ar Ru`yah Ash Shalihah (mimpi yang baik). Lalu malaikat mendatangi beliau seraya berkata: {IQRA` BISMI RABBIKAL LADZII KHALAQ, KHALAQAL INSAANA MIN 'ALAQ, IQRA` WARABBUKAL AKRAM} (QS. Al 'Alaq: 1-3).

【461】

Shahih Bukhari 4574: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari Az Zuhri. -dalam riwayat lain- Dan [Al Laits] berkata: Telah menceritakan kepadaku ['Uqail] ia berkata: Telah berkata [Muhammad] Telah mengabarkan kepadaku [Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha. Permulaan turunnya wahyu yang pertama kali kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Ar Ru`yah Ash Shadiqah (mimpi yang benar). Ketika itu, Malaikat mendatanginya seraya berkata: {IQRA` BISMI RABBIKAL LADZII KHALAQ, KHALAQAL INSAANA MIN 'ALAQ, IQRA` WARABBUKAL AKRAM, ALLADZII 'ALLAMA BIL QALAM} (QS. Al 'Alaq: 1-4).

【462】

Shahih Bukhari 4575: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] ia berkata: Aku mendengar ['Urwah] berkata: 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Kemudian, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun kembali kepada Khadijah seraya berkata: "Selimutilah aku, selimutilah aku." Lalu ia pun menyebutkan hadits.

【463】

Shahih Bukhari 4576: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dari [Abdul Karim Al Jazari] dari [Ikrimah] ia berkata: [Ibnu 'Abbas] berkata: Abu Jahal berkata: "Jika aku melihat Muhammad shalat di Ka'bah, maka aku benar-benar akan mencekik lehernya." Kemudian, ungkapan itu pun akhirnya sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: "Kalau dia benar melakukannya, maka niscaya Malaikat akan menghajarnya." Periwayatan hadits ini, di ikuti pula oleh 'Amru bin Khalid dari ['Ubaidullah] dari ['Abdul Karim].

【464】

Shahih Bukhari 4577: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] Telah menceritakan kepada kami [Ghundar] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] Aku mendengar [Qatadah] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu, ia berakta: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ubay: "Sesungguhnya Allah telah memerintahkanku untuk membacakan kepadamu: {LAM YAKUNIL LADZIINA KAFARUU}" (QS. Al Bayyinah: 1). Ubay bertanya: "Apakah Allah menyebut namaku?" Beliau menjawab: "Ya." Lalu Ubay pun menangis.

【465】

Shahih Bukhari 4578: Telah menceritakan kepada kami [Hassan bin Hassan] Telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari Anas radliyallahu 'anhu, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ubay: "Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk membacakan Al Qur`an padamu." Ubay bertanya: "Apakah Allah menyebut namaku pada Anda?" Beliau menjawab: "Allah menyebut namamu padaku." Lalu Ubay pun menangis terharu. Qatadah berkata: Telah diberitakan kepadaku, bahwa beliau membacakan kepadanya: {LAM YAKUNIL LADZIINA KAFARUU MIN AHLIL KITAABI}.

【466】

Shahih Bukhari 4579: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ja'far Al Munadi] Telah menceritakan kepada kami [Rauh] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ubay bin Ka'ab: "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadaku untuk membacakan Al Qur`an kepadamu." Ubay bertanya: "Apakah Allah menyebut namaku pada Anda?" Beliau menjawab: "Ya." Ubay berkata: "Sungguh benarkah namaku telah disebut di sisi Rabb semesta alam?" Beliau menjawab: "Ya." Lalu kedua matanya pun meneteskan air.

【467】

Shahih Bukhari 4580: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Abu Shalih Asy Syamman] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, bahwasanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Yang memiliki kuda itu ada tiga kelompok. Yaitu seorang yang dengannya ia mendapatkan pahala kebaikan, lalu seorang yang kudanya sebagai penjaga kehormatan (solusi, penyelesaian), dan seorang yang dengannya ia mendapatkan dosa. Adapun bagi yang mendapatkan pahala adalah seseorang yang menggunakannya di jalan Allah, lalu ia meletakkannya di dalam pinggiran kolam atau kebun, maka apa yang kuda itu makan atau minum di situ adalah bernilai kebaikan untuknya. Atau ia meninggalkannya ditempat, lalu kuda itu pun menaiki satu bukit atau dua bukit, maka bekas kaki atau kotorannya adalah bernilai kebaikan untuknya. Dan bila kuda itu melewati aliran sungai lalu meminum air darinya, meskipun pemiliknya tidak bermaksud untuk memberinya minum, maka itu merupakan kebaikan baginya. Karena itulah, pemiliknya akan mendapatkan kebaikan yang banyak. Kemudian seorang yang memiliki kuda sebagai alat untuk mencari kekayaan dan menjaga kehormatan diri, namun ia juga tidak melupakan hak Allah pada leher dan punggung kudanya, maka kuda itu akan menjadi penyelesai kebutuhannya. Kemudian yang ketiga, adalah seorang yang memelihara kuda dengan maksud kebanggaan, dan riya`, maka karena itulah ia mendapatkan dosa." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang Himar. Maka beliau pun bersabda: "Allah tidak menurunkan ayat berkenaan dengannya kecuali ayat yang maknanya luas dan mencakup: {FAMAN YA'MAL MITSQAALA DZARRATIN KHAIRAN YARAH, WA MAN YA'MAL MITSQAALA DZARRATIN SYARRAN YARAH} (Barangsiapa yang melakukan kebaikan sekecil biji Dzarrah, maka ia akan melihat pahalanya, dan siapa yang melakukan keburukan sekecil biji Dzarrah, niscaya juga akan melihat dampak buruknya)."

【468】

Shahih Bukhari 4581: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] ia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Abu Shalih As Samman] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, bahwasanya: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai himar (keledai), maka beliau pun menjawab: "Belum pernah ada wahyu yang diturunkan padaku yang berbicara tentangnya kecuali ayat yang pendek lagi mencakup ini: {FAMAN YA'MAL MITSQAALA DZARRATIN KHAIRAN YARAH, WA MAN YA'MAL MITSQAALA DZARRATIN SYARRAN YARAH} (Barangsiapa yang melakukan kebaikan sekecil biji Dzarrah, maka ia akan melihat pahalanya, dan siapa yang melakukan keburukan sekecil biji Dzarrah, niscaya juga akan melihat dampak buruknya). (QS. Az Zalzalah: 7-8).

【469】

Shahih Bukhari 4582: Telah menceritakan kepada kami [Adam] Telah menceritakan kepada kami [Syaiban] Telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari Anas radliyallahu 'anhu, ia berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengalami peristiwa Mi'raj ke langit, beliau pun bersabda: "Aku mendatangi telaga, pada kedua tepinya terdapat Qubah berongga yang terbuat dari mutiara. Maka aku pun bertanya: 'Apa ini wahai Jibril?' Ia menjawab: 'Ini adalah Al Kautsar'."

【470】

Shahih Bukhari 4583: Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Yazid Al Kahili] Telah menceritakan kepada kami [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Ubaidah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha Aku pernah bertanya kepadanya tentang firman Allah Ta'ala, {INNAA A'THAINAAKAL KAUTSAR}. Maka 'Aisyah pun menjawab: "Itu adalah sungai yang telah diberikan kepada Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam. Kedua tepinya terdapat mutiara yang berlubang. Bejana-bejananya sejumlah bintang di langit. Hadits ini juga diriwayatkan oleh [Zakaria], [Abu Al Ahwash] dan [Mutharrif] dari [Abu Ishaq].

【471】

Shahih Bukhari 4584: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] Telah menceritakan kepada kami [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma, bahwa Ia berkata terkait dengan firman Allah: "AL KAUTSAR." Ia menjelaskan: "Itu adalah kebaikan yang diberikan Allah kepadanya." Abu Bisyr berkata: Aku berkata kepada Sa'id bin Jubair: "Namun orang-orang menganggap bahwa hal itu adalah sungai yang ada di surga." Maka Sa'id pun berkata: "Sungai yang ada di dalam surga, juga merupakan kebaikan yang diberikan Allah pada beliau."

【472】

Shahih Bukhari 4585: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ar Rabi'] Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Al A'masy] dari [Abu Dluha] dari [Masruq] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak shalat setelah turunnya ayat: "IDZAA JAA`A NASHRULLAHI WAL FATH." Kecuali di dalam shalatnya membaca: "SUBHAANAKA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGH FIRLII (Maha Suci Engkau, wahai Rabb kami, dan segala puji bagi-Mu. Ya Allah ampunilah aku)."

【473】

Shahih Bukhari 4586: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Dluha] dari [Masruq] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha, ia berkata: Pada saat ruku' dan sujud, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperbanyak membaca: "SUBHAANAKA, ALLAHUMMA RABBANAA WABIHAMDIKA, ALLAHUMMAGHFIRLII (Ya Allah, Rabb kami, segala puji hanya bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku)." Beliau menghindari bacaan Al Qur`an.

【474】

Shahih Bukhari 4587: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abu Syaibah] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] ia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] bahwasanya 'Umar radliyallahu 'anhu menanyakan kepada mereka (para pembesar Badar) mengenai firman Allah Ta'ala: "IDZAA JAA`A NASHRULLAHI WAL FATH." Mereka menjawab: "Yaitu, penaklukan kota-kota dan istana-istana." 'Umar berkata: "Bagaimanakah pendapatmu wahai Ibnu Abbas?" Ibnu Abbas menjawab: "Maksudnya adalah ajal, atau suatu permisalan yang diberikan untuk Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa ajal beliau telah dekat."

【475】

Shahih Bukhari 4588: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: Suatu ketika 'Umar mengajakku masuk berkumpul bersama para syaikh pemuka-pemuka Badar, dan sepertinya, sebagian dari mereka memendam sesuatu pada dirinya. Maka salah seorang bertanya: "Kenapa Anda mengikutsertakan anak ini bersama kami, padahal kami juga memiliki anak-anak yang sebaya dengannya?" Maka 'Umar pun berkata: "Sesungguhnya anak itu mempunyai kecerdasan tersendiri seperti yang telah kalian kenal." Kemudian pada suatu hari, 'Umar memanggilnya dan mengikut sertakannya bersama mereka. Ibnu Abbas berkata: Aku tahu, bahwa tidak ada maksud lain 'Umar memanggilku, kecuali untuk memperlihatkan aku pada mereka. 'Umar berkata: "Bagaimanakah pendapat kalian tentang firman Allah Ta'ala: 'IDZAA JAA`A NASHRULLAHI WAL FATH?'" Maka sebagian dari mereka berkata: "Kita diperintahkan untuk memuji Allah dan meminta ampunan-Nya, ketika kita diberi pertolongan dan penaklukkan suatu negeri." Dan sebagian yang lain diam tak berkata sepatah kata pun. Lalu 'Umar bertanya padaku: "Apakah seperti itu juga pendapatmu wahai Ibnu Abbas?" Aku menjawab: "Tidak." 'Umar bertanya lagi: "Lalu bagaimanakah pendapatmu?" Aku menjawab: "Hal itu terkait dengan ajal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Allah telah memberitahukan padanya. Firman Allah: 'IDZAA JAA`A NASHRULLAHI WAL FATH.' Itu adalah alamat akan ajalmu. {FASABBIH BIHAMDI RABBIKA WAS TAGHFIRHU INNAHU KAANA TAWWAABAA} (Karena itu, sucikanlah Rabbu dengan memuji-Nya. Dan mintalah ampunan dari-Nya, sesungguhnya Dia Maha Menerima taubat). 'Umar berkata: "Tidaklah aku mengetahui dari ayat tersebut kecuali sebagaimana yang kamu katakan."

【476】

Shahih Bukhari 4589: Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Musa] Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Murrah] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma, ia berkata: Ketika turun ayat: {WA ANDZIR 'ASYIIRATAKAL AQRABIIN} (Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat) (QS. Asy Syu'ara: 214), dan keluargamu yang mukhlis di antara mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar hingga naik ke atas bukit Shafa dan menyerukan: "Wahai sekalian manusia." Orang-orang Quraisy pun berkata: "Siapakah orang ini?" Lalu mereka berkumpul kepada beliau. Beliau bersabda: "Bagaimana pendapat kalian, jika aku mengabarkan kepada kalian bahwa di balik gunung ini ada pasukan berkuda yang akan segera keluar (menyerang), apakah kalain akan membenarkanku?" Mereka menjawab: "Ya, kami belum pernah mendengar bahwa kamu berdusta." Beliau kemudian bersabda: "Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan bagi kalian bahwa di hadapanku ada adzab yang sangat pedih." Maka Abu Lahab pun berkata: "Celaka kamu. Apakah hanya karena ini kamu mengumpulkan kami?" Setelah itu, ia langsung beranjak, dan turunlah firman Allah: {TABBAT YADAA ABIY LAHABIW WATAB}. Hari itu, Al A'masy membacanya: "WA QAD TABBAT (sungguh, ia memang telah celaka)."

【477】

Shahih Bukhari 4590: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Amru bin Murrah] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] bahwa Suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menuju Bathha`, kemudian beliau naik ke bukit seraya berseru: "Wahai sekalian manusia." Maka orang-orang Quraisy pun berkumpul menuju beliau. Kemudian beliau bertanya: "Bagaimana pendapat kalian, sekiranya aku mengabarkan kepada kalian, bahwa musuh akan segera menyergap kalian, apakah kalian akan membenarkanku?" Mereka menjawab: "Ya." Beliau berkata lagi: "Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan bagi kalian. Sesungguhnya di hadapanku akan ada adzab yang pedih." Maka Abu Lahab berkata: "Apakah hanya karena ini kamu mengumpulkan kami? celaka kamu." Maka Allah azza wa jalla menurunkan firman-Nya: {TABBAT YADAA ABII LAHAB} hingga akhir ayat.

【478】

Shahih Bukhari 4591: Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] Telah menceritakan kepadaku [Amru bin Murrah] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma, ia berkata: Abu Lahab berkata: "Celaka kamu, apakah hanya karena ini kamu mengumpulkan kami?" Maka turunlah ayat: {TABBAT YADAA ABII LAHAB} hingga akhir ayat.

【479】

Shahih Bukhari 4592: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] Telah menceritakan kepada kami [Syu'aib] Telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Allah berfirman: 'Anak Adam telah mendustakan-Ku, padahal ia tidaklah mempunyai alasan sedikit pun. Dan ia juga telah mencemoohku padahal ia tidak mempunyai alasan melakukan hal itu. Ada pun kedustaanya padaku adalah ungkapannya, 'Dia tidak akan mengembalikanku sebagaimana ia telah menciptakanku pertama kali.' Padahal penciptaan yang pertama tidak lebih mudah daripada hanya sekedar mengembalikannya. Adapun pelecehannya pada-Ku adalah ungkapannya, 'Allah telah menjadikan anak untuk diri-Nya.' Sementara Aku adalah Rabb Yang Maha Esa, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang serupa Dengan-Ku.'"

【480】

Shahih Bukhari 4593: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] ia berkata: dan Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah berfirman: 'Anak Adam telah mendustakan-Ku, padahal ia tidaklah mempunyai alasan sedikit pun. Dan ia juga telah mencemoohku padahal ia tidak mempunyai alasan melakukan hal itu. Adapun kedustaanya padaku adalah ungkapannya, 'Dia tidak akan mengembalikanku sebagaimana ia telah menciptakanku pertama kali.' Padahal mencipta pertama tidak lebih mudah daripada hanya sekedar mengembalikannya. Adapun pelecehannya pada-Ku adalah ungkapannya, 'Allah telah menjadikan anak untuk diri-Nya.' Sementara Aku adalah Rabb Yang Maha Esa, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang serupa Dengan-Ku.'" Firman Allah: {LAM YALID WALAM YUULAD, WALAM YAKUN LAHUU KUFU`AN AHAD}. Kufu`an, Kafii`an dan Kifaa`an maknanya adalah satu.

【481】

Shahih Bukhari 4594: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ashim] dan [Abdah] dari [Zirr bin Hubaisy] ia berkata: Aku bertanya kepada Ubay bin Ka'ab mengenai Al Mu'awwidzatain, maka ia pun menjawab: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau berkata menyampaikan kepadaku. Maka aku pun berkata: "Kalau begitu, kami akan mengatakan sebagaimana yang telah dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."

【482】

Shahih Bukhari 4595: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Abu Lubabah] dari Zirr bin Hubaisy. -dalam riwayat lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ashim] dari [Zirr] ia berkata: Aku bertanya kepada Ubay bin Ka'ab, aku katakan: "Wahai Abu Mundzir, sesungguhnya saudaramu Ibnu Mas'ud mengatakan seperti ini dan itu." Maka Ubay pun berkata: "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau berkata menyampaikan kepadaku. Maka aku pun berkata: 'Maka kami akan mengatakan sebagaimana yang telah dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.'"