9. Waktu-waktu Shalat

【1】

Shahih Bukhari 491: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] berkata: Aku membacakannya di hadapan [Malik] dari [Ibnu Syihab] bahwa 'Umar bin 'Abdul 'Aziz pada suatu hari mengakhirkan pelaksanaan shalat. Kemudian ['Urwah bin Az Zubair] datang menemuinya dan mengabarkan kepadanya bahwa Al Mughirah bin Syu'bah pada suatu hari juga pernah mengakhirkan shalat, dan saat itu dia tinggal di 'Iraq. Kemudian [Abu Mas'ud Al Anshari] datang menemuinya seraya berkata: "Apa yang kamu lakukan ini wahai Al Mughirah? Bukankah kamu telah mengetahui bahwa Malaikat Jibril shallallahu 'alaihi wa sallam pernah turun kemudian melaksanakan shalat, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga ikut melaksanakan shalat, Kemudian Jibril shalat lagi dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga ikut shalat kembali, Kemudian Jibril shalat lagi dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga ikut shalat kembali, Kemudian Jibril shalat lagi dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga ikut shalat kembali, Kemudian Jibril shalat lagi dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga ikut shalat kembali, Kemudian Jibril berkata: "Inilah waktu-waktu yang diperintahkan kepadaku (agar engkau melaksanakannya)." 'Umar lalu berkata kepada 'Urwah: "Ketahuilah apa yang kamu ceritakan! Sesungguhnya Jibril datang untuk menjelaskan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang waktu-waktu shalat." 'Urwah berkata: "Begitulah Basyir bin Abu Mas'ud menceritakan dari [Bapaknya]. 'Urwah berkata: 'Aisyah menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat 'Ashar, sementara cahaya matahari yang ada dalam kamarnya belum nampak.

【2】

Shahih Bukhari 492: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abbad] -yaitu Ibnu 'Abbad- dari Abu Jamrah dari [Ibnu 'Abbas] berkata: Utusan 'Abdul Qais datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Sesungguhnya kami dari suku Rabi'ah, dan kami tidak dapat mengunjungi tuan kecuali pada bulan haram. Maka perintahlah kepada kami dengan sesuatu yang kami ambil dari tuan dan dapat kami sampaikan kepada penduduk kami." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku perintahkan kalian dengan empat perkara dan aku larang dari empat perkara: Iman kepada Allah." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan kepada mereka: "Yaitu persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadlan dan kalian keluarkan seperlima dari harta rampasan perang. Dan aku larang kalian dari Ad Duba`, Al Hantam, Al Muqayyar dan An Naqir."

【3】

Shahih Bukhari 493: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] berkata: telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: telah menceritakan kepada kami [Qais] dari [Jarir bin 'Abdullah] berkata: "Aku membai'at Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan untuk setia kepada setiap Muslim."

【4】

Shahih Bukhari 494: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Al A'masy] berkata: telah menceritakan kepadaku [Syaqiq] berkata: Aku pernah mendengar [Hudzaifah] berkata: Kami pernah bermajelis bersama 'Umar, lalu ia berkata: "Siapa di antara kalian yang masih ingat sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang masalah fitnah?" Lalu aku menjawab: "Aku masih ingat seperti yang beliau sabdakan!" 'Umar bertanya: "Kamu dengar dari beliau atau kamu mendengar perkataan itu dari orang lain?" Aku menjawab: "Yaitu fitnah seseorang dalam keluarganya, harta, anak dan tetangganya. Dan fitnah itu akan terhapus oleh amalan shalat, puasa, sedekah, amar ma'ruf dan nahi munkar." 'Umar berkata: "Bukan itu yang aku mau! Tapi fitnah yang dahsyat seperti dahsyatnya air laut." Hudzaifah berkata: "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya fitnah itu tidak akan membahayakan engkau! antara engkau dengannya terhalang oleh pintu yang tertutup." 'Umar bertanya: "Pintu yang rusak atau terbuka?" Hudzaifah menjawab: "Rusak." 'Umar pun berkata: "Kalau begitu tidak akan bisa ditutup selamanya!" Kami (perawi) bertanya: "Apakah 'Umar mengerti pintu yang dimaksud?" Hudzaifah menjawab: "Ya, sebagaimana mengertinya dia bahwa setelah pagi adalah malam hari. Aku telah menceritakan kepadanya suatu hadits yang tidak ada kerancuannya." Namun kami takut untuk bertanya kepada Hudzaifah, lalu aku suruh Masruq, lalu ia pun menanyakannya kepadanya. Hudzaifah lalu menjawab: "Pintu itu adalah Umar."

【5】

Shahih Bukhari 495: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Sulaiman At Taimi] dari [Abu 'Utsman An Nahdi] dari [Ibnu Mas'ud], bahwa Ada seorang laki-laki mencium seorang wanita, lalu ia mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengabarkan kepada beliau. Maka Allah azza wa jalla menurunkan ayat: {Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan dari pada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk}. (QS. Huud: 114) Laki-laki itu lalu bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah ini khusus buatku?" beliau menjawab: "Untuk semua umatku."

【6】

Shahih Bukhari 496: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Hisyam bin 'Abdul Malik] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Al Walid bin Al 'Aizar] berkata: Aku mendengar [Abu 'Amru Asy Syaibani] berkata: Pemilik rumah ini menceritakan kepada kami -seraya menunjuk rumah ['Abdullah] - ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?" Beliau menjawab: "Shalat pada waktunya." 'Abdullah bertanya lagi: "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab: "Kemudian berbakti kepada kedua orang tua." 'Abdullah bertanya lagi: "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab: "Jihad fi sabilillah." 'Abdullah berkata: "Beliau sampaikan semua itu, sekiranya aku minta tambah, niscaya beliau akan menambahkannya untukku."

【7】

Shahih Bukhari 497: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Hamzah] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Hazim] dan [Ad Darawardi] dari [Yazid] -yakni Ibnu 'abdullah bin Al Hadi- dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Abu Hurairah], bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu rumah salah seorang dari kalian, lalu dia mandi lima kali setiap hari? Apakah kalian menganggap masih akan ada kotoran (daki) yang tersisa padanya?" Para sahabat menjawab: "Tidak akan ada yang tersisa sedikitpun kotoran padanya." Lalu beliau bersabda: "Seperti itu pula dengan shalat lima waktu, dengannya Allah akan menghapus semua kesalahan."

【8】

Shahih Bukhari 498: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata: telah menceritakan kepada kami [Mahdi] dari [Ghailan] dari [Anas] berkata: "Aku tidak pernah mengenal sesuatupun di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seperti apa yang terjadi sekarang." Dikatakan kepadanya: "Apakah yang kau maksud shalat?" Anas berkata: "Bukankah memang benar kalian telah melalaikannya?"

【9】

Shahih Bukhari 499: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Zurarah] berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Abdul Wahid bin Washil Abu 'Ubaidah Al Haddad] dari ['Utsman bin Abu Rawwad] saudara Al 'Aziz bin Abu Rawwad, ia berkata: aku mendengar [Az Zuhri] berkata: Aku pernah menemui [Anas bin Malik] di Damaskus, sementara saat itu ia sedang menangis. Aku lalu bertanya: "Apa yang membuatmu menangis?" Lalu Anas menjawab: "Aku tidak pernah mengenal sesuatupun di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seperti apa yang aku temui sekarang selain masalah shalat. Shalat sekarang ini sudah dilalaikan." [Bakar bin Khalaf] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakar Al Barsani] telah mengabarkan kepada kami ['Utsman bin Abu Rawwad] dengan hadits seperti ini.

【10】

Shahih Bukhari 500: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian shalat bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah dia meludah ke sebelah kanannya, tetapi hendaklah ke sebelah kiri atau bawah kaki kirinya." [Sa'id] menyebutkan dari [Qatadah]: "Janganlah dia meludah ke arah depannya, tetapi ke sebelah kiri atau di bawah kedua kakinya." [Syu'bah] menyebutkan: "Janganlah ia meludah ke arah depan atau sebelah kanannya, tetapi hendaklah ke sebelah kiri atau di bawah kaki kirinya." Dan [Humaid] menyebutkan dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Janganlah ia meludah ke arah kiblat atau sebelah kanannya, tetapi hendaklah ke sebelah kiri atau di bawah kakinya."

【11】

Shahih Bukhari 501: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Seimbanglah dalam sujud dan janganlah seseorang meletakkan tangannya seperti anjing. Dan jika meludah, maka jangan sekali-kali ia meludah ke arah depan atau ke sebelah kanannya. Karena dia sedang berhadapan dengan Rabbnya."

【12】

Shahih Bukhari 502: Telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Sulaiman bin Bilal] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar] dari [Sulaiman] berkata: [Shalih bin Kaisan] telah menceritakan kepada kami [Al A'raj 'Abdurrahman], dan selainnya dari [Abu Hurairah] dan [Nafi'] mantan budak 'Abdullah bin 'Umar, dari 'Abdullah bin 'Umar bahwa keduanya menceritakan kepadanya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda: "Jika udara sangat panas menyengat maka tundalah shalat, karena panas yang sangat menyengat itu berasal dari hembusan api neraka jahannam."

【13】

Shahih Bukhari 503: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ghundar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Muhajir Abu Al Hasan] bahwa ia mendengar [Zaid bin Wahb] dari [Abu Dzar] berkata: Seorang mu'adzin Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengumandangkan adzan Dhuhur. Kemudian beliau bersabda: "Tundalah, tundalah!" Atau beliau katakan: "Tunggulah, tunggulah!" Beliau kemudian melanjutkan: "Panas yang menyengat ini berasal dari hembusan api jahannam. Jika udara sangat panas menyengat maka tundalah shalat hingga kita melihat bayangan suatu benda."

【14】

Shahih Bukhari 504: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah Al Mutsanna] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: kami telah menghafalnya dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Apabila panas sangat menyengat maka tundalah shalat hingga panasnya mereda. Sebab panas yang sangat menyengat itu berasal dari hembusan api jahannam. Neraka jahannam mengadu kepada Rabbnya seraya berkata: 'Wahai Rabb, sebagian kami telah makan sebagian yang lain!' maka Allah pun memberinya izin dengan dua tarikan nafas, sekali saat musim dingin dan sekali saat musim panas. Maka apa yang kalian rasakan berupa udara panas berasal darinya, begitu juga udara dingin yang kalian rasakan berasal darinya."

【15】

Shahih Bukhari 505: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh bin Ghiyats] berkata: telah menceritakan kepada kami [Bapakku] ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] telah menceritakan kepada kami [Abu Shalih] dari [Abu Sa'id] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tundalah shalat Dhuhur (hingg panas mereda), karena panas yang sangat menyengat berasal dari hembusan jahannam." Hadits ini dikuatkan oleh [Sufyan] dan [Yahya] dan [Abu 'Awanah] dari [Al A'masy].

【16】

Shahih Bukhari 506: Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah menceritakan kepada kami dari [Muhajir Abu Al Hasan] mantan budak bani Taimillah, ia berkata: aku mendengar [Zaid bin Wahb] dari [Abu Dzar Al Ghifari] berkata: Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, ketika ada mu'adzin yang hendak mengumandangkan adzan Dhuhur, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tundalah!" Sesaat kemudian mu'adzin itu kembali akan mengumandangkan adzan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun kembali bersabda: "Tundalah hingga kita melihat bayang-bayang bukit." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya panas yang sangat menyengat itu berasal dari hembusan api jahannam. Maka apabila udara sangat panas menyengat tundalah shalat (hingga panas) mereda." Ibnu 'Abbas berkata: "Maksud dari firman Allah: {Tatafayya'u} (QS. An Nahl: 48) adalah condong."

【17】

Shahih Bukhari 507: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Anas bin Malik], Ketika matahari panas terik Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar rumah melaksanakan shalat Dhuhur, kemudian beliau naik ke atas mimbar dan menyebutkan tentang hari kiamat. Beliau sebutkan bahwa pada saat itu terdapat perkara yang besar, kemudian beliau katakan: "Siapa ingin bertanya maka bertanyalah. Dan tidaklah kalian bertanya kepadaku tentang sesuatu kecuali aku akan kabarkan kepada kalian selama aku masih berada di tempaku ini." Tiba-tiba para sahabat menangis, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terus mengulangi: "Bertanyalah kepadaku!" Maka berdirilah 'Abdullah bin Khudzafah As Sahmi seraya berkata: "Siapakah ayahku?" Beliau menjawab: "Ayahmu Hudzafah." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meminta lagi: "Bertanyalah kepadaku!" Maka bangkitlah 'Umar dari posisi duduk berlututnya lantas berkata: "Kami ridla Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terdiam sejenak kemudian bersabda: "Barusan diperlihatkan kepadaku surga dan neraka dari balik dinding ini, aku tidak lihat kebaikan sebagaimana keburukan."

【18】

Shahih Bukhari 508: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Minhal] dari [Abu Barzah], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat shubuh, dan salah seorang dari kami dapat mengetahui siapa orang yang ada di sisinya. Dalam shalat tersebut beliau membaca antara enam puluh hingga seratus ayat. Dan beliau shalat Dhuhur saat matahari sudah condong, shalat 'Ashar saat salah seorang dari kami pergi ke ujung kota dan matahari masih terasa panas sinarnya. Dan aku lupa apa yang dibaca beliau saat shalat Maghrib. Dan beliau sering mengakhirkan pelaksanaan shalat 'Isya hingga sepertiga malam lalu melaksanakannya sampai pertengahan malam. Dan Mu'adz berkata: Syu'bah berkata: Aku pernah berjumpa denganya pada suatu hari, ia berkata: 'Atau sepertiga malam'.

【19】

Shahih Bukhari 509: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] -yakni Ibnu Muqatil- berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Khalid bin 'Abdurrahman] telah menceritakan kepadaku [Ghalib Al Qaththan] dari [Bakar bin 'Abdullah Al Muzani] dari [Anas bin Malik] ia berkata: "Jika kami shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada shalat Dhuhur saat udara panas, kami sujud beralaskan pakaian kami untuk menghindari panasnya pasir."

【20】

Shahih Bukhari 510: Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad] -yaitu Ibnu Zaid- dari ['Amru bin Dinar] dari [Jabir bin Zaid] dari [Ibnu 'Abbas], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat di Madinah sebanyak tujuh dan delapan, yaitu shalat Dhuhur, 'Ashar, Maghrib dan 'Isya'. Ayyub berkata: "Barangkali hal itu ketika pada malam itu hujan." Ibnu Abbas berkata: "Bisa jadi."

【21】

Shahih Bukhari 511: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] berkata: telah menceritakan kepada kami [Anas bin 'Iyadl] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] bahwa ['Aisyah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat 'Ashar sedangkan matahari belum berlalu dari kamarnya (rumah 'Aisyah)." [Abu Umamah] menyebutkan dari [Hisyam]: "Dari dalam kamarnya (posisi cahayanya)."

【22】

Shahih Bukhari 512: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat 'Ashar sementara matahari yang ada dikamarnya belum menampakkan bayang-bayang.

【23】

Shahih Bukhari 513: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat 'Ashar sementara matahari muncul dari dalam kamarku dan belum nampak bayang-bayang." [Malik] dan [Yahya bin Sa'id] dan [Syu'aib] dan [Ibnu Abu Hafsh] menyebutkan: "Sementara matahari belum lagi nampak bayangannya."

【24】

Shahih Bukhari 514: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Auf] dari [Sayyar bin Salamah] berkata: Aku dan bapakku datang menemui [Abu Barzah Al Aslami]. Lalu bapakku berkata kepadanya: "Bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat yang diwajibkan?" Abu Barzah menjawab: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Dhuhur, yang kalian sebut sebagai waktu utama, saat matahari telah tergelincir, shalat 'Ashar ketika salah seorang dari kami kembali dengan kendaraannya di ujung Kota sementara matahari masih terasa panas sinarnya. Dan aku lupa apa yang dibaca beliau saat shalat Maghrib. Beliau lebih suka mengakhirkan shalat 'Isya yang kalian sebut dengan shalat 'atmah, dan beliau tidak suka tidur sebelum shalat Isya dan berbincang-bincang sesudahnya. Dan beliau melaksanakan shalat Shubuh ketika seseorang dapat mengetahui siapa yang ada di sebelahnya, beliau membaca enam puluh hingga seratus ayat."

【25】

Shahih Bukhari 515: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] berkata: "Kami pernah shalat 'Ashar kemudian orang-orang keluar menuju Bani 'Amru bin 'Auf, dan kami dapati mereka sedang melaksanakan shalat 'Ashar."

【26】

Shahih Bukhari 516: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Muqatil] berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abu Bakar bin Utsman bin Sahl bin Hunaif] berkata: Aku mendengar [Abu Umamah bin Sahl] berkata: Kami pernah shalat Dhuhur bersama 'Umar bin 'Abdul 'Aziz. Setelah selesai kami keluar mendatangi [Anas bin Malik], dan saat itu kami dapati mereka sedang melaksanakan shalat 'Ashar. Maka aku pun bertanya: "Wahai paman, shalat apakah yang kamu kerjakan ini?" Dia menjawab: "Shalat 'Ashar, saat seperti inilah shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang pernah kami lakukan bersamanya."

【27】

Shahih Bukhari 517: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari Az Zuhriy berkata: telah menceritakan kepadaku [Anas bin Malik] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat 'Ashar saat matahari masih meninggi. Kemudian seseorang pergi menuju Al 'Awaliy lalu menemui mereka (penduduknya), dan matahari pun masih tinggi. Dan sebagian desa jaraknya dengan Madinah ada yang berjarak sampai empat mil atau sekitar itu.

【28】

Shahih Bukhari 518: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] berkata: "Kami pernah melakanakan shalat 'Ashar, dan jika salah seorang dari kami pergi ke Quba` mendatangi mereka (penduduk), maka matahari masih tinggi."

【29】

Shahih Bukhari 519: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang kehilangan shalat 'Ashar seperti orang yang kehilangan keluarga dan hartanya." Abu Abdullah berkata: Makna kalimat: {akan mengurangi kalian} (QS. Muhammad: 35) sama ketika kamu mengatakan: "watartur rajula" bila kamu membunuh seseorang atau kamu mengambil hartanya.

【30】

Shahih Bukhari 520: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Qilabah] dari Abu Al Malih berkata: Kami pernah bersama [Buraidah] pada suatu peperangan saat cuaca mendung, lalu ia berkata: Segeralah laksanakan shalat 'Ashar! Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Barangsiapa meninggalkan shalat 'Ashar sungguh hapuslah amalnya."

【31】

Shahih Bukhari 521: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Qais] dari [Jarir bin 'Abdullah] berkata: Pada suatu malam kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau lalu melihat ke arah bulan purnama. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-Nya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan untuk melaksanakan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah." Kemudian (Jarir) membaca ayat: {Dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya} (QS. Qaaf: 39). Isma'il menyebutkan: "Kerjakanlah dan sekali-kali jangan sampai kalian terlewatkan."

【32】

Shahih Bukhari 522: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Para Malaikat malam dan Malaikat siang silih berganti mendatangi kalian. Dan mereka berkumpul saat shalat Fajar (Subuh) dan 'Ashar. Kemudian Malaikat yang menjaga kalian naik ke atas hingga Allah Ta'ala bertanya kepada mereka, dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya): 'Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu?' Para Malaikat menjawab: 'Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat. Begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat'."

【33】

Shahih Bukhari 523: Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'aim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seseorang dari kalian mendapatkan satu sujud dari shalat 'Ashar sebelum matahari terbenam maka sempurnakanlah shalatnya, dan jika mendapatkan satu sujud dari shalat Subuh sebelum matahari terbit maka sempurnakanlah shalatnya."

【34】

Shahih Bukhari 524: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah Al Uwaisi] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin 'Abdullah] dari [Bapaknya] ia mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya keberadaan kalian dibandingakan ummat-ummat sebelum kalian seperti masa antara shalat 'Ashar dan terbenamnya matahari. Ahlu Taurat diberikan Kitab Taurat, kemudian mereka mengamalkannya hingga apabila sampai pertengahan siang hari mereka menjadi lemah (tidak kuat sehingga melalaikannya). Maka mereka diberi pahala satu qirath satu qirath. Kemudian Ahlu Injil diberikan Kitab Injil, lalu mereka mengamalkannya hingga waktu shalat 'Ashar, dan mereka pun melemah. Maka merekapun diberi pahala satu qirath satu qirath. Sedangkan kita diberikan Al Qur'an, lalu kita mengamalkannya hingga matahari terbenam, maka kita diberi pahala dua qirath dua qirath. kedua Ahlul Kitab tersebut berkata: 'Wahai Rabb kami, bagaimana Engkau memberikan mereka dua qirath dua qirath dan Engkau beri kami satu qirath satu qirath. Padahal kami lebih banyak beramal?'" Beliau melanjutkan kisahnya: "Maka Allah 'azza wa jalla bertanya: 'Apakah Aku mendhalimi sesuatu dari bagian pahala kalian?' Mereka menjawab: 'Tidak'. Maka Allah 'azza wa jalla berfirman: 'Itulah karunia-Ku yang Aku berikan kepada siapa yang Aku kehendaki'."

【35】

Shahih Bukhari 525: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Perumpamaan Kaum Muslimin, Yahudi dan Nashara seperti seseorang yang mempekerjakan suatu Kaum, mereka harus bekerja untuknya hingga malam hari, sementara mereka hanya beramal hingga siang hari. Mereka berkata: 'Kami tidak patut menerima upah darimu.' Akhirnya orang itu mempekerjakan Kaum yang lain dan berkata: 'Sempurnakanlah sisa hari yang ada, nanti kalian mendapatkan bagian upah sesuai persyaratanku.' Maka mereka mengerjakan pekerjaan hingga hanya sampai waktu 'Ashar, mereka lalu berkata: 'Kami kembalikan pekerjaan kepadamu.' Lalu orang itu mempekerjakan Kaum yang lain lagi. Maka Kaum tersebut bekerja menuntaskan sisa hari sampai matahari terbenam. Jadilah Kaum ini menyempurnakan pahala dua Kaum sebelumnya."

【36】

Shahih Bukhari 526: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mihran] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Walid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Awza'i] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu An Najasyi Shuhaib] mantan budak Rafi' bin Khadij, ia berkata: Aku pernah mendengar Rafi' bin Khadij berkata: "Kami pernah shalat Maghrib bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika salah seorang dari kami berlalu pergi, maka ia masih bisa melihat tempat jatuh anak panahnya."

【37】

Shahih Bukhari 527: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'ad bin Ibrahim] dari [Muhammad bin 'Amru bin Al Hasan bin 'Ali] berkata: Al Hajjaj pernah menunda pelaksanaan shalat, maka kami bertanya kepada [Jabir bin 'Abdullah]. Maka dia menjawab: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Dhuhur ketika matahari telah condong, shalat 'Ashar saat matahari masih terasa panas sinarnya, shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam, dan shalat 'Isya terkadang beliau mengikuti keadaan jama'ah, jika beliau lihat sudah berkumpul maka beliau segerakan, dan jika mereka belum berkumpul maka beliau akhirkan. Sementara untuk shalat Subuh, mereka atau beliau melaksanakannya saat pagi masih gelap."

【38】

Shahih Bukhari 528: Telah menceritakan kepada kami [Al Makki bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Abu 'Ubaid] dari [Salamah] berkata: "Kami pernah shalat Maghrib bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika matahari sudah tenggelam tidak terlihat."

【39】

Shahih Bukhari 529: Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: ['Amru bin Dinar] berkata: Aku pernah mendengar [Jabir bin Zaid] dari ['Abdullah bin 'Abbas] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat tujuh raka'at dengan jama' dan delapan raka'at dengan jama'."

【40】

Shahih Bukhari 530: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] -yaitu 'Abdullah bin 'Amru- berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] dari [Al Husain] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Buraidah] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Abdullah bin Mughaffal Al Muzani], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian dikalahkan (terpengaruh) oleh orang Badui dalam menamakan shalat Maghrib kalian." Berkata: "Orang Badui menyebut Maghrib dengan 'Isya."

【41】

Shahih Bukhari 531: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri], [Salim] berkata: ['Abdullah] mengabarkan kepadaku, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memimpin kami melaksanakan shalat 'Isya pada waktu yang orang-orang menyebutnya dengan sebutan 'Atamah. Selesai shalat beliau berpaling dan menghadap ke arah kami seraya bertanya: "Tidakkah kalian melihat malam kalian ini? Ketahuilah, sesungguhnya pada penghujung seratus tahun dari malam ini tidak ada seorang pun yang hidup di atas bumi akan tersisa."

【42】

Shahih Bukhari 532: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'd bin Ibrahim] dari [Muhammad bin 'Amru] -yaitu Ibnu Al Hasan bin 'Ali- ia berkata: Kami pernah bertanya kepada [Jabir bin 'Abdullah] tentang shalatnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu ia menjawab: "Beliau melaksanakan shalat Dhuhur jika matahari sudah condong, shalat 'Ashar saat matahari masih terasa panasnya (masih terang), shalat Maghrib ketika matahari sudah tenggelam, sedangkan shalat 'Isya jika orang-orang sudah berkumpul maka beliau segerakan, dan jika belum maka beliau akhirkan. Dan waktu untuk shalat Subuh saat pagi masih gelap."

【43】

Shahih Bukhari 533: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] bahwa ['Aisyah] mengabarkan kepadanya, ia katakan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat 'Isya ketika malam telah masuk sepertiga akhir malam ('Atamah), dan itu terjadi ketika Islam belum luas tersebar. Beliau tidak juga keluar hingga 'Umar berkata: "Para wanita dan anak-anak sudah tidur!" Maka beliau pun keluar dan bersabda kepada orang-orang yang ada di Masjid: "Tidak ada seorangpun dari penduduk bumi yang menunggu shalat ini selain kalian."

【44】

Shahih Bukhari 534: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abu Umamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] ia berkata: Aku dan sahabat-sahabatku yang pernah ikut dalam perahu singgah pada tanah lapang yang memiliki aliran air, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berada di Madinah. Di antara mereka ada beberapa orang yang saling bergantian mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat 'Isya di setiap malamnya. Hingga pada suatu malam, aku dan para sahabatku menjumpai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang saat itu sedang sibuk dengan urusannya, sehingga beliau mengakhirkan pelaksanaan shalat 'Isya hingga pada pertengahan malam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar untuk menunaikan shalat bersama mereka. Selesai shalat beliau bersabda kepada orang-orang yang hadir: "Tetaplah kalian di tempat kalian, dan bergembiralah! Sesungguhnya termasuk dari nikmat Allah kepada kalian adalah tidak didapatinya seorang pun saat ini yang melaksanakan shalat (Isya) selain kalian." Atau Beliau bersabda: "Tidak ada yang melaksanakan shalat pada waktu seperti ini kecuali kalian." Namun ia terlupa mana dari dua kalimat ini yang dikatakan beliau. Abu Burdah berkata: Abu Musa berkata: Maka kami kembali dengan gembira atas apa yang kami dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

【45】

Shahih Bukhari 535: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Abdul Wahhab Ats Tsaqafi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Khalid Al Hadza'] dari [Abu Al Minhal] dari [Abu Barzah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak suka tidur sebelum shalat 'Isya dan berbincang-bincang setelahnya.

【46】

Shahih Bukhari 536: Telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Sulaiman] -yaitu Ibnu Bilal- ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Abu Bakar] dari [Sulaiman] -yaitu Ibnu Bilal- berkata: telah menceritakan kepada kami [Shalih bin Kaisan] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] dari 'Urwah bahwa ['Aisyah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengakhirkan shalat 'Isya hingga sepertiga malam yang akhir. Lalu 'Umar pun berseru kepada beliau: "(Laksanakanlah) shalat, sebab para wanita dan anak-anak telah terlelap tidur." Maka keluarlah beliau seraya berkata: "Tidak ada seorangpun dari penduduk bumi yang menunggu shalat Isya ini selain kalian." Berkata: Dan tidak ada yang melaksanakan shalat pada saat itu kecuali di Madinah. Dan mereka melaksanakan shalat antara hilangnya syafaq (cahaya kemerahan di langit) hingga sepertiga awal dari malam."

【47】

Shahih Bukhari 537: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud] -yaitu Ibnu Ghailan- berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Juraij] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin 'Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah suatu malam disibukkan dengan urusan sehingga mengakhirkan shalat 'Isya. Dan karenanya kami tertidur di dalam masjid. Lalu kami terbangun, lalu tertidur, lalu terbangun lagi hingga akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui kami seraya bersabda: "Tidak ada seorangpun dari penduduk bumi yang menunggu shalat seperti ini selain kalian." Dan Ibnu 'Umar tidak mempermasalahkan apakah memajukan atau mengakhirkan pelaksanaannya apabila tidak di khawatirkan akan dikalahkan oleh rasa kantuk (tidur) sehingga terlewat dari waktunya. Dan Ibnu Umar tidur dahulu sebelum shalat Isya. [Ibnu Juraij] berkata: Aku berkata kepada 'Atha'. Dan dia berkata: Aku mendengar [Ibnu 'Abbas] berkata: "Pernah suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengakhirkan shalat 'Isya hingga banyak orang tertidur, kemudian mereka terbangun, lalu tertidur lagi, kemudian terbangun lagi. 'Umar bin Al Khaththab lalu berdiri dan berkata: "Shalat." 'Atha' berkata: Ibnu 'Abbas berkata: "Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian keluar dengan meletakkan tangan pada kepala, seakan aku melihat rambut beliau basah meneteskan air. Kemudiaan beliau bersabda: "Seandainya tidak memberatkan ummatku, niscaya aku akan perintahkan mereka melaksanakan shalat 'Isya seperti waktu sekarang ini." Kemudian aku (Ibnu Juraij) menanyakan kepada 'Atha untuk memastikan bagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangannya di kepalanya sebagaimana yang diberitakan oleh Ibnu 'Abbas. Maka 'Atha merenggangkan sedikit jari-jarinya kemudian meletakkan ujung jarinya di atas sisi kepala, kemudian ia menekannya sambil menggerakkan ke sekeliling kepala hingga ibu jarinya menyentuh ujung telinga yang dimulai dari pelipis hingga pangkal jenggot. Dia melakukannya tidak pelan juga tidak cepat, kecuali sedang seperti itu. Lalu Beliau bersabda: "Seandainya tidak memberatkan ummatku, niscaya aku akan perintahkan mereka melaksanakan shalat seperti waktu sekarang ini."

【48】

Shahih Bukhari 538: Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahim Al Muharibi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Zaidah] dari [Humaid Ath Thawil] dari [Anas bin Malik] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengakhirkan shalat 'Isya hingga pertengahan malam, setelah melaksanakan shalat beliau bersabda: "Manusia semuanya sudah selesai shalat lalu mereka tidur. Dan kalian akan senantiasa dalam hitungan shalat selama kalian menunggu pelaksanaannya." [Ibnu Abu Maryam] menambahkan: Telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Ayyub] telah menceritakan kepadaku [Humaid] dia mendengar [Anas bin Malik] berkata: "Pada malam itu aku seolah melihat cahaya cincin Beliau."

【49】

Shahih Bukhari 539: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Qais], [Jarir bin 'Abdullah] berkata kepadaku: Kami sedang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat beliau melihat rembulan di malam purnama. Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihatnya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan melaksanakan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah." Kemudian beliau membaca: {Bertasbihlah dengan memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya} (QS. Qaaf: 38).

【50】

Shahih Bukhari 540: Telah menceritakan kepada kami [Hudbah bin Khalid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepadaku [Abu Jamrah] dari [Abu Bakar bin Abu Musa] dari [Bapaknya], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mengerjakan shalat pada dua waktu dingin, maka dia akan masuk surga." [Ibnu Raja'] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Abu Jamrah] bahwa [Abu Bakar bin 'Abdullah bin Qais] telah mengabarkan kepadanya seperti ini. Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Habban] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Abu Jamrah] dari [Abu Bakar bin 'Abdullah] dari [Bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti ini.

【51】

Shahih Bukhari 541: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Ashim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] bahwa [Zaid bin Tsabit] telah menceritakan kepadanya, bahwa Mereka pernah sahur bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian mereka berdiri untuk melaksanakan shalat. Aku bertanya: "Berapa jarak antara sahur dengan shalat subuh?" Dia menjawab: "Antara lima puluh hingga enam puluh ayat."

【52】

Shahih Bukhari 542: Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Shabbah] telah mendengar [Rauh bin 'Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Zaid bin Tsabit makan sahur bersama. Setelah keduanya selesai makan sahur, lalu beliau bangkit melaksanakan shalat." Kami bertanya kepada Anas: "Berapa rentang waktu antara selesainya makan sahur hingga keduanya melaksanakan shalat?" Anas bin Malik menjawab: "Kira-kira waktu seseorang membaca lima puluh ayat."

【53】

Shahih Bukhari 543: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Uwais] dari [Saudaranya] dari [Sulaiman] dari Abu Hazim bahwa dia mendengar [Sahl bin Sa'd] berkata: "Suatu kali aku pernah makan sahur bersama keluargaku, kemudian aku bersegera agar dapat melaksanakan shalat Subuh bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."

【54】

Shahih Bukhari 544: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syuhab] berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa ['Aisyah] mengabarkan kepadanya, ia mengatakan: "Kami, wanita-wanita Mu'minat, pernah ikut shalat fajar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan menutup wajahnya dengan kerudung, kemudian kembali ke rumah mereka masing-masing setelah selesai shalat tanpa diketahui oleh seorangpun karena hari masih gelap."

【55】

Shahih Bukhari 545: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha bin Yasar], dan dari [Busr bin Sa'id], dan dari [Al A'raj] mereka semua menceritakan dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mendapatkan satu raka'at dari shalat Shubuh sebelum terbit matahari berarti dia mendapatkan Shubuh. Dan siapa yang mendapatkan satu raka'at dari shalat 'Ashar sebelum terbenam matahari berarti dia telah mendapatkan 'Ashar."

【56】

Shahih Bukhari 546: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mendapatkan satu raka'at dari shalat berarti dia telah mendapatkan shalat."

【57】

Shahih Bukhari 547: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Qatadah] dari [Abu Al Aliyah] dari [Ibnu 'Abbas] berkata: "Orang-orang yang diridlai mempersaksikan kepadaku dan di antara mereka yang paling aku ridlai adalah ['Umar], (mereka semua mengatakan) bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang shalat setelah Shubuh hingga matahari terbit, dan setelah 'Ashar sampai matahari terbenam." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dari [Qatadah] aku mendengar [Abu Al Aliyah] dari [Ibnu 'Abbas] berkata: "Orang-orang (para sahabat) menceritakan hadits ini kepadaku."

【58】

Shahih Bukhari 548: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Hisyam] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Bapakku] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Ibnu 'Umar] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian sengaja melaksanakan shalat ketika matahari sedang terbit dan juga ketika terbenamnya." Dan telah menceritakan kepadaku Ibnu 'Umar berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika matahari sedang terbit maka tundalah shalat hingga telah meninggi, dan jika matahari sedang terbenam maka tundalah shalat hingga menghilang." Hadits ini juga dikuatkan oleh ['Abdah].

【59】

Shahih Bukhari 549: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaid bin Isma'il] dari [Abu Usamah] dari ['Ubaidullah] dari [Khubaib bin 'Abdurrahman] dari [Hafsh bin 'Ashim] dari [Abu Hurairah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dari dua macam jual beli, dua cara berpakaian dan dua shalat. Beliau melarang shalat setelah Shubuh sampai terbit matahari dan setelah 'Ashar sampai matahari terbenam. Melarang dari pakaian shama` dan duduk ihtiba` dengan satu kain sehingga menghadapkan kemaluannya ke langit. Dan beliau juga melarang dari jual beli Al Munabadzah dan Al Mulamasah.

【60】

Shahih Bukhari 550: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian sengaja shalat ketika matahari sedang terbit dan ketika terbenam."

【61】

Shahih Bukhari 551: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Atha bin Yazid Al Junda'i] bahwa dia mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada shalat setelah Shubuh hingga matahari meninggi dan tidak ada shalat setelah 'Ashar hingga matahari menghilang."

【62】

Shahih Bukhari 552: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Aban] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ghundar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari Abu At Tayyah berkata: aku mendengar [Humran bin Aban] menceritakan dari [Mu'awiyyah] berkata: "Sungguh kalian telah mengerjakan suatu shalat (yang dilarang). Kami telah mendampingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan kami tidak pernah melihat beliau melaksanakannya. Beliau telah melarang keduanya, yaitu dua raka'at setelah shalat 'Ashar."

【63】

Shahih Bukhari 553: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdah] dari ['Ubaidullah] dari [Khubaib] dari [Hafsh bin 'Ashim] dari [Abu Hurairah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dari dua macam shalat, setelah Shubuh hingga terbit matahari dan setelah 'Ashar hingga matahari terbenam."

【64】

Shahih Bukhari 554: Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] berkata: "Aku melaksanakan shalat sebagaimana aku melihat para sahabatku melaksanakannya. Aku tidak melarang seorangpun untuk melaksanakan shalat baik di malam hari maupun di siang hari, kecuali bila kalian sengaja mengerjakannya saat matahari sedang terbit atau ketika sedang terbenamnya."

【65】

Shahih Bukhari 555: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid bin Aiman] berkata: telah menceritakan kepadaku [Bapakku] bahwa dia mendengar ['Aisyah] berkata: "Demi Dzat yang telah mewafatkan beliau, beliau tidak pernah meninggalkan keduanya hingga beliau berjumpa Allah, dan tidaklah beliau bertemu Allah hingga terasa berat mengerjakan shalat (tua). Beliau sering mengerjakan shalat dengan duduk, yakni dua raka'at setelah 'Ashar. Namun Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengerjakannya di masjid karena khawatir akan memberatkan ummatnya, sebab beliau lebih suka meringankan mereka."

【66】

Shahih Bukhari 556: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Bapakku], 'Aisyah berkata: Wahai anak saudari perempuanku, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan dua raka'at setelah shalat 'Ashar di rumahku sama sekali.

【67】

Shahih Bukhari 557: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Asy Syaibani] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Al Aswad] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] berkata: "Dua raka'at yang tidak pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tinggalkan baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan adalah dua raka'at sebelum Shubuh dan dua raka'at setelah 'Ashar."

【68】

Shahih Bukhari 558: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ar'arah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] berkata: Aku melihat [Al Aswad] dan [Masruq] bersaksi atas ['Aisyah] ia berkata: "Tidaklah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangiku dalam suatu hari setelah 'Ashar kecuali beliau shalat dua raka'at."

【69】

Shahih Bukhari 559: Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Fadlalah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya] -yaitu Ibnu Abu Katsir- dari [Abu Qilabah] bahwa [Abu Al Malih] menceritakan kepadanya, ia berkata: Kami pernah bersama [Buraidah] pada suatu hari yang mendung, lalu ia berkata: Segeralah laksanakan shalat, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Barangsiapa meninggalkan shalat 'Ashar, sungguh telah hapuslah amalnya."

【70】

Shahih Bukhari 560: Telah menceritakan kepada kami ['Imran bin Maisarah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hushain] dari ['Abdullah bin Abu Qatadah] dari [Bapaknya] berkata: Kami pernah berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu malam. Sebagian kaum lalu berkata: "Wahai Rasulullah, sekiranya Tuan mau istirahat sebentar bersama kami?" Beliau menjawab: "Aku khawatir kalian tertidur sehingga terlewatkan shalat." Bilal berkata: "Aku akan membangunkan kalian." Maka merekapun berbaring, sedangkan Bilal bersandar pada hewan tungganganya, tapi rasa kantuknya mengalahkannya dan akhirnya ia pun tertidur. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terbangun ternyata matahari sudah terbit, maka beliau pun bersabda: "Wahai Bilal, mana bukti yang kau ucapkan!" Bilal menjawab: "Aku belum pernah sekalipun merasakan kantuk seperti ini sebelumnya." Lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla memegang ruh-ruh kalian sesuai kehendak-Nya dan mengembalikannya kepada kalian sekehendak-Nya pula. Wahai Bilal, berdiri dan adzanlah (umumkan) kepada orang-orang untuk shalat!" Kemudian beliau berwudlu, ketika matahari meninggi dan tampak sinar putihnya, beliau pun berdiri melaksanakan shalat.

【71】

Shahih Bukhari 561: Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Fadlalah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] dari [Jabir bin 'Abdullah], bahwa 'Umar bin Al Khaththab datang pada hari peperangan Khandaq setelah matahari terbenam hingga ia mengumpat orang-orang kafir Quraisy, lalu ia berkata: "Wahai Rasulullah, aku belum melaksanakan shalat 'Ashar hingga matahari hampir terbenam!" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: "Demi Allah, aku juga belum melaksanakannya." Kemudian kami berdiri menuju aliran air (sungai), beliau berwudlu dan kami pun ikut berwudlu, kemudian beliau melaksanakan shalat 'Ashar setelah matahari terbenam, dan setelah itu dilanjutkan dengan shalat Maghrib."

【72】

Shahih Bukhari 562: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] dan [Musa bin Isma'il] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barangsiapa lupa suatu shalat, maka hendaklah dia melaksanakannya ketika dia ingat. Karena tidak ada tebusannya kecuali itu. Allah berfirman: {Dan tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku} (Qs. Thaahaa: 14). Musa berkata: Hammam berkata: "Setelah itu aku mendengar beliau mengucapkan: "Dan tegakkanlah shalat untuk mengingat." Abu 'Abdullah berkata: [Habban] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] telah menceritakan kepada kami [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti itu.

【73】

Shahih Bukhari 563: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya Al Qaththan] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] -yaitu Ibnu Abu Katsir- dari [Abu Salamah] dari [Jabir bin 'Abdullah] berkata: Pada peperangan Khandaq 'Umar bin Al Khaththab mengumpat orang-orang kafir, lalu ia berkata: "Hampir saja aku tidak melaksanakan shalat 'Ashar kecuali setelah Matahari hampir tenggelam." Umar melanjutkan: "Maka kami berdiri menuju aliran air (sungai), kemudian beliau melaksanakan shalat 'Ashar setelah matahari terbenam, dan dilanjutkan dengan shalat Maghrib."

【74】

Shahih Bukhari 564: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Auf] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Al Minhal] berkata: Aku dan bapakku pergi berangkat menemui [Abu Barzah Al Aslami], bapakku lalu berkata kepadanya: "Bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat yang Maktubah (Wajib)?" Abu Barzah menjawab: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Dhuhur yang kalian sebut sebagai waktu utama saat Matahari tergelincir, shalat 'Ashar ketika seseorang dari kami pulang menemui keluarganya di ujung Kota, maka matahari masih terasa panas sinarnya. Dan aku lupa apa yang dibaca beliau saat shalat Maghrib. Dan beliau lebih suka mengakhirkan pelaksanaan shalat 'Isya yang kalian sebut sebagai waktu 'Atamah, beliau tidak suka tidur sebelum 'Isya dan berbincang-bincang setelahnya. Dan beliau melaksanakan shalat Shubuh ketika salah seorang dari kami dapat mengetahui siapa yang berada di sampingnya, beliau membaca antara enam puluh hingga seratus ayat."

【75】

Shahih Bukhari 565: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Ash Shabbah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ali Al Hanafi] telah menceritakan kepada kami [Qurrah bin Khalid] berkata: Kami pernah menunggu [Al Hasan] hingga memperlambat kami hingga sudah dekat dengan waktu ditegakkannya shalat. Lalu dia datang dan berkata: "Kami diundang tetangga kami." Kemudian dia melanjutkan, [Anas bin Malik] menyebutkan: Pada suatu malam kami pernah menunggu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hingga sampai pertengahan malam. Lalu Beliau shalat bersama kami kemudian menyampaikan khuthbah kepada kami, sabda beliau: "Manusia sudah selesai melaksanakan shalat lalu mereka tidur. Dan kalian akan senantiasa dalam hitungan shalat selagi kalian menunggu pelaksanaannya." Al Hasan berkata: "Sesungguhnya suatu kaum senantiasa akan berada dalam kebaikan selagi mereka mananti kebaikan." Qurrah berkata: "Ini adalah hadits dari Anas, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."

【76】

Shahih Bukhari 566: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] berkata: telah menceritakan kepadaku [Salim bin 'Abdullah bin 'Umar] dan [Abu Bakar Ibnu Abu Hatsmah] bahwa ['Abdullah bin 'Umar] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat 'Isya pada suatu malam di akhir hayatnya. Selesai salam, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri dan berkata: "Tidakkah kalian melihat malam kalian ini? Ketahuilah, sesungguhnya setelah seratus tahun tidak akan ada seorang pun di muka bumi ini yang tersisa dari mereka yang hadir pada malam ini." Kemudian orang-orang mengalami kerancuan dalam memahami pernyataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut hingga mereka memperbincangkannya, yakni apa yang dimaksud dengan seratus tahun tersebut?" 'Abdullah bin 'Umar berkata: "Sesungguhnya maksud sabda Nabi: 'Tidak akan ada orang yang tersisa di atas bumi ini' adalah berakhirnya generasi tersebut."

【77】

Shahih Bukhari 567: Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] berkata: telah menceritakan kepada kami [Mu'tamin bin Sulaiman] berkata: telah menceritakan kepada kami [bapakku] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu 'Utsman] dari ['Abdurrahman bin Abu Bakar], bahwa Para Ashhabush Shuffah adalah orang-orang yang berasal dari kalangan fakir miskin. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa memiliki makanan cukup untuk dua orang, maka ajaklah orang yang ketiga. Jika memiliki makanan untuk empat orang hendaklah mengajak orang yang kelima atau keenam." Maka Abu Bakar datang dengan membawa makanan yang cukup untuk tiga orang. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam lalu datang dengan membawa makanan yang cukup untuk sepuluh orang." 'Abdurrahman bin Abu Bakar berkata: "Mereka itu adalah aku, bapakku, ibuku, -perawi berkata: aku tidak tahu ia mengatakan- isteriku dan pelayan yang biasa membantu kami dan keluarga Abu Bakar. Saat itu Abu Bakar makan malam di sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam hingga waktu 'Isya, dan ia tetap di sana hingga shalat dilaksanakan. Ketika Abu Bakar pulang di waktu yang sudah malam isterinya (ibuku) berkata: "Apa yang menghalangimu untuk menjamu tamu-tamumu?" Abu Bakar balik bertanya: "Kenapa tidak engkau jamu mereka?" Isterinya menjawab: "Mereka enggan untuk makan hingga engkau kembali, padahal mereka sudah ditawari." 'Abdurrahman berkata: "Kemudian aku pergi dan bersembunyi." Abu Bakar lantas berkata: "Wahai Ghuntsar (kalimat celaan)!" Abu Bakar terus saja marah dan mencela (aku). Kemudian ia berkata (kepada tamu-tamunya): "Makanlah kalian semua." Kemudian tamunya mengatakan: "Selamanya kami tidak akan makan. Demi Allah, tidaklah kami ambil satu suap kecuali makanan tersebut justru bertambah semakin banyak dari yang semula." 'Abdurrahman berkata: "Mereka kenyang semua, dan makanan tersebut menjadi tiga kali lebih banyak dari yang semula. Abu Bakar memandangi makanan tersebut tetap utuh bahkan lebih banyak lagi. Kemudian ia berkata kepada isterinya: "Wahai saudara perempuan Bani Firas, bagaimana ini?" Isterinya menjawab: "Tak masalah, bahkan itu suatu kebahagiaan, ia bertambah tiga kali lipatnya." Abu Bakar kemudian memakannya seraya berkata: "Itu pasti dari setan -yakni sumpah yang ia ucapkan-." Kemudian ia memakan satu suap lantas membawanya ke hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Waktu itu antara kami mempunyai perjanjian dengan suatu kaum dan masanya pun telah habis. Kemudian kami membagi orang-orang menjadi dua belas orang, dan setiap dari mereka diikuti oleh beberapa orang -dan Allah yang lebih tahu berapa jumlah mereka-. Kemudian mereka menyantap makanan tersebut hingga kenyang."