27. Berbakti dan menyambung silaturrahim

【1】

Sunan Tirmidzi 1819: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Sa'id], telah mengabarkan kepada kami [Bahz bin Hakim], telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [kakekku] ia berkata: Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, siapakah yang lebih berhak aku pergauli dengan baik?" beliau menjawab: "Ibumu." Kutanyakan lagi: "Lalu siapa lagi?" beliau menjawab: "Ibumu." Aku bertanya lagi: "Lalu siapa lagi?" beliau menjawab: "Ibumu." Aku bertanya lagi: "Kemudian siapa lagi?" beliau menjawab: "Kemudian barulah bapakmu, kemudian kerabat yang paling terdekat yang terdekat." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Hurairah, Abdullah bin Amr, Aisyah dan Abu Darda. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan. Syu'bah telah memberikan komentar tentang Bahz bin Hakim bahwa ia adalah seorang yang Tsiqah menurut para Ahli hadits. Ma'mar, Ats Tsauri dan Ma'mar bin Salamah serta imam-imam yang lain telah meriwayatkan hadits darinya.

【2】

Sunan Tirmidzi 1820: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak] dari [Al Mas'udi] dari [Al Walid bin Al 'Aizar] dari [Abi Amru Asy Syaibani] dari [Ibnu Mas'ud] ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling mulia?" beliau menjawab: "Shalat tepat pada waktunya." Aku bertanya lagi, "Kemudian apakah lagi wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Kemudian berbakti kepada kedua orang tua." Aku bertanya lagi, "Apa lagi wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Kemudian berjihad di jalan Allah." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diam, sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya. Abu Isa berkata: Abu Amr Asy Syaibani namanya adalah Sa'd bin Iyas. Dan ini adalah hadits hasan shahih, dan telah diriwayatkan pula oleh [Asy Syaibani] dan [Syu'bah] serta lebih dari satu orang rawi dari [Al Walid bin Al Aizar]. Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh lebih dari satu jalur dari Abu Amr Asy Syaibani dari Ibnu Mas'ud.

【3】

Sunan Tirmidzi 1821: Telah menceritakan kepada kami [Abu Hafsh, Umar bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] telah menceritakan kepada kami telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ya'la bin Atha'] dari [Bapaknya] dari [Abdullah bin Amr] dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Ridla Allah terdapat pada ridla orang tua, dan murka Allah juga terdapat pada murkanya orang tua." Bercerita kepada Kami Muhammad bin Basysyar, berkata: Bercerita kepada kami Muhammad bin Ja'far dari Syu'bah dari Ya'la bin Atha' dari bapaknya dari Abdullah bin Amr seperti hadits diatas namun tidak memarfu'kannya dan riwayat ini lebih shahih. Berkata Abu Isa: Demikian shahabat-shahabat Syu'bah meriwayatkan dari Syu'bah dari Ya'la bin Atha' dari bapaknya dari Abdullah bin Amr secara mauquf dan kami tidak mengetahui seorangpun yang memarfu'kannya selain Khalid bin Harits dari Syu'bah dan Khalid bin Harits seorang yang tsiqah dan dipercaya. Dia berkata: aku mendengar Muhammad bin Al Mutsanna berkata: Aku tidak melihat seorang pun di Bashrah seperti Khalid bin Harits dan tidak juga di Kufah seperti Abdullah bin Idris. Hadits semakna diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud.

【4】

Sunan Tirmidzi 1822: Telah meriwayatkan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah meriwayatkan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Atha` bin As Sa`ib] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] dari [Abu Darda`] bahwa seorang laki-laki mendatanginya dan berkata: "Sesungguhnya aku memiliki seorang isteri, sedang ibuku menyuruhku untuk menceraikannya." Abu Darda` berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kamu mampu, letakkanlah pintu tersebut atau jagalah." Ibnu Abu Umar berkata: Sepertinya Sufyan menyebutkan: "Sesungguhnya ibuku." Dan sepertinya juga ia menyebutkan: "Sesungguhnya bapakku." Dan ini adalah hadits shahih. Dan Abu Abdurrahman As Sulami, namanya adalah Abdullah bin Habib.

【5】

Sunan Tirmidzi 1823: Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Mas'adah], telah meriwayatkan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadldlal] Telah meriwayatkan kepada kami [Al Jurairi] dari [Abdurrahman bin Abu Bakrah] dari [bapaknya] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa yang paling besar?" Mereka menjawab, "Ya, wahai Rasulullah." beliau bersabda: "Yaitu, berbuat syirik kepada Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua." kemudian beliua terdiam sejenak sambil bersandar, kemudian beliau bersabda: "Dan kesaksian palsu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terus mengulanginya, hingga kami berkata: "Seandainya beliau diam." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Sa'id. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. Abu Bakrah namanya adalah Nufai' bin Al Harits.

【6】

Sunan Tirmidzi 1824: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Ibnul Hadi] dari [Sa'd bin Ibrahim] dari [Humaid bin Abdurrahman] dari [Abdullah bin Amr] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Termasuk Al Kaba`ir (dosa-dosa besar), yakni bila seseorang mencela kedua orang tuanya." Mereka para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, mungkinkah seseorang mencela kedua orang tuanya?" beliau menjawab: "Ya, bila ia mencaki bapak seseorang, maka orang itu pun akan mencaci bapaknya. Dan bila ia mencaci ibu seseorang, lalu orang itu pun akan mencaci ibunya." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【7】

Sunan Tirmidzi 1825: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], elah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak], telah mengabarkan kepada kami [Haiwah bin Syuraih], telah mengabarkan kepadaku [Al Walid bin Abul Walid] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya kebaikan yang paling utama adalah manakala seseorang menyambung hubungan silaturahmi kepada kerabat dan teman dekat bapaknya." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Sa'id. Abu Isa berkata: Ini adalah Isnad yang shahih. Dan hadits ini juga telah diriwayatkan dari Ibnu Umar lebih dari satu jalur.

【8】

Sunan Tirmidzi 1826: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waki'], telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Isra`il] -dalam riwayat lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ahmad] ia adalah Ibnu Madduwaih, telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] dari [Isra`il] -lafazh adalah milik haditsnya Ubaidullah- dari [Abu Ishaq Al Hamdani] dari [Al Barra` bin Azib] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Khalah (bibi dari ibu) itu kedudukannya sama dengan seorang ibu." Hadits ini memiliki kisah yang panjang dan ini merupakan hadits shahih.

【9】

Sunan Tirmidzi 1827: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Muhammmad bin Suqah] dari [Abu Bakr bin Hafsh] dari [Ibnu Umar] bahwasanya: Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Rasulullah, sungguh, aku telah berbuat dosa besar, apakah aku masih mempunyai kesempatan untuk bertaubat?" beliau balik bertanya: "Apakah kamu masih mempunyai ibu?" Laki-laki itu menjawab: "Tidak." Kemudian beliau bertanya lagi: "Apakah kamu mempunyai bibi?" laki-laki itu menjawab: "Ya." Beliau bersabda: "Kalau begitu, berbaktilah kepadanya." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Ali dan Al Barra bin Azib. Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Muhammad bin Suqah] dari [Abu Bakr bin Hafsh] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semisalnya. Dan di dalamnya ia tidak menyebutkan: Dari Ibnu Umar. Dan ini adalah lebih shahih dari haditsnya Abu Mu'awiyah. Abu Bakr bin Hafsh adalah Ibnu Umar bin Sa'd bin Abu Waqash.

【10】

Sunan Tirmidzi 1828: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr], telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Hisyam Ad Dastuwa`i] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Ja'far] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada tiga macam doa yang akan dikabulkan yang tidak ada keraguan padanya: doa orang yang terzhalimi, doa musafir, dan doa orang tua (menimpakan keburukan) atas anaknya." Berkata Abu Isa: [Hajjaj Ash Shawwaf] meriwayatkan hadits ini dari [Yahya bin Abi Katsir] seperti haditsnya Hisyam dan Abu Ja'far yang meriwayatkan dari Abu Hurairah biasa dipanggil Abu Ja'far Al Muadzdzin dan kami tidak mengetahui namanya dan Yahya bin Abi Katsir telah meriwayatkan darinya lebih dari satu hadits.

【11】

Sunan Tirmidzi 1829: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Musa], telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang anak tidak akan mampu untuk membalas kebaikan orang tuanya, kecuali ia mendapatinya dalam keadaan budak, lalu ia membeli dan memerdekakannya." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. Kami tidak mengetahuinya kecuali dari haditsnya Suhail bin Abu Shalih. Dan [Sufyan Ats Tsauri] dan lebih dari satu orang rawi telah meriwayatkan hadits ini dari [Suhail bin Abu Shalih].

【12】

Sunan Tirmidzi 1830: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] dan [Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] ia berkata: Suatu ketika Abu Ar Radad Al Laitsi jatuh sakit, lalu [Abdurrahman bin Auf] menjenguknya maka Abu Radad pun berkata: "Sebaik-baik manusia -yang saya ketahui- dan yang paling kuat menyambung silaturrahim di antara mereka adalah Abu Muhammad." Kemudian berkatalah Abdurrahman: Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah Tabaraka wa Ta'ala berfiman: 'Akulah Allah, dan Aku adalah Ar Rahman. Aku telah menciptakan kasih sayang yang aku ambilkan dari nama-Ku. Maka siapa yang menyambungnya, akau akan menyambungnya, dan siapa yang memutuskannya, maka Aku akan memutuskan kasih sayang-Ku darinya.'" Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Sa'id, Ibnu Abu Aufa, Amir bin Rabi'ah, Abu Hurairah dan Jubair bin Muth'im. Abu Isa berkata: Haditsnya Sufyan dari Az Zuhri adalah hadits shahih. Dan Ma'mar juga meriwayatkan hadits ini dari Az Zuhri dari Abu Salamah, dari Raddad Al Laitsi dari Abdurrahman bin Auf dan Ma'mar dan ia berkata: Muhammad berkata: "Haditsnya Ma'mar adalah salah."

【13】

Sunan Tirmidzi 1831: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Basyir Abu Isma'il] dan [Fithr bin Khalifah] dari [Mujahid] dari [Abdullah bin Amru] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Seorang yang dinamakan Al Washil (penyambung silaturrahim) bukanlah Al Mukafi`i (orang yang menyambung silaturrahim jika para kerabatnya menyambungnya, dan ia akan memustuskan bila mereka memutuskannya), akan tetapi yang disebut Al Washil itu adalah manakalah hubungan silaturrahminya terputus maka ia akan segera menyambungnya." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. Hadits semakna juga diriwayatkan dari Salman, Aisyah dan Abdullah bin Umar.

【14】

Sunan Tirmidzi 1832: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] dan [Nashr bin Ali] dan [Sa'id bin Abdurrahman] mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Muhammad bin Jubair bin Muth'im] dari [bapaknya] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan masuk surga seorang yang memutus (silaturrahim)." Ibnu Abu Umar berkata: Sufyan berkata: "Yaitu pemutus silaturrrahmi." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【15】

Sunan Tirmidzi 1833: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibrahim bin Maisarah] ia berkata: saya mendengar [Ibnu Abu Suwaid] berkata: saya mendengar [Umar bin Abdul Aziz] berkata: Seorang wanita shalihah yaitu [Khaulah binti Hakim] berkata: Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dengan menggendong salah satu dari dua cucu dari anak perempuannya seraya bersabda: "Sesungguhnya kalian benar-benar akan menjadikan seseorang bakhil, pengecut dan pendusta. Dan sungguh kalian adalah Raihanullah (rahmat dan rizki Allah)." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Ibnu Umar dan Al As'ats bin Qais. Abu Isa berkata: Haditsnya Ibnu Uyainah dari Ibrahim bin Maisarah, maka kami tidak mengetahuinya kecuali dari haditsnya. Dan kami juga tidak mengetahui bahwa Umar bin Abdul Aziz mendengar Khaulah.

【16】

Sunan Tirmidzi 1834: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Umar] dan [Sa'id bin Abdurrahman] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Al Aqara' bin Habis pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mencium Al Hasan, Ibnu Abu Umar menyebutkan: Al Husain atau Al Hasan, maka ia pun berkata: "Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak, namun tidak satu pun dari mereka yang pernah kucium." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya siapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak akan dikasihi." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Anas dan Aisyah. Abu Isa berkata: Abu Salamah bin Abdurrahman namanya adalah Abdullah bin Abdurrahman bin Auf. Dan ini adalah hadits hasan shahih.

【17】

Sunan Tirmidzi 1835: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Sa'id bin Abdurrahman] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah salah seorang dari kalian memiliki tiga orang anak perempuan atau tiga orang saudara perempuan lalu berbuat baik kepada mereka semua kecuali dia akan masuk surga." Hadits semakna diriwayatkan dari 'Aisyah, Uqbah bin Amir, Anas, Jabir dan Ibnu Abbas. Berkata Abu 'Isa: Abu Sa'id Al Khudri bernama Sa'ad bin Malik bin Sinan dan Sa'ad bin Abi Waqqash bernama Sa'ad bin Malik bin Wuhaib. Dan mereka telah menambahkan seorang lelaki pada sanad ini.

【18】

Sunan Tirmidzi 1836: Telah menceritakan kepada kami [Al Ala` bin Maslamah Al Baghdadi], telah menceritakan kepada kami [Abdul Hamid bin Abdul Aziz] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Urwah] dari [Aisyah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang diuji dengan tiga orang anak wanita lalu ia bersabar atasnya, niscaya ketiganya akan menjadi hijab baginya dari api neraka." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan.

【19】

Sunan Tirmidzi 1837: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Wazir Al Wasithi], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ubaid Ath Thannafisi], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Aziz Ar Rasibi] dari [Abu Bakr bin Ubaidullah bin Anas bin Malik] dari [Anas] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang memelihara dua orang anak wanita, maka aku dan ia akan masuk ke dalam surga seperti kedua (jari) ini." Beliau sambil memberi isyarat dengan kedua jari telunjuknya. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan gharib. Dan Muhammad bin Ubaid telah meriwayatkan dari Muhammad bin Abdul Aziz selain hadits ini dan dengan isnad ini dan ia menyebutkan: Dari Abu Bakr bin Ubaidullah bin Anas. Yang shahih, ia adalah Ubaidullah bin Abu Bakr bin Anas.

【20】

Sunan Tirmidzi 1838: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak], telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ibnu Syihab], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abu Bakr bin Hazm] dari [Urwah] dari [Aisyah] ia berkata: Seorang wanita masuk menemuiku bersama dengan dua orang anak wanitanya, lalu wanita itu meminta, namun ia tidak mendapatkan sesuatu dariku kecuali kurma. Kemudian aku pun memberikan kurma itu padanya, lalu wanita itu membagikannya pada kedua anak wanitanya, sedang ia sendiri tidak memakannya. Kemudian wanita itu berdiri dan keluar. Sesudah itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk dan akupun langsung mengabarkan hal itu pada beliau, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang diuji lantaran memelihara anak-anak wanita ini, maka mereka akan menjadi tameng baginya dari api neraka." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【21】

Sunan Tirmidzi 1839: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak] Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Uyainah] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [Ayyub bin Basyir] dari [Sa'id Al A'masy] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang memiliki tiga orang anak wanita, atau tiga orang saudara wanita atau dua orang anak wanita atau pun dua orang saudara wanita, lalu ia berlaku baik kepada mereka dan juga bertakwa kepada Allah berkenaan dengan apa yang ada pada mereka, maka baginya adalah surga." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits gharib.

【22】

Sunan Tirmidzi 1840: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Ya'qub Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir bin Sulaiman] berkata: saya mendengar [Bapakku] menceritakan dari [Hanasy] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Barangsiapa yang memelihara anak yatim dan memberinya makan dan minum niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga kecuali jika dia melakukan dosa yang tidak dapat diampuni." Hadits semakna diriwayatkan dari Murrah Al fihri, Abu Hurairah, Abu Umamah dan Sahl bin Sa'ad. Berkata Abu Isa: Khanasy bernama Khanasy bin Qais dan dia adalah Abu Ali Ar Ruhaili, berkata Sulaiman At Taimi: Khanasy ialah seorang yang dha'if menurut ahli hadits.

【23】

Sunan Tirmidzi 1841: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Imran Abu Qasim Al Makki Al Qurasyi], telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abu Hazim] dari [bapaknya] dari [Sahl bin Sa'd] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku dan para pengasuh anak yatim (kafilul yatim) akan berada di dalam surga seperti kedua ini." Beliau memberi isyarat dengan kedua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【24】

Sunan Tirmidzi 1842: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Marzuq Al Bashari], telah menceritakan kepada kami [Ubaid bin Waqid] dari [Zabri] ia berkata: saya mendengar [Anas bin Malik] berkata: Seorang lelaki tua datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lantas orang-orang memperlambat untuk memperluas jalan untuknya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukan termasuk dari golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak menghormati orang tua (orang dewasa) kami." Hadits semakna diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Abu Umamah. Berkata Abu 'Isa: Ini merupakan hadits gharib dan Zarbi memiliki hadits-hadits munkar dari Anas bin Malik dan selainnya.

【25】

Sunan Tirmidzi 1843: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr Muhammad bin Aban], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Amr bin Syu'aib] dari [Bapaknya] dari [Kakeknya], dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak termasuk golongan kami, orang yang tidak mengasihi anak-anak kecil dan tidak pula menghormati para orang tua kami." Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [Abdah] dari [Muhammad bin Ishaq] semisalnya. Hanya saja, ia menyebutkan: "Dan (tidak pula) mengetahui hak para orang tua kami."

【26】

Sunan Tirmidzi 1844: Telah menceritakan kepada kami [Abu Muhammad bin Aban], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Syarik] dari [Laits] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukanlah termasuk golongan kami, mereka yang tidak mengasihi anak-anak kecil kami dan tidak pula menghormati orang tua kami, serta tidak menyuruh yang ma'ruf dan melarang yang munkar." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan gharib, dan haditsnya Muhammad bin Ishaq dari Amr bin Syu'aib adalah hadits shahih. Dan telah diriwayatkan pula dari Abdullah bin Amr selain jalur ini. Sebagian Ahlul Ilmi berkata: Makna sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Bukan dari golongan kami." Maksudnya adalah bukan dari sunnah kami dan tidak pula dari adab kami. Dan Ali bin Al Madini berkata: Yahya bin Sa'id berkata: "Bahwa Sufyan Ats Tsauri mengingkari tafsir ini. Bukan dari golongan kami maksudnya adalah bukanlah dari millah kami."

【27】

Sunan Tirmidzi 1845: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Isma'il bin Abu Khalid], telah menceritakan kepada kami [Qais], Telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Abdullah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang tidak mengasihi manusia, maka Allah tidak akan mengasihinya." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, Abu Sa'id, Ibnu Umar, Abu Hurairah dan Abdullah bin Amr.

【28】

Sunan Tirmidzi 1846: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud], telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] ia berkata: [Manshur] menuliskannya kepadaku dan aku membanyakannya kepadanya, dia mendengar [Abu Utsman] mantan budak Al Mughirah bin Syu'bah: dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Rasa kasih sayang tidak akan dicabut kecuali dari orang yang celaka." Berkata Abu Utsman: Orang yang meriwayatkan dari Abu Hurairah namanya tidak diketahui dan dikatakan dia adalah orang tuanya Musa bin Abi Utsman yang meriwayatkan darinya Abu Zinad dan Abu Zinad telah meriwayatkan hadits dari Musa bin Abi Utsman dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lebih dari satu hadits. Berkata Abu Isa: ini merupakan hadits hasan.

【29】

Sunan Tirmidzi 1847: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amr bin Dinar] dari [Abu Qabus] dari [Abdullah bin Amr] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar Rahman, berkasih sayanglah kepada siapapun yang ada dibumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian. Lafazh Ar Rahim (rahim atau kasih sayang) itu diambil dari lafazh Ar Rahman, maka barang siapa yang menyambung tali silaturrahmi niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya) dan barang siapa yang memutus tali silaturrahmi maka Allah akan memutusnya (dari rahmat-Nya)." Berkata Abu 'Isa: Ini merupakan hadits hasan shahih.

【30】

Sunan Tirmidzi 1848: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Jarir bin Abdullah] ia berkata: "Aku berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menunaikan shalat, mengeluarkan zakat dan selalu memberikan nasehat kepada sesama muslim." Dan ini adalah hadits hasan shahih.

【31】

Sunan Tirmidzi 1849: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Shafwan bin Isa] dari [Muhammad bin Ajlan] dari [Al Qa'qa' bin Hakim] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Agama itu adalah ketulusan." Beliau mengulanginya hingga tiga kali. Kemudian para shahabat bertanya: "Kepada siapakah wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Kepada Allah, kepada Kitab-Nya, kepada para pemimpin kaum muslim dan kaum muslimin seluruhnya." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan shahih. Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu Umar, Tamim Ad Dari, Jarir dan Hakim bin Abi Yazid dari bapaknya serta Tsauban.

【32】

Sunan Tirmidzi 1850: Telah menceritakan kepada kami [Ubaid bin Asbath bin Muhammad Al Qurasyi], telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Hisyam bin Sa'd] dari [Zaid bin Aslam] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang muslim itu saudara bagi seorang muslim, dia tidak mengkhianatinya, tidak berdusta kepadanya juga tidak menelantarkannya. Seorang muslim itu haram atas muslim lainnya untuk mengganggu kehormatannya, hartanya dan tidak pula menumpahkan darahnya. Takwa itu berada di sini, cukuplah dalam hati seseorang itu ada keburukan apabila dia menghina saudaranya yang muslim." Berkata Abu 'Isa: Ini merupakan hadits hasan gharib dan hadits semakna diriwayatkan dari Ali dan Abu Ayyub.

【33】

Sunan Tirmidzi 1851: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali Al Khallal] lebih dari satu, mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid bin Abdullah bin Abu Burdah] dari [kakeknya] dari [Abu Musa Al Asy'ari] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Antara seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya adalah bagaikan satu bangunan, yang saling menguatkan satu sama lainnya." Abu Isa berkata: Ini adalah adalah hasan shahih.

【34】

Sunan Tirmidzi 1852: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak], telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Ubaidullah] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya seorang dari kalian cermin bagi saudaranya, jika dia melihat ada aib padanya maka hendaknya dia menghilangkannya darinya." Berkata Abu Isa: Yahya bin Ubaidillah didha'ifkan oleh Syu'bah. Hadits semakna diriwayatkan dari Anas.

【35】

Sunan Tirmidzi 1853: Telah menceritakan kepada kami [Ubaid bin Asbath bin Muhammad Al Qurasyi], telah menceritaka kepadaku [bapakku] dari [Al A'masy] berkata: Telah diceritakan kepada dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah], dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selalu ia menolong saudaranya." Ia (At Tirmidzi) berkata: Dan di dalam bab ini diriwayatkan dari Ibnu Umar dan Uqbah bin Amir. Abu Isa berkata: hadits ini hasan. [Abu Awanah] dan juga para perawi yang lain meriwayatkan hadits ini dari [A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hadits yang sama tetapi tanpa ada teks 'hudditstu 'an Abi Shalih' (Telah diceritakan kepada dari Abu Shalih)

【36】

Sunan Tirmidzi 1854: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Ibnul Mubarak]: dari [Abu Bakr An Nahsyali] dari [Mazruq Abu Bakr At Taimi] dari [Ummu Darda`] dari [Abu Darda'] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barangsiapa yang menahan ghibah terhadap saudaranya, maka Allah akan menyelamatkan wajahnya dari api neraka kelak pada hari kiamat." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Asma` binti Yazid. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan.

【37】

Sunan Tirmidzi 1855: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] -dalam riwayat lalin- Dan telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abdurrahman] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Atha` bin Yazid Al Laitsi] dari [Abu Ayyub Al Anshari] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak halal bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, dimana bila keduanya berjumpa, yang ini memalingkan pandangannya (dari yang lain) dan yang ini juga melakukan hal yang sama, maka yang terbaik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam." Ia (At Tirmidzi) berkata: dan dalam bab ini diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, Anas, Abu Hurairah, Hisyam bin Amir, dan Abu Hind Ad Dari. Abu Isa berkata: Hadits ini hasan shahih.

【38】

Sunan Tirmidzi 1856: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim], telah menceritakan kepada kami [Humaid] dari [Anas] ia berkata: Ketika Abdurrahman bin Auf sampai di Madinah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mempersaudarakannya dengan Sa'd bin Ar Rabi', lalu Sa'd bin Ar Rabi' berkata kepadanya, Marilah (silahkan), akan aku bagi hartaku menjadi dua bagian, dan akau mempunyai dua istri, maka kana kau ceraikan salah satunya, jika masa iddahnya telah berlalu, maka nikahilah ia. Maka Abdurahman bin Auf menjawab, "Semoga Allah memberkahimu, atas keluarga dan harta bendamu. Tunjukkanlah kepadaku letak pasar. Maka, mereka pun menunjukkan letak pasar kepadanya. Maka, tidaklah ia pulang pada hari itu (dari pasar) kecuali dengan membawa keju dan minyak samin yang telah ia ambil keuntungan darinya. Dan setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihatnya masih ada bekas padanya wadhar shufrah (warna kuning dari minyak za'faran). Maka beliau berkata: "Ada apa denganmu?" Ia menjawab, "Aku telah menikah dengan seorang wanita Anshar." Nabi bertanya, "Dengan apa kamu membayar mahar kepadanya? Ia menjawab, "Dengan nawat." Humaid berkata: "Ia berkata: "Dengan seberat nawat dari emas." Lalu beliau berkata: "Rayakanlah (pernikahanmu), walaupun hanya dengan memotong seekor kambing." Abu Isa berkata: "Hadits ini hasan shahih." Imam bin Hambal berkata: "Ukuran seberat nawat dari emas setara dengan 3 1/3 dirham. Ishaq bin Ibrahim berkata: Ukuran seberat nawat dari emas setara dengan 5 dirham. Aku mendengar Ishaq bin Manshur menyebutkan dari keduanya seperti ini.

【39】

Sunan Tirmidzi 1857: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Al Ala` bin Abdurrahman] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Ditatanyakan kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, apakah ghibah itu?" beliau menjawab: "Kamu menyebutkan tentang temanmu dengan sesuatu yang ia benci." Ia bertanya lagi, "Bagaimana sekiranya apa yang kukatakan memang benar?" Beliau menjawab: "Jika memang apa yang kamu katakan itu benar, maka sungguh kamu telah menggibahnya, namun jika apa yang kamu katakan itu tidak benar, maka sungguh kamu telah berdusta." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Bazrah, Ibnu Umar dan Abdullah bin Amr. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【40】

Sunan Tirmidzi 1858: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Jabbar bin Al Ala` Al 'Aththar] dan [Sa'id bin Abdurrahman] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Anas] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian saling memutuskan silaturrahim, bermusuh-musuhan, membenci dan janganlah pula saling dengki. Jadilah kalian sebagai hamba Allah yang saling bersaudara. Dan tidaklah halal bagi seorang mukmin untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. Hasdits semakna juga diriwayatkan dari Abu Bakr Ash Shiddiq dan Az Zubair bin Awwam dan Ibnu Mas'ud dan Abu Hurairah.

【41】

Sunan Tirmidzi 1859: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dari [Salim] dari [bapaknya] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak diperbolehkan hasad kecuali pada dua hal: seorang laki-laki yang diberikan karunia oleh Allah berupa harta sehingga ia menginfakkannya di sepanjang malam dan siang, dan seseorang yang diberi karunia oleh Allah berupa Al Qur`an hingga ia shalat dengannya di pertengahan malam dan siang." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. Dan telah diriwayatkan pula dari Ibnu Mas'ud dan Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semisal dengan hadits ini.

【42】

Sunan Tirmidzi 1860: Telah menceritakan kepada kami [Hannad], elah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah oleh para penyembah. Namun ia terus menggalakkan permusuhan di antara mereka." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Anas dan Sulaiman bin Amr bin Al Ahwash dari bapaknya. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits Hasan. Dan Abu Sufyan namanya adalah Thalhah bin Nafi'.

【43】

Sunan Tirmidzi 1861: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Humaid bin Abdurrahman] dari [ibunya] Ummu Kultsum binti Uqbah, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah termasuk pendusta, yaitu mereka yang mendamaikan perkara di antara manusia sehingga ia berkata yang baik atau menyampaikan sesuatu yang baik." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【44】

Sunan Tirmidzi 1862: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad Az Zubairi], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] ia berkata (dalam riwayat lain) Dan telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepada kami [Bisyr As Sali] dan [Abu Ahmad] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdullah bin Utsman bin Khutsaim] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Asma` binti Yazid] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kedustaan itu tidak halal kecuali pada tiga hal: seorang suami yang berbicara terhadap isterinya agar ia ridla padanya, kedustaan pada peperangan dan kedustaan yang dilakukan dalam rangka untuk mendamaikan (sesama) manusia." Mahmud berkata di dalam haditsnya: "Tidak boleh berdusta kecuali pada tiga perkara." Ini adalah hadits hasan, kami tidak mengetahuinya dari hadits Asma` kecuali dari haditsnya Ibnu Khutsaim. Dan Dawud bin Abu Hind meriwayatkan hadits ini dari Syahr bin Hausyab dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan di dalamnya ia tidak menyebutkan dari Asma`. Demikian pula, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Ala`], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Za`idah] dari [Dawud]. Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Bakar.

【45】

Sunan Tirmidzi 1863: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Lu`lu`ah] dari [Abu Shirmah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang akan mencelakai seseorang, maka Allah akan mencelakakannya, siapa yang akan menimpakan kesulitan terhadap seseorang, maka Allah akan menimpakan kesempitan atasnya." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Bakar. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan gharib.

【46】

Sunan Tirmidzi 1864: Telah menceritakan kepada kami [Abdu bin Humaid], telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubab Al Ukli] telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah Al Kindi], telah menceritakan kepada kami [Farqad As Sabakhi] dari [Murrah bin Syarahil Al Hamdani Ath Thyyib] dari [Abu Bakar Ash Shiddiq] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Terlaknatlah orang yang mencelakai seorang muslim atau berbuat makar kepadanya." Berkata Abu 'Isa: Ini merupakan hadits gharib.

【47】

Sunan Tirmidzi 1865: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Abu Bakr bin Muhammad bin Amru bin Hazm] dari [Amrah] dari [Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jibril terus berwasiat kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga hingga aku mengira dia akan mewarisinya." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【48】

Sunan Tirmidzi 1866: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin A'la], telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Dawud bin Syabur] dan [Basyir Abu Isma'il] dari [Mujahid] bahwasanya: Pernah suatu ketika, seekor kambing disembelih dirumahnya [Abdullah bin Amr], maka ketika ia datang, ia pun bertanya, "Apakah kalian sudah memberi tetangga Yahudi kita? Apakah kalian sudah memberi tetangga Yahudi kita? aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Jibril terus berwasiat kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga hingga aku mengira dia akan mewarisinya.'" Hadits semakna diriwayatkan dari 'Aisyah, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Anas, Miqdad bin Aswad, Uqbah bin Amir, Abu Syuraih dan Abu Umamah. Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan gharib dari jalur ini. Hadits ini telah diriwayatkan juga dari [Mujahid] dari ['Aisyah] dan [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

【49】

Sunan Tirmidzi 1867: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] dari [Haiwah bin Syuraih] dari [Syurahbil bin Syarik] dari [Abu Abdurrahman Al Hubuli] dari [Abdullah bin Amr] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah seorang yang terbaik terhadap temannya. Dan tetangga yang paling terbaik di sisi Allah adalah seorang yang paling baik baik terhadap tetangganya." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan gharib. Abu Abdurrahman Al Hubuli, namanya adalah Abdullah bin Yazid.

【50】

Sunan Tirmidzi 1868: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Washil] dari [Al Ma'rur bin Suwaid] dari [Abu Dzarr] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya ada saudara-saudara kalian yang Allah memberikan ujian atas mereka dengan memberikan rezeki di bawah apa yang kalian miliki. Karena itu, barangsiapa yang saudaranya berada pada tanggungannya, hendaklah ia memberinya makan dari makanan yang ia miliki dan memberinya pakaian dari pakaian yang ia miliki. Serta janganlah ia membebaninya melebihi kemampuannya, jika ia membebaninya melebihi kemampuannya hendaklah ia membantunya." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Ali, Ummu Salamah, Ibnu Umar dan Abu Hurairah. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【51】

Sunan Tirmidzi 1869: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Hammam bin Yahya] dari [Farqad As Sabakhi] dari [Murrah] dari [Abu Bakar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Tidak akan masuk surga majikan yang buruk." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits gharib. Abu As Sakhtiyani dan lainnya mengenai Farqad As Sabakhi terkait dengan hafalannya (yang bermasalah).

【52】

Sunan Tirmidzi 1870: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak] dari [Fudlail bin Ghazwan] dari [Abu Nu'm] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Abul Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam Nabiyut Taubah bersabda: "Barangsiapa yang menuduh budaknya berzina, padahal budak itu bebas dari tuduhannya, maka hukuman had akan ditegakkan atasnya kelak pada hari kiamat. Kecuali jika mematang tuduhan itu adalah benar." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. Ibnu Abu Nu'm adalah Abdurrahman bin Abu Nu'm Al Bajali, kuniahnya adalah Abul Hakam. Hadits semakna juga diriwayatkan dari Suwaid bin Muqarrin dan Abdullah bin Umar.

【53】

Sunan Tirmidzi 1871: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepada kami [Mu`amal], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim At Tamimi] dari [bapaknya] dari [Abu Mas'ud Al Anshari] ia berkata: Aku pernah memukul budak milikku, lalu aku mendengar seseorang berkata di belakangku: "Ketahuilah wahai Abu Mas'ud, ketahuilah wahai Abu Mas'ud." Maka aku pun berpaling, dan ternyata ia adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah lebih mampu untuk berbuat sesuatu atasmu, daripada kamu berbuat sesuatu atasnya." Abu Mas'ud berkata: "Maka aku tidak pernah lagi memukul budak milikku setelah kejadian itu." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. Ibrahim At Tamimi adalah Ibrahim bin Yazid bin Syarik.

【54】

Sunan Tirmidzi 1872: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Risydin bin Sa'd] dari [Abu Hani` Al Khaulani] dari [Abbas Al Hajri] dari [Abdullah bin Umar] ia berkata: Seorang lelaki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Rosulullah, berapa kalikah aku harus memaafkan pembantu?" Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terdiam, kemudian dia bertanya, "Wahai Rasulullah, berapa kalikah aku harus memaafkan pembantu?" Nabi menjawab: "Kamu memaafkan sebanyak tujuh puluh kali dalam sehari." Berkata Abu 'Isa: Ini merupakan hadits hasan gharib. Dan diriwayatkan oleh [Abdullah bin Wahb] dari [Abi Hani Al Khaulani] seperti lafazh hadits ini. Al Abbas ialah Ibnu Julaid Al Hajri Al Mishri. Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] dari [Abu Hani` Al Khaulani] dengan isnad ini semisalnya. Dan sebagian mereka meriwayatkan hadits ini dengan isnad ini dari [Abdullah bin Wahb], dan ia berkata: Dari [Abdullah bin Amr].

【55】

Sunan Tirmidzi 1873: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak] dari [Sufyan] dari [Abu Harun Al Abdi] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian memukul pembantunya lalu dia menyebut nama Allah, maka angkatlah tangan kalian." Berkata Abu Isa: Abu Harun Al 'Abdi bernama: 'Umarah bin Juwain. Dia berkata: Abu Bakar Al 'Attar berkata: Ali bin Al Madini berkata: Yahya bin Sa'id berkata: "Syu'bah men-dla'if-kan Abu Harun Al 'Abdi. Yahya berkata: Ibnu 'Aun masih terus meriwayatkan dari Abu Hurairah hingga dia meninggal.

【56】

Sunan Tirmidzi 1874: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ya'la] dari [Nashih] dari [Simak bin Harb] dari [Jabir bin Samurah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seseorang yang mengajari anaknya tentang kebaikan adalah lebih baik baginya daripada ia bersedekah sebanyak satu sha'." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits gharib. Nashih adalah Abul Ala` Kufi, menurut Ahli hadits ia bukanlah termasuk rawi yang kuat. Dan hadits ini tidak diketahui kecuali dari jalur ini. Sedangkan Nashih adalah seorang syaikh yang lain, ia berasal dari Basrah dan meriwayatkan dari Ammar bin Abu Ammar dan juga selainnya, dan ia lebih kuat dari pada yang ini.

【57】

Sunan Tirmidzi 1875: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami], telah menceritakan kepada kami [Amir bin Abu Amir Al Khazzar], telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Musa] dari [bapaknya] dari [kakeknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada suatu pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama daripada adab (akhlak) yang baik." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari haditsnya Amir bin Abu Amir Al Khazzar, ia adalah Amir bin Shalih bin Rustum Al Khazzar. Sedangkan Ayyub bin Musa adalah Ibnu Amr bin Sa'id bin Al Ash. Dan menurutku, ini adalah hadits Mursal.

【58】

Sunan Tirmidzi 1876: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Aktsam] dan [Ali bin Khasyram] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya] dari [Aisyah] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menerima hadiah dan membalasnya. Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Hurairah, Anas, Ibnu Umar dan Jabir. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan gharib shahih ditinjau dari jalur ini. Kami tidak mengetahuinya sebagai hadits Marfu' kecuali dari haditsnya Isa bin Yunus dari Hisyam.

【59】

Sunan Tirmidzi 1877: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak], telah menceritakan kepada kami [Ar Rabi' bin Muslim], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ziyad] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang tidak pandai bersyukur (berterima kasih) kepada manusia, berarti ia belum bersyukur kepada Allah." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【60】

Sunan Tirmidzi 1878: Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Ibnu Abu Laila] (dalam riwayat lain). Dan telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waki'], telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Abdurrahman Ar Ruwasi] dari [Ibnu Abu Laila] dari ['Athiyyah] dari [Abu Sa'id] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, berarti ia belum bersyukur kepada Allah." Hadits semakna juga diriwyakan dari Abu Hurairah, Al Asy'ats bin Qais dan An Nu'man bin Basyir. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【61】

Sunan Tirmidzi 1879: Telah menceritakan kepada kami [Abbas bin Abdul Azhim Al Anbari], telah menceritakan kepada kami [An Nadlr bin Muhammad Al Jurasyi Al Yamami], telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin Ammar], telah menceritakan kepada kami [Abu Zuamail] dari [Malik bin Martsad] dari [bapaknya] dari [Abu Dzarr] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah, engkau berbuat ma'ruf dan melarang dari kemungkaran juga sedekah, engkau menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat juga sedekah, engkau menuntun orang yang berpenglihatan kabur juga sedekah, menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan merupakan sedekah, dan engkau menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu juga sedekah." Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, Jabir, Hudzaifah, 'Aisyah dan Abu Hurairah. Berkata Abu 'Isa: Ini merupakan hadits hasan gharib dan Abu Zumail bernama Simak bin Walid Al Hanafi.

【62】

Sunan Tirmidzi 1880: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Yusuf bin Abu Ishaq] dari [bapaknya] dari [Abu Ishaq] dari [Thalhah bin Musharrif] ia berkata: saya mendengar [Abdurrahman bin Ausajah] berkata: saya mendengar [Al Barra` bin Azib] berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa memberikan pemberian susu (memberikan unta atau kambing untuk diambil susunya lalu dikembalikan lagi) dan wariq (perak, yakni meminjaminya), menunjuki jalan (kepada orang yang tersesat dan orang buta), maka baginya pahala seperti memerdekakan budak." Abu Isa berkata: hadits ini hasan shahih gharib, dari hadits Abu Ishaq dari Thalhah bin Musharrif, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur periwayatan ini. Telah meriwayatkan hadits ini juga [Manshur bin Al Mu'tamir] dan [Syu'bah] dari [Thalhah bin Musharrif], dan dalam bab ini dari Nu'man bin Basyir. Makna sabda beliau 'memberikan pemberian wariq (perak) ' adalah memberikan pinjaman beberapa dirham. Dan makna sabda beliau 'hada zuqaqan' adalah menunjuki (arah) jalan.

【63】

Sunan Tirmidzi 1881: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik bin Anas] dari [Sumayya] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Ada seseorang berjalan, tiba-tiba ia menemukan sebuah ranting duri, lalu ia pun menyingkirkan (membuangnya dari jalan), maka Allah bersyukur kepadanya dan mengampuninya.' Dalam bab ini diriwayatkan dari Abu Barzah, Ibnu Abbas, dan Abu Dzar Abu Isa berkata: hadits ini hasan shahih.

【64】

Sunan Tirmidzi 1882: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak] dari [Ibnu Abu Dzi`b] ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Abdurrahman bin Atha`] dari [Abdul Malik bin Jabir bin Atik] dari [Jabir bin Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Jika seseorang bercerita tentang sesuatu kata lalu ia berpaling (agar perkataannya tidak tersebar), maka ungkapkannya itu adalah amanah." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits Hasan, namun kami hanya mengetahuinya dari haditsnya Ibnu Abu Dzi`b.

【65】

Sunan Tirmidzi 1883: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Khaththab Ziyad bin Yahya Al Bashari], telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Wardan], telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Mulaikah] dari [Asma' binti Abu Bakar] ia berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak memiliki sesuatu kecuali apa yang diberikan oleh Zubair kepadaku, apakah aku harus bersedekah dengannya?" Nabi menjawab: "Ya, dan janganlah engkau bakhil, maka Allah akan bakhil kepadamu. Hadits semakna diriwayatkan dari 'Aisyah dan Abu Hurairah. Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan shahih. Dan sebagian mereka meriwayatkan hadits ini dengan sanad ini dari [Ibnu Abi Mulaikah] dari ['Abbad bin Abdullah bin Zubair] dari [Asma' binti Abi Bakar] radliallahu 'anhuma. Dan banyak yang meriwayatkan hadits ini dari [Ayyub], namun mereka tidak menyebutkan di dalamnya dari Abbad bin Abdullah bin Zubair.

【66】

Sunan Tirmidzi 1884: Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Arafah], telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Muhammad Al Warraq] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari menusia, dan dekat dengan neraka. Sesungguhnya orang bodoh yang dermawan lebih Allah cintai dari pada seorang 'alim yang bakhil." Abu 'Isa berkata: Ini merupakan hadits gharib tidak kami ketahui dari haditsnya Yahya bin 'Araj dari Abu Hurairah kecuali dari haditsnya Sa'id bin Muhammad dan Sa'id bin Muhammad telah ditentang dalam periwayatan hadits ini dari Yahya bin Sa'id Al Anshari, Sebenarnya yang diriwayatkan dari Yahya bin Sa'id dari 'Aisyah merupakan hadits mursal.

【67】

Sunan Tirmidzi 1885: Telah menceritakan kepada kami [Abu Hafsh Amr bin Ali], telah mengabarkan kepada kami [Abu Dawud], telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Musa], telah menceritakan kepada kami [Malik bin Dinar] dari [Abdullah bin Ghalib Al Huddani] dari [Abu Sa'id Al Khudri] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada dua sifat yang tidak akan berkumpul dalam diri seorang mukmin, yaitu: Sifat bakhil dan akhlak yang buruk." Abu Isa berkata: Ini merupakan hadits gharib yang tidak kami ketahui kecuali dari haditsnya Shadaqah bin Musa. Dan hadits semakna diriwayatkan dari Abu Hurairah.

【68】

Sunan Tirmidzi 1886: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun], telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Musa] dari [Farqad As Sabakhi] dari [Murrah Ath Thayyib] dari [Abu Bakr Ash Shiddiq] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Tidak akan masuk surga yaitu Khibbun (penipu dan selalu membuat kerusakan di tengah manusia) dan Al Mannan (seorang yang membangga-banggakan kebaikannya)." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan gharib.

【69】

Sunan Tirmidzi 1887: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] dari [Bisyr bin Rafi'] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang mukmin itu senantiasa berlapang dada dan dermawan, sedangkan seorang fajir itu bakhil dan berakhlak buruk." Abu 'Isa berkata: Ini adalah hadits gharib, tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini.

【70】

Sunan Tirmidzi 1888: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak] dari [Syu'bah] dari [Adi bin Tsabit] dari [Abdullah bin Yazid] dari [Abu Mas'ud Al Anshari] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Nafkah yang diberikan seseorang kepada keluarganya adalah bernilai sedekah." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, Amr bin Umayyah Adl Dlamri dan Abu Hurairah. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【71】

Sunan Tirmidzi 1889: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Abu Asma`] dari [Tsauban] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dinar yang paling utama adalah Dinar yang diinfakkan seseorang untuk keluarganya, Dinar yang dibelanjakan seseorang untuk kendaraannya di jalan Allah, dan Dinar yang dibelanjakan oleh seseorang untuk para sahabatnya di jalan Allah." Abu Qilabah berkata: Beliau memulai dengan keluarga. Kemudian beliau berkata: "Lalu siapakah yang lebih besar (pahalanya) daripada seorang yang membelanjakan hartanya untuk keluarganya, dimana dengannya Allah memuliakan mereka dan memberi mereka kecukupan?" Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【72】

Sunan Tirmidzi 1890: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Al Laitsi bin Sa'd] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Syuraih Al Adawi] ia berkata: Kedua mataku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan kedua telingapun mendengar saat beliau bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah, maka hendaklah ia memuliakan tamunya dengan memenuhi bagian (hak, batasan) nya." Mereka para sahabat berkata: "Apakah bagiannya?" Beliau menjawab: "Bagiannya adalah sehari semalam. Batasan bertamu itu adalah tiga hari, dan setelah hari itu adalah sedekah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata-kata baik atau diam." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【73】

Sunan Tirmidzi 1891: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Ajlan] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Syuraih Al Ka'bi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bertamu itu (batasannya) adalah tiga hari, sedangkan lamanya bertamu secara syar'i adalah sehari semalam. Dan apa yang diinfakkan kepadanya setelah itu adalah bernilai sedekah. Dan tidak halal baginya untuk bermalam di suatu rumah hingga ia menyusahkan shahibul bait (pemilik rumah)." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Aisyah dan Abu Hurairah. [Malik bin Anas] dan [Al Laits bin Sa'd] telah meriwayatkannya dari [Sa'id Al Maqburi]. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. Abu Syuraih adalah Al Ka'bi Al 'Adawi namanya Khuwailid bin Amr. Menurutnya, makna sabda beliau: "Laa Yatswi" bahwa hendaklah tamu tidak bermalam hingga menyusahkan shahibul bait. Al Haraj artinya kesempitan atau kesusahan. Sabda beliau: "Hatta Yuhrijahu" maksudnya: Hingga ia menyusahkannya.

【74】

Sunan Tirmidzi 1892: Telah menceritakan kepada kami [Al Anshari], telah menceritakan kepada kami [Ma'n], telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Shafwan bin Sulaim] ia saya memarfu-kan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Orang yang memenuhi kebutuhan orang yang kehabisan bekal dan fakir miskin, maka pahalanya seperti Mujahid yang berjuang di jalan Allah, atau seperti seorang yang berpuasa sepanjang siang dan qiyamullail semalam suntuk." Telah menceritakan kepada kami [Al Anshari], telah menceritakan kepada kami [Ma'n], telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Ats Tsaur bin Zaid Ad Dili] dari [Abul Ghaits] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti itu. Dan hadits ini adalah hadits hasan gharib shahih. Abul Ghaits namanya adalah Salim mantan budak Abdullah bin Muthi'. Tsaur bin Zaid adalah Madani (orang Madinah), sedangkan Tsaur bin Yazid adalah Syami (orang Syam).

【75】

Sunan Tirmidzi 1893: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Al Munkadir bin Muhammad bin Al Munkadir] dari [bapaknya] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap kebaikan adalah sedekah. Dan di antara bentuk kebaikan adalah kamu menjumpai saudaramu dengan wajah yang menyenangkan. Dan kamu menuangkan air dari embermu ke dalam bejana milik saudaramu." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Dzarr. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【76】

Sunan Tirmidzi 1894: Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [A'masy] dari [Syaqiq bin Salamah] dari [Abdullah bin Mas'ud] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hendaklah kalian bersikap jujur, karena kejujuran itu akan membawa pada kebaikan, sedangkan kebaikan akan membawa kepada surga. Tidaklah seorang bersikap jujur dan selalu berbuat jujur hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan hendaklah kalian menjauhi sikap dusta, karena kedustaan itu akan membawa pada kekejian, sedangkan kekejian akan membawa kepada neraka. Dan tidaklah seorang berbuat dusta dan selalu berdusta hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar, Abdullah bin Asy Syikhkhir dan Ibnu Umar. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits Hasan Shahih.

【77】

Sunan Tirmidzi 1895: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa] ia berkata: Abu pernah berkata kepada [Abdurrahim bin Harun Al Ghassani], telah menceritakan kepada kalian [Abdul Aziz bin Abu Rawwad] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seorang hamba berdusta, maka malaikat akan menjauh darinya sejauh satu mil karena bau busuk yang keluar darinya." Berkata Yahya: Abdurrahim bin Harun menetapkannya seraya berkata: "Ya." Abu Isa berkata: Ini merupakan hadits hasan jayyid gharib tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini dan Abdurrahim bin Harun sendirian dalam meriwayatkan hadits ini.

【78】

Sunan Tirmidzi 1896: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa], telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dari [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Aisyah] ia berkata: Tidak ada akhlak yang paling dibenci Allah melebihi sifat dusta.

【79】

Sunan Tirmidzi 1897: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul A'la Ash Shan'ani] dan lebih dari satu orang, mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dari [Tsabit] dari [Anas] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah sifat buruk berada dalam sesuatu kecuali akan memperburuknya, dan tidaklah sifat malu ada dalam sesuatu kecuali akan menghiasinya." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits Hasan Gharib yang tidak kami ketahui kecuali dari haditsnya Abdurrazzaq.

【80】

Sunan Tirmidzi 1898: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah meriwayatkan kepada kami [Abu Dawud] ia berkata: Telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] dari [A'masy] ia berkata: Aku mendengar [Abu Wa`il] menceritakan dari [Masruq] dari [Abdullah bin Amr] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bukanlah seorang yang buruk perangainya. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【81】

Sunan Tirmidzi 1899: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi], telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Samurah bin Jundab] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian saling melaknat dengan mengucapkan, Allah melaknat kamu atau Kamu mendapatkan murka Allah atau semoga Allah memasukkanmu ke dalam neraka." Berkata: Dan di dalam bab ini ada riwayat dari Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Ibnu Umar dan Imran bin Husain. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【82】

Sunan Tirmidzi 1900: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya Al Azdi Al Bashari], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sabiq] dari [Isra`il] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] dari [Abdullah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah termasuk hamba yang mukmin, yaitu mereka yang selalu mengungkap aib, melaknat, berperangai buruk dan suka menyakiti." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih gharib. Dan telah diriwayatkan pula dari Abdullah selain jalur ini.

【83】

Sunan Tirmidzi 1901: Telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Akhzam Ath Tha`i Al Bashari], telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Umar], telah menceritakan kepada kami [Aban bin Yazid] dari [Qatadah] dari [Abu Al 'Aliyah] dari [Ibnu Abbas] bahwasanya: Ada seorang lelaki melaknat angin dihadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Lantas beliau pun bersabda: "Janganlah kamu melaknat angin karena dia itu diperintah, barangsiapa yang melaknat sesuatu sedangkan yang dilaknat itu tidak berhak atasnya (laknatan itu), maka laknat itu akan kembali kepadanya." Abu Isa berkata: Ini merupakan hadits gharib yang tidak kami ketahui seorangpun mensanadkannya kecuali Bisyr bin Umar.

【84】

Sunan Tirmidzi 1902: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak] dari [Abdul Malik bin Isa Ats Tsaqafi] dari [Yazid Maula Al Munba'itsi] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Belajarlah dari nasab kalian yang dapat membantu untuk silaturrahmi karena silaturrahmi itu dapat membawa kecintaan dalam keluarga dan memperbanyak harta, serta dapat memperpanjang umur." Abu Isa berkata: Ini merupakan hadits gharib melalui jalur ini.

【85】

Sunan Tirmidzi 1903: Telah menceritakan kepada kami [Abdu bin Humaid], telah menceritakan kepada kami [Qabishah] dari [Sufyan] dari [Abdurrahman bin Ziyad bin An'um] dari [Abdullah bin Yazid] dari [Abdullah bin Amr] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Tidak ada do'a yang lebih cepat dikabulkan dari pada do'a orang yang ghaib untuk yang ghaib (yakni tidak diketahui oleh yang didoakan karena ketulusannya dan jauh dari riya')." Abu Isa berkata: Ini merupakan hadits gharib tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini dan Al Ifriqy adalah seorang yang didla'ifkan dalam hadits, dia bernama Abdurrahman bin Ziyad bin An'um.

【86】

Sunan Tirmidzi 1904: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kedua orang yang saling menghina, maka dosa dari perkataan keduanya ditanggung oleh orang yang memulai selama orang yang dizhalimi (dihina) tidak berlebih-lebihan dalam membalas hinaan." Hadits semakna diriwayatkan dari Sa'ad, Ibnu Mas'ud dan Abdullah bin Mughaffal. Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan shahih.

【87】

Sunan Tirmidzi 1905: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud Al Hafari] dari [Sufyan] dari [Ziyad bin Ilaqah] ia berkata: saya mendengar [Al Mughirah bin Syu'bah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian mengina mereka yang sudah mati, sehingga kalian menyakiti mereka yang masih hidup." Abu Isa berkata: para teman (pengikut) Sufyan berselisih terkait dengan hadits ini. Sebagian mereka meriwayatkan sebagaimana riwayatnya Al Hafari, dan sebagian yang lain meriwayatkan dari Sufyan dari Ziyad bin Ilaqah, ia berkata: mendengar seorang laki-laki menceritakan di sisi Al Mughirah bin Syu'bah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, semisalnya.

【88】

Sunan Tirmidzi 1906: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepada kami [Waki'], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Zubaid bin Al Harits] dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah bin Mas'ud] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Menghina seorang mukmin adalah perbuatan fasik, sedangkan membunuhkan adalah kekafiran." Zaid berkata: Aku bertanya kepada Abu Wa`il, "Apakah Anda mendengarnya dari Abdullah?" Ia menjawab, "Ya." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【89】

Sunan Tirmidzi 1907: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr], telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dari [Abdurrahman bin Ishaq] dari [An Nu'man bin Sa'd] dari [Ali] ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya." Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata: "Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?" Nabi menjawab: "Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari diwaktu manusia pada tidur." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits gharib yang tidak kami ketahui kecuali dari haditsnya Abdurrahman bin Ishaq dan sebagian ahli hadits telah mengomentari Abdurrahman bin Ishaq dari segi hapalannya, dia berasal dari Kufah. Adapun Abdurrahman bin Ishaq Al Qurasyi dia berasal dari Madinah dan hapalannya lebih kuat dari yang tadi, dan keduanya hidup sezaman.

【90】

Sunan Tirmidzi 1908: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] berkata: bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh bahagia salah seorang mereka yang menta'ati Rabb-nya dan menunaikan hak-hak tuannya (yaitu seorang budak belian)." Ka'ab berkata: Telah jujur Allah dan Rasul-Nya. Hadits semakna diriwayatkan dari Abu Musa dan Ibnu Umar. Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan shahih.

【91】

Sunan Tirmidzi 1909: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Abu Yaqzhan] dari [Zadzan] dari [Ibnu Umar] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada tiga golongan yang akan berada di atas bukit Misk kelak pada hari kiamat. Seorang hamba sahaya yang menunaikan hak Allah dan juga hak majikannya: Seorang laki-laki yang memimpin suatu kaum sedangkan mereka (yang dimimpin) merasa ridha kepadanya: Dan seorang laki-laki yang selalu mengumandangkan adzan shalat limat waktu siang dan malam." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari haditsnya Sufyan Ats Tsauri dari Abu Al Yaqzhan. Sedangkan Abu Yaqzhan namanya adalah Utsman bin Qais, dan juga dipanggil Ibnu Umair, inilah yang paling masyhur.

【92】

Sunan Tirmidzi 1910: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi], telah menceritakakan kepada kami [Sufyan] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Maimun bin Abu Syabib] dari [Abu Dzar] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepadaku: "Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauilah manusia dengan akhlak yang baik." Hadits semakna juga diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] Telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad] dan [Abu Nu'aim] dari [Sufyan] dari [Habib] dengan isnad ini semisalnya. Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Habib bin Tsabit] dari [Maimun bin Abu Syabib] dari [Mu'adz bin Jabal] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semisalnya. Mahmud berkata: Yang shahih adalah haditsnya Abu Dzar.

【93】

Sunan Tirmidzi 1911: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jauhilah oleh kalian prasangka, karena prasangka itu adalah ungkapan yang paling dusta." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. Ia juga berkata: Dan aku mendengar Abda bin Humaid menyebutkan dari sebahagian sahabat Sufyan berkata: bahwa Sufyan berkata: "Prasangka itu ada dua, yaitu prasangka yang mengandung dosa dan prasangka yang tidak mengandung dosa. Yang mengandung dosa adalah seorang yang berprasangka buruk lalu ia membicarakannya. Sedangkan yang tidak mengandung dosa adalah seorang yang berprasangka, namun ia tidak membicarakannya."

【94】

Sunan Tirmidzi 1912: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Wadldlah Al Kufi], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Syu'bah] dari [Abu At Tayyah] dari [Anas] ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ikut bergabung bersama kami hingga beliau bertanya kepada adikku: "Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan An Nughair?" Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Syu'bah] dari [Abu At Tayyah] dari [Anas] semisalnya. Abu At Tayyah namanya adalah Yazid bin Humaid Adl Dluba'i. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【95】

Sunan Tirmidzi 1913: Telah menceritakan kepada kami [Abbas bin Muhammad Ad Duri Al Baghdadi], telah menceritakan kepada kami [Ali bin Al Hasan], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak] dari [Usamah bin Zaid] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Mereka (para sahabat) berkata: "Sesungguhnya Anda …." Beliau bersabda: "Sesungguhnya aku tidaklah mengatakan sesuatu kecuali yang benar." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【96】

Sunan Tirmidzi 1914: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Abdullah Al Wasithi] dari [Humaid] dari [Anas bin Malik] bahwasanya seorang laki-laki meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar ia diikutsertakan, maka beliau pun bersabda: "Aku akan mengikutsertakanmu dengan mengendarai anak unta." Kemudian laki-laki itu berkata: "Wahai Rasululah, apa yang dapat saya lakukan dengan anak unta?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidakkah ibil itu melahirkan An Nuuq?" Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih gharib.

【97】

Sunan Tirmidzi 1915: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Syarik] dari [Ashim Al Ahwal] dari [Anas bin Malik] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Wahai orang yang memiliki dua telinga." Mahmud berkata: Abu Usamah berkata: "Yakni, beliau sedang bergurau dengannya." Hadits ini adalah hadits shahih gharib.

【98】

Sunan Tirmidzi 1916: Telah menceritakan kepada kami [Uqbah bin Mukarram Al 'Ammiyyu Al Bashari], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Fudaik] ia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Salamah bin Wardan Al Laitsi] dari [Anas bin Malik] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang meninggalkan berbohong (dan berbohong pada waktu itu sesuatu yang tidak dibenarkan) maka akan dibangunkan untuknya rumah di sekitar surga, barangsiapa yang meninggalkan perdebatan (sedang dia orang yang berhak untuk berdebat) maka akan dibangunkan untuknya rumah di tengah surga, dan barangsiapa yang memperbagus akhlaknya maka akan dibangunkan rumah untuknya di bagian yang paling atas." Ini merupakan hadits hasan yang tidak kami ketahui, kecuali dari hadits Salamah bin Wardan dari Anas bin Malik.

【99】

Sunan Tirmidzi 1917: Telah menceritakan kepada kami [Fadlalah bin Al Fadl Al Kufi], telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Ayyasy] dari [Ibnu Wahb bin Munabbih] dari [bapaknya] dari [Ibnu Abbas], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Engkau akan mendapatkan dosa selama engkau suka berdebat." Ini merupakan hadits gharib tidak kami ketahui kecuali melalui jalur ini.

【100】

Sunan Tirmidzi 1918: Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub Al Baghdadi], telah menceritakan kepada kami [Al Muharibi] dari [Al Laits] ia adalah Ibnu Abu Sulaim, dari [Abdul Malik] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Janganlah engkau debat saudaramu, janganlah engkau permainkan dia, dan janganlah engkau membuat janji dengannya lalu engkau mengingkarinya." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan gharib, tidak kami ketahui kecuali melalui jalur ini, dan menurutku Abdul Malik bin Marwan ialah Ibnu Bisyr.

【101】

Sunan Tirmidzi 1919: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah], ia berkata: Seorang laki-laki pernah meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan pada saat itu aku sedang berada di sisi beliau. Maka beliau pun bersabda: "Seburuk-buruk orang adalah Ibnul 'Asyirah atau Akhul 'Asyirah." Setelah itu, beliau berkata-kata lembut dan mengizinkannya. Dan setelah laki-laki itu keluar, aku berkata: "Wahai Rasulullah, Anda telah berkata keras padanya, lalu kemudian Anda berkata lembut." Beliau pun bersabda: "Wahai Aisyah, sesungguhnya manusia yang paling buruk adalah orang yang ditinggalkan oleh manusia, atau orang-orang meninggalkannya untuk menghindar dari keburukannya." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【102】

Sunan Tirmidzi 1920: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Suwaid bin Amru Al Kalbi] dari [Hammad bin Salamah] dari [Ayyub] dari [Muhammad bin Sirrin] dari [Abu Hurairah] (aku menduga, bahwa dia memarfu'kannya) berkata: "Cintailah orang yang engkau cintai seperlunya, karena bisa saja suatu hari dia akan menjadi musuhmu, dan bencilah orang yang kamu benci seperlunya, karena bisa jadi suatu hari kelak dia akan menjadi orang yang engkau cintai." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits gharib, yang tidak kami ketahui kecuali dengan sanad ini melalui jalur ini. Hadits ini juga telah diriwayatkan dari [Ayyub] dengan selain sanad ini yang diriwayatkan oleh [Hasan bin Abi Ja'far] dan dia merupakan hadits yang dha'if dengan sanad dari [Ali] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, namun yang benar hadits ini mauquf kepada Ali.

【103】

Sunan Tirmidzi 1921: Telah menceritakan kepada kami [Abu Hisyam Ar Rifa'i], telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Ayyasy] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari [Abdullah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat sifat sombong meskipun hanya sebesar biji khardal (sejenis biji-bijian yang sangat kecil). Dan tidak akan pula masuk neraka bagi seorang yang di dalam hatinya terdapat iman meskipun sekecil biji (yang sangat kecil)." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Salamah bin Al Akwa' dan Abu Sa'id. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih.

【104】

Sunan Tirmidzi 1922: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Abdullah bin Abdurrahman] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hammad], telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Aban bin Taghlib] dari [Fudlail bin Amr] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Tidak akan masuk surga bagi seseorang yang di dalam hatinya terdapat sifat sombong meskipun hanya sebesar biji dzarrah. Dan tidak akan pula masuk neraka, yaitu seorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya sebesar biji dzarrah." Abdullah berkata: Kemudian seseorang berkata kepada beliau: "Sesungguhnya aku merasa bangga, jika pakaianku bagus dan sandalku juga bagus." Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah menyukai keindahan. Akan tetapi yang dimaksud kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia." Sebagian Ahli Ilmi berkata terkait tafsir hadits ini, "Tidak akan pula masuk neraka, yaitu seorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya sebesar biji dzarrah." Maknanya, tidak akan kekal di dalam neraka. Dan seperti inilah sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Akan dikeluarkan dari neraka, yaitu seorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya sebesar biji dzarrah." Kalangan Tabi'in memberikan tafsiran terkait ayat ini, "Siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh Engkau telah menghinakannya." Maksudnya, Siapa yang Engkau kekalkan di dalam neraka, maka sungguh Engkau telah menghinakannya. Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih gharib.

【105】

Sunan Tirmidzi 1923: Telah menceritkan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Umar bin Rasyid] dari [Iyas bin Salamah bin Al Akwa'] dari [bapaknya] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang lelaki senantiasa menyombongkan dirinya kepada orang lain hingga dia dituliskan termasuk dalam golongan para diktator, lalu sesuatu akan menimpanya sebagaimana yang telah menimpa mereka." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan gharib.

【106】

Sunan Tirmidzi 1924: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Isa Al Baghdadi], telah menceritakan kepada kami [Syababah bin Sawwar], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi`bi] dari [Al Qasim bin Abbas] dari [Nafi' bin Jubair bin Muth'im] dari [bapaknya] ia berkata: Kalian mengatakan aku orang yang sombong, sedang aku mengendarai keledai dan memakai jubah serta memerah susu kambing, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang melakukan semua itu, maka dia tidak termasuk orang yang sombong." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan shahih gharib.

【107】

Sunan Tirmidzi 1925: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Dinar] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Ya'la bin Mamlak] dari [Ummu Darda`] dari [Abu Darda] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin kelak pada hari kiamat daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah amatlah murka terhadap seorang yang keji lagi jahat." Abu Isa berkata: Hadits semakna juga diriwayatkan dari Aisyah, Abu Hurairah, Anas dan Usamah bin Syarik. Dan hadits ini adalah hadits hasan shahih.

【108】

Sunan Tirmidzi 1926: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Qabishah bin Al Laits Al Kufi] dari [Al Mutharrif] dari ['Atha`] dari [Ummu Darda`] dari [Abu Darda`] ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada yang lebih berat dalam timbangan daripada akhlak yang baik, dan sesungguhnya orang yang berakhlak baik akan mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits gharib melalui jalur ini.

【109】

Sunan Tirmidzi 1927: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin Al Ala`], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris], telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [kakekku] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, maka beliau pun menjawab: "Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia." Dan beliau juga ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, maka beliau menjawab: "Mulut dan kemaluan." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits shahih gharib. Abdullah bin Idris adalah Ibnu Yazid bin Abdurrahman Al Audi.

【110】

Sunan Tirmidzi 1928: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdah Adl Dlabbi], telah menceritakan kepada kami [Abu Wahb] dari [Abdullah bin Mubarak] bahwasanya: Ia menjelaskan tentang husnul khuluq (akhlak yang baik) seraya berkata: "Berwajah ceria, menebarkan kebaikan dan mencegah keburukan."

【111】

Sunan Tirmidzi 1929: Telah menceritakan kepada kami [Bundar] dan [Ahmad bin Mani'] dan [Mahmud bin Ghailan] mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad Az Zubairi] dari [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Ahwash] dari [bapaknya] ia berkata: Aku berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Wahai Rasulullah, aku lewat di hadapannya, namun ia tidaklah menyapa dan tidak pula menjamuku. Maka bolehkah aku membalasnya?" Beliau menjawab: "Tidak, tapi sapalah ia." Dia menerangkan: Dan beliau melihatku yang pada saat itu mengenakan pakaian yang lusuh, beliau bertanya: "Apakah kamu memiliki harta?" aku menjawab: "Semua harta yang telah Allah anugerahkan kepadaku berupa unta dan kambing." Beliau bersabda: "Perlihatkanlah (harta yang telah di anugerahkan) kepadamu." Abu 'Isa berkata: di dalam bab terdapat hadits dari jalur 'Aisyah, Jabir dan Abu Hurairah. Dan hadits ini adalah hadits hasan shahih. Sedang Abu Al Ahwash namanya 'Auf bin Malik bin Nadl-lah Al Jusyami. Dan makna sabda beliau sapalah dia adalah jamulah dia. Dan Al Qiraa bermakna dliyafah (menjamu).

【112】

Sunan Tirmidzi 1930: Telah menceritakan kepada [Abu Hisyam Ar Rifa'i Muhammad bin Yazid], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Al Walid bin Abdullah bin Jumai'] dari [Abu Thufail] dari [Hudzaifah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian menjadi orang yang suka mengekor orang lain. Dimana kalian mengatakan: 'Jika manusia menjadi baik, maka kami juga akan berbuat baik. Dan jika mereka berbuat dhalim, maka kami juga akan berbuat dhalim.' Akan tetapi mantapkanlah hati kalian, jika manusia berbuat baik kalian juga berbuat baik, namun jika mereka berlaku buruk, janganlah kalian berbuat dhalim." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan gharib tidak kami ketahui kecuali melalui jalur ini.

【113】

Sunan Tirmidzi 1931: Telah menceritakan kepada kami [Muhammd bin Basysyar] dan [Al Husain bin Abu Kasybah Al Bashari] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Ya'qub As Sadusi] Telah menceritakan kepada kami [Abu Sinan Al Qasmali Asy Syami] dari [Utsman bin Abu Saudah] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya semata-mata karena Allah, maka seorang penyeru akan menyeru: Engkau telah berbuat baik dan berjalanmu pun baik serta engkau telah memesan sebuah tempat di surga." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan gharib dan Abu Sinan bernama Isa bin Sinan. [Hammad bin Salamah] telah meriwayatkan dari [Tsabit] dari [Abi Rafi'] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagian dari hadits ini.

【114】

Sunan Tirmidzi 1932: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Abdah bin Sulaiman] dan [Abdurrahim] dan [Muhammad bin Bisyr] dari [Muhammad bin Amr], telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sifat malu adalah bagian dari iman, sedangkan iman itu tempatnya di dalam surga. Perkataan yang keji itu berasal dari watak dan perangai yang keras, sedangkan kekerasan itu tempatnya di dalam neraka." Abu Isa berkata: Hadits semakna juga diriwayatkan dari Ibnu Umar, Abu Bakrah, Abu Umamah, Imran bin Husain. Hadits ini adalah hasan shahih.

【115】

Sunan Tirmidzi 1933: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami], telah menceritakan kepada kami [Nuh bin Qais] dari [Abdullah bin Imran] dari ['Ashim Al Ahwal] dari [Abdullah bin Sarjisa Al Muzani] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perangai yang baik, sifat kehati-hatian dan tidak berlebihan merupakan bagian dari dua puluh empat bagian dari (sifat) kenabian." Hadits semakna juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan ini merupakan hadits Hasan Gharib. Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Nuh bin Qais] dari [Abdullah bin Imran] dari [Abdullah bin Sarjisa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semisalnya. Namun di dalamnya ia tidak menyebutkan nama 'Ashim, dan yang shahih adalah haditsnya Nashr bin 'Ali.

【116】

Sunan Tirmidzi 1934: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Bazi'], telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadldlal] dari [Qurrah bin Khalid] dari [Abu Jamrah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Asyaj bin Abdil Qais: "Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu, lemah lembut dan sifat kehati-hatian." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan shahih gharib dan hadits semakna diriwayatkan dari Asyaj Al 'Ashri.

【117】

Sunan Tirmidzi 1935: Telah menceritakan kepada kami [Abu Mush'ab Al Madani], telah menceritakan kepada kami [Abdul Al Muhaimin bin Abbas bin Sahl bin Sa'd As Sa'idi] dari [bapaknya] dari [kakeknya] ia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sifat hati-hati (waspada) itu dari Allah dan tergesa-gesa itu godaan dari setan." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits Hasan Gharib. Sebagian ahli hadits telah mencela Abdul Muhaimin bin Abbas bin Sahl dan mendla'ifkannya dari segi hapalannya. Asyaj bin Abdil Qais bernama Al Mundzir bin 'Aidz.

【118】

Sunan Tirmidzi 1936: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Amru bin Dinar] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Ya'la bin Mamlak] dari [Ummu Darda`] dari [Abu Darda`] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang diberi bagian dari bagian kelemahlembutan, maka sungguh ia telah diberi bagian dari kebaikan. Dan barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkan bagian dari kelemahlembutan, maka sungguh ia telah diharamkan untuk mendapatkan kebaikan." Abu Isa berkata: Hadits semakna juga diriwayatkan dari Aisyah, Jarir bin Abdullah dan Abu Hurairah. Dan hadits adalah hasan shahih.

【119】

Sunan Tirmidzi 1937: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Zakaria bin Ishaq] dari [Yahya bin Abdullah bin Shaifi] dari [Abu Ma'bad] dari [Ibnu Abbas] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutus Mu'adz bin Jabal ke negeri Yaman, maka beliau pun bersabda: "Takutlah kamu do'a orang yang terdhalimi. Sebab, antara do'anya dengan Allah tidak ada hijab (yang akan menghalanginya)." Abu Isa berkata: Hadits semakna juga diriwayatkan dari Anas, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar dan Abu Sa'id. Dan hadits ini adalah hasan shahih. Abu Ma'bad namanya adalah Nafidz.

【120】

Sunan Tirmidzi 1938: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sulaiman Adl Dluba'i] dari [Tsabit] dari [Anas] ia berkata: Aku telah menjadi khadim (pembantu) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selama sepuluh tahun, namun selama itu beliau belum pernah berkata `Uff (ah..) kepadaku sekalipun. Juga tidak pernah menanyakan mengenai sesuatu yang aku lakukan kenapa aku melakukannya, dan tidak pula terhadap sesuatu yang aku tinggalkan, kenapa aku meninggalkannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik akhlaknya.

【121】

Sunan Tirmidzi 1939: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud] ia berkata: Telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] ia berkata: aku mendengar [Abu Abdullah Al Jadali] berkata: Aku pernah bertanya kepada [Aisyah] mengenai akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka ia pun menjawab: "Beliau bukanlah seorang yang buruk prilakunya, tidak pula menjelek-jelekkan orang lain. Beliau tidak suka berteriak di pasar-pasar. Beliau bukanlah tipe orang yang membalas keburukan dengan keburukan, namun beliau selalu memaafkan dengan lapang dada." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits Hasan Shahih. Sedangkan Abdullah Al Jadali, nama aslinya adalah Abdu bin Abdi, dan dipanggil juga Abdurrahman bin Abdin.

【122】

Sunan Tirmidzi 1940: Telah menceritakan kepada kami [Abu Hisyam Ar Rifa'i], telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya] dari [Aisyah] ia berkata: "Aku tidak pernah merasa cemburu terhadap isteri-isteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seperti cemburuku terhadap Khadijah. Bukan karena aku mendapatinya, namun lantaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam begitu banyak menyebut namanya. Jika beliau menyembelih seekor kambing, maka beliau akan mengikutinya dengan sedekah Khadijah lalu menghadiahkannya untuk mereka." Abu Isa berkata: Hadits ini adalah hadits hasan gharib shahih.

【123】

Sunan Tirmidzi 1941: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Hasan bin Hirasy Al Baghdadi], telah menceritakan kepada kami [Habban bin Hilal], telah menceritakan kepada kami [Mubarak bin Fadlalah], telah menceritakan kepadaku [Abdu Rabbih bin Sa'id] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang akhlaknya paling bagus. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak bicara (kata-kata tidak bermanfaat dan memperolok manusia)." Para shahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling banyak bicara itu?" Nabi menjawab: "Yaitu orang-orang yang sombong." Berkata Abu Isa: Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Hurairah dan ini merupakan hadits Hasan Gharib melalui jalur ini. Sebagian mereka meriwayatkan hadits ini dari [Mubarak bin Fadlalah] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam namun tidak disebutkan didalamnya dari Abdu Rabbih bin Sa'id dan riwayat ini lebih shahih.

【124】

Sunan Tirmidzi 1942: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar], telah menceritakan kepada kami [Abu Amir] dari [Katsir bin Zaid] dari [Salim] dari [Ibnu Umar] ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak boleh seorang mukmin menjadi orang yang suka melaknat." Berkata Abu Isa: Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud dan ini merupakan hadits hasan gharib. Sebagian mereka meriwayatkan dengan sanad ini dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan lafazh: "Tidak sepantasnya seorang mukmin itu menjadi orang yang suka melaknat." Dan hadits ini sebagai tafsir bagi hadits yang lain.

【125】

Sunan Tirmidzi 1943: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Ayyasy] dari [Abu Hushain] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Seorang laki-laki menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: "Ajarkanlah sesuatu kepadaku, namun jangan engkau memperbanyaknya, sehingga aku mudah untuk mengingatnya." Maka beliau pun bersabda: "Janganlah kamu marah." Lalu beliau mengulang-ngulang ungkapan itu. Abu Isa berkata: Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Sa'id dan Sulaiman bin Shurd. Dan hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib bila ditinjau dari jalur ini.

【126】

Sunan Tirmidzi 1944: Telah menceritakan [Abbas bin Muhammad Ad Duri] dan lebih dari satu orang perawi berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yazid Al Muqri] Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Ayyub] Telah menceritakan kepadaku [Abu Marhum Abdurrahim bin Maimun] dari [Sahl bin Mu'adz bin Anas Al Juhani] dari [bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barangsiapa yang menahan amarahnya, sedangkan ia mampu untuk menumpahkannya, maka Allah akan memanggilnya kelak pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk, sehingga Allah memberikannya pilihan yang ia inginkan." Ini adalah hadits hasan gharib.

【127】

Sunan Tirmidzi 1945: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Bayan Al 'Uqaili], telah menceritakan kepada kami [Abu Rahhal Al Anshari] dari [Anas bin Malik] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang pemuda menghormati orang yang tua karena umurnya melainkan Allah akan menjadikan untuknya orang yang menghormatinya karena umurnya (di masa tuanya)." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits gharib yang tidak kami ketahui kecuali dari haditsnya syaikh ini yaitu Yazid bin Bayan.

【128】

Sunan Tirmidzi 1946: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah Shalallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pada hari senin dan kamis pintu-pintu surga akan dibuka. Lalu, pada hari itu Allah akan mengampuni bagi mereka yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, kecuali dua orang yang saling berseteru, sehingga dikatakanlah kepada Malaikat, 'Kembalikanlah dua orang ini, sehingga keduanya saling berbaikan.'" Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan shahih. Dan dalam sebagian hadits juga diriwayatkan dengan redaksi: "DZARUU HAADZAINI HATTAA YASHLIHAA (Tinggalkanlah dua orang ini, hingga keduanya berbaikan)." Makna sabda beliau: "AL MUHTAJIRAINI" adalah dua orang yang saling bermusuhan. Ini sebagaimana pula yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda: "Tidak halal bagi seorang mukmin untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari."

【129】

Sunan Tirmidzi 1947: Telah menceritakan kepada kami [Al Anshari], telah menceritakan kepada kami [Ma'n], telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Az Zuhri] dari [Atha` bin Yazid] dari [Abu Sa'id] bahwasanya: Sekelompok orang dari kalangan Anshar meminta sesuatu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau pun memberikannya kepada mereka. Kemudian mereka meminta lagi, dan beliau memperkenankan permintaan mereka lalu bersabda: "Jika aku memiliki sesuatu yang baik, maka aku tidak akan menyembunyikannya dan menahannya dari kalian. Barangsiapa yang merasa cukup, maka Allah akan memberinya kecukupan. Dan siapa yang bersikap iffah (menjaga kehormatan harga diri), maka Allah akan memuliakannya. Dan barangsiapa yang berusaha untuk selalu sabar, maka Allah akan memberinya kesabaran. Dan tidaklah seseorang diberi sesuatu yang lebih baik dan lapang daripada kesabaran." Abu Isa berkata: Hadits semakna juga diriwayatkan dari Anas. Dan Hadits ini adalah Hasan Shahih. Dan telah dirirwayatkan pula dari Malik dengan redaksi: "FALAN ADKHARAHU 'ANKUM" namun maknanya adalah sama, ia menjelaskan: "Aku tidak akan menahannya dari kalian."

【130】

Sunan Tirmidzi 1948: Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya manusia yang paling buruk di sisi Allah kelak pada hari kiamat adalah seorang yang bermuka dua." Abu Isa berkata: Hadits semakna juga diriwayatkan dari Anas dan Ammar. Dan hadits ini adalah hasan shahih.

【131】

Sunan Tirmidzi 1949: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar], telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Hammam bin Al Harits] ia berkata: Pernah seorang laki-laki lewat di hadapan [Hudzaifah bin Al Yaman], lalu dikatakan kepadanya, "Sesungguhnya orang ini sering menyiarkan hal-hal yang buruk dari manusia." Maka Hudzaifah berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan masuk surga, yaitu Al Fattaat." Sufyan berkata: "Al Fattaat artinya An Nammam (penyebar keburukan, pelaku namimah)." Dan ini adalah hadits hasan shahih.

【132】

Sunan Tirmidzi 1950: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Abu Ghassan Muhammad bin Mutharrif] dari [Hasan bin 'Athiyyah] dari [Abu Umamah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sifat malu dan Al 'Iyyu adalah dua cabang dari cabang-cabang keimanan. Sedangkan Al Badza` dan Al Bayan adalah dua cabang dari cabang-cabang kemunafikan." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits Hasan Gharib, kami mengetahuinya hanya dari haditsnya Abu Ghassan Muhammad bin Mutharrif. Ia berkata: Al 'Iyy adalah sedikit bicara dan Al Badza` adalah kata-kata yang keji, sedangkan Al Bayan adalah banyak bicara seperti para khatib-khatib yang memperpanjang dan menambah-nambahkan isi pembicaraan guna memperoleh pujian publik dalam hal-hal yang tidak diridlai Allah.

【133】

Sunan Tirmidzi 1951: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Zaid bin Aslam] dari [Ibnu Umar] bahwasanya: Suatu ketika pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, datanglah dua orang laki-laki lalu keduanya menyampaikan khutbah kepada khalayak, dan orang-orang pun merasa kagum terhadap pembicaraannya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpaling ke arah kami dan bersabda: "Sesungguhnya diantara bayan (penjelasan dengan kata-kata) itu adalah sihir." Atau, "Sesungguhnya sebagian dari Bayan itu adalah sihir." Abu Isa berkata: Hadits semakna juga diriwayatkan dari Ammar, Ibnu Mas'ud, dan Abdullah bin Asy Syikhkhir. Dan hadits ini adalah Hasan Shahih.

【134】

Sunan Tirmidzi 1952: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Al Ala` bin Abdurrahman] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sedekah itu, pada hakekatnya tidak akan mengurangi harta. Tidaklah seorang memberikan maaf, kecuali ia akan semakin bertambah mulia. Dan tidaklah seorang yang tawadlu' karena Allah, kecuali Allah akan meninggikan derajatnya." Abu Isa berkata: Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, Ibnu Abbas, dan Ibnu Kasyabah Al Anmari, namanya adalah Umar bin Sa'd. Hadits ini adalah hadits hasan shahih.

【135】

Sunan Tirmidzi 1953: Telah menceritakan kepada kami [Abbas Al 'Anbari], telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud Ath Thiyalisi] dari [Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Kedhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat kelak." Abu Isa berkata: Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, Aisyah, Abu Musa, Abu Hurairah dan Jabir. Hadits ini adalah hasan shahih gharib dari Ibnu Umar.

【136】

Sunan Tirmidzi 1954: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad], telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Mubarak] dari [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Bila beliau menyukainya, maka beliau akan memakannya, dan bila tidak selera, beliau tinggalkan." Abu Isa berkata: Hadits ini adalah hasan shahih. Abu Hazim adalah Al Asyja'i Al Kufi, namanya adalah Salman Maula 'Azzah Al Asyja'iyyah.

【137】

Sunan Tirmidzi 1955: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Aktsam] dan [Al Jarud bin Mu'adz] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Al Fadlu bin Musa], telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Waqid] dari [Aufa bin Dalham] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], ia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam menaiki mimbar lalu menyeru dengan suara yang lantang: "Wahai sekalian orang yang telah berislam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok mereka, jangan pula kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang siapa yang menyelidiki aib saudaranya seislam niscaya Allah akan menyelidiki aibnya dan barangsiapa yang aibnya diselidiki oleh Allah niscaya Allah akan membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri." Nafi' berkata: Suatu hari Ibnu 'Umar melihat Ka'bah, lantas beliau berkata: "Betapa agungnya kamu, dan betapa luhurnya kehormatanmu namun seorang mukmin lebih agung kehormatannya di sisi Allah dari padamu. Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits gharib yang tidak kami ketahui kecuali dari haditsnya Al Husain bin Wakid. Dan [Ishaq bin Ibrahim As Samarqandi] meriwayatkan dari [Husain bin Wakid] seperti hadits di atas. Diriwayatkan juga dari Abi Barzah Al Aslamy dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits di atas.

【138】

Sunan Tirmidzi 1956: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] dari [Amr bin Harits] dari [Darraj] dari [Abu Al Haitsam] dari [Abu Sa'id] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tiada yang memiliki ketabahan kecuali seorang yang telah mengalami ujian. Tidak ada kebijaksanaan, kecuali yang telah kenyang pengalaman." Abu Isa berkata: Ini adalah hadits hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini.

【139】

Sunan Tirmidzi 1957: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr], telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin 'Ayysy] dari [Umarah bin Ghaziyyah] dari [Abu Zubair] dari [Jabir] dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: "Barangsiapa yang diberi suatu pemberian lalu dia memperoleh kelebihan harta, maka hendaknya dia memberi. Dan barang siapa yang tidak mendapatkan kelebihan harta hendaknya dia memuji, karena barang siapa yang memuji dia telah bersyukur dan barang siapa yang menyembunyikan nikmat berarti dia telah kufur nikmat. Dan barang siapa yang bersikap (mengaku) dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya, maka dia ibarat orang yang memakai dua buah baju kebohongan." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan gharib. Hadits semakna juga diriwayatkan dari Asma' binti Abu Bakar dan 'Aisyah.

【140】

Sunan Tirmidzi 1958: Telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Al Hasan Al Marwazi] di Makkah, dan [Ibrahim bin Sa'id Al Jauhari] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Al Ahwash bin Jawwab] dari [Su'air bin Al Khims] dari [Sulaiman At Taimi] dari [Abu Utsman An Nahdi] dari [Usamah bin Zaid] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang diperlakukan dengan baik kemudian dia mengucapkan: 'JAZAAKALLAAHU KHAIRAN' maka sungguh dia telah memberikan pujian yang terbaik." Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadits hasan jayyid gharib yang tidak kami ketahui dari haditsnya Usamah bin Zaid kecuali dari jalur ini dan telah diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam hadits yang serupa. Aku bertanya kepada Muhammad, namun dia tidak mengetahuinya. Telah menceritakan kepadaku Abdurrahim bin Hazim Al Balkhi ia berkata: Aku mendengar Al Makki bin Ibrahim berkata: Suatu ketika kami bersama Ibnu Juraij Al Makki, tiba-tiba datang seseorang meminta sesuatu kepadanya lalu Ibnu Juraij berkata kepada bendaharanya, "Berilah dia satu Dinar." Sang bendahara pun berkata: "Aku tidak memiliki kecuali satu Dinar, jika aku berikan kepadanya niscaya Anda sekeluarga akan kelaparan." Lantas Ibnu Juraij marah dan berkata: "Berikan kepadanya." Al Makki berkata: Tatkala kami bersama Ibnu juraij, tiba-tiba seseorang datang dengan membawa sebuah buku dan sekantung uang dan sebagian sahabatnya telah mengirim pesan kepadanya, "Aku telah mengirim untukmu lima puluh dinar." Lantas Ibnu Juraij membuka kantung tersebut lalu menghitungnya dan ternyata jumlahnya lima puluh satu Dinar. Maka Ibnu Juarij berkata kepada bendaharanya, "Kamu telah memberi satu Dinar, lalu Allah mengembalikannya kepadamu dan menambahnya dengan lima puluh dinar."